Professional Documents
Culture Documents
masyarakat
terhadap
fenomena
penyakit
dan
2. Unnatural Illnesses
Penyakit ini disebabkan campur tangan kekuatan setan (demons) dan iblis (evil) yang
masuk kedalam tubuh manusia. Penyakit yang disbabkan iblis dan setan ini juga dapat
berbentuk penyakit alamiah. Dalam pembagian ini antara Natural dan Unnatural
Illnesses terdapat kesamaan. Penyakit penyakit yang disebabkan faktor alamiah dan
penyakit yang disebabkan setan (demon) dan iblis (evil) sama sama tidak dapat
disembuhkan dngan obat obatan modern. Akan tetapi jika iblis atau setan yang
berperan, maka penyakit dianggap tidak ilmiah. Sedangkan menurut Foster dan
Anderson (1986:63) membagi sistem kesehatan berdasarkan kepercayaan dan
penjelasan tetang sebab sebab penyakit atas 2 (dua) cara yaitu:
a. Personalistik yaitu yang disebabkan campur tangan dari agen agen tertentu yang
dapat berupa makhluk supranatural (makhluk gaib atau dewa), makhlukyang bukan
manusia (seperti hantu, roh leluhur atau roh jahat) maupun makhluk manusia (tukang
sihir atau tenung)
b. Naturalistik yang terjadi akibat adanya gangguan ketidak seimbangan didalam tubuh
manusia atau antara tubuh manusia dan lingkungannya. Seperti panas, dingin, cairan
tubuh (humor atau dosha), yin dan yang, berada dalam keadaan seimbang menurut
usia dan kondisi individu.
Dalam hal ini pengobatan alternatif termasuk dalam naturalistik karena penyakitnya
disebabkan oleh gangauan ketidak seimbangnya didalam tubuh manusia tetapi dalam
pengobatannya terdiri atas pengobatan tradisional ditambah pengobatan
3
lain yang bukan pengobatan barat modern yang tidak menggunakan peralatan medis
(Agoes, 1992:60). Menurut Ortiz dalam pengambilan keputusan (Decision Making
Process) bahwa keputusan itu bersifat rasional ketika keputusan tersebut diambil.
Pengambilan keputusan tesebut berbasic individu maksudnya pengambilan keputusan
seseorang mengenai sesuatu hal berasal dari orang tersebut sendiri yang diambil
berdasarkan pengalaman-pengalaman seseorang.
Keesing (1989) mengatakan bahwa pengetahuan yang berada dikepala seseorang
merupakan hal yang sudah ada atau terlukiskan dibenak orang tersebut, dimana
pengetahuan ini akan membatu orang tersebut untuk bertindak lebih lanjut, dan
berkaitan dan merupakan respons respons terhadap penyakit dan yang terorganisasi
secara sosial budaya dalam setiap masyarakat. Sedangkan menurut Foster dan
Anderson (1986:46), sistem perawatan kesehatan adalah suatu pranata sosial yang
melibatkan interaksi antara sejumlah orang, sedikitnya pasien dan penyembuh. Fungsi
yang terwujudkan dari suatu sistem perawatan kesehatan adalah untuk memobilitasi
sumber sumber daya pasien, yakni keluarganya dan masyarakatnya, untuk
menyetarakan mereka dalam mengatasi masalah tersebut.
Penyakit adalah merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang itu tidak bisa
menjalankan peran normalnya secara wajar dan, bahwa harus dilakukan sesuatu
terhadap situasi tersebut. Dengan kata lain, harus dibedakan antara penyakit (disease)
sebagai suatu konsep patologi, dan penyakit (illness) sebagai suatu konsep
kebudayaan (George M.Foster, 1986:50). Kepercayaan suatu masyarakat terhadap
sebab
suatu
penyakit
adalah
sangat
penting
dalam
menentukan
tindakan
gawat,menunjukan disfungsi tidak hanya dalam tubuh si pasien namun juga yang
berhubungan dengan masyarakatnya,dan mungkin pula,disfungsi yang terdapat
masyarakat itu sendiri. Kerangka pemahaman hubungan manusia-lingkungan inililah
yang menjadi dasar bagi begitu banyak masyarakat non barat umtuk memandang
penyakit,yang menjelaskan,mengapa peranan penyembuh yang kuat(shaman atau
dukun sihir)di terima secara jauh lebih luas dari peran dokter.Penyembuh biasanya
bukan sekedar orang yang menyembuhka,yang trampil dalam cara-cara menangani
gejala-gejala.
Torrey percaya bahwa lepas dari pembuktian tentang kemampuan penyembuh
dalam masyarakat non barat yang sifatnya agak menggelikan,Hampir di sepakati untuk
menyatakan bahwa para dukun sihir mendapatkan hasil pengobatan sama dengan para
psikeater(Torrey 1972:102).Sebagai imbangannya,apabila tidak hanya di nilai dalam
hal akhir pengobatan tetapi juga pada fungsi religious,hokum,social
6
psikologis yang diharapkan dapat di penuhi oleh system non barat,maka dalam
perkiraan kebnyakan ahli antropologi,system system medis non barat adalah cukup
baik sebagai pranata budaya yang adaptif yang mendorong kesejateraan masyarakatmasyarakat yang bersangkutan.
metode pemeriksaan yang di gunakan oleh para ahli ramuan tradisional tidak berbeda
secara kwalitatif dari apa yang di pakai dalam penelitian medis masa kini, kami rasa
tidak rsa tidak memuaskan dalam suatu segi lain lagi misalnya :
1. Masih belum banyaknya uji klinik mengenai obat tradisional tersebut
2. Standar dari bahan tidak baku, sering berubah baik takaran atau ramuannya.
3. Mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme
4. Efek farmakologisnya lemah
contohnya :
1. Didalam Kunyit terdapat senyawa yang merugikan tubuh, tetapi di dalam kunyit itu
juga ada zat anti untuk menekan dampak negatif tersebut.
7
2. Pada perasan air tebu terdapat senyawa saccharant yang ternyata berfungsi sebagai
anti diabetes. Maka untuk penderita diabetes (kencing manis) bisa mengkonsumsi air
perasan tebu, tetapi dilarang minum gula walaupun gula merupakan hasil pemurnian
dari tebu.
Pengobatan pengobatan non Barat berbagai contoh dan bahaya
Banyak kesalahan dibuat karena penggunaan yang tidak tepat dari sebagian obat
bius. Misalnya dalam penggunaan Mercury dan berbagai metal berat lainnya
yang dapat menimbulkan bahaya.Glaukoma yang disebabkan oleh sejenis candu
(poppy) yang dimasukan kedalam obat tradisional di India dan Pakistan.Penambahan
minuman keras Gordons gin kedalam obat yang digunakan untuk kejang kejang pada
anak kecil di daerah Afrika teryata mengandung campuran nikotin yang keras, yang
dalam jumlah besar dapat menekan aktivitas otak. Anak anak yang dibawa ke rumah
sakit setelah menerima pengobatan ini dalam dosis yang berlebihan sering tidak
sadarkan diri.
jarak antara fasilitas tersebut denga masyarakat yang terlalu jauh (baik jarak secara
fisik maupun secara social),tariff yang tinggi,pelayanan yang tidak memuaskan dan
sebagainya.
Pada kenyataannya di dalam masyarakat terdapat beraneka ragam konsep sehatsakit
yang
diberikan
oleh
pihak
provider
atau
penyelenggaraan
pelayanan
(disease)
adalah
suatu
bentuk
reaksi
biologis
terhadap
suatu
organism,benda asing atau luka(injury).Hal ini adalah suatu fonema yang objektif yang
ditandai oleh perubahan fungsi-fungsi tubuh sebagai organism biologis.Sedangkan
sakit(illnes) adalah penilaian seseorang terhadap penyakit sehubungan dengan
pengelaman yang langsung dialaminya. Hal ini merupakan fenomena subjektif yang di
tandai dengan perasaan tidak enak (feeling unwell).
Dari batasan kedua pengertian atau istilah yang berbeda tersebut,tampak adanya
perbedaan konsep sehat-sakit yang kemudian akan menimbulkan permasalahan
konsep
sehat-sakit
di
dalam
masyarakat.Secara
objektif
seseorang
terkena
penyakit,salah satu organ tubuhny terganggu fungsinya namun, dia tidakmerasa sakit.
Atau sebaliknya,seseorang merasa sakit bila merasakan sesuatu di dalam tubuhnya,
tetapi dari pemeriksaan klinis tidak diperoleh bukti bahwa ia sakit
Suatu konsep sehat masyarakat, yaitu bahwa sehat adalah orang yang
dapat bekerja atau dapat menjalankan pekerjaannya sehari-hari, dan keluar konsep
sakit, di mana dirasakan oleh seseorang yang sudah tidak dapat bangkit dari tempat
tidurnya, tidak dapat menjalankan pekerjaanya sehari-hari.
Persepsi masyarakat tentang sakit yang notabene merupakan konsep sehat-sakit
masyarakat berbeda pada tiap kelompok masyrakat. Konsep kelompok masyarakat
yang satu berbeda dengan konsep sehat-sakit kelompok yang lain. Untuk itu maka tiaptiap unit pelayanan kesehatan komunitas perlu mencari sendiri konsep sehat-sakit
masyarakat yang dilayaninya. Untuk itu penelitian tentang aspek-aspek social budaya
kesehatan sangat diperlukan oleh tiap unit pelayanan kesehatan komonitas.
9
Jelasnya tiap-tiap puskesmas perlu menggumpulkan data social budayamasyarakat
yang dilayani guna meningkatkan jangkauan pelayanannya.
2. Rumah sakit dalam pandangan perilaku
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang parmanen menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien.
Sejarah Rumah Sakit Dalam Antropologi
Dalam sejarah kuno, kepercayaan dan pengobatan berhubungan sangat erat.
Salah satu contoh institusi pengobatan tertua adalah kuil Mesir. Kuil Asclepius di Yunani
juga dipercaya memberikan pengobatan kepada orang sakit, yang kemudian juga
diadopsi bangsa Romawi sebagai kepercayaan. Kuil Romawi untuk sculapius
dibangun pada tahun 291 SM di tanah Tiber, Roma dengan ritus-ritus hampir sama
dengan kepercayaan Yunani, Institusi yang spesifik untuk pengobatan pertama kali,
ditemukan di India. Rumah sakit Brahmanti pertama kali didirikan di Sri Lanka pada
tahun 431 SM, kemudian Raja Ashoka juga mendirikan 18 rumah sakit di Hindustan
pada 230 SM dengan dilengkapi tenaga medis dan perawat yang dibiayai anggaran
kerajaan.
Rumah sakit pertama yang melibatkan pula konsep pengajaran pengobatan,
dengan mahasiswa yang diberikan pengajaran oleh tenaga ahli, adalah Akademi
Gundishapur di Kerajaan Persia. Bangsa Romawi menciptakan valetudinaria untuk
pengobatan budak, gladiator, dan prajurit sekitar 100 SM.
Adopsi kepercayaan Kristiani turut memengaruhi pelayanan medis di sana. Konsili
Nicea Ipada tahun 325 memerintahkan pihak Gereja untuk juga memberikan pelayanan
kepada orang-orang miskin, sakit, janda, dan musafir. Setiap satu katedral di setiap
kota harus menyediakan satu pelayanan kesehatan. Salah satu yang pertama kali
mendirikan adalah Saint Sampson di Konstantinopel dan Basil, bishop of Caesarea.
Bangunan ini berhubungan langsung dengan bagunan gereja, dan disediakan pula
tempat terpisah untuk penderita lepra.
10
Rumah sakit abad pertengahan di Eropa juga mengikuti pola tersebut. Di setiap
tempat peribadahan biasanya terdapat pelayanan kesehatan oleh pendeta dan suster
(Frase Perancis untuk rumah sakit adalah htel-Dieu, yang berarti "hostel of God.").
Namun beberapa di antaranya bisa pula terpisah dari tempat peribadahan. Ditemukan
pula rumah sakit yang terspesialisasi untuk penderita lepra, kaum miskin, atau musafir.
Rumah sakit dalam sejarah Islam memperkenalkan standar pengobatan yang
tinggi pada abad 8 hingga 12. Rumah sakit pertama dibangun pada abad 9 hingga 10
mempekerjakan 25 staff pengobatan dan perlakuan pengobatan berbeda untuk
penyakit yang berbeda pula. Rumah sakit yang didanai pemerintah muncul pula dalam
sejarah Tiongkok pada awal abad 10, Perubahan rumah sakit menjadi lebih sekular di
Eropa terjadi pada abad 16 hingga 17. Tetapi baru pada abad 18 rumah sakit modern
pertama dibangun dengan hanya menyediakan pelayanan dan pembedahan medis.
Inggris pertama kali memperkenalkan konsep ini. Guy's Hospital didirikan di London
pada 1724 atas permintaan seorang saudagar kaya Thomas Guy. Rumah sakit yang
dibiayai swasta seperti ini kemudian menjamur di seluruh Inggris Raya. Di koloni Inggris
di Amerika kemudian berdiri Pennsylvania General Hospital di Philadelphia pada 1751.
setelah terkumpul sumbangan 2,000. Di Eropa Daratan biasanya rumah sakit dibiayai
dana publik. Namun secara umum pada pertengahan abad 19 hampir seluruh negara di
Eropa dan Amerika Utara telah memiliki keberagaman rumah sakit.
Sistem Informasi Rumah Sakit
Tidak mudah ternyata membuat sistem informasi rumah sakit. Sistem yang ideal
yang mampu mencakup keseluruhan bagian dalam rumah sakit. Dari sub-sistem yang
menangani data pasien sampai masalah keuangan perusahaan. Desain sistem
informasi rumah sakit sepenuhnya tergantung hasil negosiasi dengan pihak rumah
sakit. Bisa dibuat sebuah sistem yang besar yang mencakup keseluruhan aspek dalam
rumah sakit, atau bisa juga dipecah-pecah guna menyederhanakan pemetaan masalah.
Hal-hal yang dicakup dalam sebuah sistem informasi rumah sakit antara lain :
11
1. Penanganan pendaftaran pasien
2. Penanganan dan pengolahan data sosial pasien
3. Penanganan dan pengolahan data medis (diagnosa, tindakan, dan terapi) pasien
4. Penanganan dan pengolahan data kunjungan pasien
5. Penanganan pembayaran atas tindakan dan pelayanan (Tunai, Askes atau hutang)
6. Penanganan pasien dirujuk/ rujukan
7. Aplikasi Farmasi
8. Apliksai Gudang Material
9. Aplikasi Kepegawaian
10. Keuangan dan accounting rumah sakit
11. Pelaporan internal (pada pihak management)
12. Pelaporan eksternal
Pelayanan Kesehatan Dalam Konteks Antropologi
Pelayanan Kesehatan Barat
1. Dunia barat/sekarang ini sakit ditangani di RS oleh dokter dan perawat.
2. Kelompok non-medikal : anggota keluarga/kerabat menjalankan fungsi minimal
(selama tahap akut )
3. Dunia Tradisional sebaliknya : kelompok non-medikal menjalankan peran yg sangat
besar pendukung pengobatan tanpa dibantu personal medis
Keterlibatan Asisten
1. Asisten dlm pengobatan dilibatkan - bersifat seremonial
2. Peran sampingan sedikit memberikan sumbangan kesembuhan
3. Shaman (irian) menggunakan medium/asisten yg disukai roh utk mengundang roh
dihadapan penyembuh.
4. Manang (kalimantan) menggunakan asisten utk penyembuhan
12
BAB III
KESIMPULAN
Sistem medis sebagai suatu kompleks luar dari pengetahuan, kepercayaan,
teknik, peran, norma-norma, nilai-nilai, ideologi, sikap, adat-istiadat, upacara-upacara,
dan lain-lain. Karena keharusan, manusia mau tidak mau senantiasa menaruh
perhatian terhadap masalah-masalah kesehatan serta usaha untuk mempertahankan
kelangsungan hidup dan sejauh batas pengetahuannya mencari penyelesaian masalah-
masalah penyakit. Dan sistem medis non barat adalah sebuah sistem medis yang lebih
mengarah kepada sistem tradisional atau kebiasaan atas suatu adat dan kebiasaan
masyarakat, yang telah mengakar di suatu masyarakat.
Sistem
Medis
Barat
adalah
sebuah
sistem
di
mana
penelitian
dan
pengorganisasian terhadap penyakit dan pasien, serta kajian-kajian ilmiah menjadi hal
yang paling menonjol. Disebabkan kemajuan pemikiran dan teknologi. Sementara
sistem medis non barat lebih mengarah kepada sistem pengobatan yang alternatif.
13
DAFTAR PUSTAKA
Foster, George M dan Anderson. 1986. Antropologi Kesehatan. Terjemahan. Jakarta: UI
Press.
Shandra. 2011. Sistem Medis dalam Kacamata Sosial-Budaya. Diakses pada tanggal 25
Maret
2012
darihttp://shandrarizal.blogspot.com
kacamata-sosial.html.
/2011/01/
sistem-medis-dalam-
Ahira, Anne. _. Sistem Medis: Sebuah Cara Mencari Kesembuhan. Diakses pada tanggal 25
Maret 2012 darihttp://www.anneahira.com/sistem-medis.htm.
Bayu.
2011.
Etiologi
Penyakit.
Diakses
pada
tanggal
darihttp://krokofdoctor.wordpress.com/2011/05/21/etiologi-penyakit/.
Oktober
2012