You are on page 1of 18

TABLET

I.

Pengertian
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang

dibuat dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung.Tablet memiliki perbedaan
dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan.

Kebanyakan tipe atau jenis tablet

dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian dihancurkan dan melepaskan bahan obat ke dalam
saluran pencernaan.Tablet dapat diartikan sebagai campuran bahan obat yang dibuat dengan
dibantu zat tambahan yang kemudian dimasukan kedalam mesin untuk dikempa menjadi tablet.
a. Menurut FI Edisi IV
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
b. Menurut USP 26 (hal : 2406)
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet
kompresi.
c. Menurut British Pharmacopeae ( BP 2002)
Tablet adalah Sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif dan
biasanya dibuat dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam.
d. Menurut Formularium Nasional Edisi II
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetakdalam bentuk
umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung obat dengan
atau tanpa zat pengisi.

e. Menurut ANSEL Edisi IV


Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan
penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai.
f. Menurut Buku Pelajaran Teknologi Farmasi
Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dari serbuk kering,
kristal atau granulat,umumnya dengan penambahan bahan pembantu,pada mesin yang sesuai
dengan menggunakan tekanan tinggi. Tablet dapat memiliki bentuk silinder,kubus, batang dan
cakram serta bentuk seperti telur atau peluru.
g. Menurut FI edisi III 1979
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa cetak berbentuk rata atau cembung
rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat,
zat pelican, zat pembasah atau zat lain yang cocok.
II.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

III.
A.

Macam macam bentuk tablet


silinder
Bentuk kubus
Bentuk cakram
Bentuk bundar
Bentuk batang
Bentuk telur/peluru
Bentuk pipih/sirkuler
Bentuk oval
Bentuk cincin
Bentuk segitiga,segi empat,segi lima, banyak segi, segiempat, panjang, bentuk hati.

Penggolongan Tablet

Berdasarkan Metode Pembuatan

1. Tablet cetak
Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi, umumnya mengandung laktosa dan serbuk
sukrosa salam berbagai perbandingan. Massa dibasahi dengan Etanol prosentasi tinggi kadar
Etanol tergantung dengan kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam pelarut, serta kekerasan
tablet yang diinginkan. Pembuatan dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan
rendah pada lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak
rapuh sehingga tablet dapat di potek dan harus hati-hati saat pengemasan dan
pendistribusiannya., besar tekanan pada tablet 25-50 bar.Kepadatan tablet tergantung pada
pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang
diberikan.
2. Tablet kempa
Tablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang dibuat dengan cara
pengempaan dari sebuah formula dengan memberikan tekanan tinggi (tekanan di bawah
beberapa ratus kg/cm2) pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja. Umumnya tablet
kempa mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, tetapi
dapat juga mengandung bahan pewarna, bahan pengaroma, dan bahan pemanis.Tablet biasanya
mempunyai ketebalan kurang dari diameternya.Tablet kempa ganda, tablet kempa yang dibuat
dengan lebih dari satu kali siklus tekanan.
B.

Berdasarkan Distribusi Obat dalam Tubuh


1. Untuk pengobatan local
a. Tablet untuk vagina (ovula), digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi, hormon local.
b. Tablet untuk penis (basila), di gunakan sebagai anti infeksi
c. Tablet hisap (lozenges) untuk mulut dan tenggorokan
2. Untuk pengobatan sistemik, per oral. Tablet yang bekerja sistemik dapat dibedakan
menjadi
a. Short acting/ jangka pendek : dalam satu hari memerlukan beberapa kali menelan
obat. Obat bekerja tidak lebih dari 8 jam
b. Long acting/ jangka panjang : dalam satu hari cukup menelan satu tablet. Obat
bekerja tidak lebih dari 8 jam.

C.

Berdasarkan Jenis Bahan Penyalut


1. Tablet salut biasa / salut gula (dragee),
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapisan gula baik berwarna maupun

tidak. Lapisan gula berasal dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang tidak larut, seperti
pati, kalsium karbonat, talk, atau titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau
gelatin.
2. Tablet salut selaput (film-coated tablet),
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan polimer yang
larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali.
Disalut dengan hidroksi propil metil selulosa, metil selulosa, hidroksi propil selulosa, Na-CMC,
dan campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG yang tidak mengandung air atau mengandung
air.
3. Tablet salut kempa
Adalah tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri atas
laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak
lagi bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet).
Tablet ini sering di gunakan untuk pengobatan secara repeat action.

4. Tablet salut enteric (enteric-coated tablet), atau lepas tunda


Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan
lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus. maka diperlukan penyalut enterik yang
bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung. Bahan yang sering
digunakan adalah alol, keratin, selulosa acetat phtalat.

5. Tablet lepas lambat


Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan
dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan
sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu
tertentu. (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).
6. Tablet berlapis
Tablet yang disiapkan dengan pengempaan granuler tablet pada granulasi yang baru
dikempa. Proses ini dapat diulangi untuk menghasilkan tablet berlapis banyak dari 2 atau 3
lapisan.
D.

Berdasarkan Cara Pemakaian


1. Tablet biasa / tablet telan.
Dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara ditelan, pecah di lambung.
2. Tablet kunyah (chewable tablet)
Bentuknya seperti tablet biasa, cara pakainya dikunyah dulu dalam mulut kemudian

ditelan, umumnya tidak pahit. Dimaksudkan untuk dikunyah sehingga meninggalkan residu yang
memberikan rasa enak di mulut.Diformulasikan untuk anak-anak, antasida dan antibiotic
tertentu. Dibuat dengan cara dikempa .biasanya digunakan manitol, sorbitol dan sukrosa sebagai
pengikat dan pengisi. Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus
dikunyah sebelum ditelan.
3. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles)
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan
dasar beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahanlahan dalam mulut.
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi
lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut. Tablet ini dibuat dengan cara

tuang disebut pastilles atau dengan cara kempa tablet menggunakan bahan dasar gula disebut
trochisi. Umumnya mengandung antibiotic, antiseptic, adstringensia.
4. Tablet larut (effervescent tablet)
Dibuat dengan cara dikempa. Selain zat aktif, tablet mengandung campuran zat asam dan
natrium bikarbonat yang jika dilarutkan dengan air akan menghasilkan CO 2. Diberi wadah yang
tertutup rapat dan terlindung dari lembab, di etiket diberi tanda bukan untuk ditelan. Tablet ini
harus dilarutkan dalam air baru diminum.Contohnya Ca-D-Redoxon, tablet efervesen Supradin.
5. Tablet Implantasi (Pelet)
Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril, dan berisi hormon steroid, dimasukkan ke bawah
kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, dan kulit dijahit kembali.
Zat khasiat akan dilepas perlahan-lahan. Dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus
steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).
6. Tablet hipodermik (hypodermic tablet)
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air.
Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan
pelarut steril (FI IV). Umumnya berbobot 30 mg dan disuntikkan di bawah kulit
(subkutan).Dilarutkan lebih dahulu sebelum dijadikan injeksi hipodermik.

7. Tablet bukal (buccal tablet)


Digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi, sehingga zat aktif
diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Tablet biasanya berbentuk oval, keras dan berisi
hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama
(secara perlahan).

8. Tablet sublingual
Digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah sehingga zat aktif secara
langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral. Tablet kempa berbentuk pipih yang berisi
nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris)
sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput
lendir di bawah lidah.
9. Tablet vagina (ovula)
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di
dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik,
astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian
steroid dalam pengobatan sistemik. Tablet vagina mudah melemah dan meleleh pada suhu tubuh,
dapat melarut dan digunakan sebagai obat luar khusus untuk vagina.
10. Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang
tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.

IV.

Komponen Tablet
Komponen atau formulasi tablet kempa terdiri dari zat aktif bahan pengisi, bahan

pengikat, desintegran, dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna, yang diabsorpsikan
pada alumunium hidroksida yang tidak larut yang di izinkan pada pengaroma dan bahan
pemanis.

a. Zat aktif
Secara luas obat atau bahan aktif yang diberikan secara oral dalam bentuk tablet
dikelompokkan menjadi :
Zat Aktif Tidak Larut Air (Insoluble Drugs)
Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek lokal pada saluran pencernaan
(seperti antasida dan adsorben).
Zat Aktif Larut Air (Suluble Drugs)
Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek sistemik dengan terdisolusi dan
terabsorpsi pada usus.
b. Eksipien atau bahan tambahan
Eksipien adalah zat yang bersifat inert secara farmakologi yang digunakan sebagai zat
pembantu dalam formulasi tablet untuk memperbaiki sifat zat aktif, membentuk tablet dan
mempermudah teknologi pembuatan tablet. Eksipien harus memiliki kriteria sebagai berikut :
c. Bahan pengisi (diluent)
Berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah di cetak atau di buat. Bahan
pengisi di tambahkan jika zat aktif sedikit sulit dikempa biasanya digunakan Saccharum lactis,
Amylum manihot, calcii phospas, calcii carbonas dan zat lain yang cocok.

d. Bahan pengikat (binder)


Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat.Biasanya yang digunakan
adalah mucilago Gummi Arabici 10 -20 % (panas solutio Mythylcellulosum 5%).
e. Bahan penghancur/pengembang(disintegrant)

Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.Biasanya yang digunakan adalah
amilum manihot kering, gelatinum, agar agar, natrium alginat.
f. Bahan pelicin (lubrikan/lubricant)
Berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk
mencegah massa tablet melekat pada cetakan(matrys). Biasanya digunakan talkum 5
%,Magnesium stearas,Acidum Stearicum.
g. Perbaikan Aliran atau Glidan
Bahan yang dapat meningkatkan kemampuan, mengalir serbuk, umumnya di gunakan
dalam kempa langsung tanpa proses granulasi. misal: silika pirogenik koloidal.
h. Bahan Penyalut
Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut yang cocok,biasanya
berwarna atau tidak.
i. Adjuvant
Adjuvant adalah zat tambahan dalam formula sediaan obat yang ditambahkan dalam
jumlah kecil untuk maksud pemberian warna, penawar bau, dan rasa.Contohnya :
j. Bahan pewarna (coloris agent)
Berfungsi untuk menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi produk, dan untuk
membuat suatu produk lebih menarik.
Tabel Jenis pewarna (sintetik yang biasa digunakan)

Pewarna

Nama umum

Red 3

Erytrosine

Red 40

Allura red AC

Yellow 5

Tartrazine

Yellow 6

Sunset Yellow

Blue 1

Brilliant Blue

k. Pemanis dan pemberi rasa (Sweetners dan Flavor)


Penambahan pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-tablet kunyah, hisap,
buccal, sublingual, effervesen dan tablet lain yang dimaksudkan untuk hancur atau larut di mulut.
Tabel beberapa pemanis yang biasa digunakan

Pemanis Alami

Pemanis Sintetis atau Buatan

Mannitol

Sakarin

Lactosa

Siklamat

Sukrosa

Aspartame

Dektrosa

V.

Tujuan Penyalutan Tablet

a. Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan pada pengaruh udara ,
kelembapan dan cahaya.
b. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak
c. Membuat penampilan yang lebih baik dan menarik
d. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna. Misalnya tablet enteric yang pecah
di usus

VI.

Cara Pembuatan Obat yang Baik ( CPOB )


Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak dapat langsung

dicampur dan dicetak menjadi tablet karena akan langsung hancur dan tablet menjadi mudah
pecah.Campuran serbuk itu harus di ubah menjadi granul,yaitu kumpulan serbuk dengan
volumelebih besar yang saling melekat satu samma lain. Cara merubah serbuk menjadi
granuldisebutgranulasi.Tujuan granulasi adalah:
1. Supaya sifat alirannya baik (free-flowing). Granul dengan volume tertentu dapat mengalir
teratur dalam jumlah angkasama kedalam mesin cetak tablet.
2. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika di bandingkan dengan
bentuk serbuk jika di ukurdalam voume yang sama. Makin banyak udaranya, tablet
makin mudah pecah.
3. Agar pada saat di cetak tidak mudah melekat pada steampel (punch) dan mudah lepas
dari matriks (die).
Salah satu syarat bahan pembantu yang digunakan untuk pembuatan tablet adalah harus
netral, tidak berbau,tidak berasa dan lebih baik tidak berwarna. Bahan-bahan tambahan yang
digunakan pada pembuatan tablet dapat dikelompokkan sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai:

1. bahan pengisi,
2. bahan pengikat,
3. bahan pelincir (termasuk bahan pengatur aliran,bahan pelican dan bahan pemisah
bentuk),
4. bahan penghancur,
5. bahan penahan lembab, bahan peng adsorpsi dan bahan penghambat kelarutan.
VII.
a.

Metode Pembuatan Tablet

Metode Granulasi Basah


Metode granulasi basah ini merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan

dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet
dengan metode granulasi basah ini dapat dibagi sebagai berikut, yaitu menimbang dan
mencampur bahan-bahan yang diperlukan dalam formulasi, pembuatan granulasi basah,
pengayakan adonan lembab menjadi pelet atau granul, kemudian dilakukan pengeringan,
pengayakan kering, pencampuran bahan pelicin, dan pembuatan tablet dengan kompresi.
Keuntungan metode granulasi basah:
1. Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas serbuk sehingga diharapkan tablet yang
dibuat dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan kompresi tertentu akan
menghasilkan bentuk tablet yang bagus, keras, dan tidak rapuh.
2. Mencegah segregasi komponen penyusun tablet yang telah homogen sebelum proses
pencampuran.
3. Zat-zat yang bersifat hidrofob, dapat memperbaiki kecepatan pelarutan zat aktif dengan
perantara cairan pelarut yang cocok dengan bahan pengikat.
Kekurangan metode granulasi basah:

1. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidas.


2. Biaya cukup tinggi.
3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini.
Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut.
c. Metode Granulasi Kering (Slugging)
Metode ini telah digunakan bertahun-tahun dan merupakan bentuk yang berharga
terutama pada keadaan dimana dosis efektif terlalu tinggi untuk kempa langsung dan bahanbahan yang digunakan peka terhadap pemanasan, kelembaban atau keduanya.Metode ini
khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena
kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringnyadiperlukan temperatur yang
dinaikkan. Tahap pembuatan ini yaitu partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa
campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan
partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah
membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat
melalui gaya.
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
1. Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat
dan pengeringan yang memakan waktu
2. Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
3. Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
1. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
2. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam

3. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi


silang
c.

Metode Cetak Langsung


Metode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah mengalir

sebagaimanasifat-sifat kohesinya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam tablet


tanpa memerlukan granulasi basah atau kering. Keuntungan utama dari metode ini adalah bahwa
bahan obat yang peka terhadap lembab dan panas, yang stabilitasnya terganggu akibat operasi
granulasi, dapat dibuat menjadi tablet. Akan tetapi dengan meningkatnya tuntutan akan kualitas
tablet, maka metode ini tidak diutamakan.
Keuntungan metode kempa langsung yaitu :
1. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
2. Lebih singkat prosesnya.
3. Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
4. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi
langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak
melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
Kerugian metode kempa langsung :
1. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat
menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang
seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
2. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu
biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga
pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi
dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan

menghasilkan warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang
terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam
granul terganggu.
3. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah
mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik.
VIII.

Macam Macam Kerusakan Pada Pembuatan Tablet

1. Binding adalah kerusakan tablet akibat massa yang akan di cetak melekat pada dinding
ruang cetakan.Ini terjadi ketika pelepasan dari tablet sulit dan sering diikuti bunyi
rebut/menderik yang karakteristik, tepi tablet tergores atau kasar.
2. Sticking/picking ialah perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah
akibatpermukaan punch tidak licin.Sticking adalah keadaan granul menempel pada
dinding die. Penyebabanya yaitu punch kurang bersih.
3. Whiskering ialah percetakan tidak pas dengan ruangan cetakan terjadi pelelehan zat aktif
saat pencetakan pada tekanan tinggi.
4. Splitting/capping ialah lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian
tengah.Capping adalah keadaan yang menggambarkan bagian atas atau bawah tablet
terpisah sebagian atau seluruhnya.
5. Motling adalah terjadinya warna yang tidak merata pada permukaan tablet, disebabkan
perbedaan obat atau hasil uraianya dengan bahan tambahan, juga karena terjadinya
migrasi obat selama pengeringan atau adanya bahan tambahan berupa larutan berwarna
yang tidak terbagi merata.
6. Crumbling ialah tambet menjadi retak dan rapuh. Disebabkan kurangnya tekananpada
pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang.
IX.

Syarat-Syarat Tablet

1.

Kekerasan

Sebuah tablet yang baik adalah tablet yang cukup keras untuk dipegang sampai digunakan.
Dalam bentuk lain tablet tidak boleh terlalu keras karena akan gagal dalam penghancuran atau
gagal dalam larut dengan mudah.Kekerasan tablet merupakan parameter yang menggambarkan
ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti guncangan dan terjadinya keretakan
tablet selama pengemasan, transportasi dan pemakaian. Kekerasan tablet biasanya antara 4 8
kg.
2.

Keseragaman Bahan Aktif

Farmakope Amerika dan Formularium Nasional menetapkan batasan dalam potensi tablet.
3.

Keseragaman tablet

Tablet ditentukan berdasarkan banyaknya penyimpangan bobot pada tiap tablet terhadapbobot
rata-rata dari semua tablet sesuai syarat yang ditentukan dalam Farmakope Indonesia.Tablet tidak
bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan dengan menimbang 20
tablet satu persatu dan dihitung bobot rata-rata tablet.
4.

Proses Penghancuran

Jika tablet diharapkan efektif dalam pengobatan maka jelas tablet tersebut harus larut atau hancur
dengan cepat.
5.

Keregasan Tablet (Friability)

Friability adalah persen bobot yang hilang setelah diguncang.penentuan keregasan tablet
dilakukan terutama pada waktu tablet dilapisi (coating) alat yang digunakan disebut Friability
Tester.
Evaluasi Tablet
Untuk menjaga mutu tablet tetap sama, dilakukan uji-uji sebagai berikut:
a. Uji keseragaman bobot

Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot. Keseragaman bobot ini ditetapkan untuk
menjamin keseragaman bobot tiap tablet yang dibuat. Tablet- tablet yang bobotnya seragam
diharapkan akan memiliki kandungan bahan obat yang sama, sehingga akan mempunyai efek
terapi yang sama. Keseragaman bobot dapat ditetapkan sebagai berikut: ditimbang 20 tablet, lalu
dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Kemudian timbang tablet satu persatu, tidak boleh lebih dari
2 tablet bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari yang ditetapkan pada kolom
A dan tidak boleh satu tablet pun bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari
yang ditetapkan pada kolom B. Jika perlu gunakan 10 tablet yang lain dan tidak satu tablet yang
bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun
kolom B (Dirjen POM, 1995):
Tabel 1: Penyimpangan bobot rata-rata
Bobot rata-rata
< 25 mg
26 mg 150 mg
151
300 mg
>300 mg

Penyimpangan bobot rata-rata (%)


A
B
15
30
10
20
7,5
15
5
10

b. Uji kekerasan
Ketahanan tablet terhadap goncangan pada waktu pembuatan, pengepakan dan distribusi
bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan dinyatakan dalam satuan kg dari tenaga yang
diperlukan untuk memecahkan tablet. Alat yang digunakan untuk uji ini adalah hardness tester,
alat ini diharapkan dapat mengukur berat yang diperlukan untuk memecahkan tablet. Persyaratan
kekerasan tablet umumnya berkisar 4-8 kg, bobot tersebut dianggap sebagai batas minimum
untuk menghasilkan tablet yang memuaskan (Soekemi, A. R., 1987).

c. Uji keregasan
Kekerasan tablet bukanlah indikator yang mutlak dari kekuatan tablet. Cara lain untuk
menentukan kekuatan tablet ialah dengan mengukur keregasannya. Gesekan dan goncangan
merupakan penyebab tablet menjadi hancur. Untuk menguji keregasan tablet digunakan alat
roche friabilator. Sebelum tablet dimasukkan kedalam alat friabilator, tablet ditimbang terlebih

dahulu. Kemudiann tablet dimasukkan kedalam alat, lalu alat dioperasikan selama 4 menit atau
100 kali putaran. Tablet ditimbang kembali dan dibandingkan dengan berat mula-mula. Selisih
berat dihitung sebagai keregasan tablet. Persyaratan keregasan harus lebih kecil dari 0,8%
(Ansel, H.C., 1989).
d. Uji waktu hancur
Agar bahan obat dapat secara utuh diserap pada sistem pencernaan, maka tablet harus
hancur dan melepaskan bahan obat kecairan tubuh. Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan
oleh tablet untuk menjadi partikel-partikel kecil.
Tablet biasanya diformulasikan dengan bahan pengembang yang menyebabkan tablet
hancur didalam air atau cairan lambung (Soekemi, A. R., 1987).
Peralatan uji waktu hancur terdiri dari rak keranjang yang mempunyai enam lubang yang
terletak vertikal diatas ayakan mesh nomor 10. Selama percobaan tablet diletakkan pada tiap
lubang keranjang, kemudian keranjang tersebut bergerak naik turun dalam larutan transparan
dengan kecepatan 29-32 putaran permenit. Interval waktu hancur adalah 5-30 menit (Ansel,
H.C., 1989).
e. Uji penetapan kadar zat berkhasiat
Uji penetapan kadar zat berkhasiat dilakukan untuk mengetahui apakah tablet tersebut
memenuhi syarat sesuai dengan etiket. Bila kadar obat tersebut tidak memenuhi syarat maka obat
tersebut tidak memiliki efek terapi yang baik dan tidak layak dikonsumsi. Uji penetapan kadar
dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang sesuai pada masing-masing monografi antara
lain di Farmakope Indonesia (Dirjen POM, 1995).
f. Uji disolusi
Obat yang telah memenuhi persyaratan kekerasan, waktu hancur, keregasan, keseragaman
bobot, dan penetapan kadar, belum dapat menjamin bahwa suatu obat memenuhi efek terapi,
karena itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap produksi tablet. Disolusi adalah proses
pemindahan molekul obat dari bentuk padat kedalam larutan pada suatu medium (Dirjen POM,
1995).

You might also like