Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam kala IV ini, ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensif
karena dikhawatirkan akan terjadi pendarahan, pada keadaan ini atonia uteri
masih mengancam dan merupakan waktu yang krisis bagi ibu dan bayi.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. (Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2010).
Hal-hal ini yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus
kembali kebentuk normal. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan taktil (masase) untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat.
Perlu juga diperhatikan bahwa plasenta telah lahir lengkap dan tidak ada yang
tersisa sedikitpun dalam uterus serta benar-benar dijamin tidak terjadi
perdarahan lanjut.
Pada saat proses persalinan terkadang harus dilakukan episiotomi
misalnya kepala bayi terlalu besar atau mencegah ruptur perineum totalis.
Sehingga kala IV penderita belum boleh dipindahkan ke kamarnya dan tidak
boleh ditinggalkan bidan. Selama masih dalam proses kala IV ibu berada dalam
masa kritis maka harus selalu dilakukan pemantauan kala IV oleh bidan. Pada
materi kali ini akan dibahas mengenai perubahan fisiologi dan psikologi kala IV
dalam persalinan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perubahan psikologi pada kala IV dalam persalinan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perubahan psikologi pada kala IV dalam persalinan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kala IV
Kala IV persalinan di mulai sejak plasenta lahir sampai 2 jam setelah plasenta
lahir. Kala ini di masukan dalam persalinan karna dalam masa ini sering timbul
pendarahan. 2 jam setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa yaitu si ibu melahirkan
bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia
luar. Dalam kala IV bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa
keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk
melakukan stabilisasi. ( hidayat,2010)
B. Perubahan psikologi kala IV dalam Persalinan
Menjadi orang tua merupakan krisis dari melewati masa transisi. Masa
transisi pada postparum yang harus diperhatikan adalah :
1. Phase honeymoon
Phase honeymoon ialah phase anak lahir dimana terjadi intimasi dan kontak
yang lama antara ibu, ayah dan anak
2. Phase pada masa nifas
a) Taking in
Perhatian ibu terutama terhadap kebutuhan dirinya. Ibu tidak
menginginkan kontak dengan bayinya tetapi bukan berarti tidak
memperhatikan.
b) Taking hold
Ibu berusaha mandiri dan berinisiatif. Perhatian terhadap kemampuan
mengatasi fungsi tubuhnya misalnya kelancaran buang air besar, hormon
dan peran transisi. Hal-hal yang berkontribusi dengan post partum blues
adalah rasa tidak nyaman, kelelahan,dan kehabisan tenaga. Dengan
menangis sering dapat menurunkan tekanan. Bila orang tua kurang mengerti
hal ini maka akan timbul rasa bersalah yang dapat mengakibatkan depresi.
Untuk itu perlu diadakan penyuluhan sebelumnya.
3. Respon
antara
ibu
dan
bayinya
sejak
kontak
awal
hingga
tahap
perkembangannya.
a) Touch
Ibu memulai dengan ujung jarinya untuk memeriksa bagian kepala
dan ekstremitas bayinya. Gerakan dilanjutkan sebagai gerakan lembut
untuk menenangan bayi. Terjadilah ikatan antara keduanya.
b) Eye to eye contact
Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan
dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting
sebagai hubungan manusia pada umumnya.
c) Bau badan
Indra penciuman bayi sudah berkembang dengan baik dan masih
memainkan peranan dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indra
penciuman bayi akan sangat kuat jika ibu dapat memberikan bayinya ASI
pada waktu tertentu.
d) Body warm
Jika tidak ada komplikasi yang serius seorang ibu akan dapat langsung
meletakkan bayinya diatas perut ibu setelah tahap kedua proses melahirkan
atau sebelum tali pusat dipotong. Kontak yang segera ini memberikan
banyak manfaat baik bagi ibu maupun si bayi. Kontak kulit menyebabkan
bayi hangat.
e) Voice
Respon antara ibu dan bayi berupa suara. Masing-masing orang tua
akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan tersebut ibu
merasa tenang karena bayinya baik (hidup).
f) Entrainment (gaya bahasa)
adalah
proses
pembentukan
sedangkan
attachment
(perkenalan),
dengan
melakukan
kontak
mata,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan psikologi diantaranya ibu akan meluapkan perasaan untuk
melepaskan tekanan dan ketegangan yang dirasakannya dan ibu mendapat
tanggung jawab baru untuk mengasuh bayi yang dilahirkannya. Dalam
perubahan psikologi yang dialami ibu perlu diperhatikan beberapa phase antara
lain, phase honeymoon, phase ikatan kasih, phase masa nifas, bounding
attachment dan respon antara ibu dan bayinya. Tentu saja antara ibu yang satu
dengan yang lainnya tidak sama. Sebagai tenaga kesehatan harus terampil dalam
memberikan asuhan kebidanan.
B. Saran
Bagi suami maupun keluarga diharapkan agar lebih aktif , turut serta
dalam menjaga kesehatan ibu dan dapat memberikan secara psikis maupun moril
terhadap ibu yang mengalami masa post partum.
Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan agar meningatkan
mutu dan kualitas pelayanan asuhan kebidanan serta lebih peka dalam memantau
perkembangan psikologi maupun fisiologi pada pasien postpartum untuk
mengindentifikasi tanda bahaya dalam menghadapi ibu kala IV agar dapat
segera di tangani.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika
Sumarah. 2008. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya
Yeyeh, Ai dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 2(Persalinan). Jakarta : CV.Trans Info Media
Hidayat, Asri. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Nuha Medika