Professional Documents
Culture Documents
A. Topik
B. Tujuan :
1. Tujuan Umum: Klien mempunyai kemampuan untuk mengontrol halusinasi
yang dialaminya.
2. Tujuan Khusus:
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien mengenal waktu halusinasi.
c. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi.
d. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi.
C. Landasan Teoritis
Konsep Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
1. Definisi terapi aktivitas kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan memiliki norma yang sama (Stuart &
Laraia, 2001). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang
yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut,
kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik
(Yalom, 1995 dalam Stuart & Laria, 2001). Semua kondisi ini akan
mempengaruhi dinamika kelompok, ketika anggota kelompok memberi dan
menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam
kelompok (Kelliat & Akemat, 2005).
2. Tujuan dan fungsi kelompok
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan
orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif. Kekuatan
kelompok ada pada kontribusi setiap anggotanya. Kelompok berfungsi sebagai
tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lain, untuk
menemukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan laboratorium
tempat mencoba dan menemukan hubungan interpersonal yang baik, serta
mengembangkan perilaku yang adaptif. Anggota kelompok merasa dimiliki,
diakui, dan dihargai eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain.
3. Komponen dalam aktivitas kelompok
Menurut Keliat dan Akemat (2005) dalam pelaksanaan tarapi aktivitas kelompok
ada delapan komponen yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Struktur kelompok
Sruktur kelompok menjelaskan batasan, komunikasi, proses pengambilan
keputusan, dan otoritas dalam kelompok. Stuktur kelompok menjaga
stabilitas dan membantu pengaturan pada perilaku dan interaksi. Stuktur
dalam kelompok diatur dengan adanya pemimpin dan anggota, arah
komunikasi dipadu oleh pemimpin, sedangkan keputusan diambil secara
bersama.
b. Besar kelompok
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang
anggotanya berkisar antara 512 orang. Jumlah anggota kelompok kecil
menurut Struart dan Laria (2001) adalah 710 orang. Menurut Lancester
(1980) adalah 1012 orang, sedangkan menurut Rawlins, Williams, dan
Beck (1993) adalah 510 orang. Jika anggota kelompok terlalu besar
akibatnya tidak semua anggota mendapat kesempatan mengungkapkan
perasan, pendapat, dan pengalamannya. Jika terlalu kecil, tidak cukup variasi
informasi dan interaksi yang terjadi dikutip dari Kelliat dan Akemat, 2005.
4. Lamanya sesi
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 15-25 menit bagi fungsi kelompok
yang rendah dan 60-120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi Stuart &
Laraia, 2001. Biasanya dimulai dengan pemanasan berupa orientasi, kemudian
tahap kerja, dan finishing berupa terminasi. Banyaknya sesi tergantung pada
tujuan kelompok, dapat satu kali / dua kali per minggu; atau dapat direncanakan
sesui dengan kebutuhan.
5. Komunikasi
Salah satu tugas pemimpin kelompok yang penting adalah mengoservasi
dan menganaliss pola komunikasi dalam kelompok. Pemimpin menggunakan
umpan balik untuk memberi kesadaran pada anggota kelompok terhadap
dinamika yang terjadi.
Pemimpin kelompok dapat memgkaji hambatan dalam kelompok, konflik
interpersonal, tingkat kompetisi, dan seberapa jauh anggota kelompok mngerti
serta melaksanakan kegiatan yamg di laksanakan.
6. Peran kelompok
Pemimpin perlu megobservasi peran yang terjadi dalam kelompok. Ada
tiga peran dan fungsi kelompok yang ditampilkan anggota kelompok dala kerja,
yaitu (Beme & Sheat,1948 dalam Stuart & Laraia, 2001), maintenance roles,
task roes, dan individual role. Maintenance roles, yaitu peran serta aktif dalam
proses kelompok dan fungsi kelompok. Task roles, yaitu fokus pada
penyelesaian tugas. Individual roles adalah selftcentered dan distraksi pada
kelompok.
7. Kekuatan kelompok
Kekuatan (power) adalah kemampuan anggota kelompok dalam
memengaruhi berjalannya kegiatan kelompok. Untuk menetapkan kekuatan
anggota kelompok yang bervariasi diperlukan kajian siapa yang paling banyak
mendengar, dan siapa yang membuat keputusan dalam kelompok.
8. Norma kelompok
Norma adalah standar perilaku yang ada dalam kelompok. Pengharapan
terhadap prilaku kelompok pada masa yang akan datang berdasarkan
pengalaman masa lalu dan saat ini. Kesesuaian perilaku anggota kelompok
dengan norma kelompok, penting dalam menerima anggota kelompok. Anggota
kelompok yang tidak mengikuti norma dianggap pemberontakan dan ditolak
anggota kelompok lain.
9. Kekohesifan
Kekohesifan adalah kekuatan anggota kelompok bekerja sama dalam
mencapai tujuan. Hal ini mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap betah
dalam kelompok. Apa yang membuat anggota kelompok tertarik dan puas
terhadap kelompok, perlu diidentifikasi agar kehidupan kelompok dapat
dipertahankan.
10. Tahap-tahap dalam terapi kelompok
Menurut Yosep (2007), ada tiga tahap yaitu:
a. Tahap 1
Tahap ini dimana terapis membentuk hubungan kerja dengan para anggota
kelompok. Tujuannya adalah agar para anggota saling mengenal, mengetahui
tujuan serta membiasakan diri untuk melakukan diskusi kelompok.
b. Tahap 2
task groups,
supportive
groups,
intensive
problom-solving groups,
yang
tidak
mau
mengungkapkan
komunikasi
verbal
akan
Setting
Keterangan:
: Klien
: Fasilitator
: Leader
: Co Leader
: Observer
5. Rencana Kegiatan
No.
1.
2.
Kegiatan
Perkenalan
Kerja
Waktu
Terapis
15 menit - Salam pembuka
- Menyampaikan tujuan
- Memperkenalkan diri
dan dan anggota
- Apersepsi
- Menyepakati aturan
TAK
Kegiatan Peserta
Membalas salam
Memperkenalkan diri
(nama, alamat,
panggilan yang di
sukai)
Menyepakati aturan
TAK
Klien dapat
menyebutkan tindakan
untuk mengendalikan
halusinasinya
Klien dapat
menyebutkan cara baru
10
3.
Penutup
5 menit
melaksanakan
jadwal kegiatan
sehari-hari yang
telah disusun
4. Meminta
keluarga/teman/
perawat menyapa
jika tampak
berbicara sendiri
Menanyakan pada klien
cara yang akan dipilih
dalam mengontrol
halusinasinya secara
bertahap
Menanyakan pada klien
apakah klien bisa
mempraktekan cara
yang dipilih
Menganjurkan kepada
kien untuk mengikuti
terapi aktivitas
kelompok di RSJ dan
tetap menggunakan
cara yang disepakati
masing-masing klien
dalam mengontrol
evaluasinya
Menyimpulkan
- Mendengarkan
Salam penutup
- Menjawab salam
Memberikan snack
- Menerima snack
F. Proses Pelaksanaan
1) Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dari terapis pada peserta.
- Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
- Menanyakan nama dan panggilan semua peserta (beri papan nama).
b. Evaluasi/ validasi
- Menanyakan perasaan peserta saat ini.
c. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang hal
-
11
c.
2) Kerja
- Terapis memperkenalkan diri: nama lengkap dan nama panggilan serta
memakai papan nama.
- Terapis membagikan kertas dan spidol kepada peserta.
- Terapis meminta tiap peserta menulis di kertas.
- Terapis memberi pujian pada peserta.
Dialog:
a. Terapis memperkenalkan diri: nama lengkap dan nama panggilan serta
memakai papan nama:
- Sebelum saya menyebutkan nama saya, apakah ibu-ibu sudah ada yang
tahu nama saya?
- Nama saya Komang Tatis, tapi ibu-ibu disini cukup memanggil saya
Komang.
12
c.
kegiatan nanti.
Terapis membagikan spidol dan kertas pada klien
- bisa kita mulai kegiatannya sekarang, ibu-ibu?
- Jadi, sekarang teman-teman saya ini akan membagikan kertas dan spidol
untuk ibu-ibu disini, masing-masing akan dapat satu ya.
Terapis meminta tiap klien menulis suara-suara yang didengar, sesuatu yang
dilihat, dan sesuatu yang dirasakan (halusinasi) tentang isinya, waktu
terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi
- Apakah sudah semuanya mendapat kertas dan spidol?
- Kalau begitu, sekarang saya minta ibu-ibu disini untuk menuliskan isi
halusinasi yang didengar, waktu terjadinya, situasi yang membuat
halusinasi terjadi, dan perasaan ibu-ibu saat mengalami halusinasi.
- Ibu-ibu boleh menulis sebanyak-banyaknya selama 5 menit dan tuliskan
d.
3) Terminasi
a.
Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti TAK.
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b.
Tindak lanjut
- Menyampaikan rencana kegiatan berikutnya.
c.
Kontrak yang akan datang
13
Peserta yang hadir sebanyak enam orang sudah sesuai dengan jumlah yang
ditentukan.
b.
14
c.
3. Evaluasi hasil
a.
b.
c.
d.
e.
a.
Respon Verbal
No.
Nama
Klien
Menyebutka
Menyebutkan
n isi
waktu terjadi
halusinasi
halusinasi
Menyebutkan
Menyebutkan
situasi saat
perasaan saat
terjadi
terjadi
halusinasi
halusinasi
1
2
3
4
5
6
b. Kemampuan nonverbal
No
1.
2.
3.
Kontak mata
Duduk Tegak
Menggunakan bahasa
4.
Nama Klien
15
1.
2.
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu, situasi,
dan perasaan. Beri tanda jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.
DAFTAR PUSTAKA
Hawari, D. (2001). Pendekatan Holistic pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta:
EGC.
Stuart & Laraia. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing. USA: Mosby
Company.
Keliat dan Akemat. (2005). Keperawatan jiwa. Terapi aktivitas kelompok. Jakarta: EGC
Keliat, B.A. dkk (2005). Modul basic course community health nursing. Jakarta: FIK
UI.
Yosep.I. (2007). Keperawatan jiwa. Bandung: Refika Aditama
Stuart, G.W., dan Sundeen, S.J. (1998). Buku saku keperawatan jiwa (Edisi 3), Jakarta:
EGC.
16
17