Professional Documents
Culture Documents
MODULASI AMPLITUDO
1.1
Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini antara lain sebagai berikut :
1.
2.
3.
1.2
1.
Peralatan
Personal Computer
2. UniTrain Board
3. Modul SO4201-7L (Colpitts/Hartley Oscillator)
4. Modul SO4201-7U (AM Modulator/Demodulator)
5. Power Supplay
6. Jumper
7. Kabel
1.3
Dasar Teori
Modulasi merupakan proses mengubah-ubah parameter suatu sinyal (sinyal
pembawa atau carrier) dengan menggunakan sinyal yang lain (yaitu sinyal
pemodulasi yang berupa sinyal informasi). Sinyal informasi dapat berbentuk sinyal
audio, sinyal video, atau sinyal yang lain.
Berdasarkan parameter sinyal yang diubah-ubah, modulasi dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis:
1.
2.
3.
1.3.1
Modulasi Amplitudo
Pada modulasi amplitudo, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi
1.3.2
tinggi ditumpangkan oleh sinyal berfrekuensi rendah yang bertindak sebagai curve
envelope untuk sinyal carrier yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Indeks Modulasi AM
Derajat modulasi merupakan parameter penting dan juga sering disebut
1.3.4
Gambar 1.2
Dari
termodulasi di
Sinyal termodulasi
gambar
sinyal
atas,
.................................. (1.5)
................................... (1.6)
dengan persamaan 1.5 dan 1.6 di atas, maka persamaan 1.3 dapat dijabarkan menjadi,
.............................. (1.7)
persamaan 7 digunakan untuk menghitung indeks modulasi jika yang dketahui adalah
amplitudo maksimum dan amplitudo minimum sinyal termodulasi/sinyal hasil
modulasi AM.
1.3.5
Modulation Depth
Salah satu parameter karakteristik yang paling penting dari modulasi
amplitudo adalah kedalaman modulasi "m", ditetapkan sebagai nilai absolut atau %.
Kedalaman modulasi adalah perbandingan antara amplitudo sinyal transmisi dan
1.4
Langkah percobaan
1.4.1
Perakitan Modul
1.
2.
3.
4.
1.4.2
1.
2.
3.
Pasang jumper pada HFin Colpitts Setting dan pada Oscillator x Setting.
Hubungkan ground Analog OUT dengan A- Analog IN dan ground dari
Hartley Oscillator.
4.
5.
dan
6.
Atur frekuensi sinyal carrier menjadi 455kHz dan voltage 100mV dengan
potensiometer. Tampilkan sinyal carrier pada osiloskop dengan parameter
sebagai berikut
7. Ubah dan tampilkan frekuensi sinyal carrier menjadi 600 kHz, 100mV serta
455 kHz, 200mV. Bandingkan ketiga karakteristik sinyal carrier tersebut.
8.
9.
10.
11.
12.
= OFF
Channel A
= 1 V/ DIV AC
Channel B
= 1 V/DIV DC
Trigger
=A
1.4.3
1.
Modulation Depth
Pasang modul SO4201-7L (Colpitts/Hartley Oscillator) dan modul
SO4201-7U (AM Modulator/Demodulator) pada UniTrain Board
2.
Pasang jumper pada HFin Colpitts Setting dan pada Oscillator x Setting
3.
4.
5.
7.
8.
10.
11.
13.
Atur modulation depth sebesar 80% dan 100% serta tampilkan pada
osiloskop dengan parameter berikut.
X = 10s/DIV X/T (A)
Channel A = 200 mV/ DIV DC
Channel B = 500 mV/DIV AC
1.4.4
1.
Demodulation
Pasang modul SO4201-7L (Colpitts/Hartley Oscillator) dan modul
SO4201-7U (AM Modulator/Demodulator) pada UniTrain Board
2.
Pasang jumper pada HFin Colpitts Setting dan pada Oscillator x Setting
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.5
1.5.1
:A
Gambar 1.14 Sinyal Carrier dengan Frekuensi 455 kHz dan Voltage 100 mV
Parameter
Time base : 2 s/DIV
Channel A : 100 mV/DIV AC
Channel B : OFF
Trigger
:A
Gambar 1.15 Sinyal Carrier dengan Frekuensi 600 kHz dan Voltage 100 mV
Parameter
Time base : 2 s/DIV
Channel A : 500 mV/DIV AC
Channel B : OFF
Trigger
:A
Gambar 1.16 Sinyal Carrier dengan Frekuensi 455 KHz dan Voltage 200 mV
Parameter
Time base : 1 s/DIV
Channel A : 100 mV/DIV AC
Channel B : OFF
Trigger
:A
Gambar 1.17 Sinyal Modulasi Frekuensi 455 kHz dan Voltage 100 mV
Parameter
Time base : 50 s/DIV
Channel A : 1 V/DIV AC
Channel B : OFF
Trigger
:A
Parameter
Time base : 50 s/DIV
Channel A : 1 V/DIV AC
Channel B : 1 V/DIV AC
Trigger
:A
Gambar 1.19 Sinyal Termodulasi (Biru) dan Sinyal Informasi (Merah) dengan
Persentase Amplitudo 20%
1.5.2
:B
Gambar 1.20 Sinyal Termodulasi (Merah) dan Sinyal Informasi (Biru) Dengan Persentase
Amplitudo 20% Display X-T
Parameter
Time base : 50 s/DIV
Channel A : 500 mV/DIV AC
Channel B : 500 mV/DIV AC
Trigger
:B
Gambar 1.21 Sinyal Termodulasi (Merah) dan Sinyal Informasi (Biru) Dengan Persentase
Amplitudo 10% Display X-T
Parameter
Time base : 50 s/DIV
Channel A : 500 mV/DIV AC
Channel B : 500 mV/DIV AC
Trigger
:B
Parameter
Time base : 10 s/DIV
Channel A : 500 mV/DIV AC
Channel B : 500 mV/DIV AC
Trigger
:B
Gambar 1.23 Sinyal Termodulasi Dengan Persentase Amplitudo 20% Setelah Rangkaian
Diubah Display X-Y
Parameter
Time base : 10 s/DIV
Channel A : 500 mV/DIV AC
Channel B : 500 mV/DIV AC
Trigger
:B
Gambar 1.24 Sinyal Termodulasi Dengan Persentase Amplitudo 80% Setelah Rangkaian
Diubah Display X-Y
Parameter
Time base : 10 s/DIV
Channel A : 500 mV/DIV AC
Channel B : 500 mV/DIV AC
Trigger
:B
Gambar 1.25 Sinyal Termodulasi Dengan Persentase Amplitudo 100% Setelah Rangkaian
Diubah Display X-Y
1.5.3
:A
Gambar 1.26 Gelombang Sinyal Demodulasi Yang Dengan Persentase Amplitudo 20%
1.6
1.6.1
Gambar 1.27 Sinyal Carrier dengan Frekuensi 455 KHz dan Voltage 100 mV
Gambar 1.28 Sinyal Carrier dengan Frekuensi 600 KHz dan Voltage 100 Mv
Gambar 1.29 Sinyal Carrier dengan Frekuensi 455 KHz dan Voltage 200 mV
memutar
tuning
ke kiri
untuk
menurunkan
frekuensi sehingga
menyebabkan tampilan frekuensi sinyal carrier pada gambar 1.39 lebih renggang
dibandingkan dengan gambar 1.28.
Pengaturan
amplitudo
yang
berbeda
pada
potensiometer
juga
mempengaruhi perbedaan amplitudo sinyal carrier. Pada gambar 1.27, 1.28, dan
1.29, sinyal carrier memiliki amplitudo secara berturut-turut yaitu 100 mV, 100
mV, dan 200 mV. Dengan
memutar
tuning
amplitudo
ke kanan
untuk
Gambar 1.30 Sinyal Carrier Dengan Frekuensi 455 kHz dan Voltage 100 mV
Gambar 1.31 Sinyal Modulasi Dengan Frekuensi 455 kHz dan Voltage 100 mV
Dapat dilihat pada gambar 1.30 dan 1.31, tampilan sinyal carrier dan
sinyal modulasi tidak mengalami perbedaan. Karena pada gambar 1.31, sinyal
modulasi yang ditampilkan belum disisipi oleh sinyal informasi.
Gambar 1.33 Sinyal Termodulasi (Biru) dan Sinyal Informasi (Merah) dengan
Persentase Amplitudo 20%
sinyal termodulasi
dengan indeks
oleh sinyal berwarna biru dan sinyal informasi yang ditunjukkan oleh sinyal
berwarna merah.
1.6.2
Modulation Depth
Gambar 1.34 Sinyal Termodulasi (Merah) dan Sinyal Informasi (Biru) Dengan Persentase
Amplitudo 20% Display X-T
Gambar 1.35 Sinyal Termodulasi (Merah) dan Sinyal Informasi (Biru) Dengan Persentase
Amplitudo 10% Display X-T
Indeks
modulasi
dapat mempengaruhi
bentuk
sinyal
Demodulasi
Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh tampilan sinyal demodulasi
dengan indeks modulasi 20% yang dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 1.40 Gelombang Sinyal Demodulasi Yang Masih Terpengaruh Oleh Sinyal Carrier
Dengan Persentase Amplitudo 20%
1.7
Simpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA