Professional Documents
Culture Documents
Elektrolit
Objektif
Cairan Tubuh
Cairan Tubuh
Cairan Tubuh
Elektrolit
Elektrolit
Fungsi elektrolit:
Kofaktor untuk enzim. Mis : Zn2+
Potensial aksi di sel syaraf dan otot. Mis :
Na+, K+
Sekresi dan aksi hormon dan
neurotransmitter. Misal : Ca2+
Kontraksi otot. Misal Ca2+
Keseimbangan asam basa
Transpor aktif sekunder. Misal Na+ dengan
glukosa.
Elektrolit
Homeostasis Air
Intake air
Makanan dan minuman :
2300 ml
Metabolisme sel : 200 ml
Output Air
Ginjal :
1500 ml
Kulit : 600
ml
Paru : 300
ml
GI tract :
100 ml
Pengaturan
Konsentrasi & Volume
Cairan Tubuh
Pengaturan Konten Air
Perpindahan air melewati dinding
saluran GI tergantung kepada proses
osmosis, dan volume air yang masuk
ke tubuh tergantung kepada derajat
besarnya volume air yang dikonsumsi.
Sensasi rasa haus timbul akibat
peningkatan osmolalitas dari cairan
ekstrasel dan dari pengurangan
volume plasma.
Thirst Mechanism
Tenggorokan kering dan banyak
keringat mengirimkan impuls ke
pusat rasa HAUS di hipotalamus
membuat individu ingin minum
tekanan osmotik plasma meningkat
menurunnya volume darah dan
tekanan darah.
Thirst Mechanism
1.
2.
3.
Hasil :
Rasa kering hilang
Reseptor regang di lambung dan
usus halus mengirimkan signal untuk
menghambat stimulus di pusat rasa
haus.
Volume cairan kembali normal,
menghilangkan dehidrasi, renin dan
angiotensin II menurun.
Pengaturan
Osmolalitas Cairan
Ekstraseluler
Pengaturan
Osmolalitas Cairan
Ekstraseluler
Pengaturan
Osmolalitas Cairan
Ekstraseluler
Pengaturan Volume
Cairan Ekstraseluler
Pengaturan Volume
Cairan Ekstraseluler
1.
2.
3.
4.
Pengaturannya melalui
mekanisme :
Neural mekanisme
Renin angiotensin aldosteron
mekanisme
Atrial natriuretic hormone (ANH)
mekanisme
Antidiuretik hormone (ADH)
mekanisme
Mekanisme Neural
Baroreseptor mendeteksi
peningkatan BP frekuensi
potensial aksi yang dibawa syaraf
simpatis ke arteriol afferent
menurun arteriol afferent
berdilatasi peningkatan GFR
peningkatan volume filtrasi
peningkatan volume urin.
Mekanisme Neural
Baroreseptor mendeteksi
penurunan BP arteri dan vena
peningkatan frekuensi potensial
aksi yang dibawa syaraf simpatis
ke arteriol afferent arteriol
afferent berkontraksi
penurunan GFR penurunan
volume filtrasi penurunan
volume urin.
Mekanisme Renin
angiotensin
aldosteron
Mekanisme Renin
angiotensin
aldosteron
Mekanisme hormon
Atrial Natriuretic
(ANH)
Mekanisme hormon
Atrial Natriuretic
(ANH)
Mekanisme Anti
Diuretik Hormon (ADH)
Osmoreseptor mendeteksi
peningkatan osmolaritas plasma
meningkatnya sekresi hormon
ADH dari kelenjar Pituitary
Hormon ADH bekerja pada
tubulus distal dan tubulus
pengumpul di ginjal adanya
ADH membuat air direabsorbsi ke
plasma volume urin menurun
osmolaritas meningkat.
Pengaturan Komposisi
Cairan Intrasel
Gangguan
Homeostasis Air
Air dan Solute
Hanya Air
Tamba
h
Hipervolemia
Overhidrasi
Kurang
Hipovolemia
Dehidrasi
Gangguan
Homeostasis Air
Gangguan
Homeostasis Air
Homeostasis Elektrolit
Homeostasis Elektrolit
Homeostasis Elektrolit
Homeostasis Elektrolit
Homeostasis Elektrolit
Homeostasis Elektrolit
Homeostasis Natrium
Homeostasis Natrium
Pengaturan Natrium di
Ginjal
Pengaturan Kalium di
Urin
Peran Kalium
1.
3.
Peran Kalium
Hipokalemia
Alkalosis : H+ keluar
sel membuat Kalium
masuk ke dalam sel
Jumlah kalium sedikit
di ekstrasel.
Terapi diuretik.
Menurunnya konsumsi
Kalium.
Muntah dan diare
Mild Hiperkalemia:
Intestinal cramping
Diare
Restlesness
Perubahan EKG
Severe Hiperkalemia
Muscle Weakness
Cardiac arrest
Mild Hipokalemia :
Penurunan eksitabilitas
neuromuskular
Kelemahan otot skeletal
Cardiac Disritmia
Severe Hipokalemia :
Respiratory Arrest
Homeostasis Kalsium
Pengaturan Ion
Magnesium
Pengaturan Ion
Magnesium
Pengaturan Ion
Magnesium
Hipermagnesia
Gagal ginjal
Antasid yang
mengandung
Mg2+
Hipermagnesia
Penurunan kontraksi
otot skeletal
Penurunan fungsi
syaraf
Nausea & vomiting
Hipotensi
Bradikardia
Penurunan respirasi
Hiperfosfatemia
Gagal ginjal
Kerusakan
jaringan dengan
kemoterapi yang
digunakan untuk
mengobati
metastese tumor
Hiperparatiroidis
m
Hiperfosfatemia
Berkurangnya
konsentrasi
kalsiem yang
tersimpan di
jaringan, seperti
paru, ginjal, dan
sendi
STOP!!!
ACID-BASE BALANCE
Objektif
Asam
Zat yang mengandung hidrogen, yang
akan mengalami disosiasi apabila berada
dalam larutan untuk menghasilkan H+
bebas dan anion.
Terbagi atas:
Asam kuat, presentase molekul yang
terdisosiasi dalam larutan menjadi H+
bebas dan anion lebih besar. Contoh: HCl
H+ + Cl Asam lemah, hanya sebagian molekul
yang terdisosiasi dalam larutan menjadi H+
dan anion. Contoh: H2CO3 H+ + HCO3-
Basa
Zat yang dapat berikatan dengan H+
bebas menarik ion tersebut dari
larutan.
Terbagi atas:
Basa kuat, mudah berikatan dengan
H+
Mis: NaOH
Basa lemah, kurang berikatan
dengan H+ dibandingkan dengan
basa kuat.
Homeostasis pH
tergantung pada:
Sistem pernapasan
Memerlukan waktu beberapa menit untuk
mengkompensasi perubahan pH tubuh. Misalnya
dengan hiperventilasi atau hippoventilasi.
Ginjal
Memerlukan waktu beberapa jam sampai hari
untuk mengkompensasi perubahan pH dalam
tubuh. Misalnya dengan mengsekresi H+,
regenerasi HCO3-, reabsorbsi HCO3-.
Buffer Protein
Berdasarkan reaksi,
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3Penyimpangan status asam-basa dibagi
menjadi 4 (empat) kategori umum:
Gang. Metabolik
Asidosis
Metaboli Peny:
c
Pembentukan
asam / kehilangan
basa pada tubuh.
HCO3-
Alkalosis
Peny: kehilangan
H+ / pembentukan
basa di tubuh.
HCO3-
Kompensasi sst.
Respirasi
hiperventilasi
Kompensasi sst.
Respirasi
hipoventilasi
CO2+H20H2CO3HCO3+H+
CO2+H20H2CO3 HCO3-+H+
Gang. Respirasi
Asidosis
Alkalosis
Repira Peny:gangguan
si
pertukaran gas di
paru.
Peny:Hiperventilasi
CO2+H20H2CO3 HCO3-+H+
CO2
Kompensasi: Sst.
Renal
Ginjal mereabsobsi
HCO3-
CO2+H20H2CO3HCO3-+H+
CO2
Kompensasi: Sistem
Renal
Ginjal mengsekresi
HCO3-
METABOLIC ACIDOSIS
ETIOLOG
Y
METABOLIC ACIDOSIS
CLINICAL
MANIFESTATIONS
METABOLIC ACIDOSIS
METABOLIC ACIDOSIS
TREATMENT
Focus on correcting the condition
that caused the disorder.
METABOLIC ALKALOSIS
ETIOLOGY
CLINICAL MANIFESTATIONS
METABOLIC ALKALOSIS
METABOLIC ALKALOSIS
TREATMENT
Menurunkan PH sistemik ke batas
normal dan menanggulangi
penyebab.
Dengan cara:
Pemberian NaCl 0.9% + KCl secara
parenteral.
Pemberian Amonium klorida (NH Cl).
4
Pemberian Asetazolamid, suatu
inhibitor karbonik anhidrase.
RESPIRATORY ASIDOSIS
ETIOLOGY
CLINICAL MANIFESTATIONS
RESPIRATORY ASIDOSIS
RESPIRATORY ASIDOSIS
TREATMENT
Tujuan:
Memulihkan ventilasi secepatnya dan
mengatasi sebab yang mendasarinya.
Dengan cara:
Pemberian O kadar tinggi (>50%) selama
2
1-2 hari, bila TIDAK ADA riwayat
hiperkapnea kronik.
Bila ADA hiperkapnea kronik, maka
pemberian O2 kadar rendah (24% - 28%).
Bila terjadi krisis ventilasi mekanik.
RESPIRATORY ALKALOSIS
ETIOLOGY &
MANIFESTATIONS
RESPIRATORY ALKALOSIS
RESPIRATORY ALKALOSIS
TREATMENT
Focuses on measures to increase PCO .
2
RESUME
See You