You are on page 1of 6

M.

Febriandi Djunaidi
04101001036
3
c. Apa langkah-langkah penelitian yang harus dilakukan dr. Mulia?
Terdapat 8 langkah dalam uji klinis, yaitu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis


Menentukan desain uji klinis yang sesuai
Menetapkan subyek penelitian
Mengukur variabel data dasar
Melakukan randomisasi
Melaksanakan perlakuan
Mengukur variabel efek
Menganalisis data

h. Bagaimana hipotesis yang tepat dalam penelitian ini?


Tramadol dapat digunakan sebagai prosedur tetap analgesik saat operasi

Pertimbangan Penelitian
Untuk mempersiapkan proposal dan merencanakan penelitian (riset) misalnya tesis
atau disertasi, seorang peneliti perlu mengacu kepada kerangka umum (framework)
perancangan riset yang memberikan panduan mengenai semua hal yang berhubungan dengan
studi yang hendak dilakukan; mulai dari pencarian ide sampai dengan prosedur pengumpulan
data berikut analisisnya.
Di dalam bukunya, Creswell (2003) membagi kerangka umum perancangan penelitian ke
dalam tiga pendekatan, yaitu i) metoda kuantitatif, ii) metoda kualitatif, dan iii) metoda
mixed. Untuk merancang suatu riset, peneliti perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan
sebagai berikut:
1. Klaim (ilmu pengetahuan) apa yang hendak dibuat?
2. Prosedur atau metodologi penelitian apa yang hendak dipergunakan?
3. Metoda pengumpulan data dan analisis apa yang hendak dipergunakan?
1. Klaim Ilmu Pengetahuan
Di

dalam

proses

penelitian,

seorang

peneliti

akan

memulainya dengan

membuat asumsi how they will learn dan what they will learn. Klaim-klaim ini sering
disebut sebagai paradigma (Lincoln & Guba, 2000; Mertens, 1998), atau asumsi filosofis,
epistemologi, dan ontologi (Crotty, 1998), atau metoda penelitian (Neuman, 2000).
Secara filosofis, peneliti akan membuat klaim mengenai what is knowledge
(ontology), how we know it (epistemology), what values go into it (axiology), how we
write about it (rhetoric), dan the processes for studying it (methodology).
Beberapa tipe klaim adalah postpositivism, constructivism, advocacy/participatory, dan
pragmatism.
2. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian (Mertens, 1998), tradisi penyelidikan (Creswell, 1998), atau
stategi penyelidikan (Creswell, 2003) merupakan prosedur yang dilakukan dalam melakukan

penelitian. Di dalam studi kuantitatif, metodologi dapat berupa eksperimen atau survei. Di
dalam studi kualitatif, metodologi dapat berupa penelitian naratif, fenomenologi, etnografi,
grounded teori, atau case study. Sementara di metoda mixed adalah prosedur sekuensial,
konkuren, atau transformatif.
3. Metoda Pengumpulan Data dan Analisis
Metoda penelitian merupakan suatu metoda yang digunakan untuk mengumpulkan dan
menganalisis data penelitian. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

Metoda penelitian kuantitatif: predetermined; instrument based question; performance


data, attitude data, observational data, dan cencus data; statistical analysis.

Metoda penelitian kualitatif: emerging method; open-ended question; interview data,


observation data, document data, audio-visual data,; text & image analysis.

Metoda penelitian mixed: predetermined & emerging; open & closed-ended question;
multiple data drawing; statistical & text analysis.

Klaim, strategi, dan metoda yang digunakan di dalam penelitian akan menunjukkan bahwa
suatu penelitian bersifat kuantitatif, kualitatif, atau mixed. Berikut disarikan:
Metoda Kuantitatif. Di dalam pendekatan kuantitatif, peneliti akan membuat klaim
postpoitivist untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, menggunakan strategi eksperimen
atau survei, dan mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang akan
menghasilkan data statistik.
Metoda Kualitatif. Peneliti membuat klaim constructivist. Strategi yang dilakukan adalah
prosedur naratif, fenomenologi, etnografi, grounded theory, atau case study. Peneliti
mengumpulkan data-data yang bersifat open-ended data.
Metoda Mixed. Peneliti membuat klaim pragmatic grounds (consequence oriented, problemcentered, pluralistic). Strategi yang digunakan adalah prosedur simultan atau sekuensial.
Metoda

pengumpulan

data

baik

informasi

numerik

merepresentasikan informasi kuantitatif sekaligus kualitatif.

maupun

teks

yang

akan

Bagaimana memilih sebuah pendekatan untuk penelitian yang hendak dilakukan. Creswell
(2003) merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

Sesuaikan antara masalah dengan pendekatan

Dasarkan kepada pengalaman peneliti

Pertimbangkan pembaca atau audiens

Selain kerangka umum perencanaan riset, pertimbangan berikutnya adalah dilakukannya


tinjauan pustaka (review of the literature) untuk mendapatkan topik riset yaitu topik yang
bersifat researchable. Terakhir adalah strategi penulisan termasuk struktur dan format
penulisannya.
Referensi:
1. Creswell, J.W. (2003). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches (ed. 2). Thousand Oaks, CA: Sage.
2. Yoanes. 2009. Pertimbangan Awal Untuk Menyusun Proposal Penelitian.
(.http://ybandung.wordpress.com/2009/01/27/pertimbangan-awal-untuk-menyusunproposal-penelitian/, diakses 16 November 2010)
3. Sastroasmoro, Sudigdo, Sofyan Ismael. 2010

A.

Cara Pengumpulan Data


1. Data primer :
Peneliti melakukan uji klinis secara langsung di laboratorium terhadap
rimpang kunyit putih yang melalui 2 tahapan, yaitu :
a) Tahapan 1

: penelitian laboratorium dengan menggunakan

binatang (
praklinis)
b) Tahapan 2
manusia

: penelitian laboratorium dengan menggunakan

dibagi menjadi 4 fase, ialah :


1) Fase I

: bertujuan untuk meneliti keamanan serta

toleransi pengobatan.
2) Fase II

: bertujuan untuk menilai sistem atau dosis

pengobatan

yang
paling efektif.

3) Fase III

: bertujuan untuk mengevaluasi obat atau

cara

pengobatan
baru dibandingkan dengan pengobatan yang telah ada (obat
antivirus).

4) Fase IV

: mengevaluasi obat baru yang telah dipakai

di

masyarakat
dalam jangka waktu tertentu untuk melihat apakah terdapat
efek samping.

2.

Data sekunder :
Peneliti menggunakan hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengenai
kista dan pemanfaatan dari kunyit putih, salah satu contohnya adalah penelitian
yang dilakukan oleh American Institute of Cancer Report yang dimuat The New
York Times akhir Juli 1999, kanker dapat dicegah dengan kunyit. Zat anti-oksidan
pada kunyit berfungsi mencegah kerusakan asam deoksiribonukleat (senyawa
yang menyusun gen), karena kerusakan gen adalah salah satu penyebab terjadinya
kanker.

You might also like