Professional Documents
Culture Documents
Nama
: Moh. Badrodin
NIM
: 11/314102/BI/8667
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
ABSTRAK
Perkembangan nanoteknologi di era ini turut berkembang di berbagai bidang,
termasuk bidang kultur jaringan. Nanopartikel perak dan titanium, diketahui dapat
digunakan untuk membunuh mikroorganisme. Pada perkembangan selanjutnya
nanopartikel digunakan sebagai antikontaminan dalam kultur jaringan, baik untuk
sterilisasi pra kultur ataupun ditambahkan pada medium kultur. Dari beberapa
penelitian, terbukti bahwa nanopartikel dapat digunakan sebagai antikontaminan.
Efektivitas penggunaannya dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi, lama
waktu yang digunakan, dan jenis eksplan yang digunakan. Dibandingkan dengan
menggunakan antibakteri atau fungisida, nanopartikel lebih menguntungkan dan
terbukti efektif. Penggunaan nanopartikel perak dan titanium sebagai
antikontaminan, tidak memperngaruhi kualitas dan pertumbuhan eksplan.
Kata kunci: nanosilver, nano dioxide titanium, kontaminasi, kultur jaringan
Pendahuluan
Menurut Haryono dkk. (2008) nanoteknologi berkembang pesat hampir di
seluruh
negara
di
dunia,
dan
masing-masing
negara
memiliki
fokus
pada
medium yang baru (Soltanloo et al., 2010). Untuk melindungi eksplan dari
serangan kontamin bakteri dan jamur sepanjang proses kultur, ditambahkan
antibakteri atau fungisida ke dalam medium. Akan tetapi hal ini dirasa kurang
efektif, karena penggunaan antibakteri atau fungsida memiliki beberapa
kekurangan. Kekurangan itu antara lain, antibakteri bersifat fitotoksik,
menghambat pertumbuhan eksplan (Mahna et al., 2013; Safavi, 2014), harga
antibiotik mahal, efektif menghambat bakteri tetapi tidak untuk jamur, bersifat
tidak tahan panas, efektif untuk beberapa jenis bakteri saja, dan menyebabkan
mutasi pada bakteri yang berdampak munculnya strain baru yang tahan terhadap
antibiotik (Soltanloo et al., 2010). Oleh karena itu perlu dikembangkan metode
sterilisasi menggunakan senyawa kimia yang lebih efektif dari pada menggunakan
antibiotik atau fungisida.
Nanopartikel diketahui memiliki ukuran yang kecil dengan area
permukaan yang luas, bermuatan, dan permukaan yang reaktif sehingga menarik
untuk diteliti (Mandeh et al., 2012). Akhir-akhir ini diketahui bahwa nanopartikel
dapat dimanfaatkan sebagai antikontaminan kultur jaringan oleh mikroorganisme
(bakteri dan jamur). Nanopartikel tersebut bersumber dari logam perak
(nanosilver disingkat NS) dan logam titanium (nano dioxide titanium berbentuk
TiO2). Penggunaan kedua logam ini berkembang pesat, karena banyak keuntungan
yang diperoleh dari pada menggunakan antibakteri atau fungisida (Safavi et al.,
2011).
Kelebihan menggunakan nanosilver sebagai antikontaminan dalam kultur
jaringan yakni memiliki kisaran yang luas terhadap berbagai macam
mikroorganisme, efektif melawan bakteri gram positif dan gram negatif, dan tidak
berdampak nagatif pada pertumbuhan eksplan (Soltanloo et al., 2010), lebih aman
dari pada menggunakan fungisida sintetik, dalam jumlah sedikit sudah efektif
sehingga lebih ekonomis (Safavi et al., 2011), tahan terhadap panas, tidak
menyebabkan bakteri resisten, tidak toksik, dan ramah lingkungan (Mahna et al.,
2013). Bahkan dalam penelitian Abdi et al. (2008) dikatakan bahwa nanopartikel
perak dapat berfungsi sebagai antibakteri, fungsida, dan antivirus.
Selain nanopartikel perak, nanopartikel lain yang dapat digunakan sebagai
antikontaminan adalah nano dioxide titanium (TiO2). Kelebihan menggunakan
TiO2 sebagai antikontaminan dibandingkan antibakteri dan fungisida adalah
efektif sebagai antikontaminan bakteri dan jamur dan lebih aman dari pada
menggunakan antibakteri dan fungsida (Mandeh et al., 2012). Menurut Safavi
(2012) TiO2 dikenal bersifat fotokatalis yang dapat mencegah kontaminasi bakteri
di air ataupun udara. Efektivitasya bergantung pada ukuran partikel, intensitasnya,
dan panjang gelombang cahaya yang digunakan karena akan aktif jika terkena
sinar UV.
Dengan ditemukannya agen antikontaminan baru yang lebih aman, seperti
nanosilver (NS) dan nano dioxide titanium (TiO2), menjadi hal yang menarik
dalam bidang kultur jaringan. Penggunakan nanopartikel untuk mengatasi
kontaminasi dalam kultur jaringan merupakan hal yang masih baru. Oleh
karenanya menjadi hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi nanopartikel untuk mengatasi kontaminan
dalam kultur jaringan tumbuhan. Untuk mempermudah pembahasan, dalam
makalah ini akan dibagi menjadi 2 sub pembahasan berupa Nanopartikel Perak
dan Nanopartikel Titanium sebagai agen antikontaminan dalam kultur jaringan.
Pembahasan
a. Nanopartikel perak sebagai agen antikontaminan dalam kultur jaringan
Nanopartikel perak sebelumnya memang sudah diketahui dapat
digunakan sebagai antimikrobia. Akan tetapi, pertama kali nanopartikel perak
digunakan sebagai antikontaminan dalam bidang kultur jaringan dilakukan oleh
Abdi et al. (2008). Dalam penelitiannya, Abdi et al. (2008) melakukan kultur
jaringan tanaman valerian (Valeriana officinalis L.). dan membagi eksplan
menjadi 2 grup, yakni eksplan dengan kontaminan internal (grup 1) dan tanpa
kontaminan internal (grup 2). Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui
efektivitas penggunaan nanopartikel silver dalam mengatasi kontaminasi
internal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan nanopartikel
membran dan jumlah ATP intraseluler (Abdi et al., 2008; Soltanloo et al. 2010;
Mahna et al., 2013; Shokri et al., 2014 ).
Simpulan
Nanopartikel merupakan suatu solusi yang dapat digunakan untuk
antikontaminan (antimikrobia), sebagai pengganti antibakteri atau fungisida.
Penggunaan nanopartikel perak dan titanium terbukti mampu mengurangi
kontaminasi dalam kultur jaringan, tergantung dari ukuran partikel, konsentrasi,
lama waktu yang digunakan, dan jenis eksplan yang digunakan. Nanopartikel
dapat diaplikasikan untuk sterilisasi pra kultur dan atau ditambahkan pada
medium kultur. Penggunaan nanopartikel perak dan titanium untuk mengurangi
kontaminasi, tidak memperngaruhi kualitas dan pertumbuhan eksplan.
Daftar Pustaka
Abdi, G., H. Salehi, & M. Khosh-Khui. 2008. Nano silver: a novel nanomaterial
for removal of bacterial contaminants in valerian (Valeriana officinalis L.)
tissue culture. Acta Physiol Plant 30: 709714.
Dwandaru, W. S. B. 2012. Aplikasi nanosains dalam berbagai bidang kehidupan
sehari-hari. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr.%20Wipsar%20Sunu%20Brams%20Dwandaru,%20S.Si.,M.Sc.,%20Ph.D/APLIK
ASI%20NANOSAINS%20DALAM%20KEHIDUPAN%20SEHARI.pdf.
Diakses pada 11 Maret 2015.
Haryono, A., N. T. Rochman, A. F. Syukri, S. Purwanto, & A. S. Herman. 2008.
Kondisi terkini penerapan nanoteknologi pada industri di Indonesia.
Prosiding Pertemuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bahan. Pp. 20
28.
Indrianto, A. 2003. Bahan ajar kultur jaringan tumbuhan. Fakultas Biologi
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Pp. 1 6.
Mahna, N., S. Z. Vahed, & S. Khani. 2013. Plant in vitro culture goes nano
nanosilver-mediated decontamination of ex vitro explants. J. Nanomed
Nanotechol 4(2): 1 - 4.
Mandeh, M., M.Omidi, & M. Rahaie. 2012. In vitro influences of tio2
nanoparticles on barley (Hordeum vulgare L.) Tissue Culture. Biological
Trace Element Research 150 (1-3): 376-380.
Safavi, K. 2012. Evaluation of using nanomaterial in tissue culture media and
biological activity. Proceeding International Conference on Ecological,
Environmental and Biological Sciences 2nd in Bali (Indonesia): 5 8.
________. 2014. Effect of titanium dioxide nanoparticles in plant tissue culture
media for enhance resistance to bacterial activity. Bull. Env. Pharmacol.
Life Sci. 3(5): 163-166.
________, F. Mortazaeinezahad, M. Esfahanizadeh, & M. J. Asgari. 2011. In vitro
antibacterial activity of nanomaterial for using in tobacco plants tissue
culture. World Academy of Science, Engineering and Technology 55: 372
373.
Shokri, S., A. R. Babaei, M. Ahmadian, S. Hessami & M. M. Arab. 2014. The
effects of different concentrations of Nano-Silver on elimination of
Bacterial contaminations and phenolic exudation of Rose (Rosa hybrida
L.) in vitro culture. Intl J Farm & Alli Sci. 3(1): 50 54.
Soltanloo, H., M. Alimohammadi, S. S. Ramezanpour, M. Bagher, & B. Najar.
2010. Nanosilver colloid: a novel antimicrobial candidate applicable in
plant tissue culture medium. Australian Journal of Basic and Applied
Sciences 4(10): 5338 - 5345.