Professional Documents
Culture Documents
Fax
Hp
E-mail
Tanggal
: 08128333142
: imam_opik67@yahoo.co.id
: 22 November 2010
LEIEAR
PENGESAHAN
3.
4.
: Rp.85.013.396
:Baru
Uralan
Jumlah (Rp)
29.400.000
18.450.000
32.497.000
4.666.396
85.013.396
MENYETUJUI
Bogor, 22 November 2010
KepalaPusa!Rise! Pelikanan
Budidaya
DR.lr.EndayKusnendar,M.Sc
NIP. 195602041980031003
NIP.196707091994031005
u
R1NGKASAN
Akuaponik merupakan komooasi
dengan
iii
PRAKATA
Laporan ini merupakan laporan haail riset dengan judul Uji multi lokasi pada
budidaya ikan nila dengan aisUm akllaponik. yang merupakan pelaksanaan kegiatan
program insentif peningkatan kemampuan peneliti dan perakayasa tahun 2010.
Tujuan riset adalah menerapkan budidaya ikan nila dengan aistim akuaponik
secara multi Iokasi untuk menghasilkan paket teknologi yang langguh dan teruji
sehingga dapat diadopsi serta diaplikasikan oleh masyarakat disegala daerah. Selain itu
kajian ilmiah yang Ingin diperoleh melalui riset ini adalah mengetahui dinamika kualitas
air dan keragaan biota non ikan sebagai upaya bagi peningkatan produktivitaa dan
keseimbangan ekologis kolam guna pengelolaan budidaya ikan nila.
Hasl! riset diharapkan dapat diterima dan diterapkan dengan mudah oleh semua
kalangan masyarakat di berbagai Iokasi sebagai auatu altematlf kegiatan produktif yang
dapat meningkatkan pendapatan.
lim Peneliti
iv
DAfTARISI
Halaman
ii.
iii.
PRAKATA
iv.
DAFTAR lSI
v.
DAFTAR TABEl
vi.
DAFTAR GAMBAR
vii.
BABI.
BAB II.
BAB III.
BABIV.
PENDAHULUAN
1.1.
t.atar Belakang
1.2.
Perumusan Masalah
:
TlNJAUAN PUSTAKA
2.1.
Akuaponlk
2.2.
lkan nila
2.3.
Kualitas air
TUJUAN DAN MANFAAT
METODOLOGI
4.1.
Penerapan Sistim Akuaponik Pada Budidaya
lkan Nila BEST Di Beberapa Lokasi Yang Berbeda
4.2.
Dinamika Kualitas Air Dalam Budidaya lkan Nila
Dengan Sistim Akuaponik Pada Bertagai Lokasi
4.3.
BABV.
1.
1.
3.
4.
5.
..
.
..
..
6.
7.
..
8.
9.
HASI!.,DAN PEMBAHASAN
5.1.
5.2.
5.3.
5.4
10.
BABVI.
.
.
10.
15.
24.
Kesimpulan
26.
6.2.
Saran
26.
~..........................................................................
27.
LAMPIRAN
DAFTAR TABEl
Halaman
paI.'
Tabel1.
Pengukuran
Tabel2.
8.
'" .
11.
13.
Tabel4.
13.
Tabel 5.
14.
Tabel 6.
15.
Tabel 3.
16.
17
2....
2....
25.
..
vi
DAFTAR G.AIIBAR
Halaman
Gambar 1.
Gambar 2.
Kondisi suhu air aelama 24 jam pada kolam dan filter dataran
tinggi kolam-fi1tBrsejalan ftukluasi 1l.hI.....
Kondisi pH selama 24 jam data ran tinggi. Analisa pakai pH tetes
mengakibatkan rangenya terlalu kasar maka .
sulit melihat petbedaan.............................................
Kondisi oksigen terlarut selama 24 jam pada kolam akuaponlk
di dataran 1IrW.....................................................
Kondisi suoo air selama 24 jam pada kolam akuaponik di
dataran eedang.................................................................................
Kondisi pH air selama 24 jam pada kolam akuaponik di dataran
sedang.............................................................................................
Kondisi oksigen terlarut dalam air selama 24 jam pada kolam
akuaponik di dataran sedang.....
Kondisj suhu air selama 24 jam pada kolam akuaponik di data ran
rendah.............................................................................................
Kondisi pH air selama 24 jam pada kolam akuaponik
di dataran rendah............................................................................
Kondisi oksigen terlarut dalam air selama 24 jam pada kolam
akuaponik di dataran rendah....
Proses fotosintesa pada tanaman berklorofil dengan bantuan sinar
matahari............................................................................
Keterkaitan antara kondisi pH, 00 dan suhu air selama 24 jam
pada kolam akuaponik....
Grafik perkembangan kelimpahan plankton di dataran sedang.......
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
Gambar 13.
12.
18.
18.
19.
20.
20.
21.
21.
22.
22.
23.
23.
25.
vii
BAB l PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Akuaponik
budidaya yang
Perumusan Masalah
Oi daerah perkotaan, usaha budidaya perikanan sering kali dianggap sudah tidak
layak lagi karena terbatasnya lahan dan sumber air akibat terdegradasi oleh laju
industrialisasi dan pemukiman. padahal kota merupakan pasar yang sangat potensil
bagi produk perikanan. Kondisi ini dapat diatasi dengan menerapkan sistim budidaya
akuaponik yang terbukti hemat lahan dan air dengan produksi gar'lda berupa ikan dan
sayuran. Sejauh ini sistim budidaya akuaponik masih sebatas kajian riset yang terus
..
ten.f
paket
BAS
2.1.
AUAN PUSTAKA
AkUllponlk
Berdasart<an serang.calan ~
Tawar (BRPBAT). Bogor sistim akuaponik terbukti dapat diterapkan untuk budidaya
jenis-jenia ikan nila/Oreochromfs nfloticus (Kusdlartl, et.al., 2006),
mas (Cyprinus
carpio), lele dumbolCiarias gariepinus (Widyastuti, et.al, 2008) dan ikan ekonomis
lainnya. Penerapan akuaponik merupakan jawaban dali efisiensi air dan peng,ematan
lahan budidaya serta tambahan pendapatan (income) dali hasil panen tanaman
(WidyasMi, et.a!., 2008).
Dengan budidaya akuaponik nitrat
budidaya ikan dapat diserap dan digunakan sebagai pupuk oleh tanaman akuatik
sehingga menurunkan konsentrasi cemaran (N dan P) serta meningkatkan kualitas air.
Sistim ini mengintegrasikan budidaya ikan secara tertutup (resircu/ating aquaculture)
yang dipadukan sistim tanam sayuran. Penggunaan biofilter diharapkan meningkatkan
kualitas air untuk digunakan kembali dalam pemeliharaan ikan, Dinamike kualitas air
dalam sistim akuaponik ini pertu dikaji guna peningketan produktivitas kolam iken nila.
Pemantauan kualitas air diantaranya untuk mengetahui gambaran kualitas air pada
suatu tempat secara umum parameter fisika, kimia dan biologi yang selanjutnya menilai
kelayakan untuk kepentingan budiadaya pelikanan (Mason,1993 da/am Efendi, 2003).
Untuk kegiatan budidaya perikanan kualitas air yang tepat dan berada dalam kisaran
layak bert<aitan dengan sintasan dan pertumbuhan ikan (Boyd, 1982; Effendi, 2002).
Fray (1971) menyatakan bahwa suhu dan pH merupaken faktor kontrol, sedangkan
oksigen dan cahaya merupakan faktor pembatas temadap organlsme (ikan).
Penerapan sistim akuaponik pada budidaya ikan nila di lokasHokasi berbeda
diduga memiliki keanekaragaman.hayati biota air non iken yang berbeda. Plankton dan
makrobentos merupakan bagian penting dali rantai makanan (food chain) dalam
lingkungan budidaya ikan dan memiliki peranan penting pada kuaUtasair suatu perairan
(Pennal<, 1978). Apabila perairan tersebut cukup unsur hara untuk pertumbuhan
plankton dan terdapat banyak jenis benthos hal tersebut mengindikesikan bahwa
..
2.2.
lluln nlla
lkan nila (Or8ochromis nloticus)
Illef\IIl8kan
ekonomis tinggi dan merupata.! komoditas petllitg dalam bisnis ikan air tawar dunia.
Beberapa hal yang mendukung peillilblY<' komoditas nila adalah a) memiliki reslslensl
yang relaitif linggi terhadap kualitas air dan penyakit, b) memiliki loleransi yang luas
lerhadap kondisi IIngkungan, c) memiliki lutmampuan yang efisien dalam membenlUk
protein kualitas linggi dan bahan Ofganik, limbah domestik, dan pertanian, d) memiliki
kemampuan tumbuh yang baik, serta e) mudah IUmbuh dalam slatim budidaya intensif
(Carman dan Suciplo, 2009).
Kunggulan ikan nila dibanding komoditas air tawar lainnya semakln nyata
dengan ditemukannya strain baru lewal serangkaian penelitian pemuliaan dan BRPBAT,
yaltu nila BEST (Bogar Enhanced Strain
dan produk nila lerserap untuk pasar tokal, belum lagi peluang pasar unluk eksport
(Carman dan Sucipto, 2009).
2.3. Ku.llta
Ir
pr...,"TYxn&rl
penyerapan cahaya beIfangsung secara lebih intenslf pada laplsan atas perairan
sehingga fapisan atas perai"an mell1lliki suhu yang febih tlnggi (lebih panas) dan
densitas yang feblh kedl daripada fapisan bawah (Effendi, 2003). lkan nifa merupakan
jenis ikan yang linggi toleranslnya terhadap perubahan suhu, suhu yang baik untuk Ikan
nifa berklsan 22 - 37"C (Jangkaru atal., 1991)
Bahan polutan cenderung lebih beraam pada air dengan tingkat kesadahan
rendah (soft) dengan nifai pH yang stabif, sedangkan kesadahan yang tnggi cenderung
menurunkan toksisitas dari polutan dalam tiap nifai pH (Mason, 1992). Kelarutan
phosphorus, calcium akan menurun tajam pada pH kurang dari 6 (James E et al .,
2006). Air yang digunakan untuk budidaya ikan pada kolam air tenang sebaiknya
mempunyai pH antara 6.7 - 8.2 (Zenoveld et.al., 1991) atau pH sekitar 7 - 8.5 (Effendi,
2000).
Amonia dalam air merupakan produk hasH metabolisme ikan dan pembusukan
senyawa
organik
oleh
bakteri. Keberadaan
amonia
dafam air
mempengaruhl
akan tumbuh
dengan
dan
kemudlan
BAS II.
TlJJUA.Iij
DAN IlAHFAAT
Posisi adu tawar berbaga P"'OO.K oerilanan eebenamya dapat diperoaiki apabila
pembudidaya lkan mampu nletldeat. o;or.surnenyang umumnya berada diperl<otaan.
Akan tetapl diperl<otaan pada umumnya ketersediaan lahan dan sumber air sangat
terbetas disamping kualitasnya audah teroemar sehingga tidak cukup layak bagi usaha
budidaya ikan. Kesenjangan terseOut eetlenarnya dapat diatasi dengan menerapkan
teknlk budidaya ikan secara hemat lahan dan air melalul sistim akuaponik.
Penelitian mengenai penerapan budidaya ikan nila dengan slstlm akuaponik
secara multi lokasl diharapkan mampu memantapkan serta menghasilkan paket
teknologl yang tangguh dan teruji sehingga dapat diadopsi serta diaplikasikan oleh
masyarakat disegala daerah. Selain Itu, mengetahui dinamlka kualitas air dalam sistim
akuaponik secara multi lokasi merupakan hal yang cukup penting sebagi upaya
peningkatan produktivitas dalam kegiatan budidaya ikan nila.
Disamplng dlnamika kualltas air, mengetahui keragaan biota non ikan juga
merupakan baglan yang tak dapat dipisahkan dalam pengembangan slstim akuaponik
yang dapat diterapkan pada berbagai lokasi sehingga dapat tercipta keselmbangan
kondisi ekologis kolam guna pengelolaan budidaya ikan nila secara berl<elanjutan.
BAS '"
4.1.
1ET000L0Gl
P1tda Bud"y. lun NI'- BEST 01 Beberapa
rumpun tanaman sayuran. Air yang teftalukan dari bak media tanam sayuran akan
mengalir dan kembali rnasuk ke kolam ikan dengan kualitas yang lebih baik. Pembuatan
kolam akuaponlk tersebut sebanyak 9 ta'lit. dimana setiap 3 unit ditempatkan di tlga
lokasi yang berbeda sebagai pertakuan.
lkan nila BEST (Oreochromis niJoticus) dlgunakan tebagai hewan uji berbobot
rata-rata 1 gr/ekor yang ditebar dengan kepadatan 100 ekorIM2 (Nugroho dan Sutrisno,
meliputi: sintasan,
produktivltas
laju
pertumbuhan
serta
ikan
dan'
sayuran.
Pengukuran
pertambahan berat ikan dilakukan setiap 2 mlnggu dengan cara sampling. Data yang
tert<umpul selanjutnya dianalisis secara statistik yang dilanjutkan dengan uji jarak
..
(SR
= Survival
Rate (%); No
= MlNo
x 100%
jumlah
-------------------------------------------------~-
1()()';6
W._II.dxt
Wo
= bobot
(G
= laju pertumbuhan
waktu
pemeliharaan]
4.2.
Olnamlka Kualitlls Air Oalam Budldaya Ikan Nila Dengan Slatlm Akuaponlk
Pada Berbagal Lokasl
Pengukuran parameter kualitas air dilakukan setiap 2 minggu pada jam yang
sama, disamping itu dilakukan pengamatan suhu; DO; N total dan P Total untuk 24 jam
sebanyak 3 kali. Beberapa parameter kualitas air yang diukur serta metoda pengukuran
yang digunakan selama penelitian adalah seperti pada table di bawah ini.
Tabel1.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
PlnlTleter
Fiala:
Suhu
Kecerahan
Kekeruhan
TDS
KImIa :
pH
00
co.
Satuan
vC
M
NTU
mgIl
ITlQ
ITlQ
BOD.,
mg
Nitrat (00.)
N toeal
mQ
mg
COD
PtoCal
Alkalinitas
Bahan organik
ITlQ
Alat
Termometer Hg
In situ
Secchi disk
Penetrasi cahaya In situ
Turtidimeter
NePhailometrtk, In situ
Penyaring milipore. Gravimelrik, Laboratorium
timbanoan analitik
pH meter
In situ
In situ
00 rneIef"
Peralatan titrasi
Peralatan titrasi
Peralatan titrasi
S
otome!er
S
r
ITlQ
mQ
mg
Metoda
Peralatan titrasi
Peralatan titrasi
Titrasi. Laboratorium
Trtrasi Laboratorium
Trtrasi. Laboratorium
Spektrofotomelrik, I aIxlratorium
Spektrofotoroetrik,l.aboratorium
Spef(trofotometrik, labOiatooium
Tttrasi. Laboratorium
Trtrasi Laboratorium
4.3.
Keragun Biota AIr Non Ibn Dalacn au .teya Ibn Nile Dengan P.enerapan
SlstIm Akuaponlt Of Datar80 Readah. Sedang Dan Tlnggl
Sample plankton akan
Cl3.'"1:)
lle'"'gIIIl
reguler setiap 2 minggu pada kolaM ka- Pe'iQ8iilbiiall sample dengan periode aetiap 3
hari guna melihat peft{amballga"l je-..$Ilfll
em kedalam sed~
plastik
COte
Semua material yang terambiJ dicumpulkan dan ditempatkan dalam kantong plastik
sampet
Pengawetan salllM'l
H' .. - I:PJ In PI
dimana pj adalah proporsi spesies j, dan H' indeks diversitas
E '" H'RnS
dimana S adalah jumiah spesies, dan E adalah indeks keseragaman
Komposisi dan kelimpahan jenis dari plankton dan makrobentos akan dianalisa.
Selanjutnya Indeks diversitas dan dominasi species dijadikan indikator terjadinya
suksesi yang mengarah ke kestabilan kondisi pada budidaya ikan nila dengan slstim
akuponik yang diterapkan. Penelitian dilakukan selama 2 bulan.
Dataran tinggi (> 500 M OPL): dilakukan di Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas
Kabupaten Cianjur yang ter1etak pada ketlnggian ~ 1008 M DPL. Meskipun
Iokasi ini merupakan lembah dengan vegetasi tanaman yang rapat tetapi letak
petakan kolam terbebas dart naungan (terbuka) sehingga cukup mendapat
intensitas cahaya matahari. Kolam yang digunakan di lokasi ini terbuat dan
tembok, berukuran 6 ~ (3 x 2 M).
246
7M
merupakan tempat produksi berbagai benih ikan air tawar seperti nlla, bawal,
patin dan mas sehingga cukup ideal sebagai tempat pengujian. Kolam yang
digunakan terbuat dan tembok berukuran luas 7.5 M2(3 x 2.5 M)
6.2. Penerapan Sistim Akuaponik Pada Budldaya Ikan Nlia BEST Di Beberapa
Loka.1 Yang Berbeda
a. Slnta.an
Derajat sintasan atau kelangsungan hidup ikan merupakan nllai perbandingan
antara jumlah ikan yang ditebar pada awal penelitian dengan jumlah ikan yang hidup
pada akhir penelitian dan dinyatakan dalam bentuk prosen. Hasil dan pemeliharaan Ikan
selama 8 minggu, temyata sintasrn ikan nila pada setiap Iokasi penelitian adalah seperti
pada table di bawah ini
delul)
No.
P.rtak .. n (datuan)
Trngg'
70.11~*6.44
Sedang
74.80"* 2.14
Rendah
71.2~ *4.71
Keterangan:")
..
Angka daIam koIom sarna yang ditkuti hUM
mil
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa sintasantertinggi dicapai oleh ikan nila
pada budidaya akuaponlk di datarsn sedang yaitu sebesar 74.80%, disusul oleh
datarsn rendah (71.20%) dan yang paling rendah adalah sintasan ikan pada
datarsn linggi (70.11%), tetapi dari hasll analiaia staitislik sintasan iken nila dari
keliga perlakuan tersebutmenunjukkantidak berbedanyata (P>O.05)H. al ini bersrti
bahwabudidayaikan nila Best berukursn 1 glekor dengan sistim akuaponik pada
padat penebaran 100 ekorIM2 selama 8 minggu pemeliharsan dapat dilakukan di
daerah dataran tinggi, sedangdan rendahakan menghasilkanderajatsintasanyang
tidak berbeda.
Dari hasil pengamatandi lapangan menunjukkanbahwa mortalitas ikan mas
terutama
terjadi
pada
minggu
pertama
pemeliharaankarena
ikan
masih
b. Pertumbuhan
atau
pertambahanjaringan
aki~t
dari
meningkatnya bobot
ikan
sejalan
dengan
memegang
peralan leblh domlnan. Dali hasi sa;,:>:->; ,Wlg diakJJkan setiap 2 minggu, rata-rata
bobot individu ikan mas dali Ietiap per".a!C.3"" dapat digambarkan seperti grafik di bawah
ini.
16.00
14.00
e- 12.00
0
:I
.!!
10.00
6.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0
pertakuan
Dali gambar diatas terlihat bahwa pertumbuhan ikan nila secara sampling pads
data ran sedang dan randah lebih cepat dibanding dataran tinggi. Hallni tentu
beri(aitan erat dengan temperatur air dan udara dimana semakin tinggi dataran dali
pennukaan laut maka temperatumya akan semakin rendah.
Pertumbuhan dapat terjadi apabila ada kelebihan input energi dan asam amino
(protein) yang berasal dali makanan. Seperti diketahui, bahan yang berasal dali
makanan akan digunakan oleh tubuh untuk metabolisme dasar, pergerakan, produksi
organ seksual, perawatan bagian-baglan tubuh atau mengganti set-set yang tidak
terpakai lagi. Bahan-bahan yang tidak berguna akan dikeluari(an da.1itubuh. Apabila
terdapat bahan berlebih dali keper1uan tersebut di atas akan 9ibaiat sel baru sebagai
penambahan unit atau penggantian sal dali bagian tubuh. Secara keseluruhan
rasuttantenya merupakan perubahan ukuran atau pertumbuhan (Affandi dan Tang,
2(02).
8erdasar1<an hasH pengulaJrr :IO!Xt: pada swal dan akhir penelijlan, maka
diketahui pertumbuhan ikan
mas pada
Tabel3.
Tabel 3.
NI.. I ,..ta..,.ta a.ju pertLmbuhan harlan Indlvldu (%) IIuIn nl" Best pilda
penelttan.
P.... k_n
No
(%)
Dataran linggi
2.97":1:0.36
Dataran sedang
Dataran rendah
Keterangan.
Indlvlclu
3.13":1:0.34
..
Dan tabel di atas teriihat bahwa laju pertumbuhhan harian ikan nila paling tinggi
diperoleh pada budidaya akuaponik di dataran sedang yaitu sebesar 3.20%, disusul oleh
dataran rendsh (3.13%) dan dataran tinggi (2.97%). Akan tetapi selisih nilai tersebut
secara statistik tidak berbeda nyata (P>O.05).
c.
Produktlvltas
Produktivitas biomas diperoleh dan hasil korelasi antara sintasan dan laju
pertumbuhan ikan. Nilai tersebut merupakan pendekatan yang akurat untuk mengukur
pertambahan bolbot blomas ikan setiap han. Produktivitas ikan nila yang diperoleh pads
kolam budidaya akuaponik dari setiap periakuan adalah seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel4.
No
Pertakuan
Produktivitas (gI~lharl)
Dataran tinggi
Dataran sedang
10.56":1: 0.86
Dataran rend~
9.93":1:2.19
Keterangan.
setiap
8.41":1:2.87
Dali
hasil
pengukuran
bobcx
:0 .as
pada
aIItlir
Secara
statist
penelitian diketahu!
~lhanl
perlakuan
Selain mampu
met9'a'"
budidaya dengan sistim a'oMllolik juga dapat menghasilkan sayuran sebagal produk
tambahan yang sanggl4) mengkonpensasi biaya produksi daging ikan. Salama 8
minggu pemerliharaan teIah dilalwkan panen kangkung sabanyak 4 kali dengan jumlah
produksi satiap kali panen saperti tercantum peda Tabel 5.
Tabel S.
No
Pertakuan
(dataran)
Tinggi
17.13
10.85
5.31
4.45
Sedang
24.44
21.66
5.21
6.5
Rendah
33.97
14.10
3.45
5.31
Dari hasil panen yang dilakukan seliap 2 minggu diketahui bahwa produktivitas
tanaman kangkung pada semua lokasi secara nyata berkurang pada panen ke-3 yaitu
dalam periode pemeliharaan 6 minggu. Hal Ini disebabkan karena umur tanaman
kangkung yang sudah terlalu tua sehingga potsnsi untuk menumbuhkan tunas baru
telah menurun. Dengan demikian untuk mempertahankan produksi. sebaiknya setelah 2
kali panen (4 minggu pemeliharaan) tanaman kangkung dicabut dan diganli dengan bibit
yang baru.
14
kritena klJa'itas
pengukuran sifat fisika-kimia air secara berkala setiap 2 minggu. Sedangkan untuk
memantau dinamika kualitas air harian dilakukan pengamatan (sampling) kualitas air
selama 24 jam sebanyak 3 kali seIama peneIitian.
I.
Pengukuran bert<ala
Oali hasil pengukuran secara berkala, diperoleh nilai kisaran beberaps
parameter kualitas air dari kolam akuaponik di datarsn tinggi. sedang dan rendah seperti
pada tabel berikut:
libel 6.
Pa,..... elet
Suhu ("C)
Kecerahan (ml
TSS (mgIL)
00
(mQ/ll
C02 (mgIL)
Alkalin~as (mg/L)
Kesadahan (mQI1..l
kUllltas
alr padl
kolam dan
Filter
26,()"28,9
Kolam
27.2
25.2-28,5
0-002
<1
<1 - 21,8
8.1
-4.-47
<1-16,2
7.9-7,94
7.84 7,87
3.63--4,27
3.01- 3,9
1.66
1.66
1.66
114,84
1,198 -198.76
194.35 - 203,2
168-189
160.6 - 201,6
180.6 - 214,2
0.66-0987
1.021-1,118
0.187 - 0,308
O. pOSpat (mgILl
0.132-0531
T. pospat (mgil)
0.294 -0.841
0.814-0985
1.056-1,118
N-NH3 (mg/Ll
0.082-0125
0.191-021
N-N02 (mg/L)
0.15-0,512
0.017 - 0,059
0.056 - 0,068
'
2.976- 3.8
0.524 - 0,842
T.NiIrogeo (mgIL)
3.-495 3,953
1.-462-163
1.37 - 2,236
COD (mal\.)
19.81 - 20,55
5 -63,57
3.57 - 5,14
BOD (mQ/ll
3.17 - 3,3
0.58-10,17
5.14 - 0,57
5.Q6..1.1,37
8.3 - 9,75
9.75
N-N03 (mgIL)
TBOT (mgIL)
filter
0.502-0738
15
rabel7.
[til
.....
air pada
kolam dan
filter
Par.," ....
A_
r;;
ItoImI
Filter
26,2-28.4
28.5-28.7
Kecerahan (m)
0-0.02
TSS (mg/L)
<1
<1-42.1
<1-34.5
7,20-987
1.78-6.47
1.68
7.84-984
1.2-2.72
128.1 - 212.02
113.4 - 159.6
119.25 - 212,02
113.4 - 163,8
0.662- 1 279
0662-3,131
N-NH3 (mall)
1.292 - 1.1,448
0.257 - 0,859
1,606 - 3.321
0,024 - 2.246
0.966-3225
1,062 - 3,677
0.151-2615
N-N02 (mg/l)
0.002 - 0,064
0.003 - 0,113
0.011-0,155
N-N03 (mgll.)
0.493-0,n8
T.Nitroaen (mall)
1,843 - 1.929
Suhu l"C)
DH
00 (mg/L)
746-7.82
(mgll)
2.94 - 5.12
1.66
Alkalinilas (man.)
92.82 - 101.72
co,
Kesadahan (mgil)
O. DOSDIIt (mall)
T.~(mgll)
50.4-54.6
05-0702
1.86
0,5 - 0,751
1.046 - 5.896
1.452 - 6,508
COD (mall)
BOD (mgll)
6.42-8.57
2,857 - 51.31
3.143-54.2
1031,37
0,46 - 8,21
1.03 767
TBOT {m_9/l1
1,89 - 3,16
6.32 33.22
7.58 - 35.96
16
Tabel 8.
Parvnet8r
Suhu("C)
,,30.1
kua....
RIIndah
Kolim
Fllbtr
28.3-30.6
28.().30S
Kecerahan{m)
0-0.02
TSS{rntL)
DH
<1
<1-29.2
<1 - 21.3
7,34
7.1
9 .1
00 (1ll!IIll
S.19
3.12
1.2
C02 (rntL)
392
3.92
392
1164
1.196-198.76
194.35 - 203.2
Kesadahan (mgill
113.4
130-138.6
13.86-17.3
O. pospat {mg/ll
1.639
1.772 -1804
1.842 - 2.268
T. pospat
1.717
1.925 - 2.313
2.295 - 2.331
N-NH3 (mall)
0193
0.707 -0746
0.743 - 0.852
N-N02 (mg/l)
0.157
0.309 - 0.087
0.103 - 0.325
N-N03 (malll
1.241
0.57 -C.754
0.62 -0.743
T.Nitrogen (mall)
3.74
2.632 - 2.922
5.9 -2.972
COO(m~
2-5.3
9.3 -17.3
BOO (rntL)
TBOT (mall)
0.32 -885
18-2.78
10.11
16.61-16.6
9.3-17.3
Alkallnltas
(mail)
(mall)
dengan
bantuan cahaya matahari melalui proses fotosintesis (yang hasllnya dlsebut produksi
primer) dan juga sebagai pemasok oksigen. Produktifrtas primer fitoplankton ini
merupakan salah satu dan sebagian besar sumber penting dalam pembentukan energi
di perairan. Faktor-faktor yang mempengaruhl produksi primer (Iaju fotosintesis) antara
lain: cahaya matahari, suhu, nutrient, serta struktur dan kelimpahan Fitoplankton yang
mampu beradaptasi di ekosistem perairan (habitatnya) (Baksir, 2004). Cahaya rnatahari
yang masuk ke perairan akan mengalami penyerapan. Proses penyerapan cahaya ini
berfangsung secara lebih intensif pada lapisan atas perairan s~hitlgga lapisan atas
perairan memiliki suhu yang lebih tinggi (Iebih panas) dan densitas yang lebih keeil
daripada lapisan bawah (Effendi, 2003). Energi matahari yang masuk ke dalam perairan
akan ditransforrnasikan menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis
untuk
17
b.
Pengamatan 24 jam
Hasil pengukuran beberapa 1*.116"" Ia.8Iitas air pada pengamatan 24 jam
30.0 ,---------------
-+-Kolam
lS.O
Filter
0.0
+----,----,----,----r---..,
11:00
17:00
23:00
s.oo
11:00
WaktuOam)
--
Gambar 2. Kondisi suhu air salama 24 jam pada kolam dan filter dataran tinggi
kolam-filter seJalanfluktuasi suhu.
_._
8.4
8.2
8.0
7.8
7.6
-+-kolam
Filter
7.4
7.2
7.0
6.8
11:00
17:00
23:00
5:00
11:00
WakruOam)
18
7.0
6.0
5.0
::i
4.0
~
0 3.0
Kolam
-4-Fllter
2.0
1.0
0.0
11:00
17:00
23:00
5:00
Waktu(jam'
-_
Gambar 4.
11:00
_._-_
..
.. -
Nilai DO pada kolam selalu relative lebih tinggi dan filter bisa disebabkan oleh
aktifitas fotosintesis oleh plankton yang menghasilkan 02 pada siang han. Titik tertinggi
nilal DO ada pada pukuI11:00 begitu juga dengan nilai suhu dimana hal ini dipengaruhi
oleh intensitas cahaya matahan .
Terjadi perbedaan titik kritis nilai DO pads filter dan kolam yang mana pada
kolarn terjadi pada pukul 05:00 dan filter pada pukul 23:00 hal ini bisa terjadi karena
pada kolam terjadi perebutan suplai oksigen antara ikan dan plankton sehingga nilai DO
kntis pada pukul 05:00 dan baru naik kembali pads pukul 11:00 yang mana plankton
dapat kembali berfotosintesis dengan adsnya sinar matahari sehingga nilal DO kembali
nalk.
19
45.0 ,----------------
-i
30.0
-+-Kolam
15.0
0.0
.....
+------~-17:00
23:00
._-5:00
11:00
,--
Filter
17:00
Waktu(jam)
Gambar 5. Kondisi suhu air selama 24 jam pada kolam akuaponlk dl dataran
sedang
10.0
8.0
:z:
Q.
6.0
-+-Kolam
4.0
.....
Filler
2.0
17:00
23:00
5:00
11:00
17:00
Waktu(jam)
20
7.00
6.00
5.00
:::.
1a
4.00
3.00
!.
Kolam
Filter
2.00
1.00
0.00
17:00
23:00
5:00
11:00
17:00
Wllktuijam)
Gambar7.
pada kolam
Pada dataran sedang nilai DO suhu dan pH tertinggi adalah pada pukul 17.00
hal ini diakibatkan intensitas cahaya matahari
45.0 ,-----------------
30.0
:::I
(I)
,
~
--Kolam
15.0
0.0
Filter
+---..----.--~--~--~
17:00
23:00
5:00
11:00
17:00
Waktu(jam)
Gambar8. Kondis! suhu air se'-ma 24 jam pada kolam akuaponlk di dataran
rendah
21
12.0
9.0 .
Q.
./_..<..;.
6.0
...
Kolam
...... Flltt:>r
3.0
0.0
17:00
23:00
5:00
11:00
17:00
Waktu(jam)
--_. _ ...
---
Gambar 9. Kondisi pH air selama 24 jam pada kolam akuaponlk di dataran rendah
9.00
8.00
l\.
7.00
::l'
7 ~
6.00
"ill 5.00
.s
g
/
/
4.00
-I...... ....
3.00
2.00
1.00
'1-'::;;;'-
Kolam
...
...... Fillt:>r
0.00
17:00
23:00
5:00
11:00
17:00
Gambar 10. Kondisl okslgen tertaNt dalam air selama 2~ jam pada kolam
akuaponlk di dataran rendah
Pada analisa 24 jam nilai oI(sigen tenaNt paling tinggi pada pukuI11:00 berbeda
..
dengan nilai oksigen teriaNt pada datarsn sedang yang mana yang tertinggl adalah
pads pukuI17:00
suhu dan pH mengalami penurunan jika dibandingkan dengan nilai suhu dan pH pada
pukul
Oa hasil
(cOa
mempengaruhi nilai pH) COz berpeI sebagai pemicu fotosintesis dengan reaksi
sebagai berikut:
Chlorofil +
COz.
Laju fotosintesis sama besamya dengan laju respirasi, berarti produk fotosintesis
habis terpakai untuk keper1uantumbuhanlplankton sendiri hal ini lah yang menyebabkan
te~adinya titik kritis nilai oksigen ter1arut
35.0
30.0
2S.0
...
20.0
......
15.0
10.0
s.o
0.0
17:00
--
-.
_.
~
~
23:00
s.oo
11:00
17:00
Gambar 12. Keterkaitan antara kondisl pH, DO dan suhu air selama 24 jam pada
kolam akuaponik
ea."
'~ra - ~~ -:\_Komposisi
Tabel9.
JENS PLANKTON
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
FJIoplanll1Dn
Chloro
ChloreRa
Coelastrum
Hydrodicton
Pediastrum
Oocvstis
Scenedesmus
Zygnema
Ulothnx
Clostenum
Microspora
Volvox
Botryocxx:us
Zooplankton
Rotlfera
Brachionus sp
Enteromos1ntca
Daphnia
Parameter
Kelimpahan Ondll}
Katagon
Keanekaraaaman
Index H'
Keseragaman
IndexE
Dominansi (D)
Dataran rendah
2.750-19.125
cukup subur sangalsubur
rendah -sedang
1.16-1.57
rendah
..
O.81.().84
rendah (0.25.().37)
Dataran sedang
2.750-34.875
cukup subur sangat subur
rendah -sedang
0.75-1.53
rendah
O.42.().84
rendah (O.23.().66)
Oataran tinggi
5.250-9.250
CliIkupsubur sangat subur
rendah -sedang
1.01-1.16
rendah
0.62.().76
rendah (0.40'().45)
24
setelah tebar ikan sehingga kolam niIa pacIa sI$1in akuaponlk mencapai kalagori sangat
subur (eutropik). Dalam penelitian
ini kepadatan plankton di kolam dataran
sedang cenderung memiliki kepadatan lebih Wlggi dibandlng kolam penelitian di daerah
_l1li101_
4~
,-------------------3~
+-----------------3~
+---------~~~c_---25000 .j---------;Mf/-~~.;_-Sl
2~ +-------~-#~--~~15000
+----+---,,
1~
.j---~--~----------- -S3
.j-~~~~----------
5000
Gambar 13.
---------
-S2
Hasil analisa makrobentos untuk jenis, kelimpahan (indlm2) dan ukuran (mm)
terdapat dalam Tabal11 dibawah Ini.
TabeI1'.
Makrobentos
Jenis
Ukuran (mm)
Kelimpahan
(ind/m2)
Dataran rendah
Dataran sedang
Oataran tlnggi
Lemnaea sp
Lemnaea sp
2,5-11
2-9
Lemnaea sp dan
Chironomous SP
4-3 dan 2-14
1-2
1-6
2S
8.1.
DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari berbagai data hasil peneIitian serta pembahasan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
a. Budidaya ikan nila Best dengan sistim akuaponik dapat diterapkan di daerah dataran
tinggl, &edang maupun rendah, karena:
-
Kriteria kualitas air dalam kolam akuaponik di dataran tinggi, sedang dan rendah
masih dalam klsaran yang layak bagi kehidupan ikan nila.
b.
Kelimpahan plankton dalam air kolam dengan sistim akuaponik di dataran tinggi,
sedang dan rendah tergolong sangat subur (eutroplk). Makrobentos yang hidup
dikolam tersebut dimendominasi oleh Lemnaea sp.
8.2.
SARAN
Perfu dilakukan soslslisasi ke masyarakat mengenai teknik budidaya ikan
secara optimal.
26
27
Widyastuti, Y.R., Nurylldi dlin KUIdiaI1i 2008 Paa",Mtan produktMtas budiclaya iken
Iele dumbo (Clarias gariepnus: me's hi penerapan eiatim akueponik.
Pro.lding eemlnar PeriNl ..e.. t'r (ClllaI, SekDIah Tllggi PeI1kanan,Jakarta.
Zonneveld, N., E.A. Huisma'l dan J.H Bonn. 1991. Prinsip-prinelp budidaya ikan. PT
Gnrmedla Pustaka Utama. JaIcarta. 318 hal.
28
Lamplran:
Gambar 1.
8ak media tanam berisi arang kayu yang belfungsi sebagai media
tanaman dan filter air, ditempatkan di atas kolam tembok. Bak media
tanam berukuran 25% dan luas kolam.
Gambar 2.
Petak persemaian benih kangkung darat yang akan ditanam pada bak
media tanaman pada kolam akuaponik
29
Gambar 3.
Jenis dan ukuran ikan uji (nila Best) yang akan dipeliharadalam
kolam sistimakuaponik.
Gambar4.
Gambar5.
.]