Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh
pencekungan (cupping) diskus optikus, pengecilan lapangan pandang; biasanya
disertai peningkatan tekanan intraokuler. Pada glaukoma akan terdapat
melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang pandang dan kerusakan
anatomi berupa ekskavasi (penggaungan) serta degenerasi papil saraf optik yang
dapat berakhir dengan kebutaan.
Berdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi 4 bagian yaitu glaukoma
primer, glaukoma kongenital, glaukoma sekunder dan glaukoma absolut
sedangkan berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokular glaukoma
dibagi menjadi dua, yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.
Pada sebagian besar kasus, glaukoma tidak disertai dengan penyakit mata
lainnya (glaukoma primer). Glaukoma primer sudut terbuka merupakan bentuk
yang tersering, bersifat kronik dan bersifat progressive, menyebabkan pengecilan
lapangan pandang bilateral progressive asimptomatik yang muncul perlahan dan
sering tidak terdeteksi sampai terjadi pengecilan lapangan pandang yang ekstensif.
Diagnosa glaukoma primer sudut terbuka jika pada pemeriksaan didapatkan
adanya peningkatan tekanan intraokular, gambaran kerusakan diskus optikus dan
defek lapangan pandang. Adapun bentuk lain dari glaukoma yaitu glaukoma
primer sudut tertutup, glaukoma sekunder sudut terbuka, glaukoma sekunder
sudut tertutup, glaukoma kongenital dan glaukoma absolut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Glaukoma adalah penyebab kedua kebutaan di dunia setelah katarak,
hampir 60 juta orang terkena glaukoma. Di Amerika, penyakit ini merupakan
penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah. Di Indonesia, glaukoma diderita
oleh 3% dari total populasi penduduk. Umumnya penderita glaukoma telah
berusia lanjut, Pada usia diatas 50 tahun, tingkat resiko penderita glaukoma
meningkat sekitar 10%.
Glaukoma sudut terbuka primer merupakan bentuk tersering pada ras kulit
hitam dan putih. Ras kulit hitam memiliki resiko yang lebih besar mengalami
onset dini, keterlambatan diagnosis dan penurunan penglihatan yang berat
dibandingkan ras kulit putih. Di Amerika Serikat, 1,29% orang berusia lebih dari
40 tahun, meningkat hingga 4,7% pada orang berusia lebih dari 75 tahun,
diperkirakan mengidap glaukoma sudut terbuka primer. Pada penyakit ini terdapat
kecenderugan familial yang kuat dan kerabat dekat pasien dianjurkan menjalani
pemeriksaan skrining yang teratur. Glaukoma sudut tertutup didapatkan pada 1015% kasus ras kulit putih. Glaukoma sudut tertutup primer berperan pada lebih
dari 90% kebutaan bilateral akibat glaukoma di China. Glaukoma tekanan normal
merupakan tipe yang paling sering di Jepang.
dan iritis. Beberapa jenis operasi mata juga dapat memicu glaukoma sekunder.
E. Cedera Fisik
Trauma yang parah, seperti menjadi pukulan pada mata, dapat mengakibatkan
peningkatan tekanan mata. Selain itu cedera juga dapat menyebabkan terlepasnya
lensa, tertutupnya sudut drainase. Selain itu dapat juga menyebabkan glaukoma
sekunder sudut terbuka. Glaukoma jenis ini dapat terjadi segera setelah terjadinya
trauma atau satu tahun kemudian. Cedera tumpul seperti mata memar atau cedera
tumbus pada matadapat merusak sistem drainase mata, kerusakan pada sistem
drainase ini yang seringkali memicu terjadinya glaukoma. Cedera paling umum
yang menyebabkan trauma pada mata adalah aktivitas yang berhubungan dengan
olahraga seperti baseball atau tinju.
F. Penggunaan Kortikosteroid Jangka Panjang
Resiko terjadinya glaukoma meningkat pada penggunaan kortikosterid dalam
periode waktu yang lama. Pada beberapa kasus membuktikan hubungan antara
penggunaan kortikosteroid dengan glaukoma. Sebuah studi yang dilaporkan
dalam Journal of American Medical Association, 5 Mar 1997, menunjukkan
terjadi peningkatan 40% insiden hipertensi bola mata dan glaukoma sudut terbuka
pada orang dewasa yang membutuhkan sekitar 14 sampai 35 puffs corticosteroid
inhaler untuk mengontrol asma. Ini merupakan dosis yang sangat tinggi, yang
hanya diperlukan dalam kasus-kasus asma parah.
beberapa
obat
tertentu
seperti
antidepresan,
influenza,
antihistamin, antimuntah serta obat yang melebarkan pupil. Keluhan ini hilang
bila pasien masuk ruang terang atau tidur karena terjadi miosis yang
mengakibatkan sudut bilik mata terbuka. Hanya pembedahan yang dapat
mengobati glaukoma sudut tertutup akut. Tindakan pembedahan harus dilakukan
pada mata dengan glaukoma sudut tertutup akut karena serangan dapat berulang
kembali pada suatu saat.
2. Sudut Tertutup Kronik
Pada glaukoma tertutup kronis, iris berangsur-angsur menutupi jalan keluar
cairan mata tanpa gejala yang nyata. Pada keadaan ini perlahan-lahan terbentuk
jaringan parut antara iris dan jalur keluar cairan mata. Tekanan bola mata akan
naik bila terjadi gangguan jumlah cairan keluar akibat bertambahnya jaringan
parut.
3. Sudut Tertutup dengan Hambatan Pupil
Sudut tetutup dengan hambatan pupil adalah glaukoma dimana ditemukan
keadaan sudut bilik mata depan yang tertutup disertai dengan hambatan pupil.
Bila usia bertambah tua maka lensa akan bertambah cembung sehingga bilik mata
depan akan bertambah dangkal. Posisi lensa yang kedepan akan mendorong iris ke
depan, oleh karena itu diperlukan tekanan yang lebih tinggi untuk mendorong
cairan mata (akuos humor) keluar melalui celah iris.
4. Sudut Tertutup tanpa Hambatan Pupil
Glaukoma sudut tertutup tanpa hambatan pupil adalah glaukoma primer yang
ditandai dengan sudut bilik mata depan yang tertutup, tanpa disertai dengan
hambatan pupil. Pada umumnya sudut bilik mata depan sudah sempit sejak
Penutupan sudut terjadi secara mendadak atau tiba-tiba sehingga aliran cairan
mata (akuos humor) dari bilik mata depan menjadi terhalang sama sekali. Faktor
pencetus dapat berupa keadaan emosi yang terlalu gembira, sesudah menonton
film di bioskop,berada dalam ruangan yang gelap atau minum terlalu banyak.
b. Penutupan Sudut Intermedit (Intermtitent Angle Closer)
Pada umumnya sudut bilik depan sudah sempit sejak semula dan dapat
menyebabkan gangguan aliran cairan mata (akuos humor) menuju ke jaring
trabekulum. Perjalanan penyakit biasanya berupa serangan-serangan yang singkat
dan hilang timbul. Sesudah setiap kali serangan sudut bilik mata depan terbuka
kembali, akan tetapi keadaan sudut bilik mata depan tidak terbuka kembali seperti
semula (menjadi lebih sempit).
c. Penutupan Sudut Menahun (Chronic Angle Closure)
2.4 PATOFISIOLOGI
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optik
(neuropati optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular
10
pada papil saraf optik. Iskemia tersendiri pada papil saraf optik juga penting.
Hilangnya akson menyebabkan defek lapangan pandang dan hilangnya ketajaman
penglihatan jika lapangan pandang sentral terkena.
Ada dua teori utama mengenai mekanisme kerusakan serabut saraf oleh
peningkatan tekanan intraokular yaitu teori mekanik dan teori vaskular:
edem, bilik mata depan dangkal, pupil melebar, tekanan intraokuler meningkat,
mata dapat normal juga serangan reda.
b. Fase kongestif: sakit kepala yang hebat sampai muntah-muntah, palpebra
bengkak, konjungtiva bulbi : hiperemia kongesti, kemosis dengan injeksi silier,
injeksi konjungtiva, kornea keruh, bilik mata depan dangkal, iris : gambaran,
corak bergaris tidak nyata, pupil : melebar, lonjong, miring agak vertikal, kadang
midriasis total, warna kehijauan, refleksi cahaya menurun sekali atau tidak sama
sekali.
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Tonometri Schiotz ( Normal TIO : 10-21 mmHg), pada glaukoma akut
-
diturunkan
dari
golongan
sulfa,
sehingga
bisa
juga
16
obat ini biasanya diberikan secara tunggal atau bila perlu dapat dikombinasi.
Bila dengan pengobatan tersebut tekanan intraokuler terkontrol dengan baik, maka
penderita harus menggunakan obat tersebut seumur hidup. Kalau tidak berhasil,
frekuensi penetesan atau dosis obat dapat ditingkatkan.
b. Non Medikamentosa
Glaukoma bukan merupakan penyakit yang dapat diobati dengan operasi
saja. Keputusan untuk melakukan operasi glaukoma biasanya langsung pada
keadaan yang memang memiliki indikasi untuk dilakukannya operasi, yaitu:
1. Target penurunan tekanan intra-okular tidak tercapai
2. Kerusakan jaringan saraf dan penurunan fungsi penglihatan yang progresif
meski telah diberi dosis maksimal obat yang bisa ditoleransi ataupun telah
dilakukan laser terapi ataupun tindakan pembedahan lainnya.
3. Adanya variasi tekanan diurnal yang signifkan pada pasien dengan
kerusakan diskus yang berat.
Operasi biasanya merupakan pendekatan primer baik untuk glaukoma
kongenital maupun glaukoma blok papil. Pengawasan terhadap pasien sangat
penting mengingat efek yang kurang baik dari operasi, seperti masalah yang
berkaitan dengan bleb, resiko katarak di kemudian hari dan infeksi.Operasi
glaukoma dapat dilakukan dengan laser maupun teknik bedah insisi dengan
banyak prosedur yang bertujuan menurunkan TIO, diantaranya trabekulektomi
dengan berbagai variasinya, prosedur non-penetrasi TIO, implantasi jalan pintas
akuos, operasi sudut untuk glaukoma kongenital dan glaukoma sudut tertutup
dan ablasi badan silar. Prosedur lain seperti iridektomi dan gonioplasti
diperuntukkan untuk gangguan sudut dan drainase cairan.
a. Operasi untuk glaukoma sudut terbuka
1. Laser trabekuloplasti
Laser trabekuloplasti (LTP) adalah teknik yang menggunakan energi laser
17
yang dijatuhkan pada anyaman trabekula pada titik yang berbeda. Biasanya
salah satu dari pinggir anyaman trabekula (1800). Ada berbagai cara yang
tersedia diantaranya, argon laser trabekuloplasti (ALT), diodor laser
trabekuloplasty dan selektif laser trabekuloplasty (SLT). LTP diindikasikan
pada pasien glaukoma yang telah mendapat dosis maksimalobat yang bisa
ditoleransi dimana dengan gonioskopi merupakan glaukoma sudut terbuka dan
menuntun penurunan TIO. Selain efektif pada pasien dengan glaukoma sudut
terbuka, LTP juga efektif pada pasien dengan pigmentasi glaukoma dan pasien
dengan sindrom pengelupasan kulit. Namun, pasien pada afakia atau
pseudoafakia tidak terlalu memberikan respon yang baik. LTP juga tidak
efektif untuk mengobati glaukoma tekanan rendah dan glaukoma sekunder
seperti uveitis glaukoma. LTP dapat menurunkan sekitar 20-25% TIO awal
pasien. Kontraindikasi ITP adalah pada pasien dengan inflamasi glaukoma,
iridokornal endothelial (ICE), glaukoma neovaskularisasi atau sinekia sudut
tertutup pada pasien dengan glaukoma yang progresif.
2. Selective laser trabeculoplasty
Selective laser trabeculoplasty (SLT) adalah prosedur laser yang
menggunakan frekuensi ganda dengan target melanin intraseluler. Prosedur
laser iniaman dan selektif dengan hasil penurunan TIO yang hampir sama
dengan ALT. Komplikasi utama dari LTP ini adalah peningkatan TIO yang
temporer yang terjadi pada sekitar 20% pasien. TIO yang pernah dilaporkan
sekitar 50-60 mmHg dan peningkatan TIO temporer ini bisa menyebabkan
kerusakan saraf optik. Dilaporkan sekitar 80% pasien glaukoma sudut terbuka
dengan terapi medis yang tidak terkontrol menunjukkan penurunan TIO.
3. Trabekulektomi
18
pentupan
flap
sclera,
pengaturan
aliran
dan penutupan
konjungtiva.
b. Operasi untuk glaukoma sudut tertutup
1.
Laser iridektomi
Teknik bedah ini pertama kali dipublikasikan oleh seorang ahli
ogtalmologi Jerman bernama Albrecht von Graefe tahun 1857 pada pasien
glaukoma akut. Iridektomi merupakan prosedur operasi yang aman dan
memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi sekitar 80% pada penderita
glaukoma sudut tertutup primer. Tujuan yang ingin dicapai adalah terbukanya
drainase cairan mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan dan
mengurangi tekanan yan tnggi di bilik mata belakang akibat blok pupil yang
relatif. Dengan demikian memungkinkan pupil untuk bergerak mundur ke
belakang sehingga membuka sudut glaukoma.
Indikasi iridektomi yaitu adanya blok pupil dan kebutuhan untuk
19
20
DAFTAR PUSTAKA
21