Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
gangguan saluran
pencernaan
dan gangguan
kesadaran
(Hidayat,2006 ).
Demam Thypoid yaitu penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan
pada saluran cerna dan gangguan kesadaran (Kapita Selekta, 2000).
Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa
demam thypoid merupakan penyakit yang di sebabkan oleh salmonella
thyposa dan menyerang saluran pencernaan khususnya di usus halus.
2. Anatomi Fisiologi Usus Halus
Usus halus adalah tabung yang kira-kira dua setengah meter
panjangnya dalam keadaan hidup. Angka yang biasa diberikan, enam
meter adalah penemuan setelah mati bila otot telah kehilangan tonusnya.
10
Usus halus memanjang dari lambung sampai katup ileo kolika, tempat
bersambung dengan usus besar. Usus halus terletak didaerah umbilicus
dan dikelilingi usus besar.
a. Bagian-bagian dari usus halus :
1)
2)
Yeyunum menempati dua perlima sebelah atas dari usus halus yang
selebihnya.
3)
11
1)
2)
Dinding lapisan berotot terdiri atas dua lapis serabut ; serabut luar
terdiri atas serabut longitudinal dan dibawahnya ada lapisan tebal
terdiri atas serabut sirkuler. Diantara kedua lapisan ini terdapat
pembuluh darah, pembuluh limfe dan flexus saraf.
3)
4)
5)
12
mencapai akhir usus halus kecil dalam kira-kira 4 jam. Semua makanan
yang telah dicernakan langsung masuk kedalam pembuluh kapiler darah
di vili dan vena portae di bawah hati untuk mengalami beberapa
perubahan.
13
3.
Etiologi
Etiologi Typus abdominalis adalah Salmonella Typhy, Salmonella
Paratyphi A, Salmonella Paratyphi B, Salmonella Paratyphi C, penyakit
ini disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella Typhosa / Eberthella
Typhosa yang merupakan kuman negative, motil dan tidak menghasulkan
spora. Kuman ini dapat hidup banyak sekali pada suhu tubuh manusia
maupun suhu tubuh yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 700 C
maupun oleh antiseptic. Sampai saat ini diketahui bahwa kuman ini hanya
Kuman salmonela
menyerang manusia. Salmonella Typhosa mempunyai 3 macan antigen
yaitu :
Masuk ke saluran pencernaan
a) Antigen O = Ohne Hauch = Stomatik antigen (tidak menyerang)
b) Antigen H = Hauch (menyebar), terdapat pada flagella dan bersifat
termilabil.
Di serap oleh usus halus
c) Antigen V1 = Kapsul : merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman
dan melindungi O antigen terhadap fagositosis.
(Wijaya,2013)
Bakteri masuk ke aliran darah sistemik reaksi anafilatoksin;
Demam intermiten
Pusing
Lidah kotor
Mulut kering
Nyeri otot
Hipertermi
4. Patofisiologi
Reinfeksi ke usus
System retikoloendotolial
Typhoid Abdominallis
14
15
16
leukopenia
tidaklah
sering
dijumpai.
Pada
17
darah yang baik adalah pada saat demam tinggi yaitu pada saat
bakteremia berlangsung.
b)
c)
positif kembali.
Vaksinasi di masa lampau
Vaksinasi terhadap demam typhoid di masa lampau dapat
menimbulkan antibodi dalam darah klien, antibodi ini dapat
18
19
biakan
atau
positif
Salmonella
Thypi
pada
20
tim
Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam
selama 7 hari.
1. Pengkajian
Riwayat Keperawatan
Kaji gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh, terutama pada malam hari,
nyeri kepala, lidah kotor, tidak nafsu makan, epistaksis, penurunan
kesadaran.
21
22
a. Personal Sosial
1. Memakai T-Shirt
2. Menyebut nama teman
3. Cuci tangan mengeringkan tangan
23
b. Bahasa
1. Mengerti 2 kata
2. Mengetahui 2 kegiatan
3. Menyebut 4 gambar
c. Motorik Halus
1. Menggoyangkan ibu jari
2. Menara dari kubus
3. Meniru garis vertical
d. Motorik Kasar
1. Berdiri 1 kaki 1 detik
2. Loncat jauh
3. Melempar bola keatas
h. Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran dan keadaan umum pasiendaran
Kesadaran
pasien
(composmentis-coma)
perlu
di
untuk
kaji
dari
mengetahui
sadar-tidak
berat
sadar
ringannya
24
prinsip-prinsip
(inspeksi,
auskultasi,
palpasi,
perkusi),
25
3. Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul
pada klien menurut prioritas masalah, tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai kebutuhan dengan tujuan
untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien.
Tahap perencanaan keperawatan adalah penentuan prioritas diagnosa
keperawatan, penetapan sasaran dan tujuan, penetapan kriteria evaluasi dan
merumuskan intervensi keperawatan (Doengoes,2007).
Perencanaan asuhan keperawatan pada anak dengan demam typhoid adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Rencana Asuhan Keperawatan
N
O
1.
Diagnosa
Keperawatan
Hypertermi
berhubungan
dengan
efek
langsung
dari
sirkulasi
endotoksin pada
hipotalamus,
proses infeksi.
Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Tupan:
1. Pantau
tanda 1.
Suhu pada malam
Setelah
tanda
vital
hari memuncak dan
dilakukan
perhatikan
pagi hari kembali
tindakan
peningkatan
normal
merupakan
keperawatan
suhu
karakteristik infeksi
selama 3 x 24 2. Anjurkan untuk
salmonella typhosa
jam infeksi dapat
bedrest total
2.
Bedrest
untuk
sembuh.
mengurangi
Tupen:
penggunaan kalori dan
Setelah
mengontrol
dilakukan
keeftektifan terapi
tindakan
3. Anjurkan klien 3.
Untuk mencegah
keperawatan
untuk
banyak
terjadinya kehilangan
selama 2 x 24
minum sehari 2cairan
akibat
jam
infeksi
3 liter
penguapan
dan
teratasi.
memenuhi
cairan
26
Perubahan nutrisi
kurang
dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan
intake
nutrisi yang tidak
adekuat.
2.
tubuh.
4. Kolaborasi
4.
Peningkatan atau
dengan tenaga
penurunan
kadar
kesehatan
leukosit
dapat
labotarium
mengidenfikasi infeksi
untuk
pemeriksaan
widal
pemeriksaan
setelah
pengobatan
leukosit
dan
untuk
widal
mengidentifikasi
keefektifan program
terapi.
5. Lanjutan
5.
Terapi antibiotik
pemberian
yang
tuntas
terapi anti biotik
memngkinkan
organisme
patogen
dapat mati sehingga
infeksi
dapat
dihindarkan.
1.
Kaji status
nutrisi
1.
Mengobservasi
(masukan)
mengetahui kebutuhan
nutrisi klien
2.
Timbang
BB setiap hari
2.
Membuat
data
3.
Anjurkan
dasar tentang status
dan
libatkan
nutrisi
keluarga untuk 3.
Minimalkan
pemberian
anoreksia
dan
makan
porsi
meningkatan
sedikit
tapi
pemasukan
sering
Tupan:
Setelah
dilakukan
tindakan
perawatan
selama 3 hari
perubahan nutrisi
kurang
dari
kebutuhan tubuh
dapat teratasi.
Tupen:
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
4.
Berikan
selama 3x24 jam
perawatan mulut
nafsu
makan
(oral
hygene)
meningkat.
sebelum
dan 4.
Mengurangi rasa
sesudah makan
tidak enak pada mulut
dan
menghilangkan
5.
Anjurkan
sisa-sisa makanan
keluarga
memberikan
makanan dalam 5.
Merangsang
27
keadaan hangat
nafsu makan klien
dan menarik
6.
Anjurkan
keluarga untuk
memberi makan
klien
dalam 6.
Mengurangi rasa
posisi
duduk
penuh pada abdomen
tegak
Resiko
tinggi
kekurangan
volume
cairan
berhubungan
dengan
peningkatan suhu
tubuh
3.
Tupan: setelah
dilakukan
tindakan
perawatan
selama 3 x 24
jam kekurangan
volume
cairan
tidak terjadi
Tupen: setelah
dilakukan
tindakan
perawatan
selama 2 x 24
jam peningkatan
suhu
tubuh
teratasi, dengan
kriteria:
Tidak ada tandatanda dehidrasi
Menunjukan
adanya
keseimbangan
cairan
seperti
output
urin
adekuat
Turgor kulit baik
Membran
mukosa
mulut
lembab
1. Ukur/catat
haluaran urin
2. Pantau tekanan
darah dan
denyut jantung
3. Palpasi denyut
perifer
4. Kaji membran
mukosa
kering, turgor
kulit yang
tidak elastis
Kolaborasi:
5. Berikan cairan
intravena,
misalnya
kristaloid dan
1. Penurunan haluaran
urin dan berat jenis
akan menyebabkan
hipovolemia.
2. Pengurangan dalam
sirkulasi
volume
cairan
dapat
mengurangi tekanan
darah/CVP,
mekanisme
kompensasi awal dari
takikardia
untuk
meningkatkan curah
jantung
dan
meningkatkan
tekanan
darah
sistemik.
3. Denyut yang lemah,
mudah hilang dapat
menyebabkan
hipovolemia.
4. Hipovolemia/cairan
ruang ketiga akan
memperkuat tandatanda dehidrasi.
5. Sejumlah
besar
28
koloid
4.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x 24
jam cemas pada
anak dan orang
tua
berkurang
atau hilang
cairan
mungkin
dibutuhkan
untuk
mengatasi
hipovolemia relatif
(vasodilasi perifer),
menggantikan
6. Pantau nilai
kehilangan dengan
laboratorium
meningkatkan
permeabilitas kapiler.
6. Mengevaluasi
perubahan didalam
hidrasi/viskositas
1. Beri ransangan
darah.
dan sensorik dan
hiburan
yang
tepat untuk anak 1.
Mengalihkan rasa
sesuai dengan
cemas anak pada suatu
tahap
objek mainan dan
pertumbuhan
meningkatkan
dan
pertumbuhan
dan
perkembangan
perkembangan
yang
optimal
2. Gunakan
komunikasi
terapeutik
kontak
mata, 2.
Mengurangi
sikap
tumbuh
kecemasan pada anak
dan sentuhan
3. Berikan
pendidikan
kesehatan
tentang (Demam 3.
Memberikan
typhoid)
pengetahuan keluarga
tentang demam typoid
4. Libatkan orang
tua
dalam
perawatan anak
4.
Adanya orang tua
5. Anjurkan
di samping anak akan
kepada
orang
memberi rasa aman
tua
untuk
membawa
5.
Mengalihkan
29
mainan
atau
barang-barang
kesukaan klien
4.
Pelaksanaan
Menurut Iyer et al (1996) yang dikutip oleh Nursalam (2008).