Professional Documents
Culture Documents
Pendamping
dr. Dwi Retno S
Disusun Oleh
dr. Fifiana Dewi Permatasari
dr. Jane Chrestella S
dr. Kusni Kurnia Putri
dr. Nugrogo Jati Dwi N
dr. Oktavia Christiani
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG
UPTD PUSKESMAS AMBARAWA
KABUPATEN SEMARANG
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
Judul laporan
Ambarawa,
2015
Peserta
Pendamping
Mengetahui,
Panitia
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Kasus hipertensi pada tahun 2009 dikota Semarang terjadi sebanyak 2063
kasus (12,85%). Prevalensi hipertensi pada usia muda dikota Semarang terjadi
sebanyak 164 kasus (6,01%). Dari 164 kasus tersebut, sebanyak 6-10% sudah
mengalami komplikasi seperti penyakit jantung, ginjal dan lain-lain.
Meskipun prevalensinya rendah hal ini bisa saja menjadi masalah kesehatan
yang serius karena akan mengakibatkan komplikasi yang berbahaya jika tidak
terkendali dan tidak diupayakan pencegahan dini faktor-faktor risiko yang
mempengaruhi kejadian hipertensi pada remaja.
Penderita Hipertensi di Indonesia, yang diperiksa di Puskesmas secara
teratut sebanyak 22,8% sedangkan yang tidak teratur sebanyak 77,2%.
Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, kasus
tertinggi hipertensi terdapat di kota Semarang yaitu sebanyak 67,101 kasus
(19,56%). Tertinggi kedua adalah Kabupaten Klaten yaitu sebesar 10,49%
Hipertensi atau tekanan darah tinggi seringkali muncul tanpa gejala,
sehingga disebut sebagai silent killer. Secara global, tingkat prevalensi
hipertensi di seluruh dunia masih tinggi. Lebih dari seperempat jumlah
populasi dunia saat ini menderita hipertensi. Namun sebaliknya, tingkat
kontrol tekanan darah secara umum masih rendah (Bakri, 2008). Kalau saja
hipertensi tidak mengundang segudang risiko komplikasi, barangkali
permasalahannya menjadi lebih sederhana. Masalahnya, tekanan darah di atas
normal yang tidak ditangani dengan baik akan merembet kepada komplikasi
yang lebih berat. Hipertensi bisa menyebabkan berbagai macam penyakit,
diantaranya ialah penyakit gagal ginjal (Bakri, 2008).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
I.
PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90
mmHg.( Smith Tom, 1995 ) Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan
peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau
tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg,
dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian
ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik.
II.
PENYEBAB
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar
yaitu :
1.
2.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur
ras
kulit hitam
III.
PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf
pasca
ganglion
ke
pembuluh
darah,
dimana
dengan
dilepaskannya
pembuluh
darah.
Vasokonstriksi
yang
mengakibatkan
2.
10
11
12
berperan utama dalam patogenesis gagal ginjal pada pasien hipertensi atau disebut
juga nephrosclerosis hypertension.27
Obesitas dapat menyebabkan hipertensi dan penyakit kardiovaskular melalui
mekanisme pengaktifan sistem renin-angiotensin-aldosteron, peningkatkan aktivitas
simpatis, peningkatan aktivitas procoagulatory, dan disfungsi endotel. Selain
hipertensi, timbunan adiposa abdomen juga berperan dalam patogenesis penyakit
jantung koroner, sleep apnea, dan stroke.27,28
6). Kurangnya aktifitas fisik
Aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada orang yang tidak
aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang
lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras pada setiap
kontraksi. Makin keras usaha otot jantung dalam memompa darah, makin besar pula
tekanan yang dibebankan pada dinding arteri sehingga meningkatkan tahanan perifer
yang menyebabkan kenaikkan tekanan darah.21
Studi epidemiologi membuktikan bahwa olahraga secara teratur dapat menurunkan
tekanan darah sekitar 6-15 mmHg pada penderita hipertensi.25
VI. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan
organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada
organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap
reseptor angiotensin II, stress oksidatif, down regulation, dan lain-lain.6
1). Otak
Stroke merupakan kerusakan target organ pada otak yang diakibatkan oleh hipertensi.
Stroke timbul karena perdarahan, tekanan intra kranial yang meninggi, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke
dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri di otak mengalami hipertropi
atau penebalan, sehingga aliran darah ke daerah-daerah tersebut akan berkurang.
13
2). Kardiovaskular
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner mengalami arterosklerosis atau
apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah yang melalui pembuluh
darah tersebut, sehingga miokardium tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup.
Kebutuhan oksigen miokardium yang tidak terpenuhi menyebabkan terjadinya
iskemia jantung, yang pada akhirnya dapat menjadi infark.12
Beban kerja jantung akan meningkat pada hipertensi. Jantung yang terus-menerus
memompa darah dengan tekanan tinggi dapat menyebabkan pembesaran ventrikel kiri
sehingga darah yang dipompa oleh jantung akan berkurang yang akhirnya dapat
menimbulkan komplikasi gagal jantung kongestif.29
3). Ginjal
Penyakit ginjal kronik dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada
kapiler-kepiler
ginjal
dan
glomerolus.
Kerusakan
glomerulus
akan
14
15
hipertensi harus membatasi asupan garam kurang dari 1.500 miligram sodium
sehari.31,32
4). Diet rendah lemak jenuh
Lemak dalam diet meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis yang berkaitan
dengan kenaikan tekanan darah, sehingga diet rendah lemak jenuh atau kolesterol
dianjurkan dalam penanganan hipertensi.
5). Diet tinggi serat
Serat banyak terdapat pada makanan karbohidrat seperti kentang, beras, singkong dan
kacang hijau, serta sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat berfungsi mencegah
penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun
asam empedu dan selanjutnya membuang bersama kotoran.
6). Tidak merokok
Tekanan darah akan turun secara perlahan dengan berhenti merokok. Selain itu
merokok dapat menyebabkan obat yang dikonsumsi tidak bekerja secara optimal.20
9). Istirahat yang cukup
Istirahat merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh energi sel dalam tubuh.
Istirahat dapat dilakukan dengan meluangkan waktu. Yang dimaksudkan dengan
istirahat adalah usaha untuk mengembalikan stamina tubuh dan mengembalikan
keseimbangan hormon dalam tubuh.
VII.2 Penatalaksanaan Farmakologis
Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai
dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan umur,
kebutuhan, dan usia. Dosis tunggal lebih diprioritaskan karena kepatuhan lebih baik
dan lebih murah. Sekarang terdapat obat yang berisi kombinasi dosis rendah dua obat
dari golongan berbeda yang terbukti memberikan efektivitas tambahan dan
mengurangi efek samping. Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis
hipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu diuretika (terutama jenis Thiazide atau
Aldosteron Antagonist), beta blocker, calsium channel blocker, angiotensin
16
BAB III
METODE
A Sasaran
Sasaran pada penyuluhan dan penjaringan ini adalah lansia di Kelurahan
Temenggungan
1
2
3
B Pelaksanaan
Tanggal : 14 November 2014
Waktu : 08.00 WIB 13.30 WIB
Tempat : Posyandu Lansia Temenggungan
4 Peserta : Peserta merupakan
kader,
dan
peserta
posyandu
5 Metode : Ceramah dan pemeriksaan
6 Kegiatan : Screening Hipertensi dan Penyuluhan
C Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Selasa, 11 November 2014
17
09.00-09.10
09.10-11.00
Pembukaan
Pemeriksaan status gizi, tanda vital, gula darah, dan
mocaina
11.00-11.20
Materi I
Hidup Sehat dan Bahagia di Usia Senja
dr. Jane Chrestella Sudijono
11.20-11.40
Materi II
Hubungan Diabetes Melitus dan Fungsi Kognitif
dr. Oktavia Christiani Surbakti
11.40-12.00
Materi III
Hipertensi dan Penanganannya
dr. Fifiana Dewi Permatasari
12.00-12.10
Pembagian snack dan istirahat
12.10-12.30
Materi IV
Gangguan Kognitif pada Lansia
dr. Kusni Kurnia Putri
12.30-12.50
Materi V
Status Gizi yang Ideal bagi Lansia
dr. Nugroho Jati
12.50-13.00
Penutup
D Hasil dokumentasi dan pelaksanaan
18
19
BAB IV
HASIL
A. Profil Komunitas Umum
Berdasarkan laporan program pembinaan usia lanjut Puskesmas Ambarawa,
jumlah sasaran usia lanjut (usila) di kecamatan Ambarawa wilayah kerja
Puskesmas Ambarawa yaitu lansia 3.160 jiwa dan lansia resiko tinggi 3255
jiwa, lansia terdiri dari 1.458 laki-laki dan 1.702 perempuan, lansia resiko
tinggi terdiri dari 1.319 laki-laki dan 1.936 Perempuan.
B. Data Geografis
Puskesmas Ambarawa
terletak
di
Kecamatan
Ambarawa,
Kabupaten
Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah kerja 28.22 km2. Terdiri dari 8
kelurahan dan 2 desa yaitu Kelurahan Kranggan, Kelurahan Lodoyong,
Kelurahan Kupang, Kelurahan Panjang, Kelurahan Ngampin, Kelurahan Pojok
sari, Kelurahan Tambak boyo, Kelurahan Baran, Desa Bejalen dan Desa
Pasekan.
Tabel. Data Umum Geografis Puskesmas Ambarawa
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
DESA
RW
RT
KRANGGAN
8
22
LODOYONG
6
36
KUPANG
13
64
PANJANG
10
52
NGAMPIN
6
29
POJOK SARI
5
21
BEJALEN
2
10
TAMBAKBOYO
8
30
BARAN
8
31
PASEKAN
9
30
JUMLAH
75
325
Tabel. Data Umum Luas Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa
KODE
NAMA DESA /
DESA
01
02
KELURAHAN
KRANGGAN
LODOYONG
LUAS WILAYAH
( km2 )
0.23
1.13
20
03
04
05
06
07
08
09
10
KUPANG
PANJANG
NGAMPIN
POJOK SARI
BEJALEN
TAMBAK BOYO
BARAN
PASEKAN
JUMLAH
1.89
2.09
3.04
3.02
4.71
1.89
2.63
7.59
28.22
Sebelah utara :
Kec.
Bandungan,
Kabupaten
Kec.
Banyubiru,
Semarang
-
Sebelah selatan
Kabupaten Semarang
Sebelah timur :
Kec.
Bawen,
Kabupaten
Kec.
Jambu,
Kabupaten
Semarang
-
Sebelah barat :
Semarang
Visi
-
kesehatan
UPTD
Puskesmas
Ambarawa
adalah
MENYEHATKAN MASYARAKAT.
Misi
-
21
PTT : 4
PHL : 1
Wiyata Bakti : 3
C. Data Demografik
Terdapat 8 desa dan 2 kelurahan di kecamatan Ambarawa dimana total
penduduk yaitu 58.767 jiwa, jumlah rumah tangga 17.070 jiwa, rata-rata jiwa
per rumah tangga 3,44 dan kepadatan penduduk per km2 2082,46. Jumlah
penduduk kelurahan Kranggan 2.834 jiwa, kelurahan Lodoyong 6.573 jiwa,
kelurahan Kupang 13.959 jiwa, kelurahan Panjang 8.685 jiwa, kelurahan
Ngampin 5.123 jiwa, kelurahan Pojok Sari 2.621 jiwa, desa Bejalen 1.449 jiwa,
kelurahan Tambak Boyo 5.487 jiwa, kelurahan Baran 5.917 jiwa dan desa
Pasekan 6.117 jiwa. Dari data diatas yang paling banyak penduduknya adalah di
kelurahan Kupang, kemudian kelurahan Panjang dan yang ketiga adalah
kelurahan Lodoyong.
D. Sumber Daya Kesehatan
Di Puskesmas Ambarawa sendiri terdapat 2 orang dokter umum, 1 orang dokter
gigi, 12 orang bidan desa yang tersebar di PKD 9 desa di wilayah kerja
puskesmas Ambarawa serta 5 orang perawat dan 1 laboran. Jumlah Karyawan
PNS
: 26
PTT
:4
PHL
:1
Wiyata Bakti
:3
Nama
Umur
BB
TB
IMT
Tekanan
Darah
22
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Ny. Trimah
NySupiyah
Ny. Kjayatun
Ny.Sri Dayati
Ny. Sri Utami
Ny. Ari
Ny. Titik
Ny. Whani
Ny. Ninik
Ny. Sujiarsih
Tn. Tarmuji
Ny. Idhijah
Ny. Leginem
Ny. Roliyah
Ny, Mahirun
Ny. Muryoto
Ny. Parwati
Ny.Siti Amaroh
Ny. Saltiwi
Ny. Mujanah
Ny. Lilik Kustami
Ny. Saodah
Ny. Hj. Tarwiyah
Ny. Kartimin
Ny. Sri Sumari
Ny. Tari
Ny. Veronica. S
Ny. Tumini
Ny. Sumini Rebo
Ny. Sumini Tasmin
Ny. Partini
Ny. Sri Murtiati
Ny. Muryati
Tn. Rajimin
Tn. Ngadimun
Tn. Masiman
Tn. Wibowo
Ny. Sami
Ny. Pujiati
Ny. Susanti
Ny. Kusmi
Ny. Sri Yamtini
Ny. Riwayati
65
74
70
43
41
53
60
53
52
54
84
54
61
77
61
67
65
49
74
80
79
83
67
48
70
43
54
66
72
67
66
71
67
77
69
75
71
64
57
62
63
61
69
120/80
100/60
130/70
120/70
140/80
140/70
160/100
110/70
130/80
150/100
130/80
100/60
120/80
140/80
100/60
150/100
180/120
110/70
130/70
130/80
160/80
100/60
110/70
170/90
100/60
100/60
110/88
120/90
130/80
140/100
130/80
150/100
100/60
120/70
130/80
110/60
110/60
130/80
160/100
120/70
170/100
200/110
130/70
23
44
Ny. Rodiah
59
100/60
45
Ny. Rohmiyati
80
120/80
46
Ny. Sulastri
75
110/60
47
Tn. Mulyanto
52
90/60
48
Ny. Nurkesih
46
130/80
49
Ny. Emi
84
150/90
50
Tn. Mahirun
67
140/90
51
Ny. Caecila
64
140/60
Tabel. Penjaringan umur, berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh, tekanan
darah dan status gula darah sewaktu di posyandu lansia Temenggungan tanggal 14
November 2014
Dari tabel diatas didapatkan gambaran secara deskriptif jumlah lansia
yang mengikuti kegiatan posyandu lansia Temenggungan adalah 51 jiwa, dengan total
seluruhnya adalah 7 laki-laki dan 44 perempuan. Dapat juga dilihat bahwa status gizi
hipertensi didapatkan pada 35,29% (18 orang) dari peserta. Dari data yang didapatkan
presentase hipertensi cukup tinggi.
BAB V
PEMBAHASAN
1. Monitoring
Monitoring yang dilakukan dengan menggunakan kartu monitoring.
Dimana setiap orang yang melakukan pemeriksaan, semuanya di catat dalam
kartu monitoring, sehingga para petugas kesehatan bisa mengkontrol dari
kartu monitoring ini.
Monitoring dilakukan dengan pengukuran vital sign, berat badan,
lemak tubuh dan lemak perut. Selain itu, dilakukan pula perhitungan body
mass index (BMI) atau IMT.
24
25
BAB V
DISKUSI
1. Pembahasan
Pada lanjut usia terdapat peningkatan insidensi penyakit tidak menular yang
merupakan penyakit degeneratif, penyakit gangguan metabolisme, dan psikososial.
Menurut riskesdas tahun 2007 terdapat tujuh masalah kesehatan yang paling banyak
pada lansia yaitu penyakit 62,9%, hipertensi 63,5%, katarak 41,9%, stroke 31,9%,
jantung 19,2%, gangguan emosional 23,2%, dan diabetes mellitus 3,4%.
Kurangnya
kesadaran
masyarakat
mengenai
pentingnya
melakukan
26
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hipertensi meningkat seiring peningkatan jumlah usia.
2. Masih kurangnya kesadaran dan kemauan masyarakat untuk rutin
memeriksakan kesehatan, terutama tekanan darah ke pusat kesehatan
terdekat. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai faktor risiko
27
hipertensi.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Sheldon G. Sheps. Mayo Clinic Hipertension (Terjemahan). Jakarta: Intisari
Mediatama; 2005. p: 26, 158.
2. Brashers, Valentina. 2004. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan &
Manajemen, Ed 2 (Terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
3. Anggraini, dkk. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada
Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari
sampai Juni 2008 [internet]. c2009 [cited 2011 Oct 7]. Available from:
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/
4. Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I : Nefrologi dan Hipertensi.
Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2001. p: 519-520.
5. Hendi. Hipertensi dan Rosella [internet]. c2008 Feb 21 [cited 2011 Oct 7].
Available from: http://rohaendi.blogspot.com/2008/02/hipertensi-dan-rosella.html
6. M. Yogiantoro. Hipertensi Esensial. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI; 2006. p: 599-601.
7. Leny Gunawan. Hipertensi : Tekanan darah tinggi. Yogyakarta: Percetakan
Kanisus; 2001.
8. Aris Sugiarto. Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat (Studi
Kasus di Kabupaten Karanganyar) [internet]. c2007 [cited 2011 Oct 7]. p: 29-50,
90-126. Available from: http://eprints.undip.ac.id/
9. WHO. Regional Office for South-East Asia. Department of Sustainable
Development and Healthy Environments. Non Communicable Disease :
Hypertension [internet]. c2011 [cited 2011 Nov 22]. Available from:
http://www.searo.who.int/
10. Nurlaely Fitriana. Hipertensi pada Lansia [internet]. c2010 [cited 2011 Nov 18].
Available from: http://nurlaelyn07.alumni.ipb.ac.id/author/
11. Made Ary Puspita Sari, IGAA Wulan Kristiana, dan Ni L. Pt. Mutiara Ayu K.
Gambaran Faktor-faktor Determinan pada Pasien Hipertensi di Desa Sudimara
Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan Mei 2010 [internet]. c2010 [cited 2011
Nov 22]. p: 8. Available from: http:// dc252.4shared.com/doc/
12. E.J. Corwin. Buku Saku Patofisiologi (Terjemahan) [monograph online]. Jakarta:
EGC; 2001 [cited 2011 Nov 24]. p: 694. Available from:
http://books.google.com/books/
29
13. Sutin Saleh. Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Hipertensi
pada Pasien di Ruang Inap di RSUP MM Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo
Tahun 2009 [internet]. c2010 [cited 2011 Nov 22]. p: 10-40. Available from:
http://dc252.4shared.com/doc/4ce64UhQ/preview.html.
14. I Made Astawan. Cegah Hipertensi dengan pola makan. IPB [internet]. c2011
[cited 2011 Nov 22]. Available from: http://indonesiamedia.com/
15. Adriansyah. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Ketidakpatuhan Pasien
Penderita Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di RSU H. Adam Malik Medan
[internet]. c2010 [cited 2011 Nov 22]. p: 9-16. Available from:
http://repository.usu.ac.id/
16. Chris OCallaghan. At a Glace : Sistem Ginjal (Terjemahan). Jakarta: Penerbit
Erlangga; 2010. p: 78-80.
17. H.H. Gray, K.D.Dawkins, J.M.Morgan, I.A. Simpson, Kardiologi : Lecture Notes
Ed 4 (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005.
18. Anggie Hanifa. Prevalensi Hipertensi Sebagai Penyebab Penyakit Ginjal Kronik
Di Unit Hemodialisis RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2009 [internet]. c2010
[cited 2011 Nov 22]. p: 4-13. Available from: http://repository.usu.ac.id/
19. Kaplan M. Norman. Measurenment of Blood Pressure and Primary Hypertension:
Pathogenesis in Clinical Hypertension: Seventh Edition. Baltimore, Maryland
USA: Williams & Wilkins; 1998. p: 28-46.
20. Lam Murni BR Sagala. Perawatan Penderita Hipertensi di Rumah oleh Keluarga
Suku Batak dan Suku Jawa di Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe [internet]. c2011
[cited 2012 Feb 9]. p: 10-13. Available from: http://repository.usu.ac.id/
21. Mayo Clinic Staff. High Blood Pressure (Hypertension) [internet]. c2012 Jan
[cited 2012 Jan 29]. Available from: http://www.mayoclinic.com/health/highblood-pressure/risk-factors/
22. Adhil Basha. Hipertensi : Faktor Resiko dan Penatalaksanaan Hipertensi
[internet]. c2008 [cited 2011 Nov 26]. Available from: http://pjnhk.go.id/
23. Sandhya Pruthi. Menopause and High Blood Pressure [internet].c2010 Nov [cited
2011 Nov 26]. Available from: http://www.mayoclinic.com/health/
24. Ali Khomsan. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada; 2003. p: 88-96.
30
31