Professional Documents
Culture Documents
Pengendalian mutu
a) Contoh aspal dan sertifikatnya, seperti disyaratkan dari
Spesifikasi ini harus disediakan pada setiap
pengangkutan aspal ke lapangan pekerjaan.
b) Dua liter contoh bahan aspal yang akan dihampar
harus diambil , masing-masing pada saat awal
penyemprotan dan pada saat menjelang akhir
penyemprotan.
c) Aspal harus diperiksa dan diuji, sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini sebagai berikut :
i) Sebelum pelaksanaan pekerjaan penyemprotan
pada Kontrak tersebut;
ii) Setiap 6 bl / setiap penyemprotan bahan aspal
150.000 liter, dipilih yg lebih dulu tercapai;
iii) Apabila mengalami kerusakan atau modifikasi, perlu
dilakukan pemeriksaan ulang
d) Gradasi agregat penutup (blotter material) harus
diajukan untuk mendapatkan persetujuan sebelum
agregat tersebut digunakan.
3 75 100
2 63 90 - 100 100
2 50 35 - 70 95 - 100 100
1 38 0 - 15 35 - 70 95 - 100
1 25 0 - 5 0 - 15 19 - 0 - 5 0 - 5
Agregat Pengunci :
1 25 100 100 100
19 95 - 100 95 - 100 95 - 100
3/8 9,5 0 - 5 0 - 5 0 - 5
Aspal
Bahan aspal haruslah salah satu dari berikut ini :
a) Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70 yang
memenuhi AASHTO M20.
b) Aspal emulsi CRS1 atau CRS2 yang memenuhi
ketentuan Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208) atau RS1
atau RS2 yang memenuhi ketentuan AASHTO M140.
c) Aspal cair penguapan cepat (rapid curing) jenis RC250
atau RC800 yang memenuhi ketentuan Pd S-03-199503, atau aspal cair penguapan sedang (medium curing)
jenis MC250 atau MC800 yang memenuhi ketentuan Pd
S- 02-1995-03.
3. Kuantitas Agregat dan Aspal
Kuantitas agregat dan aspal harus diambil dari Tabel
6.6.3 dan harus disetujui terlebih dahulu sebelum
pekerjaan dimulai. Penyesuaian takaran ini mungkin
diperlukan selama Kontrak jika dipandang perlu untuk
memperoleh mutu pekerjaan yang disyaratkan. :
250 80 - 90
800 105 - 115
b) Metode Mekanis
i) Penghamparan dan Pemadatan Agregat Pokok Truk
penebar agregat harus dijalankan dengan kecepatan
yang sedemikian hingga kuantitas agregat adalah
seperti yang disyaratkan dan diperoleh permukaan yang
rata. Pemadatan awal harus menggunakan alat
pemadat 6 - 8 ton yang bergerak dengan kecepatan
kurang dari 3 km/jam. Pemadatan dilakukan dalam arah
memanjang, dimulai dari tepi luar hamparan dan
dijalankan menuju ke sumbu jalan. Lintasan penggilasan
harus tumpang tindih (overlap) paling sedikit setengah
lebar alat pemadat. Pemadatan harus dilanjutkan
sampai diperoleh permukaan yang rata dan stabil
(minimum 6 lintasan).
ii) Penyemprotan Aspal Temperatur aspal dijaga pada
temperatur yang disyaratkan untuk jenis aspal yang
digunakan. Temperatur penyemprotan dan takaran
penyemprotan harus sesuai sebelum pelaksanaan
dimulai dan harus memenuhi rentang yang disyaratkan
dan Cara penggunaan harus memenuhi ketentuan juga
(iii) Penebaran dan Pemadatan Agregat Pengunci.
Segera setelah penyemprotan aspal, agregat pengunci
harus ditebarkan pada takaran yang disyaratkan dan
dengan cara yang sedemikian hingga tidak ada roda
yang melintasi lokasi yang belum tertutup bahan aspal.
Takaran penebaran harus sedemikian hingga, setelah
pemadatan, rongga-rongga permukaan dalam agregat
pokok terisi dan agregat pokok masih nampak.
Pemadatan agregat kunci harus dimulai segera setelah
penebaran agregat pengunci, tambahan agregat
a)
Penyimpanan untuk setiap fraksi agregat
harus terpisah untuk menghindarkan tercampurnya
agregat, dan harus dijaga kebersihannya dari benda
asing.
b) Penyimpanan aspal dalam drum harus dengan cara
tertentu agar supaya tidak terjadi kebocoran atau
kemasukan air.
c) Suhu pemanasan aspal harus seperti yang
disyaratkan dalam
d) Tebal Lapisan. Tebal padat untuk lapisan penetrasi
macadam harus berada di dalam toleransi 1 cm.
Pemeriksaan untuk ketebalan lapis penetrasi macadam
harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
e) Kerataan Permukaan Sewaktu Pemadatan. Pada
setiap tahap pemadatan, kerataan permukaan harus
dijaga. Bahan harus ditambah pada tiap tempat di mana
terdapat penurunan.
6 - 14
c) Laston (AC)
Laston (AC) terdiri dari tiga macam campuran, Laston
Lapis Aus (AC-WC),
Laston Lapis Pengikat (AC-BC) dan Laston Lapis
Pondasi (AC-Base) dan
ukuran maksimum agregat masing-masing campuran
adalah 19 mm, 25,4
mm, 37,5 mm. Setiap jenis campuran AC yang
menggunakan bahan Aspal
Polimer atau Aspal dimodifikasi dengan Asbuton atau
Aspal Multigrade
disebut masing-masing sebagai AC-WC Modified, dan
AC-Base Modified.
3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi
Ini.
a) Pemeliharaan Lalu Lintas : Seksi 1.8
b) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9
c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11
d) Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1
4) Tebal Lapisan dan Toleransi
a) Tebal setiap lapisan campuran aspal harus dipantau
dengan benda uji "inti"
(core) perkerasan yang diambil oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Direksi
Pekerjaan. Jarak dan lokasi pengambilan benda uji inti
harus sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi paling
sedikit harus diambil
dua buah dalam arah melintang dari masing-masing
penampang lajur yang
diperiksa. Jarak memanjang dari penampang melintang
yang diperiksa tidak
6 - 15
Tabel 6.3.1.(1) Tebal Nominal rancangan Campuran
Aspal dan Toleransi
Jenis Campuran Simbol
Tebal Nominal
Minimum (cm)
Toleransi
Tebal (mm)
Latasir Kelas A SS-A 1,5
2,0
Latasir Kelas B SS-B 2,0
Lataston Lapis Aus HRS-WC 3,0
3,0
Lapis Pondasi HRS-Base 3,5
Laston Lapis Aus AC-WC 4,0 3,0
Lapis Pengikat AC-BC 5,0 4,0
Lapis Pondasi AC-Base 6,0 5,0
e) Untuk semua jenis campuran, berat aktual campuran
aspal yang dihampar
harus dipantau oleh Kontraktor dengan menimbang
setiap muatan truk yang
meninggalkan pusat instalasi pencampur aspal. Untuk
setiap ruas pekerjaan
yang diukur untuk pembayaran, bilamana berat aktual
bahan terhampar yang
dihitung dari timbangan adalah kurang ataupun lebih
lima persen dari berat
yang dihitung dari ketebalan rata-rata dan kepadatan
rata-rata benda uji inti
(core), maka Direksi Pekerjaan harus mengambil
tindakan untuk menyelidiki
sebab terjadinya selisih berat ini sebelum menyetujui
pembayaran bahan yang
Pengendalian mutu
a) Contoh aspal dan sertifikatnya, seperti disyaratkan dari
Spesifikasi ini harus disediakan pada setiap
pengangkutan aspal ke lapangan pekerjaan.
b) Dua liter contoh bahan aspal yang akan dihampar
harus diambil , masing-masing pada saat awal
penyemprotan dan pada saat menjelang akhir
penyemprotan.
c) Aspal harus diperiksa dan diuji, sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini sebagai berikut :
i) Sebelum pelaksanaan pekerjaan penyemprotan
pada Kontrak tersebut;
ii) Setiap 6 bl / setiap penyemprotan bahan aspal
150.000 liter, dipilih yg lebih dulu tercapai;
iii) Apabila mengalami kerusakan atau modifikasi, perlu
dilakukan pemeriksaan ulang
d) Gradasi agregat penutup (blotter material) harus
diajukan untuk mendapatkan persetujuan sebelum
agregat tersebut digunakan.
3 75 100
2 63 90 - 100 100
2 50 35 - 70 95 - 100 100
1 38 0 - 15 35 - 70 95 - 100
1 25 0 - 5 0 - 15 19 - 0 - 5 0 - 5
Agregat Pengunci :
1 25 100 100 100
19 95 - 100 95 - 100 95 - 100
3/8 9,5 0 - 5 0 - 5 0 - 5
Aspal
Bahan aspal haruslah salah satu dari berikut ini :
a) Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70 yang
memenuhi AASHTO M20.
b) Aspal emulsi CRS1 atau CRS2 yang memenuhi
ketentuan Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208) atau RS1
atau RS2 yang memenuhi ketentuan AASHTO M140.
c) Aspal cair penguapan cepat (rapid curing) jenis RC250
atau RC800 yang memenuhi ketentuan Pd S-03-199503, atau aspal cair penguapan sedang (medium curing)
jenis MC250 atau MC800 yang memenuhi ketentuan Pd
S- 02-1995-03.
3. Kuantitas Agregat dan Aspal
Kuantitas agregat dan aspal harus diambil dari Tabel
6.6.3 dan harus disetujui terlebih dahulu sebelum
pekerjaan dimulai. Penyesuaian takaran ini mungkin
diperlukan selama Kontrak jika dipandang perlu untuk
memperoleh mutu pekerjaan yang disyaratkan. :
250 80 - 90
800 105 - 115
b) Metode Mekanis
i) Penghamparan dan Pemadatan Agregat Pokok Truk
penebar agregat harus dijalankan dengan kecepatan
yang sedemikian hingga kuantitas agregat adalah
seperti yang disyaratkan dan diperoleh permukaan yang
rata. Pemadatan awal harus menggunakan alat
pemadat 6 - 8 ton yang bergerak dengan kecepatan
kurang dari 3 km/jam. Pemadatan dilakukan dalam arah
memanjang, dimulai dari tepi luar hamparan dan
dijalankan menuju ke sumbu jalan. Lintasan penggilasan
harus tumpang tindih (overlap) paling sedikit setengah
lebar alat pemadat. Pemadatan harus dilanjutkan
sampai diperoleh permukaan yang rata dan stabil
(minimum 6 lintasan).
ii) Penyemprotan Aspal Temperatur aspal dijaga pada
temperatur yang disyaratkan untuk jenis aspal yang
digunakan. Temperatur penyemprotan dan takaran
penyemprotan harus sesuai sebelum pelaksanaan
dimulai dan harus memenuhi rentang yang disyaratkan
dan Cara penggunaan harus memenuhi ketentuan juga
(iii) Penebaran dan Pemadatan Agregat Pengunci.
Segera setelah penyemprotan aspal, agregat pengunci
harus ditebarkan pada takaran yang disyaratkan dan
dengan cara yang sedemikian hingga tidak ada roda
yang melintasi lokasi yang belum tertutup bahan aspal.
Takaran penebaran harus sedemikian hingga, setelah
pemadatan, rongga-rongga permukaan dalam agregat
pokok terisi dan agregat pokok masih nampak.
Pemadatan agregat kunci harus dimulai segera setelah
penebaran agregat pengunci, tambahan agregat
a)
Penyimpanan untuk setiap fraksi agregat
harus terpisah untuk menghindarkan tercampurnya
agregat, dan harus dijaga kebersihannya dari benda
asing.
b) Penyimpanan aspal dalam drum harus dengan cara
tertentu agar supaya tidak terjadi kebocoran atau
kemasukan air.
c) Suhu pemanasan aspal harus seperti yang
disyaratkan dalam
d) Tebal Lapisan. Tebal padat untuk lapisan penetrasi
macadam harus berada di dalam toleransi 1 cm.
Pemeriksaan untuk ketebalan lapis penetrasi macadam
harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
e) Kerataan Permukaan Sewaktu Pemadatan. Pada
setiap tahap pemadatan, kerataan permukaan harus
dijaga. Bahan harus ditambah pada tiap tempat di mana
terdapat penurunan.
6 - 14
c) Laston (AC)
Laston (AC) terdiri dari tiga macam campuran, Laston
Lapis Aus (AC-WC),
Laston Lapis Pengikat (AC-BC) dan Laston Lapis
Pondasi (AC-Base) dan
ukuran maksimum agregat masing-masing campuran
adalah 19 mm, 25,4
mm, 37,5 mm. Setiap jenis campuran AC yang
menggunakan bahan Aspal
Polimer atau Aspal dimodifikasi dengan Asbuton atau
Aspal Multigrade
disebut masing-masing sebagai AC-WC Modified, dan
AC-Base Modified.
3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi
Ini.
a) Pemeliharaan Lalu Lintas : Seksi 1.8
b) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9
c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11
d) Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1
4) Tebal Lapisan dan Toleransi
a) Tebal setiap lapisan campuran aspal harus dipantau
dengan benda uji "inti"
(core) perkerasan yang diambil oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Direksi
Pekerjaan. Jarak dan lokasi pengambilan benda uji inti
harus sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi paling
sedikit harus diambil
dua buah dalam arah melintang dari masing-masing
penampang lajur yang
diperiksa. Jarak memanjang dari penampang melintang
yang diperiksa tidak
6 - 15
Tabel 6.3.1.(1) Tebal Nominal rancangan Campuran
Aspal dan Toleransi
Jenis Campuran Simbol
Tebal Nominal
Minimum (cm)
Toleransi
Tebal (mm)
Latasir Kelas A SS-A 1,5
2,0
Latasir Kelas B SS-B 2,0
Lataston Lapis Aus HRS-WC 3,0
3,0
Lapis Pondasi HRS-Base 3,5
Laston Lapis Aus AC-WC 4,0 3,0
Lapis Pengikat AC-BC 5,0 4,0
Lapis Pondasi AC-Base 6,0 5,0
e) Untuk semua jenis campuran, berat aktual campuran
aspal yang dihampar
harus dipantau oleh Kontraktor dengan menimbang
setiap muatan truk yang
meninggalkan pusat instalasi pencampur aspal. Untuk
setiap ruas pekerjaan
yang diukur untuk pembayaran, bilamana berat aktual
bahan terhampar yang
dihitung dari timbangan adalah kurang ataupun lebih
lima persen dari berat
yang dihitung dari ketebalan rata-rata dan kepadatan
rata-rata benda uji inti
(core), maka Direksi Pekerjaan harus mengambil
tindakan untuk menyelidiki
sebab terjadinya selisih berat ini sebelum menyetujui
pembayaran bahan yang
Pengendalian mutu
a) Contoh aspal dan sertifikatnya, seperti disyaratkan dari
Spesifikasi ini harus disediakan pada setiap
pengangkutan aspal ke lapangan pekerjaan.
b) Dua liter contoh bahan aspal yang akan dihampar
harus diambil , masing-masing pada saat awal
penyemprotan dan pada saat menjelang akhir
penyemprotan.
c) Aspal harus diperiksa dan diuji, sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini sebagai berikut :
i) Sebelum pelaksanaan pekerjaan penyemprotan
pada Kontrak tersebut;
ii) Setiap 6 bl / setiap penyemprotan bahan aspal
150.000 liter, dipilih yg lebih dulu tercapai;
iii) Apabila mengalami kerusakan atau modifikasi, perlu
dilakukan pemeriksaan ulang
d) Gradasi agregat penutup (blotter material) harus
diajukan untuk mendapatkan persetujuan sebelum
agregat tersebut digunakan.
3 75 100
2 63 90 - 100 100
2 50 35 - 70 95 - 100 100
1 38 0 - 15 35 - 70 95 - 100
1 25 0 - 5 0 - 15 19 - 0 - 5 0 - 5
Agregat Pengunci :
1 25 100 100 100
19 95 - 100 95 - 100 95 - 100
3/8 9,5 0 - 5 0 - 5 0 - 5
Aspal
Bahan aspal haruslah salah satu dari berikut ini :
a) Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70 yang
memenuhi AASHTO M20.
b) Aspal emulsi CRS1 atau CRS2 yang memenuhi
ketentuan Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208) atau RS1
atau RS2 yang memenuhi ketentuan AASHTO M140.
c) Aspal cair penguapan cepat (rapid curing) jenis RC250
atau RC800 yang memenuhi ketentuan Pd S-03-199503, atau aspal cair penguapan sedang (medium curing)
jenis MC250 atau MC800 yang memenuhi ketentuan Pd
S- 02-1995-03.
3. Kuantitas Agregat dan Aspal
Kuantitas agregat dan aspal harus diambil dari Tabel
6.6.3 dan harus disetujui terlebih dahulu sebelum
pekerjaan dimulai. Penyesuaian takaran ini mungkin
diperlukan selama Kontrak jika dipandang perlu untuk
memperoleh mutu pekerjaan yang disyaratkan. :
250 80 - 90
800 105 - 115
b) Metode Mekanis
i) Penghamparan dan Pemadatan Agregat Pokok Truk
penebar agregat harus dijalankan dengan kecepatan
yang sedemikian hingga kuantitas agregat adalah
seperti yang disyaratkan dan diperoleh permukaan yang
rata. Pemadatan awal harus menggunakan alat
pemadat 6 - 8 ton yang bergerak dengan kecepatan
kurang dari 3 km/jam. Pemadatan dilakukan dalam arah
memanjang, dimulai dari tepi luar hamparan dan
dijalankan menuju ke sumbu jalan. Lintasan penggilasan
harus tumpang tindih (overlap) paling sedikit setengah
lebar alat pemadat. Pemadatan harus dilanjutkan
sampai diperoleh permukaan yang rata dan stabil
(minimum 6 lintasan).
ii) Penyemprotan Aspal Temperatur aspal dijaga pada
temperatur yang disyaratkan untuk jenis aspal yang
digunakan. Temperatur penyemprotan dan takaran
penyemprotan harus sesuai sebelum pelaksanaan
dimulai dan harus memenuhi rentang yang disyaratkan
dan Cara penggunaan harus memenuhi ketentuan juga
(iii) Penebaran dan Pemadatan Agregat Pengunci.
Segera setelah penyemprotan aspal, agregat pengunci
harus ditebarkan pada takaran yang disyaratkan dan
dengan cara yang sedemikian hingga tidak ada roda
yang melintasi lokasi yang belum tertutup bahan aspal.
Takaran penebaran harus sedemikian hingga, setelah
pemadatan, rongga-rongga permukaan dalam agregat
pokok terisi dan agregat pokok masih nampak.
Pemadatan agregat kunci harus dimulai segera setelah
penebaran agregat pengunci, tambahan agregat
a)
Penyimpanan untuk setiap fraksi agregat
harus terpisah untuk menghindarkan tercampurnya
agregat, dan harus dijaga kebersihannya dari benda
asing.
b) Penyimpanan aspal dalam drum harus dengan cara
tertentu agar supaya tidak terjadi kebocoran atau
kemasukan air.
c) Suhu pemanasan aspal harus seperti yang
disyaratkan dalam
d) Tebal Lapisan. Tebal padat untuk lapisan penetrasi
macadam harus berada di dalam toleransi 1 cm.
Pemeriksaan untuk ketebalan lapis penetrasi macadam
harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
e) Kerataan Permukaan Sewaktu Pemadatan. Pada
setiap tahap pemadatan, kerataan permukaan harus
dijaga. Bahan harus ditambah pada tiap tempat di mana
terdapat penurunan.
6 - 14
c) Laston (AC)
Laston (AC) terdiri dari tiga macam campuran, Laston
Lapis Aus (AC-WC),
Laston Lapis Pengikat (AC-BC) dan Laston Lapis
Pondasi (AC-Base) dan
ukuran maksimum agregat masing-masing campuran
adalah 19 mm, 25,4
mm, 37,5 mm. Setiap jenis campuran AC yang
menggunakan bahan Aspal
Polimer atau Aspal dimodifikasi dengan Asbuton atau
Aspal Multigrade
disebut masing-masing sebagai AC-WC Modified, dan
AC-Base Modified.
3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi
Ini.
a) Pemeliharaan Lalu Lintas : Seksi 1.8
b) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9
c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11
d) Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1
4) Tebal Lapisan dan Toleransi
a) Tebal setiap lapisan campuran aspal harus dipantau
dengan benda uji "inti"
(core) perkerasan yang diambil oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Direksi
Pekerjaan. Jarak dan lokasi pengambilan benda uji inti
harus sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi paling
sedikit harus diambil
dua buah dalam arah melintang dari masing-masing
penampang lajur yang
diperiksa. Jarak memanjang dari penampang melintang
yang diperiksa tidak
6 - 15
Tabel 6.3.1.(1) Tebal Nominal rancangan Campuran
Aspal dan Toleransi
Jenis Campuran Simbol
Tebal Nominal
Minimum (cm)
Toleransi
Tebal (mm)
Latasir Kelas A SS-A 1,5
2,0
Latasir Kelas B SS-B 2,0
Lataston Lapis Aus HRS-WC 3,0
3,0
Lapis Pondasi HRS-Base 3,5
Laston Lapis Aus AC-WC 4,0 3,0
Lapis Pengikat AC-BC 5,0 4,0
Lapis Pondasi AC-Base 6,0 5,0
e) Untuk semua jenis campuran, berat aktual campuran
aspal yang dihampar
harus dipantau oleh Kontraktor dengan menimbang
setiap muatan truk yang
meninggalkan pusat instalasi pencampur aspal. Untuk
setiap ruas pekerjaan
yang diukur untuk pembayaran, bilamana berat aktual
bahan terhampar yang
dihitung dari timbangan adalah kurang ataupun lebih
lima persen dari berat
yang dihitung dari ketebalan rata-rata dan kepadatan
rata-rata benda uji inti
(core), maka Direksi Pekerjaan harus mengambil
tindakan untuk menyelidiki
sebab terjadinya selisih berat ini sebelum menyetujui
pembayaran bahan yang