You are on page 1of 81

ANTI JAMUR

PENGERTIAN JAMUR 88

FUNGI
(JAMUR),
Pada
umumnya
jamur dibagi
menjadi
2
yaitu: khamir
(Yeast) dan
kapang

(Mold).

Jamur adalah organisme mikroskopis tanaman yang


terdiri dari sel, seperti cendawan, dan ragi. Beberapa
jenis jamur dapat berkembang pada permukaan tubuh
yang bisa menyebabkan infeksi kulit, kuku, mulut atau
vagina.
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan
secara pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih
besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir
yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.
Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ
penggerak lainnya.
Kapang, tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya
terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel resisten,
istirahat
atau
dorman).
Miselium
merupakan
kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa.

JENIS MIKOSIS

Infeksi jamur secara umum dibedakan


menjadi infeksi jamur sistemik dan
superfisial.
Mikosis superfisial merupakan mikosis
yang menyerang kulit, kuku, dan rambut
terutama disebabkan oleh 3 genera jamur,
yaitu Trichophyton, Microsporum, dan
Epidermophyton.
Mikosis sistemik merupakan mikosis yang
menyerang alat-alat dalam, seperti
jaringan sub-cutan, paru-paru, ginjal,
jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina

Beberapa jenis mikosis superfisial antara lain sebagai


berikut:

Tinea capitis
Merupakan infeksi jamur
yang menyerang stratum
corneum kulit kepala dan
rambut kepala,
disebabkan oleh jamur
Mycrosporum dan
Trichophyton. Gejalanya
adalah rambut yang
terkena tampak kusam,
mudah patah dan tinggal
rambut yang pendekpendek pada daerah yang
botak. Pada infeksi yang
berat dapat

Contd

Tinea favosa
Merupakan infeksi pada kulit kepala, kulit badan yang
tidak berambut dan kuku. Penyebabnya adalah
Trichophyton schoenleinii. Gejalanya berupa bintikbintik putih pada kulit kepala kemudian membesar
membentuk kerak yang berwarna kuning kotor. Kerak ini
sangat lengket daln bila diangkat akan meninggalkan
luka basah atau bernanah.

Tinea barbae
Merupakan infeksi jamur yang menyerang daerah yang
berjanggut dan kulit leher, rambut dan folikel rambut.
Penyebabnya adalah Trichophyton mentagrophytes,
Trichophyton violaceum, Microsporum cranis.

Contd

Dermatophytosis (Tinea pedis, Athele foot)


Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai
kulit terutama kulit di sela-sela jari kaki. Dalam kondisi berat
dapat bernanah. Penyebabnya adalah Trichophyton sp.
Tinea cruris
Merupakan infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha
bagian atas sebelah dalam. Pada kasus yang berat dapat
pula mengenai kulit sekitarnya. Penyebabnya adalah
Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp.
Tinea versicolor (panu)
Merupakan mikosis superfisial dengan gejala berupa bercak
putih kekuning-kuningan disertai rasa gatal, biasanya pada
kulit dada, bahu punggung, axilla, leher dan perut bagian
atas. Penyebabnya adalah Malassezia furtur.

Obat Anti Jamur


Untuk
Untuk Infeksi
Infeksi
Sistemik
Sistemik
Amfoterisin
Amfoterisin
B
B

Flusitosin
Flusitosin

Imidazol
Imidazol &
&
Triazol
Triazol
-- Ketonazol
Ketonazol
-- Itrakonazol
Itrakonazol
-- Flukonazol
Flukonazol
-- Vorikonazol
Vorikonazol
Terbina
Terbina
fin
fin

Kospofung
Kospofung
ii

Untuk
Untuk infeksi
infeksi dermatif
dermatif
&
mukokutan
& mukokutan
Griseofulvi
Griseofulvi
n
n

Imidazo
Imidazo
ll
-- Sulkonazol
Sulkonazol
-- Mikonazol
Mikonazol
-- Terkonazol
Terkonazol
-- Klorimazon
Klorimazon
-- Tiokonazol
Tiokonazol
-- Ekonazol
Ekonazol
--- Ketonazol
Ketonazol Sertakonazol
Sertakonazol
Polien
Polien
Co/
Co/
Nistatin
Nistatin

Alilamin
Alilamin &
&
Benzilamin
Benzilamin
-- Naftifin
Naftifin
-- Terbinafin
Terbinafin
-Butenofin
-Butenofin
LainLainlain
lain

95

-- Asam
Asam benzoat
benzoat &
& asam
asam
salilsilat
salilsilat
-- Asam
Asam undesilenat
undesilenat
-- Siklopiroksolami
Siklopiroksolami
-- Terbinafin
Terbinafin

SPEKTRUM
Histopl
asma
capsul
atum
AMFOTERISIN
B
KETOKONAZ
OL,
MIKONAZOL,
KLOTRIMAZO
L, EKONAZOL
ITRAKONAZO
L
NISTATIN
FLUSITOSIN

Cryptoco Candida
ccus
sp.
neoforma
n

Aspergill
us

Blastomy
ces
dermatid
tis

EPIDERMO
PHYTO
HALOPROGI
N
ASAM
UNDESILENA
T
TERBINAFIN

TRICHOPH
YTON

MICROSPO
RUM

ONIKOMIK
OSIS

PENGGOLONGAN OBAT
ANTIFUNGI

GOLONGAN AZOL
1. KETOKONAZOL
. Spektrum luas efektif

terhadap Blastomyces
dermatitidis, Candida species, Coccidiodes
immitis, Histoplasma capsulatum, Malasezzia
furfur, Paracoccidiodes brasiliensis.
. Ketokonazol juga efektif terhadap dermatofit
tetapi tidak efektif terhadap Aspergillus
spesies dan Zygomycetes.
. Ketokonazol dapat menginhibisi biosintesis
steroid, seperti halnya pada jamur.

ITRAKONAZOL

Itrakonazol mempunyai aktifitas spektrum


yang luas terhadap Aspergillosis sp.,
Blastomyces dermatidis, Candida sp.,
Cossidiodes immitis, Cryptococcus
neoformans, Histoplasma capsulatum,
Malassezia furfur, Paracoccidiodes brasiliensis,
Scedosporium apiospermum dan Sporothrix
schenckii.
Efek samping yang sering dijumpai adalah
masalah gastrointestinal seperti mual, nyeri
abdomen dan konstipasi. Efek samping lain
seperti sakit kepala, pruritus, dan ruam alergi.

FLUKONAZOL

Flukonazol efektif untuk mengatasi


kandidiasis oral atau esophageal,
criptococcal meningitis dan pada penelitian
lain dinyatakan efektif pada sporotrikosis
(limfokutaneus dan visceral).
Efek samping : masalah gastrointestinal
seperti mual, muntah, diare, nyeri abdomen
dan juga sakit kepala. Selain itu
hipersensitivitas, agranulositosis, sindroma
Stevens Johnsons, hepatotoksik,
trombositopenia dan efek pada sistem saraf
pusat.

VARIKONAZOL

Varikonazol mempunyai spektrum yang luas


terhadap Aspergillus sp., Blastomyces
dermatitidis, Candida sp, Candida spp
flukonazol resistant., Cryptococcus neoforams,
Fusarium sp., Histoplasma capsulatum, dan
Scedosporium apospermum. Tidak efektif
terhadap Zygomycetes.
Vorikonazol dapat ditoleransi baik oleh manusia.
Efek toksik vorikonazol yang sering ditemukan
adalah gangguan penglihatan bersifat
teratogenik pada hewan dan kontraindikasi
pada wanita hamil

POSAKONAZOL

Posakonazol memiliki kemampuan


antijamur terluas saat ini. Tidak
ditemukan resistensi silang
posakonazol dengan flukonazol.
Posakonazol merupakan satu-satunya
golongan azol yang dapat
menghambat jamur golongan
Zygomycetes. Posakonazol juga dapat
digunakan dalam pengobatan
aspergilosis dan fusariosis.

GOLONGAN ALILAMIN
Terbinafin
Terbinafin merupakan anti jamur yang berspektrum
luas. Efektif terhadap dermatofit yang bersifat
fungisidal dan fungistatik untuk Candida albicans
tetapi bersifat fungisidal terhadap Candida
parapsilosis.
Terbinafin juga efektif terhadap Aspergillosis sp.,
Blastomyces dermatitidis, Histoplasma capsulatum,
Sporothrix schenxkii dan beberapa dermatiaceous
moulds.
Efek samping pada gastrointestinal seperti diare,
dispepsia, dan nyeri abdomen. Terbinafin tidak
direkomendasikan untuk pasien dengan penyakit
hepar kronik atau aktif

GOLONGAN POLIEN
1. Amfoterisin B
Amfoterisin B mempunyai aktifitas spektrum
yang luas terhadap Aspergillus sp., Mucorales
sp., Blastomyces dermatitidid, candida sp.,
Coccidiodiodes immitis, Cryptococcus
neoformans, Histoplasma capsulatum,
paracoccidioides brasiliensis, Penicillium
marneffei.
Efek samping toksik yang paling serius adalah
kerusakan tubulus ginjal
2. Nistatin
Nistatin merupakan antibotik yang digunakan
sebagai antijamur, diisolasi dari Streptomyces
nourse pada tahun 1951

GOLONGAN EKINOKANDIN
1. Kaspofungin
Kaspofungin adalah antijamur sistemik dari
suatu kelas baru yang disebut ekinokandin.
Obat ini bekerja dengan menghambat
sintesis beta (1,3)-Dglukan, suatu komponen
esensial yang membentuk dinding sel jamur
Kaspofungin mempunyai aktifitas spektrum
yang terbatas. Kaspofungin efektif terhadap
Aspergillus fumigates, Aspergillus flavus dan
Aspergillus terreus.

Kaspofungin diindikasikan untuk infeksi


jamur sebagai berikut:
1.Kandidiasis invasif, termasuk
kandidemia pada pasien neutropenia
atau non-neutropenia.
2. Kandidiasis esofagus
3. Kandidiasis orofarings
4. Aspergilosis invasif yang sudah
refrakter terhadap antijamur lainnya.

Efek samping yang sering dijumpai


yaitu demam, adanya ruam kulit, mual,
muntah 99

2. Mikafungin
Pada tahun 2005, mikafungin disetujui
FDA untuk terapi esofagitis kandida pada
pasien HIV.
Mikafungin juga bermanfaat untuk terapi
aspergilosis invasive
3. Anindulafungin
Anindulafungin merupakan kelompok
ekinokandin yang telah disetujui FDA
tahun 2006 untuk penatalaksanaan
kandidiasis esophagus, peritonitis dan
abses intraabdomen disebabkan candida
99

GOLONGAN LAIN
1. Flusitosin
. Flusitosin efektif

terhadap Candida
sp., Cryptococcus neoformans,
Cladophialophora carrionii,
Fonsecaea sp., Phialophora
verrucosa.
. Efek samping yang sering dijumpai
yaitu mual,muntah dan diare

Mekanisme Kerja
1. Flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan
bantuan sitosin deaminase dan dalam
sitoplasma akan bergabung dengan RNA
setelah mengalami deaminasi menjadi 5fluorourasil dan fosforilasi.
2. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat
penghambatan Iangsung sintesis DNA oleh
metabolit fluorourasil. Keadaan ini tidak terjadi
pada sel mamalia karena dalam tubuh mamalia
flusitosin tidak diubah menjadi fluorourasil.

2. Griseofulvin
Griseofulvin mempunyai aktifitas spektrum
yang terbatas hanya untuk spesies
Epidermophyton flocossum, Microsporum sp.,
dan Trichophyton sp., yang merupakan
penyebab infeksi jamur pada kulit, rambut
kuku.
Griseofulvin tidak efektif terhadap kandidiasis
kutaneus dan pitiriasis versikolor
Efek samping griseofulvin biasanya ringan
berupa sakit kepala, mual, muntah, dan nyeri
abdomen. Timbulnya reaksi urtikaria dan
erupsi kulit dapat terjadi pada sebagian
pasien

Penggolongan Obat
Antijamur
Topikal

GOLONGAN AZOL-IMIDAZOL

Klotrimazol
Klotrimazol dapat digunakan untuk pengobatan
dermatifitosis, kandidiasis oral, kutaneus dan genital.
Untuk pengobatan oral kandidiasis, diberikan oral
troches (10 mg) 5 kali sehari selama 2 minggu atau
lebih.
Untuk
pengobatan
kandidiasis
vaginalis
diberikan dosis 500 mg pada hari ke-1, 200 mg hari ke2, atau 100 mg hari ke-6 yang dimasukkan ke dalam
vagina. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit
digunakan krim klotrimazol 1% dosis dan lamanya
pengobatan tergantung kondisi pasien, biasanya
diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali
sehari.

Ekonazol
Ekonazol dapat digunakan untuk pengobatan
dermatofitosis dan kandidiasis oral, kutaneus dan genital.
Untuk pengobatan kandidiasis vaginalis diberikan dosis
150 mg yang dimasukkan ke dalam vagina selama 3 hari
berurut-turut. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit
digunakan ekonazol krim 1 %, dosis dan lamanya
tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan
selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari. Ekonazol
penetrasi dengan cepat di stratum korneum. Kurang dari
1% diabsorpsi ke dalam darah. Sekitar 3% pasien
mengalami eritema lokal, sensasi terbakar, tersengat,
atau gatal.

Mikonazol
Mikonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis,
pitiriasis versikolor, serta kandidiasis oral, kutaneus dan
genital. Mikonazol cepat berpenetrasi pada stratum
korneum dan bertahan lebih dari 4 hari setelah
pengolesan. Kurang dari 1% diabsorpsi dalam darah.
Absorpsi kurang dari 1,3% di vagina.
Efek samping pemakaian topikal vagina adalah rasa
terbakar, gatal atau iritasi 7% kadang-kadang terjadi
kram di daerah pelvis (0,2%), sakit kepala, urtika, atau
skin rash. Iritasi, rasa terbakar dan maserasi jarang
terjadi pada pemakaian kutaneus. Mikonazol aman
digunakan pada wanita hamil, meskipun beberapa ahli
menghindari pemakaian pada kehamilan trimester
pertama.

Ketokonazol
Ketokonazol
digunakan
untuk
pengobatan
dermatofitosis,
pitiriasis
versikolor,
kutaneus
kandidiasis dan dapat juga untuk pengobatan
dermatitis seboroik. Pengobatan infeksi jamur pada
kulit digunakan krim ketokonazol 1%, dosis dan
lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien,
biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan
sekali sehari sedangkan pengobatan dermatitis
seboroik dioleskan 2 kali sehari. Pengobatan pitiriasis
versikolor menggunakan ketokonazol 2% dalam
bentuk shampoo sebanyak 2 kali seminggu selama 8
minggu.

Sulkonazol
Sulkonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan
kandidiasis kutaneus. Pengobatan infeksi jamur pada kulit
digunakan sulkonazol krim 1%. Dosis dan lamanya pengobatan
tergantung dari kondisi pasien, biasanya untuk pengobatan tinea
korporis , tinea kruris ataupun pitiriasis versikolor dioleskan 1
atau 2 kali sehari selama 3 minggu dan untuk tinea pedis
dioleskan 2 kali sehari selama 4 minggu.

Terkonazol
Terkonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan
kandidiasis kutaneus dan genital. Pengobatan kandidiasis
vaginalis yang disebabkan Candida albicans, digunakan
terkonazol krim vagina 0,4% (20 gr terkonazol) yang dimasukkan
ke dalam vagina menggunakan aplikator sebelum waktu tidur, 1
kali sehari selama 3 hari berturut-turut dan vaginal supositoria
dengan dosis 80 mg terkonazol, dimasukkan ke dalam vagina, 1
kali sehari sebelum waktu tidur selama 3 hari berturut-turut.

Tiokonazol
Tiokonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis serta
kandidiasis kutaneus dan genital. Untuk pengobatan
kandidiasis vaginalis diberikan dosis tunggal sebanyak 300
mg dimasukkan ke dalam vagina. Untuk infeksi pada kulit
digunakan tiokonazol krim 1%, dosis dan lamanya pengobatan
tergantung kondisi pasien, biasanya untuk pengobatan tinea
korporis dan kandidiasis kutaneus biasanya diberikan selama
2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari. Untuk tinea pedis
dioleskan 2 kali sehari selama 6 minggu, untuk tinea kruris
dioleskan 2 kali sehari selama 2 minggu dan untuk pitirisis
versikolor dioleskan 2 kali sehari selama 1-4 minggu.
Sertakonazol
Sertakonazol dapat digunakan untuk pengobatan
dermatofitosis dan candida sp, digunakan sertakonazol krim
2%

GOLONGAN ALILAMIN/BENZILAMIN

Naftifin
Naftifin dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan
Candida sp., Untuk pengobatan digunakan krim naftifin hidroklorida
krim 1% dioleskan 1 kali sehari selama 1 minggu.

Terbinafin
Terbinafin dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis,
pitiriasis versikolor dan kandidiasis kutaneus. Digunakan terbinafin
krim 1% yang dioleskan 1 atau 2 kali sehari. Untuk pengobatan tinea
korporis dan tinea kruris digunakan selama 1-2 minggu, untuk tinea
pedis selama 2-4 minggu, untuk kandidiasis kutaneus selama 1-2
minggu dan untuk pitiriasis versikolor selama 2 minggu.

Butenafin
Butenafin merupakan golongan benzilamin aktifitas antijamurnya
sama dengan golongan alilamin. Butenafin bersifat fungisidal
terhadap dermatofita dan dapat digunakan untuk pengobatan tinea
korporis, tinea kruris dan tinea pedis, dioleskan 1 kali sehari selama
4 minggu.

GOLONGAN POLIEN

Nistatin
Pengobatan kandidiasis kutis dapat digunakan
nistatin topikal pada kulit atau membrane mukosa
(rongga mulut, vagina). Nistatin biasanya tidak
bersifat toksik tetapi kadang-kadabng dapat
timbul mual, muntah dan diare jika diberikan
dengan dosis tinggi.
Untuk pengobatan kandidiasis vaginalis diberikan
1 atau 2 vaginal suppossitoria (100.000 setiap
unitnya) yang diberikan selama kurang lebih 14
hari.

ANTIJAMUR GOLONGAN LAIN

Asam Undesilenat
Asam undesilenat
bersifat fungistatik, dapat juga bersifat
fungisidal apabila terpapar lama dengan konsentrasi yang tinggi
pada agen jamur. Tersedia dalam bentuk salep, krim, bedak spray
powder, sabun, dan cairan. Salap asam undesilenat mengandung
5% asam undesilenat dan 20% zinc undesilenat. Zinc bersifat
astringent yang menekan inflamasi. Preparat ini digunakan untuk
mengatasi dermatomikosis, khususnya tinea pedis. Efektifitas
masih lebih rendah dari imidazol, haloprogin atau tolnaftat.
Preparat ini juga dapat digunakan pada ruam popok, dan tinea
kruris.

Salep Whitefield
Pada tahun 1970, Arthur Whitefield membuat preparat salep yang
mengandung 12% asam benzoate dan 6% asam salisilat.
Kombinasi ini dikenal dengan salep Whitefield. Asam benzoat
bekerja sebagai fungistatik, dan asam salisilat sebagai keratolitik
sehingga menyebabkan deskuamasi keratin yang mengandung
jamur. Preparat nini sering menyebabkan iritasi khususnya jika
dipakai pada permukaan kulit yang luas. Selain itu absorpsi secara
sistemik dapat terjadi, dan menyebabkan toksisitas asam salisilat,

Amorolfin
Amorolfin
merupakan
phenylpropylpiperidine. Bekerja dengan cara
menghambat biosintesis ergosterol jamur.
Aktifitas spektrumnya luas, dapat digunakan
untuk pengobatan tinea korporis, tinea
kruris, tinea pedis dan onikomikosis. Untuk
infeksi jamur pada kulit amorolfin dioleskan
satu kali sehari selama 2-3 minggu
sedangkan untuk tinea pedis selama 6 bulan.

Siklopiroks olamin
Siklopiroks olamin adalah antijamur
sintetik hydroxypyridone, bersifat
fungisidal, sporisida dan memiliki
penetrasi yang baik pada kulit dan
kuku.
Siklopiroks
efektif
untuk
pengobatan tinea korporis, tinea
kruris, tinea pedis, onikomikosis,
kandidiasis kutaneus dan pitiriasis
versikolor.15

ANTIAMUBA

Amubiasis adalah suatu infeksi usus


besar yang disebabkan oleh
Entamoeba histolytica, suatu parasit
bersel tunggal. Parasit ini memiliki 2
(dua) bentuk dalam siklus hidupnya,
yaitu bentuk aktif (trofozoit) dan
bentuk pasif (kista).

Antiamuba bekerja sebagai amubisid


yaitu membunuh amuba untuk
mengobati amubiasis.
Berdasarkan tempat kerjanya,
antiamuba yang dipasarkan di
Indonesia adalah antiamuba yang
bekerja pada lumen usus dan
jaringan yaitu Metronidazol dan
turunannya seperti Tinidazol,
Nimorazol dan Ornidazol.

Berdasar tempat kerja

Amubisid jaringan: amuba didinding usus,


hati, jaringan ekstra intestinal
lainnyaemetin, dehidroemetin,
klorokuin
Amubisid luminal/kontak: dilumen
ususyodoklrohidroksikuin,
kiniofon,glikobiarsol,tetrasiklin,
paromomisin
Amubisid jaringan& luminal: metronidazol

emetin

membunuh E.hystolityca secara


langsung
Farmakokinetik: diserap baik dari
tempat injeksi lalu dimetabolisme
dan dieksresi secara lambat, shg
emetin sudah ditemukan diurin 20-40
menit setelah suntikan dan masih
ditemukan 40-60 hari setelah
pengobatan dihentikan

Efek samping:
Lokal: nyeri tempat suntikan, kekakuan, lemah

otot tempat suntikan


Sistemik: merupakan akumulasi dari obat
. Pd GIT: mual, muntah, diare
. Pada neuromuskuler: lemah, neyeri dan kaku otot
rangka terutama leher&anggota gerak
. Pd cardiovaskuler: hipotensi, nyeriprekordial, tachicardi
dll
. Hati hati pada geriatri, lemah
.

Indikasi: untuk amubiasis jaringan


KI: hamil, penykait jantung &penyakit
ginjal
Sedianan &Dosis: tersedia dalam
20,30,&60 mg/ampul IM. Tidak boleh untuk
IV. Pada anak 1mg/kgbb/hari selama 5 hari,
terapi ulang baru boleh stelah 6-8 mg dari
pemberian pertama. Dosis dewasa 1-1,5
mg/kgbb/hari dg dosis maksimal 90 mg/hr
dlm dosis terbagi 2x/hr. pemberian ulang
setelah 2 minggu

Metronidazole

Punya efek amubisid, anti giardia lamblia


&trikonomiazid
Amubisid langsung
Invitro thd E.hystolitica, semua parasit
musna dalam 24 jam. Pada biakan
trikomonas vaginalis, kadar metro 2,5
ug/mL dapat menghancurkan parasit 99%
dalam 24 jam. Tropozoit giardia lamblia
juga dipengaruhi langsung pd kadar 150ug/mL
Tinidazol efek sma, tapi t/12 lebih panjang

F.kinetik: absorbsi po baik. 1 jam


setelh 500mg diberikan oral, kadar
plasma 10ug/mL. untuk protozoa &
bakteri sensitif hanya diperlukan
kadar plasma 8 ug/mL, t1/2 8-10 jam.
Diekresi lewat urin, air liur, ASI
&cairan vagina &seminalis dalam
kadar rendah. Urin mungkin berwarn
agelap karena mengandung pigmen
yg larut lair

Efek samping: sakit kepla, mual, mulut


kering, kecap logam, lidah berselaput,
glositis, stomatitis,vertigo, ataksia,
parestesia, flushing, pruritus, disuria
dll.kadang dijumpai netropenia
KI: hamil sebaiknya dihindarkan, walaupun
belum ada bukti efek teratogeniknya
Indikasi: amubiasis, trikonomiasis &infeksi
bakteri anaerob, giardiasis, profilakis
bedah abdomen, kolitis
pseudomembranosa oleh clostridium
defficile

Sediaan & dosis


Sediaan: tablet 250 mg& 500mg,tablet

vagina 500mg
Dosis:
. amubiasis 3x 750 mg/hr po. Pada anak 30-50
mg/kgbb/hari dalam 3 dosis
. Trikonomiasis vagina: 3x250 mg selama 7-10
hari, bisa diulang setelah 4-6 minggu, dpt
diberikan bersama tablet vagina 500mg/x/hr
. Dosis giardiasis: 3x250 mg selama 7hari

Tinidazol: tersedia 500mg tablet


Giardiasis: 1,5g dosis tunggal waktu makan
Disentri amuba&abses hati: 2g/x/hari

selama 3 hari, anak 60mg/kgbb/hr


Trikonomiasis : 2g dosis tunggal
Infeksi anaerob: peritonitis, abses
abdomen,a bses otak 500mg/12 jam IV

klorokuin

Indikasi : abses hati


Absorbsi cepat shg tidak berefek
pada amubiasis intetstinal
Dosis: 4x250 mg pada 2hari I,
dilanjutkan 2x250 mg selama 2-3
minggu

Metronidazol sebagai antiamuba efektif untuk


amubiasis intestinal dan ekstraintestinal. Namun
efeknya lebih jelas pada jaringan sebab sebagian
besar Metronidazol mengalami penyerapan di
usus halus.
Tinidazol memperlihatkan spektrum antiamuba
yang sama dengan Metronidazol. Perbedaannya
dengan Metronidazol adalah pada waktu
paruhnya yang lebih panjang sehingga dapat
diberikan sebagai dosis tunggal per hari.
Amubiasis dinyatakan berhasil bila pada
pemeriksaan laboratorium berkala dalam waktu 1,
3 dan 6 bulan tidak ditemukan lagi adanya amuba
bentuk histolytica dan kista.

Pilihan terapi
Jenis infeksi

Obat I

alternatif

Kista(asimptomati
s)

Iodokuinol

Paromomisin

Infeksi usus
ringan-sedang

Metronidazole
diikuti Iodokuinol

Metronidazole
diikuti
Paromomisin

Infeski usus berat

Metronidazole
diikuti Iodokuinol

dehidroemetin

Abses jaringan
(hati)

Metronidazole
diikuti Iodokuinol

Dehidroemetin/em
etin

ANTI MALARIA

malaria

Malaria adalah penyakit infeksi


dengan demam berkala yg
disebabkan oleh Plasmodium sp .
Nyamuk Anopheles khususnya
menyengat pada malam hari dengan
posisi yg khas, yakni bagian
belakangnya mengarah ke atas
dengan sudut 48.

Siklus Hidup Plasmodium

Nyamuk Anopheles menghisap darah, mengeluarkan sporozoit


dari mulut nyamuk dan masuk kedalam luka gigitan ditubuh
korban.
Sporozoit masuk di dalam sel-sel parenkima hati (fase
eksoeritrositair ) (selama 3 hari).
Sporozoit keluar menyerang sel-sel darah dan memasukinya.
Tropozoit (di dalam sel-sel darah merah) (fase erisoeritair).
Tropozoit membelah menjadi merozoid disebut skizogoni.
Merozoid pecah membentuk gametosit.
Gametosit menjadi gamet jantan dan betina disebut gamogoni,
terjadi fertilisasi menjadi zigot, zigot menjadi ookinet
(gelembung yang berbentuk seperti cacing).
Ookinet menerobos dinding usus dan perut nyamuk, ookinet
menjadi oosista.
Oosista menjadi sporozoit yang secara sporogoni dan sporozoid
menjadi kelenjar liur nyamuk untuk ditularkan lagi.

GEJALA
1. Demam berkala disertai menggigil
2.Nyeri kepala dan otot
3.Pembesaran hati, sehingga menimbulkan rasa
mual dan muntah
4.anemia

MACAM-MACAM MALARIA
1.Malaria tropika
Yang disebabkan oleh plasmodium
falsiparum, dengan ciri-ciri :
a.Malaria yg paling berbahaya dan
mematikan
b.Eritrosit meningkat
c. Pembesaran hati
d.Tidak menimbulkan kekambuhan
e. Hemoglobin uria
f.Hiperbilirubin anemia

2.Malaria tersiana
Yang disebabkan oleh plasmodium
vivax dan ovale, dengan ciri-ciri:
a.Demam berkala selama 3 hari
b.Nyeri kepala dan punggung
c.Mual
d.Malaise
e.Sering kambuh

3.Malaria kwartana
Yang disebabkan oleh plasmodium
malariae, dengan ciri-ciri:
a.Demam selama 4 hari sekali
b.Puncak demam setelah 72 jam
c.Dapat menimbulkan kekambuhan

Obat-obat untuk mencegah malaria


pada wisatawan
Obat

Penggunaan

Chloroquine

Daerah tanpa P.falciparum resisten

Mefloquine

Daerah dengan P.falciparum


resisten-chloroquine

Doxycyclin

Daerah dengan P.falciparum


resisten-multiobat

Chloroquine plus proguanil

Regimen alternatif menggantikan


mefloquine

primaquine

Profilaksis terminal infeksi P.vivax


dan P.ovale

PENGGOLONGAN OBAT
1. Obat propilaksis/pencegahan : obat nyamuk
yang mengandung DEET
2.Obat pencegah/penyembuh demam/ kurativum :
klorokuin, meflokuin, halofantrin, pirimetamin.
3.Obat pencegah kambuh : primakuin
4.Obat pembunuh gametosit
INKUBASI :
1. Plasmodium falsiparum : 7-12 hari
2.Plasmodium vivax dan ovale : 10-14 hari
3.Plasmodium malariae : 4-6 minggu

A.N.T.E.L.M.I.N.T.I.K

P.e.n.d.a.h.u.l.u.a.n (1)

Antelmintik / obat cacing: digunakan u


memberantas / mengurangi cacing dlm
lumen usus atau jaringan tubuh
Sebagian besar diberikan oral, ada yg
dosis tunggal (Single Dose /SD), ada yg
efektif u bbrp cacing, ada yang perlu
pencahar

Obat-obat penyakit cacing

Dietilkarbamazin
Ivermektin

Mebendazol
Pirantel pamoat
Tiabendazol
Albendazol
Piperazin

Oksamnikuin
Prazikuantel
Niklosamid
Niridazol
Metrifonat

Anti Virus

66

Virus adalah micro organisme yang bersifat


parasit dengan menginfeksi atau memanfaatkan
sel organisme biologis mahluk hidup lainnya
seperti manusia, hewan, tanaman sebagai
inangnya.

Virus tumbuh dan berkembang biak di sel


organisme biologis mahluk hidup lain karena virus
hanya terdiri dari selubung protein yang terbentuk
dari DNA atau RNA saja dan tidak memiliki
perlengkapan selular untuk bereproduksi.

Penggolongan obat Anti Virus


Untuk memudahkan pemahaman, maka obat-obat anti virus
digolongkan atas dua golongan besar yaitu :
1. Antinonretrovirus, yang terdiri dari :
. Antvirus untuk herpes
. Antivirus untuk influenza
. Antivirus untuk HBV dan HCV
2. Antiretrovirus, yang terdiri dari :
. NRTI (Nucleoside Reverse Transcriptase Inibitor)
. NtRTI (Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor)
. NNRTI (Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor)
. PI (Protease Inhibitor)
. Viral entry inhibitor (Viral Entry Inhibitor)

68

Bagan pengelompokan antivirus

69

70

ANTI NON-RETROVIRUS
1. Anti Virus untuk Herpes
umumnya mengalami bioaktivasi melalui enzim kinase sel hospes
atau virus, menghasilkan senyawa yang dapat menghambat
polimerase DNA virus
ASKLOVIR
Merupakan suatu prodrug yang memiliki efek antivirus setelah
dimetabolisme menjadi asiklovir trifosfat. Bekerja dengan
menghambat DNA polimerase virus.
Indikasi : Infeksi HSV-1 dan HSV-2, baik lokal maupun sistemik
(keratitis herpetik, herpetik ensefalitis, herpes genitalia, herpes
neonaal dan herpes labialis), infeksi VZV (varicella dan herpes
zoster) dengan dosis yg lebih tinggi.
Dosis : Herpes genital : 5 x 200 mg sehari,
Herpes zoster : 4 x 400 mg sehari.
Keratitis herpetik : krim ophtalmik 3%
Herpes labialis ; krim 2%
HSV berat dan infeksi VZV : intravena 30 mg/KgBB per hari
71

Beberapa derivat dari Asiklovir : Valasiklovir, Gansiklovir,


Valgansiklovir, Pensiklovir, Famsiklovir
FOSKARNET
Merupakan analog organik dari pirofosfat anorganik. Bekerja
dengan menghambat DNA polimerase virus pada tempat ikatan
pirofosfat.
Indikasi : retinitis CMV pd pasien AIDS,
infeksi herpes mukokutan yg resisten terhadap asiklovir,
infeksi HSV dan VZV pada pasien immunocompromised.
Efek samping : nefrotoksisitas dan hipokalsemia simtomatik,
nekrosis tubuler akut, glomerulopati, diabetes incipidus
nefrogenik dan nefritis interstitial, abnormalitas metabolik.
Efek samping pada SSP : sakit kepala, iritabilitas, kejang dan
halusinasi. ES lain : ruam kulit, demam, mual, muntah,
anemia, leukopenia, gangguan fungsi hati, perubahan EKG
dan tromboflebitis
Sediaan : Larutan IV 250 dan 500 mL, kadar 24 mg/mL
terapi induksi retinitis CMV diberikan IV 2 x 90 mg/kgBB tiap
12 jam dg lama pemberian 1,5-2 jam, atau 3x60 mg/kgBB

72

2. Anti Virus untuk Influenza


AMANTADIN dan RIMANTADIN
Efektif hanya untuk influenza A saja. Bekerja dengan menghambat
kanal ion pada protein dan merubah pH intrasel virus.
Indikasi : pencegahan dan terapi awak infeksi virus influenza A
Dosis : tersedia dalam bentuk tablet dan sirup. Dosis Amantadin 200
mg/hari
Efek Samping : gangguan gastrointestinal ringan, ES SSP : gelisah,
sulit konsentrasi, insomnia, hilang nafsu makan.
OSELTAMIVIR dan ZANAMIFIR
Efektif terhadap virus influenza A dan B dengan mekanisme yg sama,
yaitu dengan menginhibisi enzim neuraminidase.
Indikasi : terapi dan pencegahan infeksi virus influenza A dan B
Dosis : Zanamifir per inhalasi 20 mg/hari. selama 5 hari. Oseltamivir
per oral 150 mg per hari, selama 15 hari
Efek Samping : zanamifir umumnya ditoleransi dg baik, ES yg
dilaporkan batuk bronkospame dan penurunan fungsi paru reversibel.
ES oseltamifir : mual, muntah, nyeri abdomen, sakit kepala
73

3. Anti Virus untuk HBV dan HCV


LAMIVUDIN
Merupakan isomer analog dari deoksitidin. Bekerja dengan
menghentikan sintesis DNA dan menghambat polimerase virus.
Indikasi : Infeksi HBV (wild-type dan precore variants)
Dosis : per oral 100mg/hari, anak-anak 1 mg/kgBB, maksimum100
mg/hari. Lama terapi : 1 tahun pada pasien dengan HBaAg negatif.
Efek samping :fatigue, sakit kepala, mual.
ENTEKAVIR
Bekerja dengan menghambat polimerase virus HBV.
Indikasi : infeksi HBV
Dosis : per oral 0,5 mg/hari dalam keadaan perut kosong. Pd pasien
gagal terapi dg lamivudin, dosis Entekavir ditingkatkan menjadi 1
mg/hari
Efek Samping : sakit kepala,infeksi saluran nafas atas, batuk,
nasofaringitis, fatigue, pusing, nyeri abdomen atas dan mual.

74

Anti Retrovirus
1. NRTI (Nucleoside Reverse Transcriptase Inibitor)
ZIDOVUDIN
Bekerja menghambat enzim reverse transcriptase (RT) HIV.
Indikasi : Infeksi HIV, dg dikombinasi dengan angi-HIV lainnya
Dosis : Kapsul 100mg, tablet 300mg dan sirup 5mg/mL.
Dosis per oral 600mg/hari.
Efek samping : anemia, neutropenia, sakit kepala, mual
2. NtRTI (Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor)
TENOFOVIR DISOPROKSIL
Bekerja dengan menghentikan pembentukan rantai DNA
virus.
Indikasi : Infeksi HIV, dikombinasi dengan efavienz.
Dosis : peroral sekali sehari 300mg
Efek samping : mual, muntah, fletulens, diare.

75

3. NNRTI (Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor)


NEVIRAPIN
Bekerja menghambat enzin RT pada virus HIV-1
Indikasi : infeksi HIV-1 dengan dikombinasi dengan anti virus lain
terutama NRTI
Dosis : peroral 200mg/hari selama 14 hari pertama kemudian
400 mg/hari
Efek samping : ruam, demam, fatigue, sakit kepala
4. PI (Protease Inhibitor)
SAKUINAVIR
Bekerja pada tahap transisi virus
Indikasi : infeksi HIV, dikombinasi dengan anti HIV lainnya
Dosis : per oral 3600 mg/hari (6 x 200 mg soft capsule 3 kali
sehari) atau 1800 mg perhari (3 hard gel capsule 3 kali sehari)
Efek samping : diare, mual, nyeri abdomen
5. Viral entry inhibitor (Viral Entry Inhibitor)
ENFUVIRTID
Menghambat masuknya HIV-1 kedalam sel
Indikasi : terapi infeksi HIV-1, dikombinasi dengan anti HIV
lainnya

76

PENGGUNAAN KLINIS OBAT ANTI VIRUS


Tujuan utama terapi antivirus
pada pasien immunokompeten adalah untuk menurunkan tingkat
keparahan penyakit atau komplikasinya dan menurunkan kecepatan
transmisi virus.
Pada pasien dengan infeksi kronik, adalah untuk mencegah
kerusakan oleh virus ke organ viseral terutama hati, paru, saluran
cerna dan SSP
Antivirus dapat digunakan untuk tujuan profilaksis, supresi,
preemptive atau untuk terapi suatu penyakit yang sudah jelas
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam terapi antivirus antara
lain :
1. Lamanya terapi
2. Pemberian terapi tunggal atau kombinasi
3. Interaksi obat
4. Resistensi

Beberapa penggunaan antivirus dalam berbagai kondisi klinis :


5. Infeksi HSV (herpes simpleks virus)
Herpes Genitalia

77

2. Herpes mukokutan
obat standar untuk penyakit ini adalah asiklovir intravena
terapi alternatif : pensiklovir intravena 5mg/kgBB setiap 8 sampai 12
jam
3. Cacar Air (Chicken pox)
terapi denga asiklovir 24 jam setelah ruam timbul
4. Infeksi Saluran Nafas oleh Virus
Amantadin dan Rimantadin diberikan dalam 48 jam setelah gejala
muncul
oseltamivir dan zanamivir efektif untuk mengatasi infeksi virus
influenza A dan B
5. Avian influenza (flu burung)
untuk terapi maupun profilaksin infeksi oleh viru H5N1, digunakan
Oseltamivir atau Zanamivir
6. HBV dan HCV
antivirus yang sudah disetujui untuk Hepatitis B adalah Lamivudin,
Adefovir dan Interferon- .
Tujuan terapi adalah untuk mencegah terjadinya sirosis atau
karsinome hepatoseluler, diharapkan terjadi eradiksi virus, minimal

78

7. HIV-AIDS
terapi HIV-AIDS saat ini adalah dengan mengkombinasi beberapa
anti-retrovirus dengan tujuan mengurangi viral load (jumlah virus
dlaam darah) agar menjadi sangat rendah.
Terapi kombinasi untuk HIV-AIDS lebih baik daripada monoterapi,
karena :
. menghindari/menunda resistensi obat atau memperluas
cakupan terhadap virus dan memperlama efek
. Meningkatkan efikasi karena adanya efek aditif sinergistik
. Meningkatkan efek reservoir jaringan /seluler virus
. Gangguan diharapkan terjadi pada beberapafase hidup virus
. Menurunkan toksisitas, karen dg kembinasi dosis masingmasing obat jadi lebih rendah

79

Regimen kombinasi obat anti-retrovirus yang diusulkan


untuk terapi HIV-AIDS di Indonesia (Depkes RI 2003) :
Satu dari Kolom A dan salah satu dari Kolom B
Kolom A

Kolom B

Nevirapin
Nelvinafir

Zidovudin + Didanosin
Didanosin + Lamivudin
Stavudin + Didanosin
Zidovudin + Lamivudin
Stavudin + Lamivudin

80

SEKIAN
TERIMA KASIH..

You might also like