Professional Documents
Culture Documents
menghasilkan lapang pandang operasi yang lebih jelas dan luas yang akan menurunkan
komplikasi bedah.
B. Indikasi
Indikasi umumnya adalah untuk rinosinusitis kronik atau rinosinusitis
akut berulang dan polip hidung yang telah diberi terapi medikamentosa
yang optimal. Indikasi lain BSEF termasuk didalamnya adalah rinosinusitis
dengan komplikasi dan perluasannya, mukokel, sinusitis alergi yang
berkomplikasi atau sinusitis jamur yang invasif dan neoplasia. Bedah sinus
endoskopi sudah meluas indikasinya antara lain untuk mengangkat tumor
hidung dan sinus paranasal, menambal kebocoran liquor serebrospinal,
tumor hipofisa, tumor dasar otak sebelah anterior, media bahkan posterior,
dakriosistorinostomi,
dekompresi
orbita,
dekompresi
nervus
optikus,
D. Persiapan Pra-operasi
1) Persiapan Kondisi Pasien.
Pra-operasi kondisi pasien perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.
Jika ada inflamasi atau udem, harus dihilangkan dahulu, demikian pula
jika ada polip, sebaiknya diterapi dengan steroid dahulu (polipektomi
medikamentosa). Lihat. Kondisi pasien yang hipertensi, memakai obatobat antikoagulansia juga harus diperhatikan, demikian pula yang
menderita asma dan lainnya.
2) Naso-endoskopi prabedah untuk menilai anatomi dinding lateral
hidung dan variasinya.
Pada pemeriksaan ini operator dapat menilai kelainan rongga hidung,
anatomi dan variasi dinding lateral misalnya meatus medius sempit
karena deviasi septum, konka media bulosa, polip meatus medius, konka
media paradoksikal dan lainnya. Sehingga operator bisa memprediksi
dan mengantisipasi kesulitan dan kemungkinan timbulnya komplikasi
saat operasi.
3) CT Scan.
Gambar CT scan sinus paranasal diperlukan untuk mengidentifikasi
penyakit dan perluasannya serta mengetahui landmark dan variasi
anatomi organ sinus paranasal dan hubungannya dengan dasar otak dan
orbita serta mempelajari daerah-daerah rawan tembus ke dalam orbita
dan intra kranial. Konka-konka, meatus-meatus terutama meatus media
beserta kompleks ostiomeatal dan variasi anatomi seperti kedalaman
fossa olfaktorius, adanya sel Onodi, sel Haller dan lainnya perlu diketahui
dan diidentifikasi, demikian pula lokasi a.etmoid anterior, n.optikus dan
a.karotis interna penting diketahui. Gambar CT scan penting sebagai
pemetaan yang akurat untuk panduan operator saat melakukan operasi.
Berdasarkan gambar CT tersebut, operator dapat mengetahui daerahdaerah rawan tembus dan dapat menghindari daerah tersebut atau
bekerja hati-hati sehingga tidak terjadi komplikasi operasi. Untuk menilai
tingkat keparahan inflamasi dapat menggunakan beberapa sistem
gradasi antaranya adalah staging Lund-Mackay. Sistem ini sangat
sederhana untuk digunakan secara rutin dan didasarkan pada skor angka
hasil gambaran CT scan.
II.