Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
Pada tanggal 18 September 2015 telah dilakukan praktikum Kimia
Farmasi Analitik I tentang Pemeriksaan Pendahuluan dan Analisis Kualitatif
Golongan Fenol, dengan
resorsin, nipagin, nipasol, asam pikrat, rivanol, vanilin, dan asam galat. Praktikan
mendapat 2 sampel yaitu nomor 36 dan 89.
Hal yang pertama dilakukan adalah uji pendahuluan, yaitu uji organoleptik
meliputi warna, bau, rasa, bentuk, dan kelarutan. Sampel nomor 36 berupa serbuk
hablur putih, hampir tidak berbau, rasanya agak membakar diikuti rasa tebal, dan
tidak larut dalam air.
Setelah itu, dilakukan uji kualitatif meliputi uji golongan dan uji
penegasan. Uji golongan untuk menentukan sampel teramsuk monovalen atau
polivalen, dilakukan uji fehling akan tetapi hasilnya negatif sehingga dapat
diketahui sampel merupakan fenol monovalen, yaitu senyawa fenol yang hanya
memiliki 1 gugus OH. Sehingga diperoleh dugaan sampel merupakan nipasol
atau nipagin.
Selanjutnya dilakukan uji penegasan, untuk menganalisis senyawa yang
terkandung dalam sampel. Penggolongan pada fenol hanya monovalen dan
polivalen, sehingga setelah diketahui golongannya langsung dilakukan uji spesifik
untuk sampel. Diawali dengan mereaksikan dengan larutan FeCl 3, hasilnya
menjadi ungu kemerahan yang terbentuk karena terjadi reduksi Fe 3+ sehingga
terjadi perubahan warna. Menurut literatur, hasil tersebut positif nipagin.
Kecap
Sereal
Produk roti
Selai
Sirup
Minuman kaleng
Bumbu-bumbu kemasan
Pelembab wajah
Produk anti-penuaan
Pewarna rambut
Gel cukur
Pembersih wajah
Spray
Maskara
Eye shadow
Alas bedak
Dan dalam industri farmasi, methylparaben telah digunakan untuk
melindungi obat sejak 1924. Metil digunakan untuk anti-bakteri seperti pada:
Antibiotik topikal
Kortikosteroid
Penisilin
Selanjutnya dilakukan analisis untuk sampel nomor 89. Seperti
sebelumnya, yang pertama dilakukan adalah uji pendahuluan sehingga dapat
diketahui bahwa sampel bebentuk serbuk putih sedikit abu, bau tepung, rasa sepat,
dan tidak larut dalam air.
Akhirnya didapatkan dugaan tunggal untuk sampel 89, akan tetapi untuk
lebih meyakinkan dilakukan uji selanjutnya dengan reagen marquis yang
menghasilkan warna ungu. Hasil ini tidak sesuai literatur, seharusnya terbentuk 2
lapisan, putih susu dan keunguan. Akan tetapi karena uji sebelumnya positif
resorsin, praktikan menarik kesimpulan bahwa sampel merupakan resorcin.
Setelah diperiksa, ternyata dugaan praktikan tidak tepat, bukan resorcin
tetapi asam galat. Hasil yang keliru ini karena ketidaksesuaian hasil pengamatan
dengan literatur, sehingga menimbulkan karaguan. Hasil yang sesuai literatur
hanya 1 uji dengan asam oksalat dan H 2SO4 positif resorcin, ternyata tidak tepat.
Setelah ditelusuri sampel resorcin dibuat larutan, sehingga dengan dugaan sampel
merupakan asam galat atau resorcin, sudah jelas sampel merupakan asam galat
yang tetap dibuat serbuk saat praktikum.