Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa taala yang telah memberikan
nikmat yang tak terhingga, shalawat beserta salam marilah kita junjungkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua kepada kemenangan.
Sehubungan dengan pembuatan makalah ini, kami ucapakan terima kasih
kepada semua pihak yang mendukung terutama kepada dosen pembimbing kami
yang telah memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.
Kami yakin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan,
karena masih dalam tahap pembelajaran, tapi meskipun demikian mudahmudahan makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi
masyarakat.
Kendari,
Juni 2015
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
i
DAFTAR
ISI
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
.........................................................................................................
.........................................................................................................
1
A. Latar
Belakang
Masalah
...................................................................................................
...................................................................................................
1
B. Perumusan
Masalah
...................................................................................................
...................................................................................................
2
C. Tujuan
Makalah
...................................................................................................
...................................................................................................
2
BAB II
PEMBAHASAN
.........................................................................................................
.........................................................................................................
3
A. Baik
Buruk
Etika
Hukum
....................................................................................................
....................................................................................................
3
BAB III
PENUTUP
ii
.........................................................................................................
.........................................................................................................
29
A. Kesimpulan
....................................................................................................
....................................................................................................
29
B. Saran
....................................................................................................
....................................................................................................
29
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bertitik tolak dari iman kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia
percaya bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Tuhan.Manusia merupakan
makhluk ciptaan Tuhan yang yang paling sempurna karena dilengkapi oleh
penciptanya dengan akal, perasaan dan kehendak.
Akal adalah alat berpikir , sebagai sumber ilmu dan teknologi. Dengan
akal inilah manusia manusia menilai mana yang benar dan yang salah sebagai
sumber nilai kebenaran. Perasaan adalah alat untuk menyatakan keindahan
sebagai sumber seni, sehingga dengan perasaan orang manusia menilai mana
yang indah dan mana yang jelek sebagai sumber nilai keindahan.
Sedangkan kehendak adalah alat untuk menyatakan pilihan, sebagai sumber
kebaikan. Sehingga dengan kehendak manusia menilai mana yang baik dan
yang buruk, sebagai sumber nilai moral.
Manusia dalam kehidupannya sudah menyadari bahwa yang benar,
yang
indah
dan
yang
baik
itu
menyenangkan,
membahagiakan,
Tuhannya maka makin dekat pula dia pada kesempurnaan hidup dan semakin
jauh dari kegelisahan dan keraguan.
Untuk menegakkan ketertiban dan menstabilkan keadaan diperlukan
sarana pendukung, yaitu organisasi masyarakat dan organisasi Negara. Dalam
bidang hukum organisasi masyarakat itu dapat berupa organisasi profesi
hukum yang berpedoman pada kode etik. Dalam bidang kenegaraan,
organisasi masyarakat itu adalah negara yang berpedoman pada Undang
Undang (hukum positif). Hukum positif merupakan bentuk konkret dari sistem
nilai yang hidup dalam masyarakat.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan baik-buruk etika hukum?
C. Tujuan Makalah
1. Mengidentifikasi baik-buruk etika hukum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Baik Buruk Etika Hukum
Pembahasan baik dan buruk erat kaitannya dengan etika. Sebelum
mengkaji lebih dalam tentang baik dan buruk, maka akan disampaikan terlebih
dahulu tentang etika hukum.
Etika atau dalam bahasa Inggris disebut Ethics yang mengandung arti :
Ilmu tentang kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup
dalam masyarakat; ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral; kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dgn akhlak; nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Secara etimologis etika berasal dari bahasa Yunani kuno Ethos yang
berarti kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap. Aristoteles adalah
filsuf pertama yang berbicara tentang etika secara kritis, reflektif, dan
komprehensif. aristoles pula filsuf pertama yang menempatkan etika sebagai
cabang filsafat tersendiri. Aristoteles dalam konteks ini lebih menyoal tentang
hidup yang baik dan bagaimana pula mencapai hidup yang baik itu. yakni
hidup yang bermutu/bermakna ketika manusia itu mencapai apa yang menjadi
tujuan hidupnya. menurut Aristoteles denaih apa yang mencapai tujuan
hidupnya berarti manusia itu mencapai dirinya sepenuh-penuhnya. manusia
ingin meraih apa yang apa yang disebut nilai (value), dan yang menjadi tujuan
akhir hidup manusia adalah kebahagiaan, eudaimonia.
Perilaku menjadi obyek pembahasan etika, karena dalam perilaku
manusia menampakkan berbagai model pilihan atau keputusan yang masuk
dalam standar penilaian atau evaluasi, apakah perilaku itu mengandung
kemanfaatan atau kerugian baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
Profesi hukum adalah profesi yang melekat pada dan dilaksanakan
oleh aparatur hukum dalam suatu pemerintahan suatu negara (C.S.T. Kansil,
2003 : 8). profesi hukum dari aparatur hukum negara Republik Indonesia
menjalankan
tugasnya,
profesioal
hukum
wajib
dan tata kehidupan manusia. Dalam hal ini etika menekankan pembicaraannya
pada konstitusi soal baik buruknya perilaku manusia. Perbuatan manusia dapat
disebut baik, arif dan bijak bilamana ada ketentuan secara normatif yang
merumuskan bahwa hal itu bertentangan dengan pesan-pesan etika. Begitupun
seorang dapat disebut melanggar etika bilamana sebelumnya dalam kaidahkaidah etika memang menyebutkan demikian. Sementara keterkaitannya
dengan hukum, Paul Scholten menyebutkan, baik hukum maupun etika keduaduanya mengatur perbuatan-perbuatan manusia sebagai manusia sebagai
manusia, yaitu ada aturan yang mengharuskan untuk diikuti, sedangkan di sisi
lain ada aturan yang melarang seseorang menjalankan sesuatu kegiatan,
misalnya yang merugikan dan melanggar hak-hak orang lain. Pendapat
Scholten menunjukan bahwa titik temu antara etika dengan hukum terletak
pada muatan substansinya yang mengatur tentang perilaku-perilaku manusia.
apa yang dilakukan oleh manusia selalu mendapatkan koreksi dari ketentuanketentuan hukum dan etika yang menentukannya; ada keharusan, perintah dan
larangan, serta sanksi-sanksi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah disampaikan di atas dapat dibuatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Baik buruk etika hukum suatu ukuran dalam etika profesi hukum ketika
seorang pemangku hukum menjalankan tugasnya sebagai profesi hukum,
apakah tindakan yang dijalankannya melanggar etika hukum atau tidak.
2. Adil dan keadilan adalah pengakuan dan perlakukan seimbang antara hak
dan kewajiban. Apabila ada pengakuan dan perlakukan yang seimbang hak
dan kewajiban, dengan sendirinya apabila kita mengakui hak hidup,
maka sebaliknya harus mempertahankan hak hidup tersebut denga jalan
bekerja keras, dan kerja keras yang dilakukan tidak pula menimbulkan
kerugian terhadap orang lain, sebab orang lain itu juga memiliki hak yang
sama (hak untuk hidup) sebagaimana halnya hak yang ada pada diri
individu
B. Saran
Akhir dari rangkaian penyusunan makalah ini akan disampaikan saransaran sebagai berikut:
1. Seorang praktisi hukum wajib menjalankan tugasnya harus sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan dalam kode etik profesi hukum.
2. Semua orang harus dapat menjaga dan menghormati HAM sebagai hak
dasar dengan berprinsip pada keadilan.
DAFTAR PUSTAKA
Apeldoorn, L..J. Van. 1996. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Pradnya Paramita.
Friedrich, Carl Joachim. 2004. Filsafat Hukum Perspektif Historis. Bandung:
Nuansa dan Nusamedia.
Huijbers, Theo. 1995. Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah. Yogyakarta:
Kanisius.
Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.
Kansil C.S.T. 2005. Modul Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta:
Pradnya Paramita.
PT