Professional Documents
Culture Documents
RESUSITASI JANTUNG
PARU
FERRYAL BASBETH, RIZQAN ALAMSYAH
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN
MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JL LETJEN SUPRAPTO JAKARTA PUSAT 10510
021 4244574
basbethf@gmail.com
Pendahuluan
RJP adalah intervensi medis yang
tujuannya mempertahankan hidup,
memulihkan kesehatan, mengurangi
penderitaan dan membatasi cacat.
Meskipun prinsip-prinsip beneficence,
non maleficence, otonomi, dan justice
dapat diterima tetapi prinsip-prinsip
ini dapat bervariasi antara
kebudayaan yang berbeda.
Kasus 1
Pasien 90 th dengan Ca stadium
lanjut dirawat di rumah sakit dalam
keadaan stadium terminal.
Tim resusitasi yang terdiri dari dokter,
perawat dan ahli terapi pernafasan
segera datang. Permintaan DNR
belum ditulis, kebijakan RS
membutuhkan tim resusitasi untuk
melakukan RJP.
Kasus 2
Pasien 60 th sehat dan kuat dirujuk ke RS
karena nyeri dada yang tidak jelas. Setelah
dilakukan evaluasi ia ditanyakan tentang pilihan
RJP, ia mengindikasikan bahwa dirinya tidak
menginginkan untuk dilakukan tindakan RJP dan
menyetujui perintah DNR. Dalam waktu 1 jam ia
mengalami fibrilasi ventrikel dimana pada
keadaan seperti ini masih bersifat life saving.
Paramedis merasa tidak melakukan intervensi
karena perintah DNR dan telah disiapkan letting
die
Untungnya pasien tiba-tiba kembali ke ritme
normal. Ketika ditanya untuk ke dua kalinya
pasien berubah pikiran
Beneficence
Th 1940 1950 perawatan intensif
meningkatkan harapan hidup dari penyakit
poliomyelitis bulbar dari 15% sampai >
50%
1 dekade kemudian 14 dari 20 pasien
(70%) ditangani dengan pemijatan jantung
dan bertahan hidup.
Th 1985 RS John Hopskin tingkat
pemulangan pasien 14%, dan th 1994 di
bawah 10% dan tingkat kesuksesan sekitar
70% tidak pernah di duplikasikan.
Non Maleficence
Prinsip Do No Harm
Insiden kerusakan otak berkaitan dengan tindakan RJP
berbeda-beda antara 10-83%.
Pada salah satu penelitian, 55 dari 60 anak meninggal
karena pemberian resusitasi yang berkepanjangan;
kelima anak yang bertahan hidup berada pada kondisi
koma persisten atau status vegetatif pada saat di Rumah
sakit.
Banyak pasien dengan disabilitas berat yang diikuti
dengan kerusakan otak berada dalam kondisi yang sama
dengan kematian.
Resusitasi jantung paru menjadi berbahaya dan bersifat
merusak ketika resiko kerusakan otak relatif tinggi.
Justice
Dokter harus menyesuaikan diri sesuai sumber
penghasilan lingkungan masyarakat
Pelayanan kesehatan dasar seharusnya:
Mencegah, mengobati, paliatif atau mengusahakan
kelangsungan hidup 1 tahun lebih dari 75 persen.
Menghasilkan lebih sedikit toksisitas atau disabilitas
jangka lama.
Dapat memberikan manfaat
Secara nyata lebih menguntungkan daripada
memberatkan.
Autonomy
Kant dan Rawls sebuah keputusan moral otonom
harus rasional dan tidak memihak salah satu
keputusan
Beberapa ahli menyimpulkan bahwa pasien harus
dapat menentukan pengobatannya sendiri
Advanced Directives membolehkan individu
memiliki kemampuan untuk mengatur pelayanan
kesehatan hingga akhir
Advanced directives adalah ungkapan seseorang
tentang pikiran, keinginan atau preferensi
kepeduliannya tentang end of life
Advanced Directives
Biasanya orang jarang merencanakan
tentang kematiannya
Sebuah tool untuk membantu pasien
berpikir dan berkomunikasi untuk
menentukan pilihannya
Dokter jarang mendiskusikan advanced
directives, bahkan dengan pasien yang
sakit parah sekalipun
Banyak pasien memiliki pamahaman yang
samar-samar tentang CPR
Advanced Directives
Dokumen legal
Hak otonomi pasien yang memperkenankan pasien
Instruksi kepada dokter dan tim kesehatan yang profesional
Tentang jenis pengobatan yang pasien inginkan
Disaat pasien menjadi tidak mampu membuat keputusan
untuk dirinya pada saat stadium terminal.
Doktrin inform consent.
Surrogate-Decision Making
Di AS bila pasien menjadi inkapasitas maka saudara
dekat, teman dapat menjadi pengganti pembuat
keputusan untuk pasien.
Pasien yang kompeten pun dapat memberikan
kuasa untuk pembuat keputusan dengan durable
power of attorney
Pengampu yang tepat adalah seseorang yang
mengetahui pasien dan kecakapan pasien, harapan
pasien dan nilai-nilai yang diinginkan pasien
Standar apa yang akan digunakan oleh pengampu
untuk mengambil keputusan?
Rekomendasi RJP
RJP seharusnya dilakukan ketika
terdapat indikasi.
RJP seharusnya tidak dilakukan
ketika terdapat penolakan atau tidak
ada indikasi.
RJP seharusnya dilakukan tidak
terlalu sering ketika tindakan
tersebut merupakan kontraindikasi.
RJP diindikasikan
Untuk henti jantung yang disaksikan
langsung,
Irama jantung yang tidak beraturan
(ventricular fibrillation atau
takikardi),
Selama operasi dan prosedurnya dan
sebagai bagian dari protokol yang
benar.
Kesimpulan
RJP berarti resusitasi lengkap untuk henti jantung
dan henti napas, meliputi kompresi dada,
ventilasi dan dukungan farmakologik serta
elektromekanik.
Tidak dilakukan jika tidak diinginkan pasien atau
tidak ada kontra indikasinya
Jarang dilakukan bila ditemukan indikasi relatif
Perkembangan terkini yang menarik adalah
dilaporkan bahwa RJP menunda terjadinya
kematian tetapi tidak mengubah keadaan
selanjutnya