Professional Documents
Culture Documents
Laporan kasus
A. Identitas Pasien
Suami Pasien
Nama : Ny. S A
Nama: Tn. R
Pendidikan: SMA
Pangkat: -
Pangkat: -
Pekerjaan: PNS
Agama : Islam
Agama: Islam
Suku: Betawi
Suku: Melayu
Golongn darah: A
Golongan darah: O
B. Anamnesa
Anamnesa diambil secara autoanamnesis, pada tanggal 29 Mei 2015 pukul 17.30 WIB
Keluhan Utama: datang dengan rujukan G4P2A0 dengan oligohidroamnion (cairan ketuban
sedikit hanya tampak pada dependent portio, BPD 8,48, FL 6,6 CM, usia kehamilan 34-35
minggu), Ingin konsul hasil pemeriksaan lab (USG dan darah rutin) yang dilakukan tanggal
28 Mei 2015 di RS. Dr. Suyoto.
Keluhan tambahan: pasien tidak ada keluhan tambahan.
Riwayat kehamilan
Anak pertama tanggal partus 10 desember 1998 di rumah sakit dengan usia kehamilan
8 bulan, dibantu oleh bidan, persalinan spontan tidak ada penyulit, jenis kelamin laki-laki,
berat badan lahir 1900 gr, panjang badan 49 cm, keadaan anak sekarang baik, nifas normal.
Anak kedua tanggal partus 28 mei 2002 di rumah bersalin dengan usia kehamilan 7
bulan 1 minggu, persalinan spontan tidak ada penyulit, dibantu oleh bidan, jenis kelamin lakilaki, berat badan lahir 2300 gr, panjang badan 49 cm, keadaan anak sekarang baik, nifas
normal.
Anak ketiga tanggal partus 10 oktober 2010 di rumah sakit dengan usia kehamilan 6
bulan, dibantu oleh dokter, persalinan sectio cesaria tidak ada penyulit, jenis kelamin lakilaki, janin sebelumnya didiagnosa mengalami pertumbuhan janin terhambat, berat badan saat
lahir pasien lupa, panjang badan saat lahir juga lupa, keadaan anak sekarang janin meninggal
dunia saat dilahirkan, nifas normal.
Anak keempat kehamilan saat ini.
Riwayat pernikahan
Status pernikahan sudah menikah, pernikahan 1 kali, usia saat menikah 19 tahun usia suami
saat menikah 24 tahun.
C. Pemeriksan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 29 mei 2015 jam 17.30 WIB
Pemeriksaan umum
Tanda-tanda vital:
Inspeksi; bentuk thorax normal, pernapasan simetris dalam keadaan statis maupun
dinamis, tipe pernapasan thoracoabdominal, retraksi sela iga (-), tidak ada benjolan.
Palpasi; Sela iga tidak melebar dan tidak menyempit, fremitus simetris kanan dan kiri,
Cor:
Abdomen;
Inspeksi
adanya luka bekas operasi, striae (+), caput medusa (-), massa (-)
Auskultasi
: Bising usus (+) normal
Perkusi
: Timpani, shifting dullness (-)
Palpasi
: Supel, tidak teraba massa, nyeri tekan (-)
Leopold I
Leopold II :
kanan.
Leopold III :
Teraba bagian kepala janin.
Leopold IV :
kepala belum masuk PAP
DJJ :
140 denyut dalam 1 menit
His :
Genitalia
Inspeksi
Inspekulo
tidak ada
albus (-)
D. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin tanggal 29/05/2015
Jenis pemeriksaan
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Hasil
12,5
36
4.5
9940
194000
82
28
34
Nilai rujukan
12-16 g/dL
37-47 %
4.3-6.0 juta/uL
4.800-10.800 u/L
150.000-400.000 u/L
80-96 fL
27-32 pg
32-36 g/dL
Hasil
27
14
15
0.8
88
Nilai rujukan
<35 U/L
<40 U/L
20-50 mg/dL
0.5-1.5 mg/dL
<140 mg/dL
Hasil
Kuning
Agak keruh
6.5
1.020
+/positif 1
-/negatif
-/negatif
-/negatif
-/negatif
-/negatif
>50
3-2-3
-/negatif
-/negatif
+/positif 1
-/negatif
Nilai rujukan
Kuning
Jernih
4.6-8.0
1.010-1.030
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif-positif 1
<2 /LPB
<5 /LPB
Negatif / LPK
Negatif
Positif
Negatif
E. Resume
Wanita berusia 35 tahun, datang ke RSPAD Gatot Subroto dengan rujukan G4P2A0
dengan oligohidroamnion, Ingin konsul hasil pemeriksaan lab (USG dan darah rutin) yang
dilakukan tanggal 28 Mei 2015 di RS. Dr. Suyoto. Ini merupakan kehamilan ke 4 Pasien
(G4P3A0), HPHT 17 oktober 2014, menarche usia 12 tahun, siklus menstruasi 28 hari,
teratur, usia kehamilan sekarang 32 minggu.
Kehamilan sebelumnya belum pernah seperti ini, namun anak ketiga tanggal partus 10
oktober 2010 di rumah sakit dengan usia kehamilan 6 bulan, dibantu oleh dokter, persalinan
7
sectio cesaria tidak ada penyulit, jenis kelamin laki-laki, janin sebelumnya
didiagnosa
mengalami pertumbuhan janin terhambat, janin meninggal dunia saat dilahirkan, nifas
normal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien dalam keadaan baik dan
status generalis pasien didapatkan dalam batas normal.
F. Diagnosis kerja
1. G4P3A0, hamil 32 minggu, janin presentasi kepala tunggal hidup
2. Preeklamsi
G. Diagnosis banding
1. Hipertensi kronik
2. Penyakit ginjal
H. Tatalaksana
BAB II
Tinjauan Pustaka
Preeklamsi
A. Definisi
Preeklampsia dan eklampsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang
disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri.
B. Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai sekarang belum dapat diketahui dengan pasti. Banyak
teori-teori dikemukakan tetapi belum ada yang mampu memberi jawaban yang memuaskan
tentang penyebabnya sehingga disebut sebagai penyakit teori. Teori yang dapat diterima
harus dapat menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
mola hidatidosa.
2. Sebab bertambahnya frekuensi pada bertambahnya usia kehamilan.
3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin
intrauterin.
4. Sebab jarangnya ditemukan kejadian preeklampsia pada kehamilan berikutnya.
5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.
Iskemia plasenta, peningkatan deportasi trofoblas, yang merupakan konsekuensi dari
iskemia, akhirnya dapat menimbulkan disfungsi endotel.
Pada kehamilan normal, invasi trofoblas ke dalam jaringan desidua menghasilkan
suatu perubahan fisiologis pada arteri spiralis. Untuk memenuhi kebutuhan kehamilan maka
jalan yang paling mungkin adalah membesarkan diameter arteri. Pada wanita hamil,
pembesaran diameter arteri spiralis meningkat 4-6 kali lebih besar daripada arteri spiralis
wanita tidak hamil, yang akan memberikan peningkatan aliran darah 10.000 kali
dibandingkan aliran darah wanita tidak hamil. Maka kemampuan melebarkan diameter arteri
spiralis ini merupakan kebutuhan utama untuk keberhasilan kehamilan.
Hasil akhir dari perubahan fisiologis yang normal adalah arteri spiralis yang tadinya
tebal dan muskularis menjadi lebih lebar berupa kantung yang elastis, bertahanan rendah dan
aliran cepat, dan bebas dari kontrol neurovascular normal, sehingga memungkinkan arus
darah yang adekuat untuk pemasokan oksigen dan nutrisi bagi janin.
Nullipara
Kehamilan ganda
Obesitas
Adanya trombofilia
10
D. Patofisiologi
Perubahan pokok yang didapatkan pada preeklampsia adalah adanya spasme
pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air.
arteriolar juga ditemukan diseluruh tubuh, maka mudah dimengerti bahwa tekanan darah
yang meningkat nampaknya merupakan usaha mengatasi kenaikan tahanan perifer, agar
oksigenasi jaringan dapat tercukupi. Peningkatan berat badan dan oedema yang disebabkan
penimbunan cairan yang berlebihan dalam ruang interstitial belum diketahui sebabnya. Telah
diketahui bahwa pada preeklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan kadar
prolaktin
yang
mempertahankan
tinggi
daripada
volume
kehamilan
plasma dan
normal.
Aldosteron
penting
untuk
Pada
Perubahan Kardiovaskuler
Turunnya tekanan darah pada kehamilan normal ialah karena vasodilatasi perifer yang
diakibatkan turunnya tonus otot polos arteriol, mungkin akibat meningkatnya kadar
progesteron di sirkulasi, dan atau menurunnya kadar vasokonstriktor seperti angiotensin II
dan adrenalin serta noradrenalin, dan atau menurunnya respon terhadap zat-zat
vasokonstriktor tersebut akan meningkatnya produksi vasodilator atau prostanoid seperti
PGE2 atau PGI2. Pada trimester ketiga akan terjadi peningkatan tekanan darah yang normal
ke tekanan darah sebelum hamil.
Kurang lebih sepertiga pasien dengan preeklampsia akan terjadi pembalikan ritme
diurnalnya, sehingga tekanan darahnya akan meningkat pada malam hari.
normal, penurunan ini lebih erat hubungannya dengan wanita yang melahirkan BBLR.
12
Glomerulus filtration rate (GFR) dan arus plasma ginjal menurun pada preeklampsi
tapi karena hemodinamik pada kehamilan normal meningkat 30% sampai 50%, maka
nilai pada preeklampsi masih diatas atau sama dengan nilai wanita tidak hamil.
Klirens fraksi asam urat juga menurun, kadang-kadang beberapa minggu sebelum ada
perubahan pada GFR, dan hiperuricemia dapat merupakan gejala awal. Dijumpai pula
peningkatan
pengeluaran
protein,
biasanya
ringan
sampai
sedang,
namun
13
E. Manifestasi klinik
Dua gejala yang sangat penting pada preeklampsia yaitu hipertensi dan proteinuria,
merupakan kelainan yang biasanya tidak disadari oleh wanita hamil. Pada waktu keluhan
seperti oedema, sakit kepala, gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium mulai timbul,
kelainan tersebut biasanya sudah berat.
Tekanan darah
Kelainan dasar pada preeklampsi adalah vasospasme arteriol, sehingga tidak
mengherankan bila tanda peringatan awal yang paling bisa diandalkan adalah peningkatan
tekanan darah. Tekanan diastolik mungkin merupakan tanda prognostik yang lebih andal
dibandingakan tekanan sistolik, dan tekanan diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih menetap
menunjukan keadaan abnormal.
2
preeklampsia, dan bahkan kenaikan berat badan yang berlebihan merupakan tanda pertama
preeklampsia pada wanita. Peningkatan berat badan sekitar 0,45 kg perminggu adalah normal
tetapi bila melebihi dari 1 kg dalam seminggu atau 3 kg dalam sebulan maka kemungkinan
terjadinya preeklampsia harus dicurigai. Peningkatan berat badan yang mendadak serta
berlebihan terutama disebabkan oleh retensi cairan dan selalu dapat ditemukan sebelum
timbul gejala edem non dependen yang terlihat jelas, seperti kelopak mata yang
membengkak, kedua tangan atau kaki yang membesar.
Proteinuria
14
Nyeri kepala
Jarang ditemukan pada kasus ringan, tetapi akan semakin sering terjadi pada kasus-
kasus yang lebih berat. Nyeri kepala sering terasa pada daerah frontalis dan oksipitalis, dan
tidak sembuh dengan pemberian analgesik biasa. Pada wanita hamil yang mengalami
serangan eklampsi, nyeri kepala hebat hampir dipastikan mendahului serangan kejang
pertama.
Nyeri epigastrium
Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas merupakan keluhan yang sering
ditemukan preeklampsi berat dan dapat menunjukan serangan kejang yang akan terjadi.
Keluhan ini mungkin disebabkan oleh regangan kapsula hepar akibat oedem atau perdarahan.
Gangguan penglihatan
Seperti pandangan yang sedikit kabur, skotoma hingga kebutaan sebagian atau total.
Disebabkan oleh vasospasme, iskemia dan perdarahan ptekie pada korteks oksipital.
F. Klasifikasi
Kriteria minimum untuk mendiagnosis preeklampsia adalah adanya hipertensi dan
proteinuria. Kriteria lebih lengkap digambarkan oleh Working Group of the NHBPEP (2000)
seperti digambarkan dibawah ini:
Disebut preeklamsi ringan bila terdapat:
1. Tekanan darah >140 / 90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu.
15
G. Penatalaksanaan
Pada dasarnya penangan preeklampsi terdiri atas pengobatan medik dan
obstetrik.
penanganan
Penanganan obsterik ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optimal, yaitu
sebelum janin mati dalam kandungan, akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup diluar uterus.
Tujuan pengobatan adalah :
1.
2.
3.
4.
Pada umumnya indikasi untuk merawat penderita preeklampsia di rumah sakit ialah:
1.
2.
3.
4.
16
Pengobatan preeklampsia yang tepat ialah pengakhiran kehamilan karena tindakan tersebut
menghilangkan sebabnya dan mencegah terjadinya eklampsia dengan bayi yang masih premature.
17
Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia
dengan kondisi janin baik, dilakukan penanganan konservatif.
Medikamentosa: sama dengan penanganan aktif. MgSO4 dihentikan bila tidak ada tandatanda preeklampsia berat, selambatnya dalam waktu 24 jam. Bila sesudah 24 jam tidak ada perbaikan
maka keadaan ini harus dianggap sebagai kegagalan pengobatan dan harus segera diterminasi. Jangan
lupa diberikan oksigen dengan nasal kanul 4-6 L/menit.
Eklampsia
A. Definisi
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya preeklampsia dan terjadinya
gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual keras, nyeri di epigastrium, dan
hiperefleksia.
Konvulsi pada eklamsia dibagi menjadi 4:
1. tingkat awal atau aura. Berlangsung 30 detik. Mata penderita terbuka tanpa melihat, kelopak
mata bergetar demikian pula tangannya, dan kepala diputar ke kanan atau ke kiri.
2. Kejang tonik yang berlangsung 30 detik. Pada saat ini otot jadi kaku, wajah kelihatan kaku,
tangan menggenggam, kaki membengkok kedalam.pernapasan berhenti, muka menjadi
sianotik, lidah dapt tergigit.
3. Kejang klonik berlangsung 1-2 menit. Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam
tempo yang cepat.
4. Tingkatan koma.
B. Penanganan Eklamsia
Tujuan utama pengobatan eklamsia adalah menghentikan berulangnya kejang dan mengahiri
kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah ibu mengijinkan. Pengawasan dan perawatan
intensif sangat penting. Untuk menghindari kejangan saat pengangkutan ke RS dapat diberikan
diazepam 20mg IM.
Obat yang dapat diberikan:
Sodium penthotal sangat berguna menghentikan kejangan dengan segera bila diberikan
intravena. Dosis inisial dapat diberikan 0,2-0,3 g dan disuntikkan perlahan-lahan. Perlu
pengawasan yang sempurna.
18
Sulfas magnesicus yang dapat mengurangi kepekaan saraf pusat pada hubungan neuro
muskuler tanpa mempengaruhi bagian lain dalam susunan saraf.
Dosis awal :
Dua gram Mg SO4 intravena , (40 % dalam 10 cc) diberikan dalam waktu 10 mnt, cara:
o 5ml MgSO4 40% (setara 2 g MgSO4) + 5 ml Dextrose 5% bolus pelan 10mnt
6 jam berikutnya:
o 2-3g/jam IV drip diberikan dalam 6 jam, cara: 30ml MgSO4 40% (setara 12g
MgSO4) + 495 dextrose 5% = 525ml
Jumlah tetesan: (525ml/ 6jam) X (20/60) = 29 tetes/menit
Dosis Rumatan:
o 1g/jam MgSO4 diberikan selama 24 jam, cara:
o 12 jam pertama:
o 30ml MgSO4 40% (setara 12g MgSO4) + 500ml dextrose 5% = 530ml
Jumlah tetesan: (530ml/12jam) X (20/60) = 16 tetes/menit. 12 jam kedua diberikan dengan
cara yang sama.
dalam 10 cc)
19
Diagnosis Banding
Diagnosis diferensial pre-eklampsia:
1. Hipertensi kronik
2. Penyakit ginjal
Diagnosis diferensial eklamsia :
1. Epilepsi
2. Kejangan karena obat anastesia
3. Koma karena sebab lain : perdarahan otak, meningitis, ensefalitis.
Komplikasi
Komplikasi terberat kematian pada ibu dan janin. Usaha utama ialah melahirkan bayi hidup
dari ibu yang menderita preeklampsi. Komplikasi yang biasa terjadi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
20
HELLP Syndrome
Sindroma hemolisis, elevated liver enzymes and low platelet adalah suatu komplikasi pada
preeklampsia eklampsia berat. Kehamilan yang dikomplikasikan dengan sindroma HELLP juga
sering dikaitkan dengan keadaan keadaan yang mengancam terjadinya kematian ibu, termasuk DIC,
oedema pulmonaris, ARF, dan berbagai komplikasi hemoragik.
sebanyak 9,7 % dari kehamilan yang mengalami komplikasi preeklampsia eklampsia. Sindroma ini
dapat muncul pada masa antepartum (70 %) dan juga post partum (30 %). Ciri ciri dari HELLP
syndrome adalah:
Sakit kepala
Thrombositopenia
-
Kelas 1: 50.000 / l
LDH 600 IU / L
SGOT dan / atau SGPT 40 IU / L
Ciri ciri tersebut harus semua terdapat
Complete
-
LDH 600 IU / L
SGOT 70 IU / L
Parsial
-
21
Penanganan sindroma HELLP pada dasarnya sama dengan pengobatan pada preeklampsia
eklampsia berat, ditambah dengan pemberian kortikosteroid dosis tinggi yang secara teoritis dapat
berguna untuk :
1
Dapat
meningkatkan
angka
keberhasilan
induksi
persalinan
dengan
memberikan
Prognosis
Kriteria yang dipakai untuk menentukan prognosis eklamsia adalah kriteria Eden:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
22
BAB III
Pembahasan Kasus
23
24
DAFTAR PUSTAKA
694.
4. Jurnal penatalaksanaan Pre-eklampsi dan Eklampsi Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RS. Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta,
April 1998.
5. http://www.healthatoz.com/health/ency/pre-eclamptic.
6. http://www.emedicine.com/health/topic1905.html
7. http://www.emedicine.com/health/topic3250.html
25