Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Feri Eka Supratanda, S.Ked
Zelvi Ninaprilia, S.Ked
Pembimbing:
dr. Cahyaningsih Fibri R, Sp.KJ, M.Kes
I.
IDENTITAS PASIEN
Tn. Tz, 63 tahun, Islam, Petani, pendidikan terakhir SD, sudah menikah, alamat Desa
Karang Jaya kec Merbau Mataram Lampung Selatan, datang ke poliklinik Rumah Sakit
Jiwa tanggal 6 April 2015.
setelah kematian istrinya dan berlangsung selama setang bulan kemudian os tampak
normal lagi, namun tidak ada keluhan semangat berkerja yang berlebihan hingga
mengganggu aktivitas di massa lampau.
Riwayat pendidikan
Pasien lulusan SD, tidak pernah tinggal kelas selama pendidikan.
2. Riwayat pekerjaan
Pasien sehari-hari bekerja sebagai petani
3. Riwayat Pernikahan
Telah menikah dan mempunyai 5 orang anak laki-laki dan 1 orang anak
perempuan.
4. Riwayat kehidupan keluarga
3
Merupakan anak keenam dari duabelas bersaudara. Sejak lahir ia tinggal bersama
kedua orang tuanya di Lampung. Ia hidup dalam keluarga yang memiliki status
ekonomi kurang. Penyakit psikiatri dalam keluarga tidak diketahui.
Keterangan :
: Pasien
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
5.
merupakan
seorang
perempuan,
anak
tersebut
tidak
diketahui
percaya diri.
Riwayat agama
4
:tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
D. Pikiran
1. Proses berpikir
Produktivitas : menurun, pasien dapat menjawab namun pada hal tertentu
lambat dalam memberikan jawaban.
5
Kontuinitas: koheren
Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi pikiran
Normal
E. Fungsi kognitif
1. Memori : jangka panjang, menengah, pendek, segera : baik
2. Daya konsentrasi : baik
3. Orientasi: waktu, tempat, orang :baik
4. Pikiran abstrak : baik
F. Tilikan
Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh suatu yang tidak diketahui pasien
IV.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum baik, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88x/menit, napas:
V.
16x/menit
Kondisi medis umum : tidak ditemukan kelainan
IKHTISAR PENEMUAN
Tn. Tz, 63 tahun, Islam, Petani, pendidikan terakhir SD, sudah menikah, alamat Desa
Karang Jaya kec Merbau Mataram Lampung Selatan, datang ke poliklinik Rumah
Sakit Jiwa tanggal 6 April 2015. Diantar oleh anak laki-lakinya, dan dilakukan
anamnesis pada tanggal 6 April 2015
Pasien terlihat sesuai usianya, cara berpakaian, dan perawatan diri cukup baik. Os
mengatakan 2,5 bulan terakhir os merasa sulit untuk tidur. Awal mula keluhan susah
tidur ini dimulai dari bulan Januari 2015, dimana Os merasa kehilangan akibat
meninggalnya istrinya 1,5 tahun yang lalu. Os mengatakan bahwa sejak kehilangan
istrinya os merasa kasepian, tidak ada tepat curhat dan berbagi masalah sehingga os
merasa sedih. Mulai dari itulah Os selalu memikirkannya setiap malam, awalnya os
masih bisa tertidur, tapi makin hari pasien semakin susah untuk tertidur. Saat tertidur
os mengatakan tiba-tiba terbangun lalu tak bisa tidur lagi sampai keesokan harinya.
Selama dua bulan ini sebelum tidur Os mengkonsumsi obat tidur untuk membantu
agar tertidur namun pada 3-4 jam setelah tidur Os terbangun dan tidak dapat tidur
kembali hingga malam hari, sedangkan pada pagi harinya pasien tidak merasakan
kantuk ataupun ingin tidur. Selain itu, Os juga merasa kurang bersemangat untuk
beraktivitas karena lemas, lelah dan letih seperti sebelumnya dan os juga merasa kesal
terhadap diri sendiri karena tidak bisa melakukan aktivitas sendiri sehingga os sering
mengeluh tentang kondisi Os. Os juga mengalami penurunan nafsu makan sejak
6
istrinya meninggal dan semakin lama semakin turun dan kepercayaan diri berkurang
yang ditunjukan dengan cara berpikir os dalam menyikapi penyakitnya ini seperti os
berpikir akan cepat menyusul istrinya. Os menyengkal bahwa os kehilangan
kosentrasi dan pelupa. Melalui alloanamnesis pada anaknya bahwa os pernah
mengalami masa dimana os terlihat banyak bicara dan mudah tersinggung, namun
tidak mengganggu aktivitas. Hal ini terjadi sekitar 2 bulan setelah kematian istrinya
dan berlangsung selama setang bulan kemudian os tampak normal lagi. Pembicaraan
pasien sedikit lambat, lancar, intonasi cukup, volume cukup, kualitas baik, kuantitas
banyak, artikulasi jelas. Jawaban atas pertanyaan koheren, konsentrasi pasien tidak
terganggu. Memori segera, jangka pendek, menengah dan panjang baik. Orientasi
tempat, waktu dan orang baik.
VI.
FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya (1) kehilangan minat dan kegembiraan, (2)
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah ( rasa lelah
yang nyata sesudah sedikit kerja) dan menurunya aktivitas, (3) harga diri dan
kepercayaan diri berkurang, (4) merasa dirinya tidak berguna, (5) pandangan masa
depan yang suram dan pesimistis, (6) tidur terganggu dan (7) nafsu makan berkurang.
Setelah dilakukan anamnesis, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, kejang
sebelumnya ataupun adanya kelainan organik, serta penggunaan alkohol. Hal ini dapat
menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.20) dan
penggunaan zat psikoaktif (F.1). aksis I diagnosis episode depresif Sedang (F.32.1).
Pada episode depresi sedang sekurang-kurangnya 2 dari 3 gejala utama dan ditambah
sekurangnya 3 dari gejala tambahan, lama episode minimal 2 minggu dan hanya
sedikit kesulitan dalam pekerjaan. Pada pasien ini dapat dilihat memenuhi kriteria
diatas dengan episode lebih dari 2 minggu dan pasien menghadapi kesulitan yang
nyata dalam melakukan aktifitas, sosial dan pekerjaan. aksis II tidak ada gangguan
mental, dan dari intelegensianya baik. Dari alloanamnesis pasien memiliki penyakit
diabetes mellitus yang diketahui sejak dua bulan ini hingga sekarang masih menjalani
pengobatan dengan mengkonsumsi obat, namun dari pemeriksaan fisik tidak
ditemukan riwayat penyakit fisik, pada pemeriksaan laboratorium hasil dalam batas
normal sehingga pada aksis III dapat didiagnosis terdapat gangguan endokrin
(Diebetes Mellitus) termasuk dalam E00-G90 Penyakit endokrin, nutrisi dan
7
metabolik. Pasien ini memiliki masalah dalam keluarga dimana ada masalah yang
dipendam yang membebani pikiran pasien, sehingga untuk aksis IV dapat didiagnosis
terdapat masalah keluarga. Penilaian Global Assessment of Fungtional (GAF) Scale
yaitu 60-51 (gejala sedang (Moderate), disabilitas sedang) menjadi diagnosis untuk
aksis V.
VII.
EVALUASI MULTIAKSIAL
1.
2.
3.
4.
5.
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
masyarakat sekitar.
RENCANA TERAPI
A. Psikofarmaka :
Fluoxetine 20 mg 1 x tab
Clobazam 10 mg 1x tab
Lorazepam 2 mg 1 x tab
B. Psikoterapi
1. Psikoterapi supportif
a. Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan dan
efek samping pengobatan
b. Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol.
c. Memotivasi pasien agar pasien melakukan kegiatan, dan hindari melamun.
2. Psikoedukasi
8
Kepada keluarga :
a. Memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarga pasien tentang
gangguan yang dialami pasien.
b. Berpartisipasi dalam mendukung kegiatan yang dilakukan pasien.
X.
PROGNOSIS
Kondisi yang memberatkan.
Kondisi yang meringankan.
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
Quo ad sanationam
: dubia ad bonam
XI. PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis aksis I berdasarkan anamnesis dengan pasien adanya kehilangan
minat dan kegembiraan, energi yang mudah lelah saat beraktivitas, harga diri dan
kepercayaan diri berkurang, merasa tidak berguna, pandangan masa depan yang suram
dan pesimitis, gangguan tidur dan penurunan nafsu makan yang sudah dialami selama
2.5 bulan. Pada episode depresi sedang sekurang-kurangnya 2 dari 3 gejala utama dan
ditambah sekurangnya 3 dari gejala tambahan, lama episode minimal 2 minggu dan
hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan (Rusdi Maslim, 2003).
Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan
dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur,
nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak berdaya
dan gagasan bunuh diri (Maramis, 2009).
EPIDEMIOLOGI
Gangguan depresi berat adalah suatu gangguan yang sering terjadi, dengan prevalensi
seumur hidup kira-kira 15 % dan kemungkinan sekitar 25 % terjadi pada wanita. Diduga
adanya hormon, pengaruh melahirkan, menyebabkan perempuan dua kali lipat lebih
mudah terkena depresi (FK UI, 2013).
Paling sering terjadi pada orang yang tidak mempunyai hubungan interpersonal yang erat
atau pada mereka yang bercerai dan berpisah (FK UI, 2013). Seperti yang dialami pasien
yaitu mengalami sulit tidur setelah kehilangan istrinya.
ETIOLOGI
asar umum untuk gangguan depresi berat tidak diketahui, tetapi diduga faktor-faktor
dibawah ini berperan :
Faktor Biologis
Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan depresi berat
adalah berhubungan dengan disregulasi pada amin biogenik (norepineprin dan
serotonin). Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi dan pada beberapa pasien
yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolik serotonin di dalam cairan serebrospinal
yang
rendah
serta
konsentrasi
tempat
ambilan
serotonin
yang
rendah
di
trombosit(Kaplan, 2007).
STRESSOR
Istri yang
meninggal
Anak yang
hilang hingga
sekarang
Anak pencandu
narkoba
Anak meninggal
Rencana yang
tidak tercapai
SISTEM
LIMBIK
KETIDAKSEIMBANGAN
NEUROTRANSMITER
HIPOTALAMUS
SEROTONIN, DOPAMIN,
NOREPINEFRIN
HIPOFISIS
ANTERIOR
KEL.
ADRENAL
10
SYARAF
SIMPATIS
KORTISOL
ANERGIA
GANGGUAN
TIDUR, POLA
MAKAN
ANHEDNIA
DEPRESI
GLUKONEOGENSIS
PENINGKATAN
GLUKOSA DARAH
Bagan 1. Patofisiologi Gangguan Depresi
Sumber : Maramis, 2009; Guyton, 2008; Kaplan, 2007.
Otak manusia, adalah organ yang unik dan dasyat, tempat diaturnya proses berfikir,
berbahasa, kesadaran, emosi dan kepribadian, secara garis besar, otak terbagi dalam 3
bagian besar, yaitu neokortek atau kortex serebri, system limbik dan batang otak, yang
berkerja secara simbiosis. Bila neokortex berfungsi untuk berfikir, terhitung, memori,
bahasa, maka sistek limbik berfugsi dalam mengatur emosi dan memori emosional, dan
batang otak mengarur fungsi vegetasi tubuh antara lain denyut jantung, aliran darah,
kemampuan gerak atau motorik, Ketiganya bekerja bersama saling mendukung dalam
waktu yang bersamaan, tapi juga dapat bekerja secara terpisah.
Stress adalah kondisi yang dihasilkan ketika
lingkungannya yang kemudian merasakan suatu pertentangan, apakah itu riil ataupun
tidak, antara tuntutan situasi dan sumber daya system biologis, psikologis dan sosial,
dalam terminologi medis, stress akan mengganggu system homeostasis tubuh yang
berakibat terhadap gejala fisik dan psikologis (Rippetoe-Kilgore, Mark and Lon. 2006).
Stress dapat mengakibatkan homeostatis dalam tubuh terganggu, sehingga stress dapat
mengakibatkan penstimulasian beberapa bagian dalam tubuh kita untuk mempertahankan
diri agar tetap stabil (Maramis, 2009). Seperti stressor mempengaruhi HPA aksis dan
regulasi hormone serta neurotransmitter (Guyton, 2008).
Stressor dapat mempengaruhi sistem limbik yang merupakan pusat emosi manusia.
Hipotalamus merupakan bagian utama dari sitem limbik, selain itu hipotalamus
merupakan organ yang berperan dalam jalur Hipotalamus-hipofisis anterior. Ketika
11
Faktor Genetika
Data genetik menyatakan bahwa sanak saudara derajat pertama dari penderita gangguan
depresi berat kemungkinan 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar daripada sanak saudara derajat
pertama subyek kontrol untuk penderita gangguan. Pada pasien tidak diketahui secara
jelas adanya riwayat gangguan suasana perasaan yang pernah dialami oleh keluarga
pasien (Lubis, 2009).
Faktor psikososial
Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan, suatu pengamatan klinis yang telah lama
direplikasi bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului
episode pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya, hubungan tersebut telah
dilaporkan untuk pasien dengan gangguan depresi berat(Maslim, 2003).
Gejala dan Penegakan Diagnosis Depresi
Untuk menegakkan diagnosa depresi seseorang, maka yang dipakai pedoman adalah ada
tidaknya gejala utama dan gejala penyerta lainnya, lama gejaa yang muncul, dan ada
tidaknya episode depresi ulang (Rusdi Maslim, 2003). Sebagaimana tersebut berikut ini :
12
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode
Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan
rumah tangga.
Karakter kelima :
F32.10 = Tanpa gejala somatik
F32.11 = Dengan gejala somatic
Pada pasien didapatkan pasien mengetahu bahwa dia sakit tapi pasien tidak tahu apa
penyebabnya, pasien ingin sembuh, namun pasien berpikiran bahwa penyakit pasien ini
akan mengakibatkan pasien segera menyusul istrinya. Pada pasien didapatkan penilaian
Global Assessment of Fungtional (GAF) Scale yaitu 60-51 (gejala sedang (Moderate),
disabilitas sedang).
Rencana terapi yang diberikan adalah Fluoxetine 20 mg 1 x tab. Alasan penggunaan
Fluoxetine (Antidepresan Golongan Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor (SSRI))
adalah karena secara umum SSRI merupakan lini pertama pada pengobatan depresi, obat
ini berkerja dengan menghambat pengambilan serotonin secara spesifik. Selain itu
kelebihan obat ini dibandingkan antidepresan trisiklik obat ini mempunyai efek
antikolinergik lebih kecil dan kardiotoksik lebih rendah (Neal, 2008).
Selain itu diberika psikofarmaka berupa Clobazam 10 mg 1x tab dan Lorazepam 2 mg
1 x tab, kedua obat ini merupakan obat golongan benzodiazepin, merupakan obat
penenang atau obat untuk anxietas. Obat ini memiliki efek samping sedasi atau rasi
mengantuk (Muslim R, 2007
Selain psikofarmaka, psikoterapi dan edukasi juga sangat diperlukan. Pada kasus ini
dimana pasien perlu melakukan kegiatan atau meningkatkan aktivitas, serta hindari
melamun.
Prognosis pada pasien adalah dubia ad bonam karena episode depesi sedang dapat
disembuhkan, dengan dukungan keluarga serta kemauan pada diri pasien yang tinggi.
14
LAMPIRAN
15
- kehilangan
kegembiraan
- mudah lelah saat
aktivitas
- gangguan tidur
- menarik diri dari
masyrakat
- pesimistis
- gangguan makan
16
: Pemeriksa
DM
: Selamat siang pak, perkenalkan saya dokter muda zelvi dan feri yang sedang
bertugas di poliklinik ini. Sekarang saya mau bertanya tentang keluhan yang bapak
alami, , apakah bersedia ??
: Iya boleh.
DM
: ok, baik pak. Ada beberapa pertanyaan tentang keluhan bapak ditambah riwayat
penyakit sebelumnya. Maaf bapak namanya siapa ya?
: Tanzili
DM
: umurnya 63 tahun.
DM
DM
: tamat SD dok
DM
DM
DM
: ada 4 dok.
17
DM
: laki-laki semua, usia lupa, anak yang pertama sudah menikah punya dua anak
sekarang di medan, anak kedua sudah menikah punya dua anak tinggal sama saya,
anak ketiga dirumah berkerja sebagai satpam, anak yang keempat sarjana dan
berkerja di Jakarta
DM
DM
DM
: Begini dok, saya tuh sudah 2,5 bulan gak bisa tidur. Awalnya saya periksa ke dokter
penyakit dalam. Ternayata setelah di periksa saya punya kencing manis dok. Terus
saya di rujuk kesini untuk masalah gak bisa tidurnya dok.
DM
: Saya itu malam-malam ga bisa tidur terus, gak tau kenapa, nanti tidur sebentar trus
kebangun, sampai pagi gak tidur lagi. Itu pun selama ini saya bisa tidur karena
bantuan obat tidur, namun beberapa hari ini sudah minum obat tidur gak bisa tidur
lagi, saya dok termasuk orang yang dulunya gampang tidur namun sekarang sulit
untuk tidur.
DM
DM
: begini dok, jadi saya ini baruditinggal istri saya meninggal dunia sekitar 1,5 tahun
yang lalu, saya jadi merasa sedih dan sendirian, saya merasa tidak mempunyai teman
lagi untuk curhat dan berbagi masalah.
DM
: oh jadi merasa sedih ya pak, jadi selama ini aktivitas bapak gimana pak, terganggu
tidak?
: iya dok saya sekarang kurang bersemangat dan cepat merasa lemas, lelah, letih
lesu, sehingga membuat saya enggan beraktivitas maupun ikut dalam kegiatan
masyarakat. Dulu mah saya aktif dok. Kalau ada acara di lingkungan saya. Sekarang
saya merasa minder ya tidak percaya diri lah dok.
DM
: jadi apakah bapak ada perasaan merasa bersalah, atau maaf pak merasa ingin bunuh
diri?
18
: gak si dok, saya gak sampai segitu, saya hanya merasa sedih tapi tidak saya dalamdalamin banget dok, Cuma saya merasa kesal aja kadang sama diri saya sendiri
karena sudah jarang beraktivitas dan sukanya juga berguling-guling di depan TV.
DM
: ooo. Jadi suka kesal sendiri ya pak, baik pak untuk nafsu makan bapak bagaimana
pak ada perubahan gak pak?
DM
: mulai menurun sejak istri saya meninggal, sekarang agak semakin menurun, dulu
saya makan selalu nambah, sekarang satu centong aja udh cukup dok.
DM
: tadi bapak sudah periksa ke penyakit dalam , katanya ada kencing manis ya pak,
itu baru ketahuan atau gimana pak?, minum obatnya apa pak? Sudah berapa lama
minum obat?
: iya dok, itu baru ketahuan pas periksa kemaren dok. Saya masih minum obat sampe
sekarang tapi saya nggak tau dok nama obatnya apa. Taunya kapsul warna merah.
DM
: Gak dok. Kalau alkohol nggak, tapi jamu iya. Dulu saya merokok tapi sekarang
udah berhenti sejak istri meninggal.
DM
DM
: menurut bapak, bagaimana si pak pendapat bapak mengenai penyakit bapak ini?
: sepertinya penyakit saya ini penyakit langka dok. Perasaan saya nggak lama lagi
saya mau menyusul istri saya lah dok.
DM
: masih, dokter zelvi dok ini kan, mas nya dokter feri
DM
: Baiklah bapak sekian dulu kami akhiri pertanya hari ini ya pak, mungkin ada yang
bapak ingin tanyakan ?
: Tidak dok
DM
: Terimakasih ya bapak.
Alloanamnesis :
SM
: Keluaraga pasien
: pemeriksa
SM
: jadi gini mas, tadi saya sudah bertanya beberapa hal keapada bapaknya, namun ada
beberapa hal yang saya harus tanyakan pada masnya, apakah mas bersedia?
SM
SM
: jadi begini loh dok, bapak saya ini emang sudah lama sulit tidur 2,5 bulan,
sebelumnya beliau telah kehilangan istrinya sejak 1,5 tahun yang lalu, sepertinya
beliau ini sangat sedih kehilangan istrinya, emang beliau sama ibu saya pernah
memiliki rencana mau punya kebun sawit buat penghasilan di masa tua, namun tidak
kesampean dok. Mungkin ini salah satu penyebabnya. Dan bapak ini orangnya
terlihat tegar dan suka menyimpan masalah sendiri.
: oooh jadi bapak ini orangnya tertutup ya mas, selain masalah ditinggal istri adakah
masalah yang lain? Sama anak atau lingkungan sekitar?
SM
: iya dok, jadi saya ini 6 bersaudara dok, saya anak ketiga, kakak saya nomor dua
cewek pada tahun 2000 hilang dan sampai sekarang gak tau kabarnya, selain itu
adek saya yang nomor 5 sudah meninggal pada umur 6 tahun karena sakit jantung,
dan juga adik saya yang nomor 4 pernah mengalami masalah yaitu menggunakan
narkoba, namun sekarang sudah selesai rehabilitasinya dan tinggal bersama saya.
: oo, jadi anaknya bapak 6 ya mas, tadi bapaknya cerita anaknya Cuma 4 mas,
SM
: iya dok, bapaknya emang tidak mau mengungkit masalah anak-anaknya, khususnya
anaknya yang cewek, yang hilang sampai sekarang, beliau cendrung melupakannya,
dan suka disimpan dalam hati sendiri.
: baik, mas terima kasih atas informasinya, adakah suatu hal yang ingin ditanaykan
lagi?
SM
: Tidak dok, maaf dok saya mau pamit pulang sudah siang.
20
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta: FKUI; 2013.
Maramis W.F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.
Maslim, Rusdi. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III. Ilmu Kedokteran
Jiwa FK Unika Atma Jaya : Jakarta
Maslim, Rusdi. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropika Edisi Ketiga.
Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya : Jakarta
Neal, Michael J. Depresi dalam At a Glance Farmakologi Medis edisi 4. Penerbit Erlangga.
Jakarta. 2008.
Rippetoe Kligore. 2006. Practical Programming for Strength Training. The Aasgard
Company : United States of America
Sadock, Benjamin James,et al. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition Lippincott Williams & Wilkins. 2007
21