You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode keluarga berencana alami telah banyak digunakan di masa lalu
oleh berbagai kelompok agama seperti penganut Katolik Roma. Metode ini
dilakukan dengan mengamati perubahan tubuh tertentu yang menandai
ovulasi. Dari informasi ini, pasangan dapat memilih pantang koitus dan
menggunakannya sebagai metode keluarga berencana mereka, atau
menggunakan masa subur ini untuk melakukan koitus sehingga meningkatkan
kehamilan, yang disebut sebagai kesadaran terhadap kesuburan. (Suzanne
Everett, 2007 : 37).
KB pada hakikatnya merupakan program yang turut berperan penting
dalam menciptakan generasi masa depan bangsa Indonesia yang berkualitas
serta mampu bersaing dengan bangsa lain.
Beberapa pasangan suami-istri mengalami kesulitan dalam memilih
metode KB. Ada ibu yang kegemukan mengikuti suatu metode KB, ada juga
yang alergi dan sebagainya. Tentu itu bukan tujuan dari program KB, hanya
efek samping tapi kadang-kadang turut mengusik kebahagiaan rumah tangga.
Beberapa di antara mereka memperhitungkan masa subur, dimana masa subur
sangat besar artinya bagi mereka yang menginginkan hamil dan bagi yang
ingin menunda kehamilan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pelayanan Kontrasepsi dengan Metode Sederhana Tanpa Alat?
2. Apa saja macam-macam kontrasepsi dengan metode sederhana tanpa alat?
3. Bagaimana efektifitas metode-metode tersebut?
4. Bagaimana keuntungan dan kerugian metode-metode tersebut?
5. Apa indikasi dan kontraindikasi dari metode-metode tersebut?
6. Bagaimaa efek samping dari metode-metode tersebut?
7. Bagaimana teknik metode-metode tersebut?
8. Bagaimana konseling pra dan pasca penggunaaan kontrasepsi tersebut?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menyelesaikan tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi yang membahas
mengenai Pelayanan Kontrasepsi dengan Metode Sederhana Tanpa Alat.
b. Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa mengerti tentang pelayanan kontrasepsi dengan
metode sederhana tana alat.
2. Agar mahasiswa mengerti dan dapat memaparkan berbagai jenis alat
kontrasepsi sederhana tanpa alat.

3. Agar mahasiswa mengerti keuntungan dan kerugian dari masingmasing alat kontrasepsi.
4. Agar mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan efek samping dari
masing-masit metode alat kontrasepsi tersebut.
5. Agar mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan teknik metodemetode dari masing-masing alat kontrasepsi.

BAB II
2

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi ialah usaha usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Usaha- usaha itu dapat bersifat sementara,dapat pula bersifat permanen. Yang
bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria
vasektomi.
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Dapat dipercaya
2. Tidak menimbulkan efek yang menganggu kesehatan
3. Daya kerja dapat diatur menurut kebutuhan
4. Tidak menganggu sewaktu melakukan koitus
5. Tidak memerlukan motivasi terus menerus
6. Mudah pelaksanaannya
7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
8. Dapat diterima pengunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.
B. Pengertian KB
KB merupakan salah satu sarana bagi setiap keluarga baru untuk
merencanakan pembentukan keluarga ideal, keluarga kecil bahagia dan
sejahtera lahir dan bathin. Keluarga Berencana adalah salah satu usaha untuk
mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasihat perkawinan,
pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran.
C. Manfaat Keluarga Berencana
Manfaat Usaha Keluarga Berencana Di Pandang Dari Segi Kesehatan
1. Untuk ibu : dengan tujuan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, ibu
mendapat manfaat berupa :
Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang
berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh
adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak untuk beristirahat
dan menikmati waktu terluang serta melakukan kegiatan-kegiatan
lainnya.
2. Untuk anak-anak lain : Memberikan kesempatan kepada mereka agar
perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap anak memperoleh
makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga.
Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena
pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat
diberikan oleh ibu untuk setiap anak.
Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumbersumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup
semata-mata.
3. Untuk ayah : Untuk memberikan kesempatan kepadanya agar dapat :
memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kesemasan berkurang
serta lebih banyak waktu yang tertuang untuk keluarganya.
3

D. Metode KB Sederhana Tanpa Alat


1. KB alamiah
Metode alamiah sering juga disebut dengan metode pantang
berkala, yaitu tidak melakukan senggama pada masa subur seorang wanita
yaitu sekitar waktu terjadinya ovulasi.
Cara kerja :
Untuk menggunakan keluarga berencana alamiah secara efektif,
pasangan perlu memodifikasi prilaku seksual mereka. Pasangan harus
mengamati tanda-tanda fertilitas wanita secara harian dan mencatatnya.
Mengenal masa subur dan tidak melakukan aktifitas seksual pada masa
subur jika tidak menginginkan kehamilan.
Efektivitas :
Bila digunakan secara sempurna efektivitas metode KBA dapat
mencapai 65%.
Manfaat :
Dapat digunakan baik untuk menghindari atau untuk menginginkan
kehamilan
Tidak ada efek samping
Meningkatkan pengetahuan mengenai fungsi reproduksi wanita
Menumbuhkan kepercayaan diri tidak tergantung kepada kontrasepsi
Meningkatkan keterlibatan pihak pria
Tidak tergantung dengan tenaga medis
Ekonomis
Indikasi :
Keluarga Berencana Alamiah merupakan metode yang sesuai untuk :
Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
Pasangan dengan tidak dapat mengguanakan metode lain
Tidak keberatan jika terjadi kehamilan.
Keuntungan
1. Lebih sederhana.
2. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
3. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam
penerapannya.
4. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
5. Konsepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari
resiko kesehatan yang berhubungan dengankontrasepsi
6. Tidak memerlukan biaya.
7. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi
Keterbatasan
1. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
2. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
3. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap
saat.

4.
5.
6.
7.

Pasangan suami istri harus tahumasa subur dan masa tidak subur
Harus mengamati sikus menstruasiminimal enam kali siklus.
Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

2. Metode Kalender
Metode Kalender adalah metode kontrasepsi sederhana ysng dilakukan
oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau
hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi. Knaus (ahli kebidanan
Vienna) berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstrusi
berikutnya.Sedangkan Ogino (ahli ginekologi Jepang) berpendapat bahwa
ovulasi tidak terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi tetapi terjadi 12 atau
16 hari sebelum menstruasi berikutnya.
Efektifitas KB kalender
Bagi wanita dengan siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi
dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur . Pengamatan
dilakukan selama enam siklus haid. Lebih efektif bila digunakan dengan
kontrasepsi lain. Keefektifitasannya juga bergantung pada keiklasan
mengikuti petunjuk, angka kegagalan 1 25 kehamilan per 100 wanita
selama tahun pertama penggunaan. Hal yang dapat menyebabkan metode
kalender menjadi tidak efektif adalah :
1. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel
sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3
hari).
2. Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi,
diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan
masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
3. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi
sendiri.
4. Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan
perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
Keuntungan KB Kalender
Menurut teori Hartanto (2004) yaitu :
a. Ditinjau dari segi ekonomi : KB kalender dilakukan secara alami dan
tanpa biaya sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli
alat kontrasepsi.
b. Dari segi kesehatan : sistem kalender ini jelas jauh lebih sehat karena
bisa dihindari adanya efek sampingan yang merugikan seperti halnya
memakai alat kontrasepsi lainnya (terutama yang berupa obat).
c. Dari segi psikologis : yaitu sistem kalender ini tidak mengurangi
kenikmatan hubungan itu sendiri seperti bila memakai kondom

misalnya. Meski tentu saja dilain pihak dituntut kontrol diri dari
pasangan untuk ketat berpantang selama masa subur.
Kerugian KB kalender
Teori lain dalam buku Wikhjosastro H (2005) mengemukakan Kerugian
metode kalender, yaitu :
1. Diperlukan banyak pelatihan untuk biasa menggunakannya dengan
benar
2. Memerlukan pemberian asuhan (non medis) yang sudah terlatih
3. Memerlukan penahanan nafsu selama fase kesuburan untuk
menghindari kehamilan
Manfaat
Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai
kontrasepsi maupun konsepsi. Sebagai alat pengendalian kelahiran atau
mencegah kehamilan. Dapat digunakan oleh para pasangan untuk
mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa
subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.
Indikasi KB kalender
Metode ini mudah dilaksanakan, tetapi dalam prakteknya sukar
menentukan pada saat ovulasi dengan tetap. Hanya sedikit wanita yang
mempunyai daur haid teratur, lagi pula dapat terjadi variasi, lebih-lebih
setelah persalinan dan pada tahun-tahun menjelang menopaus. Yang bisa
menggunakan / Indikasi menurut Handayani (2010): Wanita/pasangan :
1. Dari Semua usia subur
2. Dari semua paritas, termasuk wanita nullipara
3. Yang oleh karena alasan religious atau filosofis tidak bisa menggunakan
metode lain
4. Tidak bisa memakai metode lain
5. Bersedia menahan nafsu birah ilebih dari seminggu setiap siklus
6. Bersedia dan terdorong untuk mengamati, mencatat dan
menginterpretasikan tanda-tanda kesuburan.
Kontraindikasi KB kalender
1. Yang seharusnya tidak menggunakan/kontak indikasi Perempuan yang
dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat kehamilan
menjadi suatu kondisi resiko tinggi
2. Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah (abortus),
kecuali MOB
3. Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur
4. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerja sama (berpantang)
selama waktu tertentu dalam siklus haid.
5. Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.
Cara Menghitung Masa Subur dengan Sistem Kalender

Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan suami istri


harus mengetahui masa subur. Siklus haid pada tiap wanita tidak sama.
Untuk itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini
cara mengetahui dan menghitung masa subur: (Niken Meilani, 2010 : 49)
Kalkulasi masa subur secara tradisional didasarkan pada 3 asumsi :
1. Ovulasi terjadi pada hari ke-14 tambah kurang 2 hari sebelum
permulaan haid berikutnya.
2. Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari
3. Ovum hidup selama 24 jam. (Hanafi Hartanto, 2004 : 48)
Bila siklus haid teratur (28 hari)
Maka hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1.
Masa subur adalah hari ke-3 sebelum dan sesudah ovulasi, yaitu 14 hari
sebelum menstruasi berikutnya, yaitu pada hari ke-12 hingga hari ke-16
dalam siklus haid. (Niken Meilani, 2010 : 49)
Contoh :
Seorang istri mendapatkan haid mulai tanggal 1 Januari . Pada
siklus 28 hari, ibu akan mendapatkan haid kembali pada tanggal 28
Januari. Sehingga perhitungan masa suburnya adalah 3 hari sebelum dan
sesudah dari 14 hari sebelum haid berikutnya, yaitu tanggal 11 Januari
sampai dengan tanggal 17 Januari. Pada tanggal-tanggal tersebut suami
istri tidak boleh melakukan hubungan seksual, karena apabila melanggar
kemungkinan hamil sangat besar. (Niken Meilani, 2010 : 49)

MONDA
Y

TUESDA
Y

4
11
18
25

5
12
19
26

Tabel 1.1 Tabel Masa Subur


Januari 2010
WEDNESDA THURSDA FRIDA SATURDA
Y
Y
Y
Y
1
2
6
7
8
9
13
14
15
16
20
21
22
23
27
28
29
30

Bila siklus haid tidak teratur :


a. Catat jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6 siklus). Satu
siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini hingga hari
pertama haid berikutnya.
b. Jumlah haid terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini
menentukan hari pertama massa subur. Jumlah hari terpanjang dalam 6
siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa
subur. (Niken Meilani, 2010 : 50)
Rumus :
Hari pertama masa subur = jumlah hari terpendek dikurangi 18
Hari terakhir masa subur = jumlah hari terpanjang dikurangi 11 (Niken
Meilani, 2010 : 50)
7

SUNDA
Y
3
10
17
24
31

Hari pertama terakhir persangkaan masa subur : siklus terpendek -18.


Asal angka 18 : 14 + 2 + 2 hari hidup spermatozoa
Hari terakhir persangkaan masa subur : siklus terpanjang-11.
Asal angka 11 : 4 -2 1 hari hidup ovum. (Hanafi Hartanto, 2004 : 48)
Contoh :
Seorang istri mendapat haid dengan keadaan siklus terpendek 25 hari dan
siklus terpanjang 31 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Perhitungannya adalah :
25 18 = 7 dan 31 11 = 20, jadi masa suburnya adalah hari ke-8 sampai ke21 dari hari pertama haid. Pada masa ini suami istri tidak boleh bersenggama.
(Niken Meilani, 2010 : 50)
3. Metode Suhu Basal
a. Pengertian
Suhu basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama
istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal
dilakukan.
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya
masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
thermometer basal. Thermometer basal ini dapat digunakan secara
oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta
waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-360 C. Pada waktu ovulasi, suhu
akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-380 C kemudian tidak
akan kembali pada suhu 350 C. Pada saat itulah terjadi masa
subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari,
kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali
pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena
produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan
suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga
tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak
adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu
sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung
setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena,
bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus
memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.

b. Suhu Basal sebagai Kontrasepsi


Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu
tubuhnya setiap hari untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Setelah
ovulasi suhu basal ( BBt / basal body temperature ) akan sedikit turun
dan akan naik sebesar ( 0,2 0,4 C ) dan menetap sampai masa
ovulasi berikutnya.
Hal ini terjadi karena setelah ovulasi hormone progesterone
disekresi oleh korpus luteum yang menyebabkan suhu tubuh basal
wanita naik, Aturan perubahan suhu:
a) Mengukur suhu pada waktu yang hampir sama setiap pagi
( sebelum bangkit dari tempat tidur ) dan mencatat suhu ibu pada
kartu yang telah disediakan oleh instruktur KBA.
b) Memakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama
dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang
normal, rendah. Mengabaikan suhu tinggi yang disebabkan oleh
demam atau gangguan lain.
c) Menarik garis pada 0,05C 0,1Cdi atas suhu tertinggi dari 10
suhu 10 hari tersebut. Ini dinamakan garis pelindung ( cover line )
atau garis suhu.
d) Masa tak subur mulai pada sore setelah hari ketiga berturut-turut
suhu berada di atas garis pelindung tersebut.

Catatan :
Jika salah satu dari 3 suhu tersebut di bawah garis pelindung (cover
line ) selama perhitungan 3 hari, ini mungkin tanda bahwa ovulasi
belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan menunggu sampai 3
hari berturu-turut suhu tersebut di atas garis pelindung sebelum
memulai senggama.

Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat suhu
basal ibu. Ibu dapat berhenti mencatat sampai haid berikut mulai
dan bersenggama sampai hari pertama haid berikutnya.
Kerugian
1. Membutuhkan motivasi
2. Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami
3. Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, ganggiuan tidur,
stress, alcohol dan obat-obatan, misalnya aspirin
9

4. Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama
setiap hari akan menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal
5. Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehinggamempersulit
untuk mencapai kehamilan
6. Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanyalah
mendeteksi pasca ovulasi.
Keuntungan
1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap
masa subur.
2. Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan
cara mendeteksi ovulasi.
3. Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain seperti lender
serviks.
4. Berada dalam kendali wanita.
5. Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan
Kontraindikasi
1. Sikluls haid yang tidak teratur.
2. Riwayat siklus haid yang an-ovulatori.
3. Kurve suhu badan yang tidak teratur.
4. Sang istri sedang sakit atau demam, sehingga suhu basalnya tidak
bisa diketahui secara tepat.
Indikasi
1. Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
2. Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
3. Pasangan dengan tidak dapat mengguanakan metode lain
4. Tidak keberatan jika terjadi kehamilan

Efek Samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan stress atau frustasi.
Hal ini dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita
sewaktu senggama.
Efektifitas
Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun.
Daya guna pemakaian adalah 20 30 kehamilan per 100
wanita/tahun. Daya guna dapat ditingkatkan dengan menggunakan
pula cara rintangan, misalnya kondom atau obat spermisida di
samping pantang berkala.
4. Metode Lendir Serviks
a. Pengertian
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode
keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur
10

dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan


rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan
kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan
lendir yang jernih, encer, dan licin. Abstinensia (tidak melakukan
hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap hari selama
periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu
lendir masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu
berhenti.
Cara kerja
Metode lendir serviks yakni pengamatan dilakukan pada lendir serviks.
Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:
1. Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
2. Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.
Menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung banyak air (encer)
sehingga mudah dilalui sperma. Setelah ovulasi lendir kembali menjadi
lebih padat.
Jika lendir mulai keluar atau bagi wanita yang mengalami keputihan
(sering mengeluarkan lendir) lendir mengencer, bergumpal-gumpal dan
lengket, hal ini menunjukan akan terjadi ovulasi. Sehingga senggama
harus dihindari dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Pada puncak masa subur, yaitu menjelang dan pada saat ovulasi
lendir akan keluar dalam jumlah lebih banyak menjadi transparan,
encer dan bening seperti putih telur dan dapat ditarik diantara dua jari
seperti benang. Tiga hari setelah puncak masa subur dapat dilakukan
senggama tanpa alat kontrasepsi.
Lendir dari servirks tidak dapat diamati pada saat sedang
terangsang dan beberapa jam setelah senggama, karena dinding vagina
juga akan mengeluarkan lendir yang akan memalsukan lendir servik.
Manfaat
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan
yaitu dengan berpantang senggama pada masa subur. Selain itu,
metode ini juga bermanfaat bagi wanita yang menginginkan
kehamilan.
Kelebihan
1. Mudah digunakan.
2. Tidak memerlukan biaya.
3. Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana
alami lain yang mengamati tanda-tanda kesuburan.
Kekurangan
1. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan
dengan metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).

11

2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat


kelaminnya.
3. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat
mengaburkan tanda-tanda kesuburan.
4. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.
Indikasi
1. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur
maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun
pramenopause.
2. Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.
3. Perempuan kurus atau gemuk.
4. Perempuan yang merokok.
5. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi
sedang, varises, dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma
uteri, endometritis, kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis
virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru.
6. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak
menggunakan metode lain.
7. Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.
8. Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada
setiap siklus haid
9. Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi,
mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan.
Kontraindikasi
1. Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya
membuat kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi.
2. Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah
abortus), kecuali MOB.
3. Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB
4. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang)
selama waktu tertentu dalam siklus haid.
5. Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.
Efek samping
a. Komplikasi yang langsung tidak ada
b. Persoalan timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan.
5. Metode Symtothermal
a. Pengertian
Metode Simptothermal merupakan metode keluarga
berencana alamiah ( KBA ) yang mengidentifikasi masa subur dari
siklus
menstruasi
wanita.
Metode
simptothermal
mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks.
Metode ini mengamati tiga indikator kesuburann yaitu perubahan

12

suhu basal tubuh, perubahan mukosa/ lendir serviks, dan


perhitungan masa subur melalui metode kalender.
Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan
hari aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode
saja. Ketika menggunakan metode ini bersama-sama, maka tandatanda dari satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi.
Manfaat
1. Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau
menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan
seksual ketika berpotensi subur (pantang saat masa subur).
2. Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau
menginginkan kehamilan.
Cara Kerja
Pengguna/klien metode simptothermal harus mendapat
instruksi atau petunjuk tentang metode lendir serviks, metode suhu
basal tubuh maupun metode kalender. Hal ini bertujuan agar
pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati
perubahan suhu basal tubuh maupun lendir serviks.
1. Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari
berikutnya setelah haid berhenti (periode tidak subur sebelum
ovulasi).
2. Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai
dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada vagina sama
dengan metode lendir serviks. Lakukan pantang senggama
karena ini menandakan periode subur sedang berlangsung.
3. Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3
hari berurutan dan hari puncak lendir subur.
4. Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur
awal, periode subur, periode tak subur akhir maka ikuti
perhitungan periode subur yang terpanjang dimana masa
pantang senggama harus dilakukan.
Efektifitas
Angka kegagalan dari penggunaan metode simptothermal
adalah 10-20 wanita akan hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya.
Hal ini disebabkan kesalahan dalam belajar, saran atau tidak ada
kerjasama pasangan. Namun, studi lain juga menyatakan angka
kegagalan dari metode simptothermal mempunyai angka kegagalan
hanya 3 persen apabila di bawah pengawasan yang ketat.

13

Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Menjadi


Efektif
Metode simptothermal akan menjadi efektif apabila:
1. Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.
2. Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat
mengubah siklus menstruasi dan pola kesuburan.
3. Penggunaan metode barier dianjurkan untuk mencegah
kehamilan.
Kerja sama dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus
bersedia untuk membantu untuk menghindari kehamilan baik
dengan tidak melakukan hubungan seksual atau menggunakan
beberapa metode penghalang selama hari-hari paling subur.
Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Tidak Efektif
Metode simptothermal dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
1. Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada
malam hari.
2. Wanita yang mempunyai penyakit.
3. Pasca perjalanan.
4. Konsumsi alkohol.
Hal-hal tersebut di atas dapat mempengaruhi pembacaan suhu basal
tubuh menjadi kurang akurat.
Pola Grafik Kesuburan pada Metode Simptothermal
Pola grafik kesuburan tidak sesuai digunakan wanita pada kasus
sebagai berikut:
1. Wanita yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu.
2. Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk
menggunakan metode simptothermal.
3. Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat
wanita itu sendiri atau alasan lain.
4. Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan
seksual tanpa alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap

14

bulan atau menerapkan metode kontrasepsi lain di hari tidak


amannya.
5. Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang
membahayakan jika dia hamil.
6. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat
mempengaruhi suhu basal tubuh, keteraturan menstruasi
maupun produksi lendir serviks.
Keuntungan
Metode simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:
1. Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau
operasi yang dibutuhkan.
2. Aman.
3. Ekonomis.
4. Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
5. Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan
kehamilan.
6. Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah
belajar metode simptothermal dengan benar.
Keterbatasan
Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:
1. Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi,
berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
2. Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus
mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan
lendir serviks.
3. Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan
suami istri.
4. Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
Indikasi
a. Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.
b. Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal,karena dapat mengubah
siklus menstruasi dan pola kesuburan.
c. Penggunaan metode barier dianjurkan untuk mencegah kehamilan.
Kontra-indikasi

15

a. Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam


hari.
b. Wanitayang mempunyai penyakit.
c. Pasca perjalanan.
6. Coitus Interputus
Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus atau
ekspulsi pra ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau withdrawal
methods atau pull-out method. Dalam bahasa latin disebut juga interrupted
intercourse.
Metode Withdrawal adalah metode kontrasepsi dimana senggama
diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intravaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari
genetalia eksterna wanita.
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga
berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya
(penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.
Cara kerja
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga
sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara
sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina
untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim.
1. Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling
membangun kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya
harus mendiskusikan dan sepakat untuk menggunakan metode
senggama terputus.
2. Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan
kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan
sperma dari ejakulasi sebelumnya.
3. Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya
dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
4. Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
5. Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
6. Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.
Efektifitas
Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan
benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan
per tahun. Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar,
pengalaman dan kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi
lebih efektif.
Manfaat
Coitus interuptus memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun
non kontrasepsi.
Manfaat kontrasepsi :
1. Alamiah.
2. Efektif bila dilakukan dengan benar.
16

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tidak mengganggu produksi ASI.


Tidak ada efek samping.
Tidak membutuhkan biaya.
Tidak memerlukan persiapan khusus.
Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
Dapat digunakan setiap waktu.

Manfaat non kontrasepsi :


1. Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi.
2. Menanamkan sifat saling pengertian.
3. Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.
Keterbatasan
Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan, antara lain .
Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan
tumpahan sperma selama senggama.
1. Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
2. Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan
setelah interupsi coitus.
3. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
4. Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.
Penilaian Klien
Klien atau akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi coitus
interuptus tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi
diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang
perlu dipertimbangkan bagi pengguna kontrasepsi ini adalah :
Coitus Interuptus
Indikasi
Suami yang tidak mempunyai masalah
dengan interupsi pra orgasmik.
Pasangan yang tidak mau metode
kontrasepsi lain.
Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam
keluarga berencana.
Pasangan yang memerlukan kontrasepsi
segera.
Pasangan yang memerlukan metode
sementara, sambil menunggu metode lain.
Pasangan yang membutuhkan metode

17

Kontraindikasi
Suami dengan ejakulasi dini.
Suami yang tidak dapat mengontrol interupsi
pra orgasmik.
Suami dengan kelainan fisik/psikologis.
Pasangan yang tidak dapat bekerjasama.
Pasangan yang tidak komunikatif.
Pasangan yang tidak bersedia melakukan

pendukung.
senggama terputus.
Pasangan yang melakukan hubungan
seksual tidak teratur.
Menyukai senggama yang dapat dilakukan
kapan saja/tanpa rencana.

7. Metode Amenorea Laktasi


Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea
Method (LAM) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan
ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.
Pada periode menyusui sering wanita menjadi tidak haid akibat
hormon laktasi. Ternyata disamping haid, ovulasi juga ikut terhambat.
Supaya methode ini bekerja dengan baik, ibu-ibu harus memberikan ASI
saja (eksklusif). Interval menyusui pada malam hari tidak melebihi 6 jam
dan interval siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan lama bayi
menyusui maka semakin kecil ovulasi akan timbul.
Cara Kerja :
Cara kerja dari Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah menunda
atau menekan terjadinyaovulasi. Pada saat laktasi/menyusui, hormon yang
berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka
kadar prolaktin meningkat
dan hormon gonadotrophinmelepaskan hormon penghambat
(inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadarestrogen,
sehingga tidak terjadi ovulasi.
Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan
perubahan hormonal dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang
menekan pengeluaran hormone LH dan menghambat ovulasi.
Ini adalah metode yang efektif bila kriteria terpenuhi : menyusui
setiap 4 jam pada siang hari, dan setiap 6 jam pada malam hari. Makanan
tambahan hanya diberikan 5-10% dari total.
Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi,
apabila :
1. Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila diberikan
minimal 8 kali sehari.
2. Belum mendapat haid.
3. Umur bayi kurang dari 6 bulan.
Kelebihan
1.
Ekonomis.
2.
Mengurangi perdarahan pasca melahirkan.
3.
Memberikan nutrisi yang baik pada bayi.
18

4.
pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan,
5.
tidak mengganggu kesehatan,
6.
merangsang seorang wanita untuk menyusui
Kekurangan
1.
Hanya melindungi pada 6 bulan pertama.
2.
Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun.
3.
tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi criteria, tidak
melindungi dari PMS
Manfaat
Metode Amenorea Laktasi (MAL) memberikan manfaat kontrasepsi dan
non kontrasepsi.
Manfaat Kontrasepsi
Manfaat kontrasepsi dari MAL antara lain:
1. Efektifitas tinggi (98 persen) apabila digunakan selama enam bulan
pertama
setelahmelahirkan,
belum
mendapat haid dan menyusui eksklusif
2. Dapat segera dimulai setelah melahirkan.
3. Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat.
4. Tidak memerlukan pengawasan medis.
5. Tidak mengganggu senggama.
6. Mudah digunakan.
7. Tidak perlu biaya.
8. Tidak menimbulkan efek samping sistemik.
9. Tidak bertentangan dengan budaya maupun agama.
Manfaat Non Kontrasepsi
Manfaat
non
kontrasepsi
dari
MAL
antara
lain
:
Untuk bayi
1. Mendapatkan kekebalan pasif.
2. Peningkatan gizi.
3. Mengurangi resiko penyakit menular.
4. Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu
formula atau alat minum yang dipakai.
Untuk ibu
1.
2.
3.
4.

Mengurangi perdarahan post partum/setelah melahirkan.


Membantu proses involusi uteri (uterus kembali normal).
Mengurangi resiko anemia.
Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.

Indikasi
Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat digunakan oleh wanita yang
ingin menghindari kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

19

1.
2.

Wanita yang menyusui secara eksklusif.


Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang
dari 6 bulan.

3.

Wanita yang belum mendapatkan haid pasca


melahirkan.

Kontraindikasi
1.

Wanita

pasca

melahirkan

Wanita

yang

tidak

yang

sudah

mendapat haid.
2.

menyusui

secara

eksklusif.
3.
4.
5.
6.

7.
8.

Wanita yang bekerja dan terpisah dari


bayinya lebih dari 6 jam.
Wanita yang harus menggunakan metode
kontrasepsi tambahan.
Wanita yang menggunakan obat yang
mengubah suasana hati.
Wanita yang menggunakan obat-obatan jenis
ergotamine, anti metabolisme, cyclosporine, bromocriptine, obat
radioaktif, lithium atau anti koagulan.
Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.
Bayi
yang
mempunyai
gangguan
metabolisme.

Efek samping
1.

Efektifitas tinggi hanya sampai


kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
2.
Tidak melindungi terhadap IMS
termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
3.
Kesulitan dalam mempertahankan
pola menyusui secara eksklusif.
Hal yang Harus Disampaikan Kepada Klien
Sebelum
Metode Amenorea Laktasi (MAL), klien terlebih
diberikan konseling sebagai berikut:

menggunakan
dahulu

1. Bayi menyusu harus sesering mungkin (on demand).


2. Waktu pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam.
3. Bayi menyusu sampai sepuasnya (bayi akan melepas sendiri
hisapannya).
4. ASI juga diberikan pada malam hari untuk mempertahankan
kecukupan ASI
5. ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin.
20

6. Waktu pemberian makanan padat sebagai pendamping ASI


(diberikan pada bayi sudah berumur 6 bulan lebih).
7. Metode MAL tidak akan efektif, apabila ibu sudah
memberikan makanan atau minuman tambahan lain.
8. Ibu yang sudah mendapatkan haid setelah melahirkan dianjurkan
untuk menggunakan metodekontrasepsi lain.
9. Apabila
ibu tidak
menyusui secara
eksklusif
atau
berhenti menyusui maka
perlu
disarankan
menggunakan
metode kontrasepsi lain yang sesuai.
Hal yang perlu diperhatikan oleh ibu dalam pemakaian
Metode Amenorea Laktasi (MAL)
agar amandan
berhasil
adalah menyusui secara eksklusif selama 6 bulan. Untuk mendukung
keberhasilanmenyusui dan MAL maka beberapa hal penting yang
perlu diketahui yaitu cara menyusui yang benar meliputi posisi,
perlekatan dan menyusui secara efektif.

Langkah-Langkah Penentuan Pemakaian KB MAL


Di
bawah
ini
merupakan langkah-langkah menentukan
menggunakan kontrasepsi MetodeAmenorea Laktasi (MAL).

21

dalam

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor pendorong masyarakat memilih metode kontrasepsi sederhana
tanpa alat adalah metode ini tidak memerlukan biaya sehingga dapat
menghemat pengeluaran, terhindar dari efek merugikan bahan kimia yang
terkandung di dalam alat kontrasepsi, menghindari kemungkinan alergi yang
ditimbulkan oleh karena pemakaian alat kontrasepsi, tidak merubah siklus
menstruasi pada wanita, tidak bertambahnya berat badan bagi penggguna,
tidak

mempengaruhi

kesuburan

dalam

jangka

panjang,

dan

tidak

menyakitkan.
B. Kritik dan Saran
Semoga dengan penyusunan makalah yang kami buat ini, dapat
memberikan pedoman, inspirasi dan kreatifitas bagi teman teman. Dan
sebuah kreatifitas yang bisa terilhami dari apa saja yang kemudian
diaplikasikan dalam proses belajar yang baik meskipun bentuk makalah ini
sangat sederhana dan masih banyak yang perlu disempurnakan karena masih
ada kesalahan kesalahan dalam penyusunan makalah kami ini.
Saran dan kritik (masukan) sangat dibutuhkan untuk membantu penulis
dalam memperbaiki suatu rangkaian tersebut, dan itu semua sangat berharga
dalam suatu hal dan yang bersifat membangun dan upaya untuk mewujudkan
keberhasilan serta sebagai pengayaan nilai yang maksimal. Semoga mendapat
berkah dan memiliki manfaat bagi kita semua serta mudah untuk dipahami.
Atas kritik dan sarannya, kami mengucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

22

http://kasnipersada.blogspot.co.id/2013/05/pelayanan-kontrasepsi-denganmetode.html
http://mymidwifenurul.blogspot.com/

23

You might also like