Professional Documents
Culture Documents
Eksaserbasi Akut
Richard Meldiawan
10-2010-336
D4
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara no.6 Jakarta Barat 11470
Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Pendahuluan
Asma adalah suatu penyakit yang ditandai oleh suatu episode batuk dan mengakibat
obstruksi aliran udara dalam derajat yang bervariasi dan mengi akibat memberi respons terhadap
pemberian bronkodilator.Insiden asma pada anak-anak sekolah dasar adalah sekurang-kurangnya
10 persen.Insiden ini lebih tinggi pada kelompok anak usia prasekolah yang diagnosisnya dapat
sulit ditegakkan.Tampakna kasus asma menjadi lebih sering dan mungkin juga lebihparah.Asma
sangat sering menyebabkan anak dirawat di rumah sakit dan tidak masuk sekolah,serta
menyebabkan kesulitan pada orang tua dan anak itu sendiri.
Kecenderungan atopi diwariskan secara dominan.Namun,anggota -anggota keluarga yang
berbeda mungkin mengidap asma,eksim,hat fever dan masalah alergi lainnya dalam kombinasi
dan derajat keparahan yang bervariasi.Inhalasi alergen akan menyebabkan suatu reposns alergi
tipe akibatkan spasme otot,edema mukosa,dan produksi mukus,yang semuanya ini berperan
menimbulkan obstruksi jalan napas.Penderita asma mempunyai hiperaktivitas bronkus dalam
berbagai derajat dan akan mengalami obstruksi jalan napas setelah olahraga,terpapar udara
dingin dan iritan nonspesifik seperti embun dan asap rokok.Pencetus utama serangan asma pada
anak kecil adalah infeksi saluran napas karena virus.Serangan akut ditandai dengan napas yang
pendek,mengi dan retraksi interkostal,serta pembatasan aktivitas.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Hasil yang didapat tergantung stadium serangan asma serta lamanya serangan serta jenis
asamanya.Pada asma yang ringan dan sedang tidak ditemukan kelainan fisik di luar serangan.
Pada
inspeksi
terlihat
paroksismal,kadang-kadang
pernapasan
terdapat
suara
cepat
dan
sukar,disertai
'wheezing'(mengi),ekspirium
batuk-batuk
memanjang,dan
ditemukan dapat menunjukan kemungkinan adanya penyakit lain.Tiap anak perlu pemeriksaan
fisik lengkap pada kunjungan pertama.Penting diperhatikan keadaan kulit,saluran nafas bagian
atas dan telinga.
Pemeriksaan Penunjang
Eosinofilia pada sputum merupakan ciri khas asma;pada anak hal ini dijumpai juga hanya
pada sindrom hiper-IgE.Sputum dari pasien asma tampak keputihan,sangat kental,dan
mengandung major basic protein (MBP) eosinofil dalam kadar tinggi.Seperti pada pasien rhinitis
alergika,eosinofil darah sering meningkat menjadi lebih dari 300 per sel milimeter kubik.Hitung
sel darah putih total dapat meningkat secara palsu apabila sampel diambil setelah pasien
mendapat obat adrenergik untuk asma.Peningkatan hitung sel darah putih sering menyebabkan
pemberian resep antibiotik yang sebenarnya tidak diperlukan.Biakan sputum dan sekresi
pernapasan yang lain biasanya tidak memperlihatkan bakteri patogen.Sebaliknya,biakan untuk
berbagai virus pernapasan,terutama rinovirus,yang positif dikaitkan dengan serangan mengi.
Pemeriksaan foto sinar-X toraks harus dilakukan pada evaluasi awal semua pasien
asma,dan secara berkala apabila respons klinis terhadap terapi kurang memuaskan.Pasa pasien
asma ringan asimtomatik,foto sinar X mungkin tampak normal selain peningkatan sedang
corakan perihilus.Namun,foto ini membantu menyingkirkan kelainan struktural atau proses
penyakit lain (misalnya fibrosis kistik) yang mungkin disertai oleh mengi.Selama serangan
asma,paru tampak mengalami hiperinflasi dan mungkin dijumpai bercak-bercak infiltrat yang
konsisten dengan atelektasia segmental.Yang terakhir dapat mudah dibedakan dari pneumonia
karena cepat lenyap setelah terapi asma yang sesuai.
Uji kulit membantu menentukan apakah pasien atopik dan dalam identifikasi alergen
penting yang mungkin memicu asma.Alergen penyebab gejala rhinitis alergika mungkin juga
memicu asma pada pasien yang mengidap kedua penyakit tersebut.
Apabila diagnosis asma tidak mudah ditegakkan,dapat dilakukan uji fungsi paru,terutama
yang dilakukan sebelum dan sesudah beraktifitas atau provokasi bronkus dengan histamin atau
metaolin dan juga setelah pemberian agonis -adrenergik.Dengan cara ini,hiperaktivitas jalan
napas dan obstruksi reversibel dapat dibuktikan secara objektif.Pada pasien asma
asimtomatik,pemeriksaan basal mungkin seluruhnya normal.Pada yang lain,bergantung pada
3
keparahan asmanya,dijumpai kelainan yang konsisten dengan proses obstruktif.Kelainankelainan tersebut mencakup peningkatan kaspasitas residual fungsional dan total (FRC,TLC)
serta volume vital paksa (forced vital capacity,FVC) normal atau menurun.Kelaianan paling
mencolok dijumpai pada pengukuran aliran udara,di mana terjadi penurunan volume ekspirasi
paksa dalam 1 detik (FEV1),fraksi kapasitas vital yang diekspirasikan pada detik pertama (rasio
FEV1:FVC) ,laju arus udara pertengahan ekspirasi puncak (PF).Pengukuran gas darah
memungkinkan kita memperkirakan pertukaran gas di paru.Nilai Pa02,PaCO2,dan pH biasanya
normal saat pasien secara klinis asimtomatik.Namun,Pa02 mungkin rendah selama beberapa lama
setelah serangan yang berat,terutama pada asma kronik,dan biasanya rendah pada fase awal
sebagian besar serangan akut.Oleh karena pasien melakukan hiperventilasi,nilai PaCO2,juga
biasanya. Rendah pada fase awal asma akut;nilai meningkat seiring dengan memburuknya proses
obstruktif.Peningkatan cepat PaCO2 menunjukan kegagalan pernapasan iminens.
Working diagnosis
Asma merupakan penyebab utama penyakit kronis pada masa kanak-kanak,menyebabkan
kehilngan hari-hari sekolah yang berarti,karen penyakit kronis.Pada anak yang lebih
besar,obstruksi jalan napas dapat dibuktikan dengan mengukur peak expiratory flow rate atau
FEV selama satu serangan atau setelah olahraga,dan menunjukan perbaikan klinis setelah
menghirup bronkodilator.
Pada anak kecil ,diagnosis berdasarkan adanya batuk dan atau mengi yang berulang atau
persisten serat adanya respons klinis terhadap pengobatan.Di antara serangan,kebanyakan anak
dalam keadaan sehat,tidak ada tanda klinis pada pemeriksaan fisik serta fungsi paru-paru
normal.Uji kulit terhadap alergen yang umum dapat memastikan bahwa anak tersebut atopi,dan
uji ini mungkin dapat mengidentifikasi alergen penting bagi individu tersebut,misalnya binatang
peliharaan.
Etiologi
Asma
merupakan
gangguan
kompleks
yang
melibatkan
faktor
mertangsang
kontraksi
otot
polos
bronkus.Neurotransmisi
peptida
intestinal
dewasa (asma yang timbul lambat,disebut intrinsik.Perbedaan antara asma intrinsik dan
ekstrinsik mungkin pada hal buatan (artifisial),karena dasar imun pada jejas mukosa akibat
mediator pada kedua kelompok dtersebut serupa.Asma ekstrinsik mungkin dihubungkan dengan
lebih mudahnya mengenali rangsangan pelepasan mediator daripada asma intrinsik. Penderita
asma dari semua umur biasanya mempunyai kadar serum IgE yang meningkat,pada kebanyakan
penderita memberi kesan komponen alergik-ekstrinsik.Walaupun kenaikan kadar IgE dapat
karena atopi,rangsangan non-spesifik kronis,yaitu reaksi imu fase lambat akibat alergen pada sel
mast menciptakan hiperreaktivitas jalan napas non-spesifik yang lama,yang dapat menghasilkan
bronkospasme tanpa adanya faktor ekstrinsik yang dapat diketahui.
Agen virus adalah pemicu infeksi asma yang paling penting.Pada umur muda (awal)
virus sinsisial respiratorik (respiratory syncytial virus =RSV) da virus parainfluenza adalah yang
paling sering terlibat;pada anak yang lebih tua rhinovirus juga terlibat.Infeksi virus influenza
diduga berperan penting pada umur yang semakin tua.Agen virus dapat bekerja mencetuskan
asma melalui rangsangan reseptor aferens vagus dari sistem kolinergik di jalan napas.Respons
IgE terhadap RSV dapat terjadi pada bayi dan anak dengan mengi akibat -RSV,tetapi tidak terjadi
pada mereka yang penyakit RSV pernapasannya tidak terkait dengan mengi.Mengi dengan
infeksi RSV dapat mengungkapkan kecenderungan terhadap asma.
Faktor endokrin.Asma dapat lebih buruk dalam hubungannya dengan kehamilan dan
menstruasi,terutama promesntruasi,atau dapat timbul pada saat wanita menopause.Asma
membaik pada beberapa anak saat pubertas.Hanya sedikit yang diketahui tentang peran faktor
endokrin
pada
etiologi
dan
patogenesis
asma.Tirotoksikosis
menambah
keparahan
Patofisiologi
Manifestasi
penyumbatan
jalan
napas
pada
asma
disebabkan
oleh
virus,asap
rokok,polutan
udara,bau
busuk,obat-obatan(agen
anti-radang
dapat
dicegah
dengan
agen
penstabil
sel
mast
kromolin
atau
nedokromil).Respons imun lambat terjadi 6-8 jam kemudian menghasilan keadaan hiperresponsif jalan napas berkelanjutan dengan infiltasi eosinofil dan neutrofil,dapat diobati dan
dicegah degan steroid,dan dapat dicegah dengan kromolin atau nedokromil.
Penyumbatan paling berat adalah selama ekspirasi karena jalan napas intratoraks
biasanya
menjadi
lebih
kecil
selama
ekspirasi.Walaupun
penyumbatan
jalan
napas
intratoraks dapat mengganggu aliran balik vena dan mengurangi curah jantung,yang
kemungkinan tampak sebagai pulsus paradoksus.
Ketidakseimbangan ventilasi dengan perfusi,hipoventilasi alveolar,dan bertambahnya
kerja pernapasan menyebabkan perubahan pada gas-gas darah.Hiperventilasi beberapa daerah.
Paru pada mulanya mengkompensasi tekanan karbondioksida yang lebih tinggi dalam darah
yang memperfusi daerah yang terventilasi jelek.Namun,hiperventilasi ini tidak dapat
mengkompensasi hipoksemia saat bernapas dengan udara kamar karena ketidakmapuan
penderita menaikkan tekananan oksigen dan saturasi oksihemoglobin parsial.Progresivitas
penyumbatan jalan napas lebih lanjut menyebabkan hipoventilasi alveolar yang lebih banyak dan
hiperkapnea dapat terjadi mendadak.Hipoksia mengganggu perubahan asam laktat menjadi
karbondioksida dan air,menimbulkan asidosis metabolik.Hiperkapnia menaikkan asam
karbonat,yang berdisosiasi menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat,menimbulkan asidosis
respiratorik.
Hipoksia dan asidosis dapat menyebabkan vasokonstriksi pulmonal ,tetapi kor pulmonal
akibat dari hipertensi pulmonal yang bertahan bukan merupakan komplikasi asma yang
lazim.Hipoksia dan vasokonstriksi dapat mencederai sel alveolar tipe II,mengurangi produksi
surfaktan,yang normalnya menstabilkan alveoli.Dengan demikian proses ini dapat memperburuk
kecenderungan ke arah atelektasis.
Gejala Klinis
Timbulnya eksaserbasi asma dapat secara akut atau diam-diam.Episode akut paling sering
disebabkan oleh pemaparan terhadap iritan seperti udara dingin dan gas (asap) beracun
(rokok,cat basah) atau pemaparan terhadap alergen atau bahan kimia sederhana,misalnya aspirin
atau sulfit.Bila penyumbatan jalan napas terjadi dengan cepat dalam beberapa menit,sepertinya
kebanyakan disebabkan oleh spasme otot polos pada jalan napas besar.Eksaserbasi dipercepat
oleh infeksi virus pernapasan yang timbulnya lebih lambat,dengan frekuensi dan keparahan
batuk dan mengi yang sedikit demi sedikit bertambah selama beberapa hari.Karena permukaan
jalan napas mengurang pada malam hari,banyak anak menderita asma akut pada saat ini.Tandatanda dan gejala -gejala asma adalah batuk,yang kedengarannya lengket dan batuk yang
nonproduktif pada awal perjalanan serangan;mengi,takipnea,dan dispnea dengan ekspirasi
8
Epidemiologi
Asma dapat timbul pada segala umur;30% penderita bergejala pada umur 1 tahun,sedang
80-90% anak asma mempunyai gejala pertamanya sebelum umur 4-5 tahun.Perjalanan dan
keparahan asma sukar di ramal.Sebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya
9
sekitar
95%
menjadi
orang
dewasa
asmatis.Belum
diketahui
apakah
bronkodilator dan kortikosteroid,ras kulit hitam,tidak setia pada nasihat untuk penanganan
,disfungsi dan stres psikososial yang dapat mengganggu kesetiaan atau tanggapan terhadap
bertambahnya
penyumbatan
jalan
napas,sedasi,serta
pemaparan
berlebihan
terhadap
alergen.Pengobatan gawat darurat atau rawat inap di rumah sakit,karena asma,yang baru saja
dilalui menambah risiko kematian asma.Penderita yang menjadi sasaran penyumbatan jalan
napas berat,mendadak,dan mereka yang menderita asma kronis tergantung steroid adalah yang
terutama berisiko tinggi untuk asma yang mematikan.
Pengobatan
1. Pengobatan Asma akut
Banyak serangan akut asma dapat dicegah dengan terapi pemeliharaa yang
ketat,tetapi beberapa eksaserbasi akut tetap akan terjadi dan memerlukan
intervensi di rumah sakit atau di kamar praktik atau di ruang darurat.Unsur-unsur
pokok pada terapi untuk asama akut adalah bronkodilator,oksigen,dan
steroid.Sebagian
atau
semua
dari
semua
dari
unsur
ini
mungkin
sama
efektifnya
untuk
pasien
asma
baik
alergen
maupun
dalam
tutup
nebulizer
plastik
dengan
masker
atau
panel
pakar
dati
The
National
Institutes
of
Health
(lihat
13
kasus rhinitis alergika,terapi utama pada asma adalah menghindari alergen dan
pemicu lain,farmakoterapi,dan ,apabila diindikasikan ,imunoterapi.
Rincian mengenai hal-hal yang perlu dihindari sama seperti yang berlaku
untuk rhinitis alergika.Selain itu,karena infeksi saluran napas oleh virus
merupakan penyebab tersering mengi pada anak,maka bayi atau anak dengan
mengi yang dipicu oleh infeksi saluran napas atau seyoganya tidak mengunjungi
panti penipan anak atau bahkan taman kanak-kanak minggu untuk menghindari
pemajanaan ke virus.Aktivitas fisik di udara yang dingin dan kering harus
dihindari sampai bayi atau anak terbukti sudah terlindungi oleh obat.
Terapi farmakologis untuk asma sangat penting bahkan pada mereka yang
secara ketat menghindari alergen atau menjalani imunoterapi.Dokter dan keluarga
harus secara jelas memahami perbedaan antara obat anti-inflamasi dan
bronkodilator seperti dibahas di atas.Penanganan kemungkinan besar termasuk ke
dalam pola penanganan untuk asma ringan ,sedang,atau berat.Penambahan obat
dilakukan secara bertahap agar tercapai kontrol yang memadai.Anak dengan asma
ringan yang rekuren,tetapi jarang tidak memerlukan pengobatan harian.Gejala
berespons baik terhadap pemakaian agonis -adrenergik oral atau (lebih
dianjurkan- inhalan (dua inhalasi setiap 4 sampai 6 jam,dengan menunggu 2
sampai 5 menit di antara inhalasi pertama dan kedua).Bagian terpenting dalam
mengobati anak seperti ini adalah instruksi yang cermat dan pengamatan
pemakaian alat (inspirEase,aerochamber,Optihaler,dan yang lain) dengan
Prognosis
Sejalan dengan bertambahnya usia anak,sebagian besar anak akan mengalami
perbaikan.Pada anak-anak prasekolah yang mengalami mengi hanya pada saat pilek,mungkin
gejala akan menghilang setelah usia 5-8 tahun.secara umum,semakin berat suatu asma maka
perbaikan akan tercapai pada usia yang lebih tua.Asma mungkin berulang pada masa dewasa,dan
remaja sebaiknya tidak merokok dan menghindari alergen potensial di tempat kerja.
14
Komplikasi
Bila serangan asma sering terjadi dan telah berlangsung lama,maka akan terjadi emfisema
dan mengakibatkan perubahan bentuk toraks yaitu toraks membungkuk ke depan dan
memanjang.pada foto rontgen toraks terlihat diafragma letak rendah,gambaran jantung
menyempit,corakan hilus kiri dan kanan bertambah.Pada asma kronik dan berat dapat terjadi
bentuk dada burung dan tampak sulkus Harrison.
Bila sekret banyak dan kental,salah satu bronkus dapat tersumbat sehingga dapat terjadi
atelektasis pada lobus segmen yang sesuai.Mediastinum tertarik ke arah atelektasis.Bila
atelektasis berlangsung lama dapat berubah menjadi bronkiektasis,dan bila ada infeksi akan
terjadi bronkopneuomonia.Serangan asma yang terus-menerus dan berlangsung beberapa hari
serta berat dan tidak dapat diatasi dengan obat-obatan yang biasa disebut status asmatikus.Bila
tidak ditolong dengan semestinya dapat menyebabkan kematian,kegagalan pernafasan dan
kegagalan jantung.
Pencegahan
Pencegahan serangan asma terdiri atas:.
1. Penghindaran faktor-faktor pencetus
2. Obat-obat dan terapi imunologik
Penggunaan obat-obatan atau tindakan untuk mencegah dan
meredakan atau mengurangi reaksi-reaksi yang akan dan atau sudah
timbul oleh pencetus tadi
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
18.Jakarta:EGC;2002.h.776-8.
6. Henderson S.Kedokteran emergensi:vandemecum.Jakarta:EGC;2012.h.67-72.
15