You are on page 1of 1

Pengadaptasian Kuliner Surabaya dengan Memanfaatkan Tumbuhan Liar

Semanggi (Marsilea crenata) Menjadi Makanan Sehat dan Bernilai


Ekonomis Berupa Pecal dan Peyek Sebagai Bentuk Inovasi Pemuda
Sumatera Utara
Citra Hazanah S; Ira Dwi Yana; Primajogi Hasibuan; Rini Selly, S.Pd, M,Sc
Universitas Negeri Medan

Abstrak
Semanggi (Marsilea crenata) merupakan salah satu jenis tumbuhan paku-pakuan
yang banyak ditemukan di daerah yang berair seperti empang, sawah dan rawarawa. Daun semanggi air berbentuk bulat dan terdiri dari empat helai anak daun.
Komposisi kimia dari daun dan tangkai semanggi meliputi kadar air, abu, protein,
lemak, dan serat. Kadar air pada semanggi saat segar sebesar 89,02% setelah
dikukus berubah menjadi 87,92%. Kadar protein sebesar 39,63% berubah menjadi
26,74% setelah pengukusan. Kadar lemak pada daun segar sebesar 2,62% berubah
menjadi 2,48% setelah pengukusan. Kandungan serat saat segar sebesar 20,77%
berubah menjadi 9,27% setelah proses pengukusan. Kandungan Vitamin C daun
dan tangkai semanggi air segar sebesar 66,58 mg/100g berubah menjadi 55,29
mg/100g setelah proses pengukusan. karoten 3 daun dan tangkai semanggi air
segar sebesar 3,3 g/g berubah menjadi 2,08 g/g, sedangkan total karoten
semanggi air segar sebesar 73,78 g/g berubah menjadi 42,10 g/g setelah proses
pengukusan. Pada kenyataannya tumbuhan semanggi (Marsilea crenata) sering
tidak dimanfaatkan dan diabaikan keberadaannya oleh masyarakat. Hal ini
disebabkan karena masyarakat yang belum mengetahui manfaat yang bisa diambil
dari daun semanggi. Daun semanggi juga dapat dijadikan suatu jenis makanan
yang bernilai ekonomis dengan mudahnya tumbuhan semanggi didapatkan dan
kelebihan yang dapat dimanfaatkan. Penulis memiliki inisiasi untuk mengolah
daun semanggi menjadi sebuah makanan yang bernilai ekonomis dan menguntung
kan untuk konsumen dari segi rasa dan juga khasiatnya. Penulis ingin mengolah
daun semanggi menjadi makanan berupa pecal seperti kuliner yang terkenal di
Surabaya. Tujuan pengolahan ini untuk mengadaptasi kuliner dari Surabaya dan
memperkenalkan pecal semanggi yang belum ada di Sumatera Utara. Inovasi dari
kuliner ini adalah penjual yang biasanya wanita paruh baya, maka Penulis
berinisiatif untuk melestarikan kuliner ini dengan memperkenalkannya kepada
pemuda pemudi di Sumatera Utara. Inovasi pecal semanggi ini akan dibuat
dengan cita rasa khas Medan yaitu pedas. Selain itu, Penulis juga menciptakan
kuliner baru berupa peyek dari daun semanggi. Produk pengolahan ini akan di
jajalkan dengan cara mendirikan stand di pusat kota Medan untuk lebih
memperkenalkan kuliner ini. Selain mendirikan stand, Penulis juga akan
memperkenalkan peyek tersebut dengan cara penjualan online dengan kemasan
yang menarik.
Kata Kunci : Semanggi, Pecal, Peyek

You might also like