You are on page 1of 11

Kultur Suspensi

Sel+Diskusi (part 1)
Nadira Putri Pinasthika
1306370814

Kultur Suspensi Sel


Tujuan penelitian biokimia dari fisiologi sel,
pertumbuhan, metabolisme, fusi protoplas,
transformasi dan pada skala besar atau
menengah digunakan untuk produksi metabolit
Batch cultures: selsekunder.

Kultur
Suspensi
Sel

sel ditumbuhkan dengan


pemberian nutrisi dalam
medium dengan volume
tertentu sampai tumbuh.

Continous
cultures: sel

ditumbuhkan dan
dipelihara di dalam
media nutrisi steril yang
selalu di ganti-ganti.

Kultur Batch
Batch cultures dimulai dengan
inokulasi sel ke dalam media nutrisi
dengan volume tertentu.
Selama pertumbuhan jumlah sel
akan meningkat sampai nutrisi di
dalam media habis atau terjadi
akumulasi zat penghambat.

Kultur Continuous
Tujuan untuk
memperoleh
keseimbangan
pertumbuhan,
karena dalam Batch
cultures sulit untuk
mendapatkan tingkat
produksi yang stabil
dengan sel-sel baru
yang mempunyai
ukuran tetap dan
komposisi yang

Kultur Suspensi Sel pada Passlifora


alatas
Eksplan daun yang telah diberi 28,9
M PIC.
Setelah 60 hari, kultur dibedakan
berdasarkan perlakuan yang
diberikan. Beberapa kultur dibiakkan
dengan cahaya, sedangkan sisanya
dibiakkan dalam keadaan gelap.
Masing-masing perlakuan akan
memberikan hasil yang berbeda

Sel suspensi yang


diberi cahaya
telah memasuki
fasa eksponensial
setelah 3 hari
pengkulturan. Pola
ini diatur hingga
hari ke-10, saat
kultur meningkat
3 kali lipat dari
jumlah akumulasi
biomassa (Fig 3a)

Sedangkan, kultur yang tidak diberikan cahaya


sama sekali memasuki fasa eksponensial antara hari
ke-15 dan ke-20, juga dengan peningkatan jumlah
akumulasi biomassa sebanyak 3 kali lipat (Fig 3b).

Diskusi
P. alata (bunga markisa) memiliki nilai ekonomi yang
terus meningkat, sehingga kultur in vitro untuk
spesies sangat marak. Namun, beberapa studi
bertujuan untuk mengembangkan kultur in vitro ini
sebagai alat propagasi dan konservasi.
Metode kultur P. alata yang efisien sejauh ini belum
dapat tercapai.
Studi kultur jaringan
sebelumnya dengan
P. alata telah
dilakukan, baik
dengan eksplan dari
tanaman rumah
kaca atau dari bibit
Sumber: https://www.rhs.org.uk
aksenik

Sebuah aspek penting dari


pekerjaan ini adalah
penggunaan tanaman in vitro
yang diperoleh dari apeks
pucuk yang dipotong dari bibit.
Keuntungan utama dari
pendekatan ini adalah
tersedianya sejumlah besar
individu yang secara fisiologis
seragam, dan tidak adanya
variasi musiman.

Tanaman ini tidak memerlukan langkah


disinfestasi, dan biasanya melepaskan
senyawa fenolik yang lebih sedikit, dimana
senyawa ini dapat mempengaruhi efisiensi
regenerasi in vitro secara negatif.

Namun, kesulitan memperoleh kultur


utama P. alata adalah kesulitan pada
pemanjangan tunas dimana dapat merusak
penggunaannya sebagai sumber eksplan.
Beberapa penulis telah mengungkapkan
bahwa penggunaan GA3 dapat
meningkatkan kualitas pemanjangan tunas.
Di sisi lain, Trevisan dan Mendes (2005),
Dornelas dan Vieira (1994), dan Hall dkk.
(2000) melaporkan peningkatan produksi
tunas adventif dan pemanjangan tunas P.
edulis f. flavicarpa dengan adanya air
kelapa 10%.

Dalam jurnal ini, penambahan GA3


mengurangi perkembangan tunas
dan akar (data tidak ditunjukkan),
sedangkan keberadaan air kelapa
meningkatkan laju pemanjangan
tunas dan jumlah node per tunas.

Referensi
Hutami, Sri. 2009. TINJAUAN:
Penggunaan Suspensi Sel dalam
Kultur In Vitro. Bogor: BB-Biogen
Rifai, Mien. A. 2004. Kamus Biologi.
Jakarta: Balai Pustaka

You might also like