Professional Documents
Culture Documents
jawab :
A. Dermatosis eritroskuamosa
ialah penyakit kulit yang terutama ditandai dengan adanya eritema dan
skuama. Eritema merupakan kelainan pada kulit berupa kemerahan yang disebabkan
oleh pelebaran pembuluh darah kapiler yang bersifat reversibel. Skuama merupakan
lapisan dari stratum korneum yang terlepas dari kulit. Maka, kelainan kulit yang
terdapat
pada
dermatosis
eritroskuamosa
adalah
berupa
kemerahan
dan
sisik/terkelupasnya kulit.
Dermatosis eritroskuamosa terdiiri dari beberapa penyakit kulit yang
digolongkan didalamnya, antara lain: psoriasis, parapsoriasis, dermatitis seboroik,
pitiriasis rosea, dan eritroderma.1
I.
Psoriasis
a. Definisi
Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar genetik yang
I dengan awitan dini bersifat familial, psoriasis tipe II dengan awitan lambat bersifat
nonfamilial. Hal lain yang menyokong adanya faktor genetik ialah bahwa psoriasis
berkaitan dengan HLA. Psoriasis tipe I berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57
dan Cw6, sedangkan psoriasis tipe II berkaitan dengan HLA-B27 dan Cw2.
Faktor psikis.
Sebagian penderita diduga mengalami Psoriasis karena dipicu oleh faktor psikis.
Sedangkan stress, gelisah, cemas dan gangguan emosi lainnya berperan menimbulkan
kekambuhan. Padahal penderita Psoriasis pada umumnya stress lantaran melihat
bercak di kulitnya yang tak kunjung hilang.
gutata.1,2
Pada Psoriasis terdapat fenomena tetesan lilies, Auspitz dan Kobner. Kedua
fenomena yang disebut lebih dahulu dianggap khas,sedangkan fenomena kobner
dianggap tak khas. Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya
menjadi putih seperti lilin yang digores disebabkan oleh karena berubahnya indeks
bias. Cara menggores dapat menggunakan pinggir gelas alas. Fenomena Auspitz
tampak seperti serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan oleh papilomatosis,
caranya : skuama yang berlapis-lapis dikerik dengan menggunakan pinggir gelas alas.
Setalah skuamanya habios, pengerokan dilakukan perlahan-lahan, jika terlalu dalam
tidak akan tampak perdarahan yang berbintik-bintik melainkan perdarahan yang
merata. Trauma pada kulit penderita psoriasis misalnya akibat garukan, dapat
menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis yang disebut fenomena
kobner. 1
e. Bentuk klinis
Berdasarkan bentuk klinis psoriasis dibedakan menjadi beberapa macam,
yakni;1,2
1. Psoriasis vulgaris
Kira-kira 90% pasien mengalami mengalami psoriasis vulgaris, dan biasanya
disebut psoriaasis plakat kronis. Lesi ini biasanya dimulai dengan makula
eritematosa berukuran kurang dari satu sentimeter atau papul yang melebar ke
arah pinggir dan bergabung beberapalesi menjadi satu, berdiameter satu sampai
beberapa sentimeter. Lingkaran putih pucat mengelilingi lesi psoriasis plakat
yang dikenal dengan Woronoff's ring. Dengan proses pelebaran lesi yang berjalan
bertahap maka bentuk lesi dapat beragam seperti bentuk utama kurva linier
(psoriasis girata), lesi mirip cincin (psoriasis anular), dan papul berskuama pada
mulut folikel pilosebaseus (psoriasis folikularis). Psoriasis hiperkeratonik tebal
berdiameter 2-5cm disebut plak rupoid, sedangkan plak hiperkeratonik tebal
berbentuk cembung menyerupai kulit tiram disebut plak ostraseus. Umumnya
dijumpai di skalp, siku, lutut, punggung, lumbal, dan retroaurikuler. Hampir 70%
pasien mengeluh gatal, rasaterbakar atau nyeri, terutama bila kulit kepala
terserang. Uji Auspitz ternyata tidak spesifik untuk psoriasis, karena uji positif
dapat dijumpai pada dermatitis seboroik atau dermatiitis kronis lainnya.
2. Psoriasis Inversa
Psoriasis inversa ditandai dengan letak lesi di daerah intertrignosa,
tampak lembab dan eritematosa. Berbentuk agak berbeda dengan psoriasis plakat
karena nyaris tidak berskuama dan merah merona, mengkilap, berbatas tegas,
sering kali mirip ruam intertrigo, misalnya infeksi jamur. Lesi dijumpai didaerah
aksilla, fosa antekubital, poplitea, lipat inguinal, inframamae, dan perineum.
3. Psoriasis gutata
Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. Timbul mendadak
dan diseminata, umumnya setelah infeksi streptococcus di saluran napas bagian
atas sehabis influenza atau morbili, terutama pada anak dan dewasa muda. Selain
itu juga dapat timbul setelah infeksi yang lain, baik bakterial maupun viral.
4. Psoriasis eksudativa
5. Psoriasis seboroik
Gambaran klinis bentuk ini merupakan gabungan antara psoriasis dan
dermatitis seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan
agak lunak.
6. Psoriasis pustulosa
Ada 2 pendapat mengenai psoriasis jenis ini, pertama dianggap sebagai
penyakit tersendiri, kedua dianggap sebagai varian psoriasis. Terdapat 2 bentuk
psoriasis pustulosa, bentuk lokalisata dan generalisata. Bentuk lokalisata,
contohnya psoriasis pustulosa palmo-plantar (Barber). Sedangkan bentuk
generalisata, contohnya psoriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch).
i. Psoriasis pustulosa palmo-plantar (Barber)
Penyakit ini bersifat kronik dan residif, mengenai telapak tangan atau telapak
kaki atau keduanya. Kelainan kulit berupa kelompok-kelompok pustul kecil steril
dan dalam, di atas kulit yang eritematosa, disertai rasa gatal.
ii. Psoriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch)
Sebagai faktor provokatif banyak, misalnya obat yang tersering karena
penghentian kortikosteroid sistemik. Obat lain contohnya, penisilin dan
derivatnya (ampisilin dan amoksisilin) serta antibiotik betalaktam yang lain,
hidroklorokuin, kalium jodida, morfin, sulfapiridin, sulfonamida, kodein,
fenilbutason dan salisilat. Faktor lain selain obat, ialah hipokalsemia, sinar
matahari, alkohol, stres emosional, serta infeksi bakterial dan virus.
Penyakit ini dapat timbul pada penderita yang sedang atau telah menderita
psoriasis. Dapat pula muncul pada penderita yang belum pernah menderita
psoriasis.
Gejala awalnya ialah kulit yang nyeri, hiperalgesia disertai gejala umum
berupa demam, malaise, nausea, anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada makin
eritematosa. Setelah beberapa jam timbul banyak plak edematosa dan eritematosa
pada kulit yang normal. Dalam beberapa jam timbul banyak pustul milier pada
plak-plak tersebut. Dalam sehari pustul-pustul berkonfluensi membentuk lake of
pus berukuran beberapa cm.
Kelainan-kelainan semacam itu akan berlangsung terus menerus dan dapat
menjadi eritroderma. Pemeriksaan laboratorium menunjukan leukositosis (dapat
mencapai 20.000/l), kultur pus dari pustul steril.
7. Psoriasis eritroderma
Dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat atau oleh
penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak
tampak lagi karena terdapat eritema dan skuama tebal universal. Ada kalanya lesi
psoriasis masih tampak samar-samar, yakni lebih eritematosa dan kulitnya lebih
meninggi.
8. Psoriasis artritis
Psoriasis ini bermanifestasi pada sendi sebanyak 30% kasus. Psoriasis
tidak selalu dijumpai pada pemeriksaan kulit, tetapi seringkali pasien datang
pertama kali untuk keluhan sendi. Keluhan pasiean yang sering dijumpai adalah
artritis perifer, entesitis, tenosinovitis, nyeri tulang belakang, dan atralgia non
spesifik, dengan gejala kekakuan sendi pagi hari, nyeri sendi peristen, atau nyeri
sendi fluktuatif bila psoriasis kambuh. Keluhan pada sendi kecil maupun besar,
bila mengenai distal interfalangeal maka umumnya pasien juga mengalami
psoriasis kuku. Bila keluhan ini terjadi sebaiknya pasien segera dirujuk untuk
penanganan yang lebih komprehensif untuk mengurangi komplikasi.
f. Histopatologi
Psoriasis memberikan gambaran histopatologi yang khas yasitu
parakeratosis dan akantosis. Pada stratum spinosum terdapat kelompok leukosit
yang disebut abses Munro. Selain itu terdapat juga papilomatosis dan vasodilatasi
subepidermal.1
g. Diagnosis banding
Pada diagnosis banding hendaknya selalu diingat, bahwa pada psoriasi
terdapat tanda-tanda yang khas yakni skuama yang kasar, transparan dan berlapislapis,fenomena tetesan lilin dan Auspitz.
Pada stadium penyembuhan telah dijelaskan bahwa eritema dapat
terjadi, hanya di pinggir, hingga menyerupai Dermatofitosis. Perbedaannya ialah
pada dermatofitosis gatal sekali dan ditemukan jamur pada sediaan langsung.1
Dermatitis seboroik, berbeda dengan psoriasis karena skuamanya
Kortikosteroid
vehikulum bergantung pada lokasi. Pada scalp, daerah muka, lipatan dan
genitalia eksterna dipilih potensi sedang. Pada batang tubuh dan
ekstremitas digunakan salap dengan potensi kuat atau sangat kuat
bergantung pada lama penyakit. Jika telah terjadi perbaikan maka
potensinya dan frekuensinya diturunkan perlahan-lahan.
-
Retinoid digunakan bagi psoriasis yang sukar disembuhkan dengan obatobat lain mengingat efek sampingnya. Dosisnya bervariasi; pada bulan
pertama diberikan 1 mg/kgBB, jika belum terjadi perbaiakn dosis dapat
dinaikkan menjadi 1 mg/kgBB.
i. Prognosis
Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, namun penyakit ini
bersifat kronik residif. Belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan secara
total karena penyebab pasti psoriasis belum diketahui. Namun, psoriasis dapat
dikendalikan agar tidak mudah kambuh dengan cara menghindari faktor-faktor
pencetusnya.2
Referensi :
1. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. 2008. Edisi 8. Adhi Juanda. Dermatosis
Eritroskuamosa. Balai Penerbit FKUI.Jakarta.
2. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. 2015. Edisi 7. Adhi Juanda. Dermatosis
Eritroskuamosa. Balai Penerbit FKUI.Jakarta.