You are on page 1of 76

Asuhan

Keperawatan
Gangguan Sistem
R Bayu kusumah n
Pernafasan

Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patofisiologi
Gejala klinis
Pemfis
Diagnosa
Intervensi

Inflamasi/ Peradangan
Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi atau
perlukaan
Tidak spesifik hanya untuk infeksi mikroba,
tetapi respons yg sama juga terjadi pada
perlukaan akibat suhu dingin, panas, atau
trauma
Pemeran utama: fagosit, a.l: neutrofil, monosit, &
makrofag

Tahap inflamasi
1. Masuknya bakteri ke dalam jaringan
2. Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg
terinfeksi meningkatkan aliran darah
(RUBOR/kemerahan & CALOR/panas)
3. Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi
terhadap protein meningkat difusi protein &
filtrasi air ke interstisial (TUMOR/bengkak &
DOLOR/nyeri)
4. Keluarnya neutrofil lalu monosit dari kapiler &
venula ke interstisial
5. Penghancuran bakteri di jaringan fagositosis
(respons sistemik: demam)
6. Perbaikan jaringan

Faringitis
Laringitis
Empiema
Trakeobronkisitis
Pleurisy/pleuritis

FARINGITIS

Faringitis
Peradangan pada mukosa
faring
Suatu penyakit peradangan
yang menyerang tenggorokan
atau faring yang disebabkan
oleh bakteri atau virus.

Etiologi
Virus :
Common Cold/flu
Adenovirus
Mononukleosis/HIV
Virus influenza (A dan B)
Parainfluenza (tipe 1-4)

Bakteri :
Streptokokus
Arkanobakteri
Neissera

Patofisiologi
Penularan melalui droplet
kuman
menginfiltrasi epitel
epitel terkikis
terjadilah proses peradangan
Pada stadium awal terjadi hiperemi kemudian
eudema dan sekresi meningkat.
Eksudat (serosa) kemudian menebal dan
mengering.
Dengan hiperemi (pembuluh darah akan
melebar)

Klasifikasi
Akut
Kronik : hipertrofi, atrofi dan
granular

Manifestasi Klinik
Akut :
Membran faring tampak merah
Folikel tonsil dan limfoid bengkak
Nodul limfe servikal membesar
Demam, malaise dan sakit tenggorokan
Serak, batuk, rinitis,

Kronik :
Rasa iritasi dan sesak yg konstan pada
tenggorokan
Lendir terkumpul dalam tenggorokan
Sulit menelan

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : kemerahan pada faring,
adanya pembengkakan di daerah
leher
Palpasi : adanya kenaikan suhu
pada leher, adanya nyeri tekan,
TTV : T meningkat, RR cepat, N
meningkat

Tes Diagnostik
Pemeriksaan sputum u/
mengetahui basil tahan asam
Fotothorak untuk melihat adanya
tuberkulosis paru
Biopsi jaringan

Komplikasi

Radang ginjal
Demam
Otitis media
Sinusitis
Abses peritonsil

Penatalaksanaan

Antibiotik
Antipiretik
Antimikroba
Analgesik
Obat kumur (desinfektan)
Kumur dengan larutan garam
Menghindari makanan pedas,
berminyak, mengandung vetsin dan es

Diagnosa Keperawatan
Nyeri
Bersihan jalan nafas tidak
efektif
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan

Intervensi
Nyeri
Kaji lokasi, intensitas, dan karakteristik
nyeri
Identifikasi adanya tanda-tanda radang
Monitor aktivitas yang dapat
meningkatkan nyeri
Kompres es disekitar leher
Kolaborasi untuk pemberian analgesik

Bersihan jalan nafas


tidak efektif
Identifikasi kualitas atau
kedalaman nafas pasien
Monitor suara nafas tambahan
Anjurkan untuk minum air hangat
Ajari pasien untuk batuk efektif
Kolaborasi untuk pemberian
ekspektoran

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Monitor balance intake dan
output
Timbang bb tiap hari
Berikan makanan cair/lunak
Beri makan sedikit tapi sering

LARINGITIS

Definisi
Peradangan pada laring yang
terjadi karena banyak faktor
penyebab

Etiologi
Terlalu banyak/keras
menggunakan suara
Debu
Bahan kimia
Asap
Polutan lainnya

Patofisiologi
Hampir semua penyebab
infalamasi adalh virus. Invasi
bakteri mungkin sekunder.
Laringitis biasanya disertai
rinitis dan nasofaringitis.

Manifestasi klinik
Akut : suara serak atau tidak
mengeluarkan suara sama
sekali, batuk berat
Kronis : serak yang
persisten, laringitis kronis
bisa komplikasi dari sinusitis
kronis dan bronchitis kronis

Penatalaksanaan
Istirahatkan suara
Berhenti merokok
Menghirup uap dingin atau
aerosol
Antibiotik

Pemeriksaan fisik
Inspeksi : bengkak, lesi,
perdarahan, kemerahan.
Palpasi : adanya massa,
nyeri tekan dan nodus limpe
leher

Diagnosa Keperawatan
Inefektif bersihan jalan nafas
Nyeri
Gangguan komunikasi verbal

Intervensi
Inefektif bersihan jalan nafas
Kaji frekuensi atau kedalaman
pernafasan
Auskultasi area paru
Bantu pasien untuk latihan
pernafasan
Kolaborasi untuk pemberian cairan

Nyeri
Atur posisi
Berikan tindakan nyaman :
pijat punggung
Tawarkan pembersihan mulut
dengan sering
Kolaborasi pemberian
analgesik

Gangguan komunikasi
verbal

Berikan pilihan komunikasi yg


lain (menulis atau gambar)
Berikan komunikasi nonverbal
(sentuhan, gerak fisik)

BRONCHITIS

Definisi
Perangan pada trakea,
bronkus dan bronkiolus
dengan berbagai penyebab

Etiologi

Rokok
Infeksi
Polusi
Keturunan (pada penderita
defisiensi alpha)
Faktor sosial ekonomi (lebih byk
pada yg sosial ekonominya rendah)

Klasifikasi
Akut : inflamasi bronkus karena
virus dan bakteri yang bisa
sembuh dengan sendirinya dan
berlangsung singkat
Kronis : hipertrofi kelenjar
mukosa bronkus dan
peningkatan jumlah sel goblet
dengan ifiltasi sel-sel radang
dan edema mukosa bronkus

Patofisiologi
Invasi virus atau bakteri yang
menyebabkan inflamasi

Manifestasi Klinis

Batuk
Haemaptoe
Sesak nafas
Demam berulang
Kelainan fisik (sianosis, jari
tabuh,)

Pemeriksaan penunjang
Tes fungsi paru
Fotothorak : adanya kista-kista
kecil (mirip gambar sarang tawon)
Kapasitas inspirasi
Volume residu
GDA
Bronkogram
Sputum

Komplikasi

Akut menjadi kronis


Bronkiektaksis
Pneumonia
Gagal jantung kongestif

Penatalaksanaan

Terapi oksigen
Fisioterapi dada
Pengkajian seri GDA
Obat-obatan
Bronkodilator
Kardiotonik

Diagnosa Keperawatan
1. Inefektif bersihan jalan nafas
2. Gangguan pertukaran gas
3. Gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan
4. Peningkatan suhu tubuh
5. Intoleransi aktivitas
6. Nyeri dada

Intervensi
Inefektif bersihan jalan nafas
Kaji fungsi pernafasan, bunyi dan
kecepatan irama
Kaji posisi nyaman klien
Ajarkan batuk efektif
Pemberian mukolitik
Kolaborasi : eq. aminofilin

Gangguan pertukaran
gas

Pertahankan posisi semifowler


Dorong klien u/ mengeluarkn
sputum
Palpitasi taktil fremitus
Pemberian oksigen
Kolaborasi : pemberian
antiansietas

Hipertermi
Berikan kompres hangat/dingin
Anjurkan klien u/ menggnkn
pakaian yg tipis dan menyerap
keringat
Berikan selimut yg tipis
Kolaborasi : antidiuretik

EMPIEMA

Definisi
Terkumpulnya cairan puluren
(pus) didalam rongga pleura
Akumulasi pus diantara paru dan
pleura
Hal ini terjadi karena jika abses
paru meluas sampai ke rongga
pleura

Etiologi
Stapilococcus (staph) :
menyerang jaringan-jaringan
tubuh secara tidak langsung
Pnemococcus : penyebab
radang paru-paru, meningitis,
sepsis (infeksi darah)

Patofisiologi
Akibat invasi basil piogenik ke
pleural, maka akan menimbulkan
peradangan akut yang diikuti
dengan pembentukan eksudat
serosa

Manifestasi klinis
Akut : nyeri dada dan demam
tinggi
Kronis : demam dan keluar
keringat malam, nyeri pleura,
dispnea, anoresia dan penurunan
bb, auskultasi : penurunan suara
napas, perkusi suara flatness,
palpasi penurunan fremitus

Penatalaksanaan
Pengosongan nanah (WSD/ water
sealed drainage)
Antibiotik
Penutupan lubang empiema

Pemeriksaan
penunjang

Fotothorak
Kultur darah
USG
Sputum
Torakosentesis
Pemeriksaan cairan pleura

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas
akibat kerusakan alveoli
2. Inefektif bersihan jalan nafas
3. Gangguan nutrisi kurang dari
kebuthan
4. Kurangnya pengetahuan

Intervensi
Gangguan pertukaran gas
akibat kerusakan alveoli
Kaji status mental
Monitor TTV
Pertahankan istirahat tidur
Kolaborasi pemberian oksigen
Kolborasi BGA

Inefektif bersihan jalan


nafas

Bantu klien latihan nafas dalam


dengan duduk semifowler
Berikan cairan sesuai kebuthan
Auskultasi bunyi nafas
Observasi batuk dan sekret
Kolaborasi : mukolitik, ekspektoran,
bronkoldilator

Pleurisy/pleuriti
s

Definisi
Peradangan pada pleura disebabkan
penumpukan cairan dalam rongga
pleura selain cairan bisa pus atau
darah
Pleuritis kering (fibrosa) : peradangan
pada pleura tanpa atau hanya sedikit
cairan
Pleuritis basah (setofirosa) : eksudat
dan transudat

Etiologi

Virus
TB
Fungi
Parasit

Patofisiologi
Ketika kedua membran yang
mengalami inflamasi atau
bergesekan selama respirasi
(terutama inspirasi) akibatnya
nyeri hebat, terasa tajam
seperti ditusuk-tusuk

Manifestasi klinis
Nyeri dada terutama pada
saat bernafas
Sesak nafas
Seperti ditikam

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Pemeriksaan dada dimulai torax posterior,
klien pada posisi duduk
Kesimetrisan dada
Warna kulit, lesi, massa, dan gangguan
tulang belakang seperti : lordosis, kiposis
dan skoliosis
Catat jumlah , irama, kedalaman
pernapasan, dan kesimetrisan pergerakan
dada
Obervasi tipe pernapasan

Palpasi :
Mengkaji kesimetrisan pergerakan dada
dan abnormalitas
Palpasi torax untuk mengetahui
abnormalitas yg terkaji saat inspeksi seperti
massa, lesi dan bengkak
Kaji kelembutan kulit terutama jika klien
mengeluh nyeri
Vokal premitus (getaran dada pada saat
berbicara)

Perkusi :
Perkusi langsung : pemeriksa
memukul torax klien dengan
bagian palmar jari tengah atau
keempat ujung jari yg dirapatkan
Perkusi tak langsung : pemeriksa
menempelkan suatu objek padat
yg disebut pleksi meter pada
dada klien

Auskultasi
Mendengarkan bunyi nafas
(normal atau tambahan)

Pemeriksaan Penunjang
X-ray : ditemukan bayangan
seperti kurva
Torakosentesis : warna cairan
agak kemerah-merahan dan
kuning kehijau-hijauan.
Pemeriksaan pH, glukosa dan
amilase

Komplikasi

Efusi pleura
Pneumotorax
Piopneumotoraks
Abses paru
Gagal nafas

Penatalaksanaan

Analgesik
Antibiotik
Antidiuretik
Pemasangan WSD

Diagnosa Keperawatan

Inefektif jalan nafas


Nyeri dada
Intoleransi aktivitas
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan

Intervensi
Inefektif jalan nafas
Kaji frekuensi, kedalaman dan
kualitas pernapasan
Posisi semifowler
Observasi TTV setiap 4 jam
Beri minum air hangat
Kolaborasi : pemberian oksigen dan
pemasangan WSD

Nyeri dada
Kaji tingkat nyeri
Observasi TTV
Ajarkan teknik relaksasi
Kolaborasi : pemberian
antibiotik dan analgetik

Intoleransi aktivitas
Kaji tingkat intoleransi aktivitas
Observasi pernafasaan saat
aktivitas
Bantu aktivitas perawatan diri
Berikan oksigen sesuai advis

Perubahan nutrisi kurang


dari kebutuhan
Kaji masukan nutrisi
Pantau BB
Pertahankan diet tinggi protein
dan karbohidrat
Anjurkan makan sedikit tapi
sering
Beri makanan bervariasi

byu_aleeya@stikesdhb.ac.id

You might also like