You are on page 1of 7

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PADA PASIEN YANG TERPAPAR PANAS

Disusun Oleh :
Andika Novianto

(13020)

Khasanah Islamiyatun

(1302066)

Maksum Anwari

(1302067)

Marfuah Septiani

(1302068)

Riri Andriani

(13020)

Titis Subaningtyas

(1302082)

KELAS IIIB

PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika tubuh terkena panas yang berlebihan, maka tubuh akan mencoba untuk
menghilangkan panas melalui konveksi, radiasi, atau penguapan. Obat-obatan
aktivitas berat, dan temperatur yang tinggi dapat meningkatkan produksi panas
internal. Faktor-faktor seperti kurangnya aklamasi, membatasi pakaian, dan
kelembaban yang tinggi mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur panas
yang berlebihan. Ketika suhu tubuh meningkat, ada rangsangan keringat menguap
tanggapan untuk memulai kehilangan panas. Ini adalah mekanisme utama tubuh
pendinginan.
Namun apabila tubuh terpapar panas dalam waktu yang lama akan berdampak
pada tubuh dan mengakibatkan kram karena panas (heat cramps), kelelahan karena
panas (heat exhaustion) dan heat stroke yang apabila tidak ditangani dapat
mengancam nyawa. Dan pada makalah ini akan dijelaskan tentang penyakit akibat
terpapar panas.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gawat
darurat dan agar mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien
dengan terpapar panas.
2. Tujuan khusus
a) Agar mahasiswa mampu mengetahui definisi, penyebab, tanda gejala dan
penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan heat cramps.
b) Agar mahasiswa mampu mengetahui definisi, penyebab, tanda gejala dan
penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan heat exhaustion.
c) Agar mahasiswa mampu mengetahui definisi, penyebab, tanda gejala dan
penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan heat stroke.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. HEAT CRAMPS
1. Definisi
Heat cramps atau kram karena panas adalah kejang otot hebat akibat keringat
berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat
panas. Biasanya terjadi pada tangan, kaki atau perut. Jika tidak segera diatasi, heat
cramps bisa menyebabkan heat exhaustion.
2. Etiologi
Heat cramps disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam ( termasuk
natrium, kalium dan magnesium ) akibat keringat yang berlebihan, yang sering
terjadi ketika :
a. Melakukan aktivitas fisik yang berat atau lama menyebabkan bertambahnya
b.
c.
d.
e.
f.
g.

panas yang dihasilkan oleh otot


Suhu atau kelembaban yang tinggi
Dehidrasi
Pakaian yang bertumpuk-tumpuk sehingga mengganggu pengeluaran keringat
Obat-obatan (diuretik, neuroleptik, fenotiazin dan antikolinergik)
Penyakit jantung dan pembuluh darah
Kelainan fungsi kelenjar keringat

3. Tanda Gejala
a. Kram yang tibatiba mulai timbul di tangan, betis atau kaki.
b. Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk dikendurkan, terasa sangat nyeri.
4. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Longgarkan pakaian korban
b. Nilai tingkat kesadaran
c. Nilai airway
d. Nilai breathing (look, feel, listen)
e. Dengan meminum atau memakan minuman / makanan yang mengandung
garam.
B. HEAT EXHAUSTION
1. Definisi
Heat Exhaustion atau kelelahan karena panas adalah suatu keadaan yang terjadi
akibat terkena/terpapar panas selama berjam - jam, dimana hilangnya banyak
cairan karena berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan
kadang pingsan.
2. Etiologi

Suhu yang sangat panas bisa menyebabkan hilangnya banyak cairan melalui
keringat, terutama saat melakukan kerja fisik atau olahraga berat. Bersamaan
dengan cairan, garam ( elektrolit ) juga hilang sehingga terjadi gangguan sirkulasi
darah dan fungsi otak. Akibatnya terjadi heat exhaustion
3. Tanda Gejala
a. Kelelahan,sakit kepala,pusing,mual.
b. Jika berdiri, penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul di dalam
c.
d.
e.
f.

pembuluh darah tungkai, yang melebar akibat panas.


Kulit menjadi dingin, pucat dan lembab.
Penderita menjadi linglung/bingung terkadang pingsan.
Takikardi dan takipnea
Hipotensi,perubahan ortostatik.

4. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Istirahat didaerah yang teduh
b. Berikan minuman yang mengandung elektrolit atau larutan rehidrasi oral jika
klien sadar penuh dan tanda vital stabil.
c. Bila keadaan sudah tidak memungkinkan berikan terapi cairan RL hingga
elektrolit seimbang.
C. HEAT STROKE
1. Definisi
Heat stroke adalah kondisi mengancam jiwa dimana suhu tubuh mencapai lebih
dari 40C atau lebih. Heat stroke dapat disebabkan karena kenaikan suhu
lingkungan, atau aktivitas yang dapat meningkatkan suhu tubuh.
Heat stroke disebabkan oleh kegagalan mekanisme pengaturan panas tubuh dan
merupakan gabungan dari hiperpireksia dan gejala neurologis. Pasien tidak lagi
mampu menghilangkan panas karena kegagalan mekanisme termoregulasi
sentral.Pasien yang mengalami heat stroke harus dimasukkan ke unit perawatan
intensive
2. Etiologi
a. Kondisi suhu lingkungan yang terlalu tinggi
b. Kegagalan mekanisme pengaturan panas tubuh
3. Tanda Gejala
Pada heat stroke awalnya klien klien menunjukan perilaku yang aneh atau tidak
stabil.Berkembang menjadi bingung,menyerang,mengigau dan koma.
a. Gangguan SSP seperti tremor,kejang
b. Suhu tubuh >40,60C
c. Hipotensi,takikardi,takipnea

d. Kulit tampak kemerahan,panas.Tahap awal heat stroke adalah kulit kering


karena tubuh kehilangan kemampuanya berkeringat.
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium

menunjukan

hemokonsentrasi

(peningkatan

hematokrit) dan hiponatremi


b. EKG dapat menunjukan disritmia tanpa bukti-bukti infark
c. Analisa gas darah menunjukan asidosis metabolic

1)
2)
3)
4)
a.

5. PENGKAJIAN
a. Kulit klien tampak kering kemerahan
b. Kesadaran verbal sampai unresponsible
c. Pengkajian primer
1) Airway
2) Breathing (LLF) :Napas takipnea
3) Circulation
:takikardi,hiperpireksia,kulit kering,hipotensi
4) Disability
:Status mental berkisar kebingungan-koma
5) Exposure
:Tanggalkan pakaian klien
d. Pengkajian sekunder
Riwayat penyakit sebelumnya
Keluhan,riwayat alergi,pengobatan sebelumnya,proses terjadinya trauma
Pengkajian nyeri (PQRST)
Pemeriksaan fisik
6. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
Hiperpireksi b.d kegagalan mekanisme pengaturan panas tubuh
Tujuan
:Suhu tubuh normal
KH
:Suhu tubuh menurun,kulit lembab,sadar penuh
Intervensi :
1) Pendinginan tubuh dengan menggunakan selimut hipotermia dan
tanggalkan pakaian klien
2) Pantau dan catat suhu tubuh secara kontinu selama proses pendinginan
3) Jika suhu tidak dapat turun lakukan pendinginan inti :lavage saline pada
lambung,dialysis peritoneal dengan air dingin.Hentikan pendinginan aktif
bila suhu telah mencapai 390C
4) Berikan diazepam jika menggigil hebat
5) Lakukan pemasangan CVP
b. Ketidakefektifan

perfusi

jaringan

(cerebral,kardiopulmonal,ginjal)

b.d

gangguan metabolism
Tujuan
:Perfusi jaringan adekuat
KH
:kulit lembab,TTV normal
Intervensi
1) Berikan oksigen dengan menggunakan rebreathing mask atau intubasi
sesuai indikasi
2) Pemberian cairan IV dengan RL atau normal saline

3) Berikan kalium untuk koreksi hipokalemia dan natrium bikarbonat untuk


4)
5)
6)
7)

koreksi asidosis metabolic


Pantau EKG
Ukur balance cairan
Pantau adanya kejang
Berikan diuretik untuk meningkatkan dieresis
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

You might also like