You are on page 1of 4

PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang


hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat
terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Berikut ini
penjelasan mengenai penerapan sifat koligatif
larutan dalam kehidupan sehari-hari.
A. PENERAPAN PENURUNAN TEKANAN UAP
1. Laut Mati sebagai tempat Rekreasi
Laut mati adalah contoh dari terjadinya
penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut
yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam
sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang
sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan
dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat
terlarutnya semakin tinggi.
Pada saat berenang di laut mati, kita tidak
akan tenggelam karena konsentrasi zat
terlarutnya yang sangat tinggi.
B. PENERAPAN PENURUNAN TITIK BEKU
1. Membuat Campuran Pendingin
Cairan pendingin adalah larutan berair yang
memiliki titik beku jauh di bawah 0 . Cairan

pendingin digunakan pada pabrik es, juga


digunakan untuk membuat es putar. Cairan
pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai
jenis garam ke dalam air.
Pada pembuatan es putar cairan pendingin
dibuat dengan mencampurkan garam dapur
dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana
berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es batu
akan mencair sedangkan suhu campuran turun.
Sementara itu, campuran bahan pembuat es
putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat
dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian
dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil
terus-menerus diaduk sehingga campuran
membeku.
2. Antibeku pada Radiator Mobil
Di daerah beriklim dingin, ke dalam air
radiator biasanya ditambahkan etilen glikol. Di
daerah beriklim dingin, air radiator mudah
membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka
radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan
penambahan etilen glikol ke dalam air radiator
diharapkan titik beku air dalam radiator menurun,
dengan kata lain air tidak mudah membeku.

C. PENERAPAN KENAIKAN TITIK DIDIH

di sebut kenaikan titik didih. Contohnya air


mendidih pada 100 .

1. Distilasi

D. PENERAPAN TEKANAN OSMOSIS

Dalam proses distilasi kita harus


mengetahui titik didih tiap senyawa yang
dicampur agar waktu yang diperlukan, kecepatan
menguap pada campuran tersebut dapat
diketahui. Kenaikan titik didih juga digunakan
untuk mengklasifikasikan bahan bakar yang
digunakan sehari-hari.

1. Mesin Cuci Darah

2. Air mendidih
Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada
saat zat cair mendidih. Pada suhu ini, tekanan uap
zat cair sama dengan tekanan udara di
sekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadinya
penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih
zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil
penelitian, ternyata titik didih larutan selalu lebih
tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini
disebabkan adanya partikel partikel zat terlarut
dalam suatu larutan menghalangi peristiwa
penguapan partikel partikel pelarut. Oleh karena
itu, penguapan partikel partikel pelarut
membutuhkan energi yang lebih besar. Perbedaan
titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni

Pasien penderita gagal ginjal harus


menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan
metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul
kecil-kecil seperti urea melalui membran
semipermeabel dan masuk ke cairan lain,
kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus
oleh molekul besar seperti protein sehingga akan
tetap berada di dalam darah.
2. Pengawetan Makanan
Sebelum teknik pendinginan untuk
mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur
digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam
dapat membunuh mikroba penyebab makanan
busuk yang berada di permukaan makanan.
3. Membasmi Lintah

Garam dapur dapat membasmi hewan


lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang
ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu

menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga


lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.

NAMA : AINUN AHMAD GHOZALI


KELAS: XII IPA 3

You might also like