You are on page 1of 5

TIROID dan ANTITIROID

dr. Akhmad Edi


Gamma 10
Yah karena ini gak ada slide dan gak ada diels, editor ambil dari Katzung + MISC 2009

Obat-obatan yang digunakan pada tiroid disease:


-

Hipotiroidisme :Thyroxin (T4) dan thriiodothyronin (T3)


Hipertiroidisme :Thioamide, Iodide, Ipodate dan 131 i (iodine radioaktif)

Obat-obat Antitiroid
Penurunan aktifitas tiroid dan efeknya dapat dilakukan oleh zat yang
mempengaruhi produksinya, zat yang dapat memodifikasi respon jaringan terhadap
hormon tiroid, atau dengan radiasi atau pembedahan yang merusak kelenjar tiroid.
Terusss.. Obat antitiroid itu sendiri adalah obat yang bekerja menurunkan aktifitas
tiroid dan efek-efeknya (bisa dibilang dibuat untuk menekan gejala hipertiroid), yuk
kita bahas obat-obatnya :D

1. Thioamide

Thioamida metimazol dan propiltiourasil (PTU) merupakan obat


utama untuk pengobatan tirotoksikosis.
Farmakokinetik PTU :
- Diabsorpsi cepat (diakumulasikan pada kelenjar tiroid).
- Kadar puncak setelah 1 jam.
- Diekskresi oleh ginjal dalam waktu 24 jam sebagai glukoronid yang
tidak aktif.
- Waktu paruh (t 1/2) yaitu 1,5 jam
- Cara pemberian PTU dengan frekuensi tiap 6 jam
Farmakokinetik Metimazol
- Diabsorpsi sempurna tetapi kecepatannya dapat bervariasi
- Diakumulasikan dengan mudah dalam kelenjar tiroid.
- Sebanyak 65-70% diekskresikan lewat urin dalam waktu 48 jam (lebih
lambat dibanding PTU)
- Waktu paruh (t 1/2) yaitu 6 jam
- Dosis tunggal 30 mg metimazol, efek antitiroidnya selama lebih dari 24
jam, jadi pemberian dosis tunggal tiap hari sudah cukup efektif buat
penatalaksanaan hipertiroid ringan - sedang
Kedua Thioamide ini melintasi sawar plasenta dan diakumulasikan
oleh tiroid janin, sehingga pemberian pada ibu hamil harus hati-hati.
Untuk ibu hamil, PTU lebih baik daripada metimazol karena ikatan
proteinnya kuat sehingga tidak banyak melintasi plasenta. Tambahan lagi,

propiltiourasil (PTU) tidak disekresikan dalam jumlah cukup ke dalam ASI


yang bakalan diminum ama dede bayi.

Farmakodinamik
- Kerja utama dari thioamide adalah untuk mencegah sintesis hormon
dengan
penghambatan
reaksi
katalis-peroksidase
tiroid
untuk
menghambat organifikasi Iodium.
- Selain itu, obat ini menghambat penggabungan iodotirosin tapi tidak
menghambat ambilan iodide oleh kelenjar
- PTU dan metimazol (dalam tingkat yang lebih rendah) menghambat
deiodinasi T4 dan T3 di perifer.
Jadi inget ya, Efek Obat ini lebih kuat pengaruhnya terhadap sintesis
hormon dari pada pembebasan hormon, mula kerja obat ini lambat, bisa
membutuhkan waktu 3-4 minggu sebelum simpanan T4 habis.

Efek samping
- Paling umum dijumpai : kelainan kulit berupa makulopapular
dengan rasa gatal disertai tanda sistemik berupa demam
- Jarang ditemui : urtikaria, vaskulitis, artralgia, reaksi mirip lupus,
ikterus kolestatik, hepatitis, limfadenopati, hipoprotombinemi dan
poliserositis
Kompliksai yang paling berbahaya dan jarang terjadi adalah
agranulositosis, resikonya terjadinya dapat meningkat bila pemberian
metimazol pada Lansia >40 mg/hari. Bila terjadi komplikasi infeksi, dapat
diberikan antibiotic.

2. Iodida

Farmakodinamik
Iodida bekerja menghambat organifikasi dan pembebasan hormon
serta mengurangi ukuran dan vaskularitas kelenjar tiroid yang hiperplastik.
Pada
individu-individu
yang
sensitif,
iodide
dapat menginduksi
hipertiroidisme (jodbasedow).
Pada dosis farmakologik (6mg/hari), efek utamanya adalah menghambat
pembebasan hormone, melalui penghambatan protelisis tiroglobulin.
Penggunaan Klinis
- Kerugian menggunakan iodide adalah meningkatkan simpanan yodium
dalam kelenjar sehingga dapat memperlambat kerja tiamid,
Jadi pada pasien yang sedang diterapi menggunakan tiamid, kita harus
kasih iodiumnya waktu efek tiamidnya udah keliatan. Pemberian iodide
juga dihindari untuk pasien yang sedang menggunakan yodium radioaktif.
Efek Samping
- Kelainan kulit mirip jerawat (mirip bromisme)
- Pembengkakan kelenjar saliva

Ulserasi membrane mukosa


Konjungtivitis
Rinorhea
Gangguan perdarahan hingga reaksi anafilaksis

3. Kontras media teiodinasi ipodate dan asam iopanoat.

Obat yang cepat menghambat konversi T4 menjadi T3 di Hati, ginjal, kelenjar


hipofise dan otak.
Merupakan obat alternative saat iodide dan tioamida di kontraindikasikan

4. Yodium radioaktif

I131 adalah isotop yang hanya digunakan untuk pengobatan tirotoksikosis.


Pemberian peroral terdapat dalam larutan sebagai Natrium I 131.
Absorpsinya
cepat, dikonsentrasikan
oleh
tiroid. Efek
terapetiknya
bergantung pada emisi sinar beta dengan waktu paruh efektif 5 hari
dan kisaran penetrasi 400-200m.
Beberapa minggu setelah pemberian, terjadi penghancuran parenkim tiroid
(nekrosis, pecahnya folikel, edem, infiltrasi leukosit)
Kontraindikasi: wanita hamil dan menyusui karena dapat melintasi plasenta
dan diekskresikan ke dalam ASI.

5. Obat-obat penghambat adrenoreseptor

Obat ini untuk mengurangi gejala yang ditimbul pada tirotoksikosis.


Obat penghambat adrenoreseptor-beta merupakan obat terpilih. Propanolol
termasuk dalam golongan ini dan paling banyak digunakan walaupun harus
hati-hati karena dapat memperparah bronkospasme. Ada yang selektif
dan tidak selektif, tetapi lebih baik mengunakan yang selektif pada jantung.

Penatalaksanaan Hipotiroid
Pada hipotiroid dapat diberikan levotiroksin. Pada Bayi dan anak-anak
diberikan T4/Kg BB yang lebih banyak dibandingkan dengan orang dewasa. Dosis
rata-rata bayi 1-6 bulan 10-15 g/kg/hari, dewasa sekitar 1,7 g/kg/hari. Karena t1/2
lama, pemberiannya 1x sehari.
Kapan pemberian dapat dihentikan?? Jadi kadar serum TSH dan indeks tiroksin
bebas harus diukur secara teratur hingga kadarnya normalnya dapat dipertahankan.
Nah baru setelah itu dosisnya bisa diturunkan perlahan lahan
Untuk pasien yang menderita hipotiroid cukup lama, pada pasien Lansia dan
yang memiliki penyakit jantung, pengobatan kita mulai dari dosis yang paling kecil.
Untuk pasien dewasa diberikan levotiroksin dosis 0,0125-0,025 mg/hari selama 2
minggu, terus ditingkatkan 0,025 mg tiap 2 minggu sampai eutiroidisme.

Selanjutnya untuk pasien Lansia yang jantungnya udah gak fit lagi kayak muda
dulu, pemberiannya harus hati-hati, kenapaa?? Soalnya kan tau sendiri kalo tiroksin
itu meningkatkan denyut jantung, jadi kalo udah ada aritmia dan angina pectoris,
pemberiannya harus dihentikan!

Penatalaksanaan Hipertiroid
1. Diagnosis Laboratorium
Kebanyakan pasien hipertiroidisme, T3, T4, RT3U, FT4D dan FT4I meningkat
dan TSH akan menurun. Ambilan radioiodine biasanya menigkat. Terdapat antibody
antitiroglobulin, anti microsomal, dan TSH-R Ab

2. Penatalaksanaan GRAVEs DISEASE


3 metode utama untuk mengontrol hipertiroidisme dengan terapi obat anti
tiroid, bedah tiroidektomi dan destruksi kelenjar dengan yodium radioaktif
A. Terapi dengan Obat antitiroid
Udan dijelasin ya macam-macamnya diatas tadi, untuk metimazol dosis
tunggalnya 30-40 mg pada pagi hari (cukup 1x/hr ya), untuk terapi
rumatan diberikan 5-15 mg/hari. Untuk dosis PTU 100-150 mg setiap 6
jam. Setelah 4-8 minggu pemberian, dosisnya diturunkan perlahan hingga
50-150 mg sekali sehari.
B. TIROIDEKTOMI
Tiroidektomi subtotal adalah pengobatan terpilih untuk goiter
multinoduler. Sebelum dilakukan tiroidektomi, pasien diterapi dulu
menggunakan antitiroid sampai keadaan eutiroid. Tambahan lagi, 2
minggu sebelum pembedahan pasien dikasih larutan jenuh kalium iodide,
2 kali sehari 5 tetes buat mengurangi vaskularitas kelenjar.
C. Yodium Radioaktif
Terapi yodium radioaktif (radioiodine) yang menggunakan I 131
(pengobatan ini lebih baik untuk pasien usia >21 tahun).
Dosis terapinya 80-120 Ci/g dari perkiraan berat tiroid yang dikoreksi
untuk ambilan. Untuk pasien dengan tirotoksisitas yang berat, pada
lansia dan penyakit jantung, sebelumnya harus diterapi dengan
antitiroid hingga eutiroid lalu dilakukan radioiodine.
Iodide harus dihindari ya, soalnya dapat mengganggu ambilan I 131
yang maksimal.
6-12 minggu setelah terapi, kelenjar tiroid akan mengecil.
D. Tambahan untuk terapi Antitiroid
- Pada fase akut tirotoksikosis, dapat diberikan obat penghambat adrenoreseptor.
- Propaniolol dosis 20-40 mg tiap 6 jam dapat mengontrol takikardi,
hipertensi, fibrilasi atrium.

3. GOITER UNINODULAR TOKSIK dan GOITER MULTINODULAR


TOKSIK
-

Banyak ditemukan pada wanita tua dengan goiter nodular


FT4 meningkat, kadang normal.
T3 dengan RIA menigkat
Adenoma toksik tunggal diterapi dengan pembedahan atau terapi
radioyodium
Goiter multinodular toksik paling baik diobati dengan preparat
metimazol atau PTU diserta tiroidektomi subtotal

4. TIROIDITIS SUBAKUT
-

Selama fase akut infeksi virus, kelenjar tiroid akan menghasilkan


hormon sehingga terjadi tirotoksikosis sementara yang dapat sembuh
sendiri
Dapat diberikan propranolol untuk takikardi, aspirin/AINS untuk nyeri,
atau pada kasus berat diberikan kortikosteroid untuk mengontrol
peradangan.
-THE END-

You might also like