You are on page 1of 3

SYAHADAT ADALAH BENTUK PERJANJIAN RUH MANUSIA DGN ALLAH SWT

Dalam proses penciptaan manusia setelah terjadi pembuahan sampai ditiupkannya ruh ada proses
sebagai berikut :
1. Proses sperma menjadi segumpal darah, 40 hari.
2. Proses segumpal darah menjadi segumpal daging, 40 hari.
3. Proses segumpal daging menjadi tubuh yang lengkap, 40 hari.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
"Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya dalam
waktu 40 (empat puluh) hari, kemudian menjadi segumpal darah selama 40 hari, kemudian
menjadi segumpal daging selama itu juga (40 hari), kemudian diutuslah Malaikat kepadanya dan
ditiupkan ruhnya, kemudian diperintahkan untuk menuliskan 4 perkara; rejeki, ajal, amal
perbuatan dan nasibnya celaka atau bahagia. (Perawi : Abdullah bin Masud, kitab : Mujam
Asy-Syuyukh, jilid 2, hal 764, derajat hadits : Shahih)
Ketika ruh kita akan ditiupkan kedalam jabang bayi, ruh mengambil perjanjian dengan Allah swt
yaitu syahadat, sebagaimana firman Allah swt :
Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian kepada jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku adalah
Tuhan-Mu, dan dia saat itu telah menjawab: Ya Engkau adalah Tuhanku dan aku bersaksi.
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang lupa terhadap (persaksian) ini. (QS Al-Araaf; [7] : 172)
Bagaimana bayi-bayi yang tak sempat lahir kedunia (keguguran) adalah karena ketika perjanjian
itu diajukan, mereka (para ruh yang suci) tak merasa sanggup memegang amanah menjadi
khalifah di muka bumi. Mereka sangat khawatir akan melakukan banyak hal yang pada akhirnya
berkhianat (tak bisa memegang amanah) dengan Allah, sehingga mereka lebih memilih untuk
mengurungkan niatnya berada dalam jasmani manusia yang kotor, ketimbang harus
meninggalkan alam ruh disisi Allah.
Jika dikaitkan dengan perjanjian Ruh dengan Allah swt sebenarnya, kita sebagai manusia (yang
dilahirkan sebagai pemenang), pada hakikatnya telah mempunyai tujuan hidup (ibadah), panduan
langkah hidup (Qur'an dan sunnah), tetapi begitu telah lahir dan kemudian mengenal dunia dan
berinteraksi dengan mahluk lainnya dan telah merasakan nikmat dunia, manusia seringkali lupa
akan tujuan hidupnya di dunia yaitu ibadah. Padahal nikmat dunia di bandingkan nikmat akhirat
tak lebih dari setetes air di jari di banding dengan dari air lautan
Ketika hati ini telah terkait kuat pada perjanjian dialam ruh semangat untuk menjejakkan diri
sebagai pemenang akan membara apapun yang akan terjadi, sebesar apapun rintangan yang
ada didepan tetap kaki ini melangkah.. Bahkan kalau kita fahami dunia hanya akan jadi
persinggahan sementara untuk mencari bekal kita kelak ketika pulang kampung nanti menuju
kampung akhirat.

Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan. Dan sungguh,
kelak Tuhanmu pasti akan memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas
(QS Ad Dhuha [93] : 4-5)

Berikut adalah hal-hal yang merusak syahadat yang berarti merusak keimanan :
1. Syirik
Siapapun yang menyekutukan Allah atau menyamakan Allah dengan yang lain, maka syahadatnya batal.
Sebuah Firman Allah SWT dalam surat Azzumar ayat 65-66 :
Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, Sungguh,
jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalanmu dan tentulah engkau
termasuk orang-orang yang rugi. Karena itu, hendaklah Allah saja yang engkau sembah, dan
hendaklah engkau termasuk orang yang bersyukur.
Beberapa perbuatan Syirik adalah :

Ruqyah/Jampi-jampi yang bertentangan dengan Alquran dan Sunnah


Menggunakan dan minta bantuan Jin. Karena jin dan setan memberikan bantuan kepada
manusia pasti ada imbalan-nya. Dan hal tersebut sering menjurus kepada syirik.
Meramal. Contohnya adalah meramal garis tangan, meramal jodoh, meramal tentang
kenaikan jabatan dll.
Percaya kepada dukun.
Mengambil berkah dari kuburan-kuburan. Melakukan ziarah kubur bukan untuk
mengingat kematian namun memohon bantuan bukan kepada Allah SWT.
Minta tolong kepada orang mati.
Sumpah dengan selain Allah.

2. Beribadah selain kepada Allah SWT


Siapapun yang beribadah selain Allah, beribadah kepada berhala, beribadah kepada manusia
maka syahadatnya batal
Surat Az Zariyat ayat 56 :
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku
Dimana beribadah bukan hanya dalam bentuk sholat saja namun dengan mengikuti dan menjauhi
larangan adalah bentuk sebuah ibadah.
3. Berhukum selain kepada Allah SWT
Dalam menjalani kehidupan pasti akan muncul permasalahan-permasalahan dimana untuk
menyelesaikan-nya harus ada yg menghukumi. Bagaimana pengaturan tentang warisan, hukum
berpolitik. Maka hendaklah kita harus senantiasa berhukum kepada Allah SWT.
Surat An Nisa ayat 59 :
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil
Amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang

sesuatu, maka kembalilah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman
kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.
4. Memberikan hak memerintah dan melarang kepada selain Allah SWT
Adanya perintah dan larangan adalah mutlak hak Allah SWT. Ketika hak tersebut diambil alih
oleh seseorang maka batatlah syhadatnya tersebut. Seorang Rasul/Nabi memerintahkan dan
melarang adalah atas perintah Allah SWT. Oleh karena itu dalam kehidupan kita larangan dan
perintah jangan sampai bertentangan dengan aturan Allah SWT.
5. Taat kepada selain Allah SWT dengan tanpa mendapatkan ijin dari Allah SWT
Bentuk ketaatan manusia dapat berupa taat kepada orang tua, taat kepada suami, taat kepada
pemimpinnya, atau taat kepada guru. Namun ketika ketaatan itu tidak mendapat ijin dari Allah
maka ketaatan tersebut tidak diperbolehkan.

You might also like