Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
An in vitro experiment was carried out to examine the solubility of Ca and P of selected trees legume in
ruminal fluids. The legumes were Pterocarpus indicus, Sesbania grandiflora, Gliricidia sepium, Leucaena
leucocephala and Caliandra calothyrsus. The leaves were dried, ground and incubated in the ruminal fluids at
12 and 24 hours. The observed variables were solubility of Ca and P, concentration of ammonia and total
VFA concentration. The data were analyzed using analysis of variance. The results showed that the VFA
production of legume trees was not different statistically (P > 0.05). However, the solubility of Ca and P and
the ammonia concentration of Sesbania grandiflora were significantly higher than those of other legumes (P
< 0.05). There was significant relationship between solubility of Ca and P and ammonia concentration.
Key Words: Legume Trees, Mineral Solubility, VFA, NH3
ABSTRAK
Penelitian in vitro ini dilakukan untuk menguji kelarutan Ca dan P beberapa jenis leguminosa pohon
dalam cairan rumen. Leguminosa pohon yang digunakan antara lain angsana (Pterocarpus indicus), turi
(Sesbania grandiflora), gamal (Gliricidia sepium), lamtoro (Leucaena leucocephala) dan kaliandra
(Caliandra calothyrsus) yang dinkubasi selama 12 dan 24 jam pada cairan rumen. Peubah yang diamati
dalam penelitian ini adalah kelarutan mineral Ca da P, konsentrasi amonia (NH3) dan konsentrasi VFA total.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi VFA dari
beberapa jenis leguminosa pohon tersebut tidak berbeda nyata (P > 0,05). Namun, kelarutan mineral Ca dan P
dan konsentrasi ammonia pada turi (Sesbania grandiflora) nyata lebih tinggi dari leguminosa lainnya (P <
0,05). ada hubungan yang signifikan antara kelarutan Ca dan P dan konsentrasi ammonia.
Kata Kunci: Leguminosa Pohon, Kelarutan Mineral, VFA, NH3
PENDAHULUAN
Hijauan merupakan bahan pakan yang
dibutuhkan
ternak
ruminansia,
namun
ketersediaanya sangat tergantung pada musim.
Pada musim kemarau sering kali terjadi
defisiensi
mineral
yang
disebabkan
menurunnya kualitas padang penggembalaan
alam. Hal ini menyebabkan produktivitas
ternak yang rendah. Upaya perbaikan gizi pada
ternak ruminansia telah banyak dilakukan
dengan cara pemberian hijauan leguminosa.
772
773
Nutrien
Angsana
Turi
Gamal
Lamtoro
Kaliandra
6,27
7,60
7,62
7,24
4,46
Protein kasar
20,15
20,99
18,58
22,76
18,70
Serat kasar
23,25
21,71
19,74
18,47
19,46
Lemak kasar
1,33
1,33
2,07
3,02
1,45
Beta-N
33,13
28,57
38,53
37,76
42,93
Ca
1,02
1,27
1,45
1,74
0,95
Abu
0,31
0,37
0,27
0,35
0,25
Ca : P
3:1
3:1
5:1
5:1
4:1
774
Angsana
Turi
Gamal
Lamtoro
- 2,68B
- 0,65A
- 0,83A
- 2,09B
- 2,91B
12,09D
12,80D
15,34C
16,54B
19,73A
- 5,80A
- 7,40B
- 7,44B
- 10,07C
12 jam
terlarut
tidak terlarut
7,90
10,27
9,31
12,12
- 7,37B
8,74E
24 Jam
Ca terlarut
1,92A
C
1,29A
B
0,96A
13,48
- 0,15B
16,96
- 0,30B
9,71C
tidak terlarut
10,24
13,21
terlarut
5,33B
2,98C
6,86A
4,75B
0,02D
tidak terlarut
6,83D
11,51A
7,58C
12,06A
9,39B
Superkrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda sangat nyata (P < 0,01)
775
Turi
Gamal
Lamtoro
Kaliandra
12 jam
57,73
99,20
79,56
60,24
55,25
24 jam
57,73
75,84
96,08
92,83
93,25
KESIMPULAN
Legum
Angsana
12,28
19,93
Turi
Gamal
28,83
39,55
8,30
13,33
Lamtoro
6,30
11,30
Superkrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda sangat nyata (P < 0,01)
776
Kaliandra
2,51C
3,49E
777