You are on page 1of 3

Abstrak

Perubahan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Izin Penggunaan


Pemanfaatan Tanah
Isu strategis :
Evaluasi Dan Analisis Peraturan Perundang- Undangan Terkait dengan
Perubahan Perda IPPT.
Landasan filosofis, landasan yuridis, dan landasan sosiologis dari pentingnya
Perubahan Perda IPPT.
Jangkauan, Arah Pengaturan, Dan Ruang Lingkup Materi Muatan Perubahan
Perda IPPT.
Dasar Hukum :
1. UndangUndang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang
4. Undang-Undang 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi
Daerah
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
10.Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
11.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
12.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagaian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
13.Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
14.Peraturan Pemerintah No 1 Tahun 2011 tentang penetapan Alih Fungsi Lahan
Pertanian Berkelanjutan
15.Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang
Pertanahan
16.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 08 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;
17.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 tahun 1996 tentang Pedoman
Perubahan Pemanfaatan Lahan Perkotaan;
18.Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2
Tahun 1999 tentang Izin Lokasi;
19.Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan;

20.Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2011 tentang


Pedoman Pemberian Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Penerbitan Izin
Lokasi, Penetapan Lokasi dan Izin Perubahan Penggunaan Tanah;
21.Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 1 Tahun 2014 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Badan pertanahan Nasional Republik Indonesia
22.Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 tahun 2003 tentang
Norma dan Standar Mekanisme Ketatalaksanaan Kewenangan Pemerintah di
Bidang pertanahan yang dilaksanakan Pemerintah Kota dan Kabupatan;
23.Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 34 tahun 2003 tentang
Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan;
24.Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Banyuwangi;
25.Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032
26.Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 2 Tahun 2013 tentang Izin
Penggunaan Pemanfaatan Tanah;
Penjelasan :
Dalam Pasal 101 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi nomor 8 tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032:
Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) berupa izin yang diberikan kepada
masyarakat untuk kegiatan usaha dalam pemanfaatan ruang dengan batasan
luasan tanah paling sedikit 500 (lima ratus) meter persegi.
Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah diperlukan bagi setiap orang perorangan
maupun badan hukum yang akan menggunakan luasan lahan minimal 500 M2
untuk mendirikan bangunan.
Harmonisasi peraturan perundang-udangan antara satu dengan yang lain dilakukan
agar arus investasi dapat terserap secara bijak tanpa mengorbankan potensi dan
sumber daya yang ada maupun yang akan ada.
Peraturan perundang-undangan yang harmonis akan memberikan kenyamanan dan
kepastian hukum bagi pelaku usaha dan menjauhkan tumpang tindihnya peraturan
perundang-undangan tersebut.
Pemberian Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah tidak dapat mengesampingkan
bedakunya Undang-Undang 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan dan beberapa peraturan pelaksanaannya seperti:
1. Peraturan Pemerintah No 1 Tahun 2011 tentang penetapan Alih Fungsi Lahan
Pertanian Berkelanjutan,
2. Peraturan Kepala BPN RI No. 2 Tahun 2011 tentang Pedoman Pertimbangan
Teknis Pertanahan Dalam Penerbitan Izin Lokasi, Penetapan Lokasi, dan
Perubahan Penggunaan Tanah, dan
3. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No. 1 Tahun 2014 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Bedan pertanahan Nasional Republi
Indonesia.
Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 merupakan domein Negara terhadap bumi, air,
dan ruang angkasa adalah "menguasai" bukan "memiliki" Negara sebagai personifikasi
dari seluruh rakyat Indonesia mempunyai kewenangan pada tingkatan tertinggi untuk
mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, penyediaan, dan
pemeliharaan bumi, air, dan ruang angkasa, serta menentukan dan mengatur
hubungan hukum dan perbuatan hukum yang berkenaan dengan bumi, air, dan ruang
angkasa.

Meskipun hak menguasai negara itu meliputi bumi, air, dan ruang angkasa, namun di
samping adanya tanah negara dikenal pula adanya tanah-tanah hak, baik yang
dipunyai oleh perseorangan maupun badan hukum termasuk masyarakat hukum adat.
Dengan demikian maka izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah sebagaimana diatur
dalam peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi No. 2 tahun 2013 tentang Izin
Penggunaan Pemanfaatan Tanah perlu disesuaikan dengan Undang-Undang 41 Tahun
2009 tentang Perlindungan Laban Pertanian Pangan Berkelanjutan dan peraturan
terkait.
Sehingga batasan 2 Ha (dua hektar) dalam perda IPPT perlu diubah setidaknya
mengikuti Perda no.8 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2012-2032.

You might also like