You are on page 1of 8

Pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Campak

Judo Darfin
102013012
Fakultas Kedokteran UKRIDA, Jakarta
Jln.Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510.
Telephone : (021) 5694-2061,fax :(021) 563-1731
judo_yuri@yahoo.com

Pendahuluan
Sebelum saya menulis makalah tentang pencegahan kejadian luar biasa (KLB) campak ini
terlebih dahulu saya akan menjelaskan tentang apa itu KLB.Berdasarkan undang-undang
wabah(1969),Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya suatu kejadian
kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna
secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.Sedangkan
penyakit campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan
demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva), ruam kulit bercak
seluruh tubuh terkadang sampai borok- borok bernanah.Penyakit ini disebabkan karena
infeksi virus campak golongan Paramyxovirus (Virus Morbili).
Didalam pembahasan pada makalah ini akan dijelaskan tentang cara pencegahan Kejadian
Luar Biasa (KLB) tentang penyakit campak berdasarkan dari contoh kasus yang terdapat
pada scenario di dalam makalah ini.
Dengan dibuat dan disusun makalah ini diharapkan baik penulis maupun pembaca dapat
mengerti dan memahami bagaimana cara pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak
tersebut.

KASUS
SKENARIO E
Pada bulan lalu Puskesmas Catur Marga melaporkan terjadinya luar biasa (KLB) penyakit
campak.Angka attack rate 45% pada anak balita.Case fatality rate 20 per 1000.Menurut
laporan tahunan Puskesmas cakupan imunisasi dasar sudah mencapai 90%.Kepala dinas
kesehatan menanyakan mengapa masih terjadi KLB padahal cakupan imunisasi dasar sudah
tinggi
Identifikasi istilah yang tidak diketahui:
1. Kejadian Luar Biasa adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia
untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit.
2. Attack rate adalah jumlah kasus baru penyakit dalam waktu wabah yang
berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu
tertentu.
3. Campak penyakit virus sangat menular yang ditandai dengan ruam, demam,
batuk, pilek dan konjungtivitis.
4. Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.
5. Case fatality rate adalah angka kematian kasus.
Rumusan Masalah:
Masih terjadinya KLB penyakit campak walaupun cakupan imunisasi sudah tinggi.
Hipotesis
Kurangnya peran serta masyarakat dalam promosi kesehatan mengakibatkan KLB campak.

Pembahasan
Pada pembahasan dibawah ini akan dijelaskan terlebih dahulu secara lebih detail tentang apa
itu Kejadian Luar Biasa (KLB).

KLB
Berdasarkan undang-undang wabah (1969), Kejadian Luar Biasa (KLB)
adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau
meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu
tertentu. Suatu kejadian dapat ditetapkan sebagai KLB apabila ada unsurunsur sbb:
Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau
tidak dikenal.
Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus selama kurun 3 kurun
waktu berturut-turut menurut penyakitnya (jam, hari,minggu)
Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya
Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali
lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam
tahun sebelumnya

Upaya Penanggulangan KLB:


Program Penanggulangan KLB adalah suatu proses manajemen yang bertujuan agar KLB
tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.Pokok program penanggulangan KLB
adalah identifikasi ancaman KLB secara nasional, propinsi dan kabupaten/kota.Upaya
penanggulangan terjadinya KLB dengan melakukan upaya perbaikan kondisi rentan KLB
adalah sbb:
a. Penyelenggaraan SKDKLB.
b. Kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan adanya KLB.
c. Tindakan penyelidikan dan penanggulangan KLB yang cepat dan tepat.
Kajian Epidemiologi Ancaman KLB
Untuk mengetahui adanya ancaman KLB, maka dilakukan kajian secara terus menerus dan
sistematis terhadap berbagai jenis penyakit berpotensi KLB dengan menggunakan bahan
kajian dan surveilans aktif dari setiap puskesmas meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB.


Kerentanan masyarakat, antara lain status gizi dan imunisasi.
Kerentanan lingkungan.
Kerentanan pelayanan kesehatan.
Ancaman penyebaran penyakit berpotensi KLB dari daerah atau negara lain.
Sumber data lain dalam jejaring surveilans epidemiologi.

Pencegahan KLB
Peringatan kewaspadaan dini KLB dan atau terjadinya peningkatan KLB pada daerah
tertentu dibuat untuk jangka pendek (periode 3-6 bulan yang akan datang) dan disampaikan
kepada semua unit terkait di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi,
Departemen Kesehatan, sektor terkait dan anggota masyarakat, sehingga mendorong
peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB di Unit Pelayanan Kesehatan dan
program terkait serta peningkatan kewaspadaan masyarakat perorangan dan kelompok
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan kegiatan sebagai berikut :
1. Menyebar luaskan informasi perkembangan penyakit berpotensi KLB dan adanya
ancaman KLB kepada program terkait di lingkungan.Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dan sektor terkait di kabupaten/kota secara teratur setiap bulan.
2. Apabila teridentifikasi adanya ancaman KLB yang sangat penting dan mendesak
kepada program terkait dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sector terkait
kabupaten/kota, Unit Pelayanan Kesehatan di Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan
Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berbatasan dan masyarakat
3. Memberikan informasi perkembangan penyakit berpotensi KLB dan adanya ancaman
KLB dalam jangka panjang untuk mendorong kesiapsiagaan KLB secara teratur setiap
tahun.
Didalam pembahasan diatas sudah dijelaskan tentang apa itu KLB menurut definisinya,cara
penanggulangannya serta cara pencegahannya.Pada pembahasan dibawah ini akan dijelaskan
bagaimana cara untuk menanggulangi dan cara pencegahan KLB penyakit campak sesuai
dengan scenario diatas

Penyakit Campak
Penyakit Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan
demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva), ruam kulit bercak
seluruh tubuh terkadang sampai borok borok bernanah. Penyakit ini disebabkan karena
infeksi virus campak golongan Paramyxovirus (Virus Morbili). Penularan infeksi terjadi
karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini
dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Penularan campak biasanya ditularkan sewaktu seseorang menyedot virus campak yang telah
dibatukkan atau dibersinkan ke dalam udara oleh orang yang dapat menularkan penyakit.
Gejala penyakit campak dimulai dengan panas badan kemudian suhu makin meninggi waktu
akan timbul gejala gejala pada kulit, Radang tenggorokan, pilek, batuk kering, radang selaput
mata. Pada hari kelima timbul bercak merah pada kulit mula mula timbul dibelakang telinga,
tengkuk, kemudian menyebar keseluruh tubuh. Bercak merata, kadang disertai borok
bernanah, setelah kurang lebih tiga hari menghilang sesuai urutan kejadian.Bercak
meninggalkan bekas kehitaman yang merupakan gejala khas penyakit campak.

Cara Pencegahan KLB Campak


Imunisasi dan Pemberian Vaksin
Imunisasi campak adalah salah satu dari 5 imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah bagi
balita.Vaksin campak dapat diberikan saat anak berusia 9 bulan atau lebih. Walaupun
vaksinasi Campak tidak menghindarkan 100% si anak dari campak di kemudian hari, namun
anak yang telah divaksinasi umumnya memiliki gejala dan komplikasi yang ringan jika
terkena kedua penyakit tersebut kelak. Jadi vaksinasi masih merupakan pendekatan penting
bagi penanganan primer dari penyakit campak, khususnya bagi anak.
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak secara aktif.
Vaksin campak yang beredar di Indonesia dapat diperoleh dalam bentuk kemasan kering
tunggal atau dalam kemasan kering kombinasi dengan vaksin gondong dan rubella. Kemasan
ini dikenal dengan nama vaksin MMR (Measles-Mumps-Rubella). Dalam bentuk MMR,
dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
Pada tahun 1963 telah dibuat dua macam vaksin campak, yaitu: (1) vaksin yang berasal dari
virus campak yang hidup dan dilemahkan (tipe Edmonstone B) dan (2) vaksin yang berasal
dari virus campak yang dimatikan (virus campak yang berada dalam larutan formalin yang
dicampur dengan garam aluminiun). Sejak tahun 1967 vaksin yang berasal dari virus campak
yang telah dimatikan tidak digunakan lagi oleh karena efek proteksinya hanya bersifat
sementara dan dapat menimbulkan gejala atypical measles yang hebat.
Dosis baku minimal untuk pemberian vaksin campak yang dilemahkan adalah 1.100 TCID50 atau sebanyak 0.5 ml. Tetapi dalam hal vaksin hidup, pemberian dengan 20 TCID-50 saja
mungkin sudah dapat memberikan hasil yang baik. Cara pemberian yang dianjurkan adalah
subkutan (penyuntikan di bawah kulit), walaupun dari data yang terbatas dilaporkan bahwa
pemberian secara intramuscular (penyuntikan ke dalam otot rangka, sejauh mungkin dengan
syaraf utama) tampaknya mempunyai efektivitas yang sama dengan subkutan.

Program imunisasi campak di Indonesia dimulai tahun 1982, dan pada tahun 1991 Indonesia
telah mencapai imunisasi dasar lengkap (Universal Child Immunization=UCI) secara
nasional; meskipun demikian masih ada beberapa daerah yang cakupan imunisasi campaknya
masih rendah sehingga sering terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) campak.

Kesimpulan
Seperti kita semua telah ketahui bahwa penyakit campak dapat menimbulkan.Kejadian Luar
Biasa (KLB).Oleh sebab itu berdasarkan dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit
campak merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Paramysovirus.Penyakit ini sangat
mudah menular melalui udara.Penyakit ini berbahaya karena dapat menimbulkan komplikasi
yang berakibat pada kematian.Pencegahan penyakit ini sangat efektif dilakukan dengan
vaksinasi campak sehingga orang yang telah disuntik memiliki kekebalan terhadap penyakit
ini.Selain itu masyarakat pun harus senantiasa ikut serta dalam promosi kesehatan penyakit
campak ini,karena peran masyarakat sangatlah penting untuk mencegah KLB penyakit
campak ini terjadi lagi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Setianingrum, Findra. 2010. Campak;Manifestasi Klinis-Tatalaksana. Artikel
Imiah Kedokteran. (Online), (http://www.exomedindonesia.com/referensikedokteran/artikel-ilmiah-kedokteran/kulit/2010/11/27/campak-manifestasiklinis-tatalaksana/ , diakses 13 Maret 2011).
2. Mansjoer, Arif M,, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid
2. Jakarta : Media Aesculapius.
3. Muchlastriningsih, Enny. 2005. Kecenderungan Kasus Campak Selama
Empat Tahun (1997-2000) di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran. No. 148:
35-36.
4. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan komunitas. Jakarta: EGC;2009.
5. Wibowo TA. Investigasi wabah. Diunduh dari www.kmpk.ugm.ac.id pada
tanggal 23 November 2011.

You might also like