Professional Documents
Culture Documents
IMUNOLOGI HEMATOLOGI
ASKEP ANEMIA ANAK
Dosen Pembimbing : H. Andi Yudianto, S.Kep, Ns
Disusun Oleh :
Evi Yustiani
Maani Pakalesi
Mukhamad Zainul Arifin
Sara
(7311015)
(7311053)
(7311041)
(7311028)
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH
ASUHAN KEPERWAWATAN ANEMIA ANAK
MATA KULIAH
IMUNOLOGI HEMATOLOGI
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan keberkahan, kesehatan dan
kesempatan sehingga kami dapat mengerjakan tugas ini. Tak kan pernah lupa pula sholawat
serta salam tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang sudah memberikan cahaya
dalam agama.
Ucapan terima kasih kami ucapkan pula kepada dosen kami yang senantiasa
membimbing kami dari ketidaktahuan kami sehingga kami menjadi tahu. Terima kasih pula
kepada orang tua kami yang selalu mendoakan keberadaan kami, serta teman-teman yang
selalu menjaga kebersamaan, kekompakan dan penyelesaian tugas ini.
Kami sangat menyadari akan kekurangan makalah ini, maka dari itu memohon kritik
dan saran dari para pembaca. Kesempurnaan hanya milik Allah semata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................
iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
iv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................
PEMBAHASAN
2.1 Isi seluruh Materi......................................................................
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan massa sel darah merah menimbulkan dua keadaan yang berbeda.
Jika jumlah sel darah merah kurang, maka timbul anemia. Kebanyakan dari kita
sering meremehkan penyakit ini.
Padahal seandainya kita mengetahui dampak besar dari anemia kita akan benar
benar menjaga agar terhindar dari anemia. Perawat sebagai ahli yang mengerti apa
yang terjadi pada pasiennya lewat orang tuanya kita dapat mengerti keluhan yang
dirasakan anak, meengetahui informasi makanan yang mengandung zat besi yang
dikonsumsi oleh anak dan mengetahui berbagai informasi lainnya yang berhubungan
dengan anemia.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana patofisiologi dari anemia anak?
2) Bagaimana penatalaksanaan,pengkajian,intervensinya?
3) Bagaimana diagnosa dan implemetasinya?
Tujuan Umum
1. Kami ingin berbagi pengetahuan dengan teman teman .
2. Dari makalah ini kami ingin bertukar fikiran dengan para pembaca.
3. Makalah ini diharapkan dapat menjadi bacaan yang menambah
pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood (hematocrit/100 ml darah).
Dengan demikian anemia bukan suatu diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan
patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang
seksama,pemeriksaan fisik dan konfirmasi laboratorium.
(Syilvia A.Price,Patofisiologi, Hal : 256)
Anemia adalah jumlah efektif SDM berkurang, maka pengiriman O2 ke
jaringan menurun. Kehilangan darah yang mendadak (30 % atau lebih), seperti pada
perdarahan yang mengakibatkan gejala gejala hipovolemia dan hipoksemia,
termasuk kegelisahan, diaphoresis (keringat dingin), takikardia, napas pendek, dan
berkembang cepat menjad kolaps sirkulasi atau syok. Namun, berkurangnya masa
SDM dalam waktu beberapa bulan (bahkan pengurangan sebanyak 50%)
memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh untuk beradaptasi, dan pasien biasanya
asimtomatik, kecuali pada kerja fisik berat. (Guyton, 2001)
C. Klasifikasi Anemia
1. Anemia pasca-perdarahan (post hemorrhagic)
Terjadi akibat perdarahan yang masif (sperti kecelakaan, luka operasi, persalinan dan
sebagainya) atau karena perdarahan menahun.
2. Anemia hemolitik
Terjadi akibat penghancuran (hemolisis) eritrosit yang berlebihan.
a. Faktor intrasel
3. Leokosit (per mikro lt) Bayi baru lahir 17.000 (8-38), 1 Tahun 10.000 (5 15), 5
Tahun
8000
(5
13),
12
Tahun
8000
(5-12).
Trombosit (per mikro lt)Bayi baru lahir 200.000, 1 Tahun 260.000, 5 Tahun 260.000, 8
12 Tahun 260.000
4. Hemotokrit (%0)Bayi baru lahir 54, 1 Tahun 36, 5 Tahun 38, 8 12 Tahun 40.
F. Komplikasi
a. Gagal jantung.
b. Parestisia.
c. Kejang.
(buku kuliah 1 ilmu kesehatan anak,1985)
PNP ANEMIA
Penurunan
jumlh sel induk
d sumsum
tulang
Ponsitopnea
(kekurangan selsel darah)
()
Jumlh
Biopsi
Nomositik
&
retikulosit
Pungsi
Mengalami
sumsum
nafas
Menekan sel
sel
normokromik
rendah
kering
hipoplasia
pendek
saat latihan
G3 tulang
Thematopoietik
limfosit
induk
Anemia
mikrositi
k
Penurunan
kuantitatif sintesis
hemoglobin
Anemia
makrotik
normokromik
Defesiens
i besi
Saat
kehamila
n
Saat
menstru
asi
Saat bayi
diberi susu
saja selama
12-24 bulan
Terjadi
penurunan
RR
Menurunnya
suplay darah di
sirkulasi
sesak
Menurunnya
suplay darah
ke jaringan
hipoksia
Pola nafas
tidak
teratur
G3
perfusi
jaringan
Intoleransi aktifitas
Ketidakefektif
Intoleransi
an pola nafas
Anemia Difesiensi aktifitas
Besi
G3 pola aktifitas
Anemia Aplastik
Defesiensi
B12
Berkopetisi
Kebutuhan
mendapatkan
Infeksi cacing
nutrisi
malnutris
B12
pita
berkurang
Mengakibatka
n g3 sintesis
DNA
Disertai
Anemia
Pembelahan
malnutrisi
Megaloblastik
inti
Malnutrisi
pada orang
tua
Kebutuhan
Ketidakseimban
Nafsu
makan
nutrisi
gan
nutrisi
malasorbpsi
menurun
berkurang
KONSEP ASUHAN
Pengkajian
Biodata
Keluhan utama
Adanya lemah badan yang diderita dalam waktu lama, terasa lemah setelah
aktivitas, adanya pendarahan, pusing, jantung berdebar, demam, nafsu makan
menurun, kadang-kadang sesak nafas, penglihatan kabur dan telinga berdengung.
Natal
: Obat-obat
Postnatal
Activity
kabur
Tidur
Eliminasi
Pemeriksaan
Pemeriksaan umum:
Keadaan umum lemah, terjadi penurunan tekanan sistol dan diastole,
pernafasan takipnea, dipsnea, suhu normal, penurunan berat badan
Pemeriksaan fisik:
Kepala
Leher
: JVP melemah
Thorax
Abdomen
Extrimitas
Pemeriksaan penunjang:
INDEPENDEN
Kaji kemampuan klien untuk melakukan
tugas normal / ADL, mencatat laporan
kelemahan, kelelahan, dan kesulitan
menyelesaikan tugas.
Catatan perubahan dalam keseimbangan /
gangguan gaya berjalan, kelemahan otot.
Monitor BP, pulsa, respirations selama dan
setelah aktivitas. Perhatikan tanggapan
negatif peningkatan tingkat aktivitas
(misalnya, peningkatan denyut jantung [HR] /
BP, disritmia, pusing, dyspnea, tachypnea,
sianosis selaput lendir / nailbeds).
Merekomendasikan suasana tenang, istirahat
jika ada indikasi. Stres perlu memonitor dan
membatasi pengunjung, panggilan telepon,
dan mengulangi gangguan yang tidak
direncanakan.
Tinggikan kepala tempat tidur sebagai
ditoleransi.
Sarankan posisi klien perubahan perlahan,
RASIONAL
Pengaruh pilihan intervensi / membutuhkan
bantuan.
Mungkin menunjukkan perubahan
neurologis yang berhubungan dengan
kekurangan vitamin B12, yang
mempengaruhi keselamatan klien / risiko
cedera.
Manifestasi cardiopulmonary hasil dari
upaya oleh jantung dan paru-paru untuk
memasok jumlah yang cukup oksigen ke
jaringan.
Meningkatkan istirahat untuk menurunkan
kebutuhan oksigen tubuh, dan mengurangi
ketegangan pada jantung dan paru-paru.
Meningkatkan ekspansi paru untuk
memaksimalkan oksigenasi untuk
penyerapan selular. Catatan: Bisa
kontraindikasi jika hipotensi hadir.
Hipotensi postural atau hipoksia serebral
dapat menyebabkan pusing, pingsan, dan
KOLABORASI
Monitor laboratorium penelitian,
misalnya, Hb / Ht dan RBC count, gas
darah arteri (ABGs).
Menyediakan oksigen tambahan
seperti yang ditunjukkan.
Administer seperti yang ditunjukkan:
Colony-stimulating faktor (CSF),
misalnya, aldesleukin (Interleukin-2);
Eritropoiesis-merangsang terapi,
misalnya, epoietin-Alpha (Procrit, EPO);
RASIONAL
(misalnya, mingguan).
parah.
Aids dalam membangun rencana diet
untuk memenuhi kebutuhan individu.
Mengevaluasi efektivitas rejimen
pengobatan, termasuk sumber diet
nutrisi yang dibutuhkan.
Penggantian yang dibutuhkan
tergantung pada jenis anemia dan /
atau adanya asupan oral miskin dan
kekurangan diidentifikasi.
RASIONAL
Membantu dalam mengidentifikasi
faktor-faktor penyebab / berperan,
dan intervensi yang tepat.
Bising usus umumnya meningkat
pada diare dan menurun pada
konstipasi.
Dapat mengidentifikasi dehidrasi,
kehilangan cairan berlebihan atau
bantuan dalam mengidentifikasi
kekurangan makanan.
Membantu dalam meningkatkan
konsistensi tinja jika sembelit.
Membantu mempertahankan status
hidrasi jika diare hadir.
RASIONAL
kolaborasi
Mendapatkan spesimen untuk kultur /
sensitivitas seperti yang ditunjukkan.
Administer antiseptik topikal, antibiotik
sistemik.
RASIONAL
Menyediakan basis pengetahuan
dari mana klien dapat membuat
pilihan informasi. Allays kecemasan
dan dapat meningkatkan kerjasama
dengan regimen terapeutik.
Anemi memperburuk jantung, paruparu, dan penyakit serebrovaskular.
Kecemasan / ketakutan tingkat
stres meningkat tidak diketahui,
yang pada gilirannya meningkatkan
beban kerja jantung.
Pengetahuan tentang apa yang
diharapkan dapat mengurangi
kecemasan.
Hal ini sering menjadi perhatian tak
terucapkan yang dapat
mempotensiasi kecemasan klien.
Daging merah, hati, makanan laut,
sayuran berdaun hijau, roti
gandum, dan buah kering
merupakan sumber zat besi.
Sayuran hijau, biji-bijian, hati, dan
buah jeruk merupakan sumber
asam folat dan vitamin C
(meningkatkan penyerapan zat
besi).
Ini blok makanan penyerapan zat
besi dan harus diambil pada
makanan yang berbeda.
Misalnya, daging merah dan susu
yang diambil pada saat yang sama
dapat memblokir penyerapan zat
besi dari daging.
Sumber daya yang tidak memadai
dapat mempengaruhi kemampuan
untuk membeli / mempersiapkan
makanan yang tepat.
Merokok mengurangi oksigen yang
tersedia dan menyebabkan
vasonstriction.
Informasi meningkatkan kerjasama
Evaluasi
Pasien mendemosntrasikan suatu perkembangan peningkatan dalam toleransi
aktivitas sambil mempertahankan respon fisiologis dalam batas yang
diterima.
Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan fakta yang menyebabkan
anemia dan tidakan umur mencegah anemia serta mendemosntrasikan oksigen
jaringan yang adekuat.
Dengan mengajarkan pada orang tua tentang asupan nutrisi yang adekuat
kebutuhan zat besi anak bisa terpenuhi sesuai dengan usianya disamping
orang tua lebih memahami akan pentingnya kebutuhan zat besi bagi anak.
Dengan memberikan informasi tentang riwayat diet dan perilaku makan dapat
diketahui kebiasaan yang menguntungkan/merugikan bagi kesehatan klien.
Dengan menganjurkan Ibu untuk menyusui bayinya defisiensi zat besi pada
bayi dan anak dapat dicegah karena pada ASI mengandung zat besi yang
mudah diserap oleh tubuh.
Peningkatan
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Bila anak terlihat pucat, lemah, mudah lelah dan gejala anemia lainnya, Anda harus
segera memeriksakannya ke dokter. Anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi sangat
mudah perawatannya. Dengan pemberian suplemen zat besi maka hemoglobin akan
meningkat dalam beberapa minggu. Penanganan anemia karena sebab lain harus dihilangkan
dulu penyebabnya agar efek pemulihannya permanen.
Usahakan memberikan air susu ibu (ASI) sampai setidaknya anak berumur 12
bulan (idealnya sampai 2 tahun). Ibu menyusui disarankan mengkonsumsi makanan yang
cukup zat besi.Jika anak Anda sudah mendapatkan makanan tambahan, usahakan
menambahkan sereal, bayam, kangkung, katuk dan sumber zat besi lainnya dalam menu
makanan padat yang diberikan. Jika Anda memberikan susu formula kepada bayi Anda,
pilihlah susu formula yang diperkaya dengan zat besi.Pastikan anak Anda yang lebih besar
memiliki pola makan seimbang dengan makanan yang mengandung zat besi. Kuning telur,
daging merah, kentang, tomat, hati dan sayuran adalah makanan alami yang kaya zat besi.
1.2
yang dilakukan.
Mahasiswa dapat menambah ilmunya dengan membaca literatur
tentang tindakan yang baru saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah 1 Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI
MEDIA INTERNET
http://medicastore.com/penyakit/159/Anemia_Hemolitik.html
http://journal-kesehatan.blogspot.com/2012/01/anemia-hemolitik.html