Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
NAMA
: K. DEBBY DEBORA L.
NPM
: 10510016
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat yang tiada terhingga, sehingga penyusunan skripsi ini selesai
dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas HKBP
Nommensen Medan.
Adapun judul skripsi ini yaitu : Analisis Kontribusi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Dalam Memenuhi APBD Pada Pemerintah Kota Medan.
Banyak sekali pihak-pihak yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga,
pikiran serta dukungannya baik secara moril dan materil dalam membantu penulis
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Terutama untuk kedua orang tua
penulis kepada Ayahanda S. Lumban Gaol dan Ibunda M. Br Sihombing yang
tidak henti-hentinya memberikan dukungan moril dan materil, nasehat, motivasi
serta doanya kepada penulis. Beserta kepada adik Bryan David Lumban Gaol dan
Lola Triartini Lumban Gaol yang sangat penulis cintai dan sayangi. Dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Ir. Parulian Simanjuntak, MA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Medan.
2. Bapak Dr. Jadongan Sijabat, SE., MSi., selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Universitas HKBP Nommensen Medan.
ii
iii
Penulis
menyadari
masih
terdapat
kekurangan-kekurangan
dalam
penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan di bidang akuntansi.
K. Debby Debora L.
Npm. 10510016
iv
DAFTAR ISI
iv
vi
ABSTRAK
viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
URAIAN TEORITIS
2.1
17
20
20
21
2.3
29
2.4
Kerangka Konseptual....................................................
30
2.2
BAB III
..........................................................................................
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
33
3.2
33
BAB IV
3.3
34
3.4
34
4.2
4.3
37
37
37
40
47
47
58
66
69
Kesimpulan ...................................................................
73
5.2
Saran .............................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual....................................................
32
Gambar 4.1
41
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala Interval Kemampuan Keungan Daerah Kabupaten/
Kota
..........................................................................
36
48
50
52
54
56
59
59
60
61
63
vii
64
..........................................................................
68
68
viii
ABSTRAKSI SKRIPSI
ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DALAM
MEMENUHI APBD PADA PEMERINTAH KOTA MEDAN
NAMA
: K. DEBBY DEBORA L.
NPM`
: 10510016
JURUSAN
: AKUNTANSI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
(2)
1.2
Rumusan Masalah
Menurut Moh. Nazir,
Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian ataupun
kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena, adanya
kemenduaan arti (ambiguity), adanya halangan dan rintangan, adanya
celah (gap) baik antarkegiatan atau antarfenomena, baik yang telah ada
ataupun yang akan ada.1
111
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cetakan keenam: Ghalia Indonesia, Bogor, 2005, hal.
Batasan Masalah
Menurut Elvis F. Purba, Membatasi masalah berarti menetapkan
batasan-batasan dari masalah penelitian yaitu dengan menetapkan faktorfaktor apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian.3
Dengan mempertimbangkan terbatasnya kemampuan pengetahuan,
waktu dan biaya yang dimiliki serta data yang diperoleh, maka ruang lingkup
penelitian dibatasi hanya menyangkut masalah Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2008-2012.
1.4
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan yaitu:
1. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dalam
Tahun 2008-2012.
2. Untuk mengetahui sektor sektor mana saja dari PAD yang berpotensi
untuk dikembangkan dalam meningkatkan PAD di Pemerintahan Kota
Medan Tahun 2008-2012.
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1.
2.
3.
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1
10
Marihot P. Siahaan, Pajak Daerah & Retribusi Daerah, Edisi Pertama, Cetakan
Ketiga: Rajagrafindo Pers, Jakarta, 2008, hal 10
8
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Bab 1 Pasal 1 ayat 10
9
Andrian Sutedi, Hukum Pajak dan Retribusi Daerah, Cetakan Pertama: Ghalia
Indonesia, Bogor, 2008, hal 57
11
B.
Retribusi Daerah
Menurut Rohmat Sumitro dalam Andrian Sutedi,
mengatakan bahwa retribusi daerah adalah pembayaran kepada
negara yang dilakukan kepada mereka yang menggunakan jasa-jasa
negara, artinya retribusi daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
karena mendapat pekerjaan usaha atau milik daerah bagi yang
10
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah ,Op. Cit.,, bab 2 pasal 2 ayat 2
12
Jenis Retribusi Jasa Umum menurut UU No. 28 tahun 2009 Pasal (109)
adalah:
1.
2.
3.
11
13
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
14
3.
4. retribusi terminal;
5.
6.
7.
8.
14
15
9.
Jasa yang bersangkutn adalah jasa yang besifat komersial yang seyogyanya
disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta
yang dimiliki/dikuasai Daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh
Pemerintah Daerah.
c.
16
tertentu
benar-benar
diperlukan
guna
melindungi
16
Abdul Halim, Akuntansi Keuangan Daerah (Akuntansi Keuangan Daerah) , Edisi Ketiga,
Cetakan Ketiga : Salemba Empat, Jakarta, 2008, hal. 98
17
17
Ibid., hal. 98
18
18
Riadi Lancar Padang, Analisis Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam
Memenuhi APBD Pada Pemerintah Kabupaten Pakpak Barat, Skripsi, 2011, hal. 18
19
20
2.2
Undang-undang
Nomor
32
Tahun
2004,
Anggaran
21
dan
Belanja
Daerah
(APBD)
adalah
rencana
keuangan
tahunan
- unsur
sebagai berikut:
1. rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci.
2. adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk
menutupi biaya-biaya sehubungan dengan aktivitas tersebut, dan
adanya biaya-biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaranpengeluaran yang akan dilaksanakan.
3. jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka.
4. periode anggaran yang biasanya satu tahun.
2.2.2 Struktur APBD
Dengan dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah, maka akan membawa
konsekuensi terhadap berbagai perubahan dalam keuangan daerah, termasuk
terhadap struktur APBD. Sebelum UU Otonomi Daerah dikeluarkan, struktur
APBD yang berlaku selama ini adalah anggaran yang berimbang dimana jumlah
penerimaan atau pendapatan sama dengan jumlah pengeluaran atau belanja. Kini
struktur APBD mengalami perubahan bukan lagi anggaran berimbang, tetapi
disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah. Artinya, setiap daerah memiliki
perbedaan struktur APBD sesuai dengan kapasitas keuangan atau pendapatan
masing-masing daerah.
20
22
21
23
2. Dana Perimbangan
Menurut Nurlan Darise,
Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi yang bertujuan untuk menciptakan keseimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan
antara pemerintah daerah.22
Sebagaimana diatur dalam UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
Dana Perimbangan yang terdiri atas 3 (tiga) jenis sumber dana,
merupakan pendanaan pelaksanaan Desentralisasi yang alokasinya
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena masing-masing
jenis Dana Perimbangan tersebut saling mengisi dan melengkapi.23
Pemerintah daerah menyatakan dana perimbangan terdiri atas:
a. Dana Bagi Hasil
Menurut Nurlan Darise,
Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari APBN yang
dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu
dengan memperhatikan potensi daerah pengahasil. Dana Bagi Hasil
terdiri dari Dana bagi hasil bersumber dari pajak dan Dana Bagi
Hasil bersumber daya alam. 24
b. Dana Alokasi Umum
Menurut Nurlan Darise,
Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antara daerah untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi bertujuan untuk
pemerataan dan mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan
22
24
b.
c.
d.
e.
25
26
Ibid, hal.39.
Loc. Cit.,
25
B. Belanja Daerah
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Belanja
daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.27
Menurut Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan Pernyataan No.
02,
Belanja adalah
semua
xxx
- Belanja Barang
xxx
- Bunga
xxx
- Subsidi
xxx
- Hibah
xxx
- Bantuan Sosial
xxx
27
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, Op. Cit., Pasal 1 ayat 16, hal. 6
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang, Standar Akuntansi Pemerintahan,
Op. Cit., Pernyataan No.2 hal. 281
28
26
Belanja Modal:
- Belanja Aset Tetap
xxx
xxx
xxx
xxx
- Pertahanan
xxx
xxx
- Ekonomi
xxx
xxx
xxx
- Kesehatan
xxx
27
xxx
- Agama
xxx
- Pendidikan
xxx
- Perlindungan sosial
xxx
C. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan merupakan kategori baru yang belum ada pada APBD di era
prareformasi. Adanya pos pembiayaan merupakan upaya agar APBD semakin
informatif, yaitu memisahkan pinjaman dari pendapatan daerah. Hal ini sesuai
dengan dengan definisi pendapatan sebagai hak pemda, sedangkan pinjaman
belum tentu menjadi hak Pemda.Pembiayaan Daerah seperti dimaksud adalah
meliputi semua penerimaan uang yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan meupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan Pernyataan No. 02
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan
pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu
dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau
memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara
lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara,
pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran
kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain,
dan penyertaan modal oleh pemerintah.29
29
Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010, Op. Cit., Pernataan No.2, hal. 281
28
penerimaan kembali
Dana
Cadangan
menambah
Dana
Cadangan
yang
29
2.3
APBD Pemerintah Kota/Kabupaten berasal dari PAD yaitu pajak daerah, retribusi
daerah, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan daerah yang ideal apabila setiap tingkat pemerintahan daerah independen di
bidang keuangan untuk membiayai pelaksanaan tugas dan wewenang masing,masing. Hal utama yang menunjukkan suatu daerah otonom mampu berdiri
sendiri dalam pembangunannya terletak pada kemampuan keuangan daerah
tersebut untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri dan ketergantungan
terhadap pemerintah pusat harus seminimal mungkin, sehingga PAD harus
menjadi sumber keuangan besar yang didukung oleh kebijakan pembagian
keuangan pusat dan daerah sebagai prasyarat mendasar dalam system
pemerintahan mendasar dalam system pemrintah daerah.
Dilihat dari sisi pendapatan, keuangan daerah yang berhasil adalah jika
keuangan daerah mampu meningkatkan penerimaan daerah secara berkelanjutan
seiring
dengan
perkembangan
perekonomian
di daerah
tersebut
tanpa
30
2.4
Kerangka Konseptual
Dengan berlakunya UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan
UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Daerah sebagai dasar penyelenggaraan Otonomi Daerah, Organisasi
pemerintah dituntut untuk dapat mengembangkan dan mengoptimalkan semua
potensi daerah yang digali dari dalam wilayah yang bersangkutan agar dapat
meningkatkan kesejahteraan rakyat serta memelihara ketentraman dan ketertiban
masyarakat. Karena itu Pemerintah Daerah harus siap dengan segala
konsekuensinya untuk memikul tanggungjawab mengatur seperangkat sumbersumber dana dan daya manusia dalam menigkatkan pelayanan publiknya.
31
maka
diatur
pendanaan
penyelenggaraan
pemerintahan.
32
OTONOMI DAERAH
Undang-undang No.32 Tahun 2004
Undang-undang No.33 Tahun 2004
DANA
PENDAPATAN
PERIMBANGAN
PAJAK
RETRIBUSI
LABA
DAERAH
DAERAH
BUMD
LAPORAN APBD
ANALISA
KESIMPULAN
Gambar
2.1
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
LAIN-LAIN
PENDAPATAN
YANG SAH
LAIN-LAIN
PENDAPATAN
DAERAH YANG
SAH
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Elvis Data sekunder adalah data yang telah ada atau telah dikumpulkan
oleh orang ketiga. 30
Meliputi jumlah penerimaan masing-masing komponen PAD yaitu
penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, Pendapatan hasil pengelolaan
30
34
kekayaan Daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
serta APBD yang ada di dalam Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Peraturan Pemerintah, Standar Akuntansi
Pemerintah.
3.3
35
1.
DDF =
Dimana :
DDF
PADt
APBDt
31
Ibid, hal. 19
36
Tabel 3.1
Skala Interval Kemampuan Keuangan Daerah
Kabupaten/kota
Presentase PAD
0,00 - 10,00
Sangat Kurang
10,01 - 20,00
Kurang
20,01 - 30,00
Sedang
30,01 - 40,00
Cukup
40,01 - 50,01
Baik
> 50,00
Sangat Baik
deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab akibat,
dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya
suatu fenomena tertentu.32
Dimana dalam hal ini penulis membandingkan kontribusi PAD terhadap
APBD setiap tahun.
32
37
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1
38
Jangka Panjang (Visi 2025): Perda Nomor 8 Tahun 2009 Kota Medan
yang maju, sejahtera, religious dan berwawasan lingkungan (Indikasi:
Income perkapita Rp 72 Juta / Tahun)
Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan beberapa misi yang
merupakan titik konsentrasi kegiatan yang sekaligus menjadi pedoman dalam
melaksanakan tugas-pemerintah.
Adapun Misi yang akan diwujudkan Pemerintah Kota Medan Tahun 2013 yaitu
melaksanakan percepatan dan perluasan pembangunan kota terutama pada 6
(enam) aspek dasar, yaitu:
39
pelayanan
administrasi
public
terutama
pelayanan
40
suatu
struktur
organisasi
dalam
perusahaan/instansi,
sebuah
perusahaan besar ataupun yang kecil tentunya sangat memerlukan adanya struktur
organisasi perusahaan, dimana struktur organisasi ini memberikan penjelasan
tentang semua kedudukan ataupun jabatan-jabatan yang diemban oleh pegawai
untuk mengetahui tugas dan batasan-batasan pekerjaan serta kepada siapa dia
akan bertanggung jawab, sehingga akhirnya aktivitas organisasi akan berjalan
dengan lancer dan tepat serta baik tanpa adanya kendala yang timbul dalam
perusahaan tersebut.
Untuk memperjelas, pada gambar 4.3 berikut dapat ditampilkan gambar
struktur organisasi Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kantor Walikota Medan.
41
Deskripsi Tugas
Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD), terdiri dari:
a. Kepala BPKD
BPKD dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. BPKD
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan
pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan daerah lingkup anggaran,
perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan.
Dalam melaksanakan tugas, BPKD menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan daerah
b. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis urusan pemerintah daerah di
bidang pengelolaan keuangan daerah.
c. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang pengelolaan keuangan.
d. Penyusunan
dan
penyelenggaraan
administrasi
keuangan,
42
b. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Sekretariat mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup kesekretariatan yang meliputi
pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan.
b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program BPKD
c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi umum,
kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan BPKD.
d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan
organisasi, dan ketatalaksanaan.
e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas BPKD.
f. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian bidang
kesekretariatan.
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
c. Bidang Anggaran
Bidang Anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berad dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Anggaran mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup pendapatan, belanja tidak
langsung dan belanja langsung
43
j.
d. Bidang Perbendaharaan
Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh Kepala BIdang, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Badan. Bidang Perbendaharaan mempunyai
44
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup gaji, belanja, verifikasi
dan kas.
Bidang Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Perbendaharaan.
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbendaharaan.
c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji, belanja, verifikasi
dan kas.
d. Penyiapan SP2D belanja tidak langsung, belanja langsung dan
pengeluaran pembiayaan.
e. Pengujian terhadap pengajuan pembayaran gaji, belanja, verifikasi dan
kas.
f. Penyiapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) belanja tidak
langsung, belanja langsung dan pengeluaran pembiayaan.
g. Penyusunan laporan realisasi SP2D SKPD.
h. Penyusunan laporan kinerja program bidang pembendaharaan.
i.
j.
45
penyusunan,
sosialisasi
dan
asistensi
sistem
dari
SKPD
menjadi
laporan
keuangan
sebagai
46
i.
Data Penelitian
47
48
Tabel 4.7
Perkembangan sumber-sumber PAD di Pemerintah Kota Medan
Periode 2008-2012
Dalam miliyaran rupiah
Jenis PAD
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
Jumlah PAD
Tahun
2008
216,910
141,208
Tahun
2009
237,097
80,760
Tahun
2010
308,123
212,158
Tahun
2011
609,379
236,694
Tahun
2012
892,674
127,839
4,910
4,524
9,526
11,727
9,780
28,484
391,514
46,181
368,564
59,132
588,941
137,271
117,607
995,072 1.147,901
Tabel 4.8
Pemerintah Kota Medan
Rincian Perkembangan Sumber Pendapatan Asli Daerah
Tahun 2008
No.
URAIAN
JUMLAH
216.910.382.187,23
Pajak Hotel
24.868.083.225,86
Pajak Restoran
43.114.093.968,34
Pajak Hiburan
9.417.048.139,23
113.584.356.914,00
49
Pajak Parkir
Pajak Reklame
II
99.570.568.879,00
12.511.969.602,77
29.126.185.734,65
III
4.290.011.370,00
21.636.788.569,80
141.208.724.216,42
4.910.560.066,74
4.910.560.066,74
28.484.891.611,05
Sah
1
12.562.824.726,68
9.549.643.169,28
Penerimaan Lain-lain
5.806.447.748,73
565.975.966,36
URAIAN
JUMLAH
237.119.620.405,07
Pajak Hotel
32.248.881.972,36
Pajak Restoran
48.513.407.068,68
Pajak Hiburan
9.995.090.144,30
Pajak Reklame
24.205.729.883,00
50
Pajak Parkir
II
80.760.379.948,75
32.107.327.487,00
13.536.597.356,75
35.116.455.105,00
III
116.994.355.803,00
5.162.155.533,73
4.524.800.350,05
Dipisahkan
1
Bagian
laba
atas
Penyertaan
Modal
pada
4.524.800.350,05
44.542.612.247,54
20.192.004.132,05
25.385.670.430,90
Penerimaan Lain-lain
(2.178.946.749,40)
1.143.884.433,99
Tabel 4.10
Pemerintah Kota Medan
Rincian Perkembangan Sumber Pendapatan Asli Daerah
Tahun 2010
No
URAIAN
JUMLAH
308.123.452.172,49
Pajak Hotel
41.803.017.281,76
Pajak Restoran
63.001.970.875,10
Pajak Hiburan
12.944.719.326,63
Pajak Reklame
25.483.008.482,00
158.789.100.162,00
51
Pajak Parkir
II
212.158.267.838,94
126.435.643.709,57
16.988.783.525,87
68.733.840.603,50
III
6.101.636.045
Hasil Pengelolaan
Kekayaan
Daerah
9.526.994.442,00
537.954.857,00
yang Dipisahkan
1
8.989.039.585,00
59.132.739.238,11
Sah
1
14.764.884.971,94
37.452.656,00
Rupiah
3
Pendapatan
Denda
Keterlambatan
3.954.330.122,73
Pelaksanaan Pekerjaan
4
2.211.682.241,44
1.139.402.054,00
Penerimaan Lain-lain
611.290.632,00
36.413.696.560,00
52
Tabel 4.11
Pemerintah Kota Medan
Rincian Perkembangan Sumber Pendapatan Asli Daerah
Tahun 2011
No.
URAIAN
JUMLAH
609.379.336.501,11
Pajak Hotel
58.597.540.530,49
Pajak Restoran
70.669.938.224,06
Pajak Hiburan
16.243.264.797,77
Pajak Reklame
28.005.529.193,00
Pajak Parkir
5.912.356.159,80
3.067.489.752,28
172.666.073.481,00
254.217.144.362,71
Bangunan (BPHTB)
II
236.694.879.407,88
114.358.586.390,00
19.609.029.014,56
III
102.727.264.003,32
11.727.355.511,57
yang Dipisahkan
1
151.890.800,00
Perusahaan
11.350.767.030,57
Milik
Pemerintah/BUMN
3
224.697.681,00
137.271.000.720,78
53
yang Sah
1
15.772.480.352,93
15.303.840,00
Tukar Rupiah
3
Pendapatan
Denda
Keterlambatan
3.152.251.178,34
Pelaksanaan Pekerjaan
4
Penerimaan Lain-lain
1.829.759.846,16
947.574.864,00
22.800.000,00
4.717.345.668,35
110.813.484.971,00
Tabel 4.12
Pemerintah Kota Medan
Rincian Perkembangan Sumber Pendapatan Asli Daerah
Tahun 2012
No.
URAIAN
JUMLAH
Pajak Hotel
65.859.844.092,43
Pajak Restoran
82.157.551.577,81
Pajak Hiburan
21.554.181.278,77
Pajak Reklame
26.976.951.857,70
Pajak Parkir
891.624.045.209,23
146.304.763.696,00
6.862.498.055,34
259.114.429.583,50
54
10
II
33.332.919.450,00
14.933.645.411,16
79.573.087.656,37
III
274.853.657.632,00
7.940.167.435,68
127.839.652.517,53
9.780.305.586,00
yang Dipisahkan
1
183.319.415,00
9.253.891.193,00
Pemerintah/BUMN
3
343.094.978,00
117.607.258.270,11
Sah
1
7.152.735.788,04
2.035.669.936,38
12.476.906.553,21
Pendapatan BULD
95.941.945.992,48
55
4.3
56
Asli Daerah seperti pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
diketahui melalui perhitungan kontribusi PAD terhadap total APBD.
DDF =
Dimana :
DDF
PADt
APBDt
Tabel 4.13
Skala Interval Kemampuan Keuangan Daerah
57
Kabupaten/kota
Presentase PAD
0,00 - 10,00
Sangat Kurang
10,01 - 20,00
Kurang
20,01 - 30,00
Sedang
30,01 - 40,00
Cukup
40,01 - 50,01
Baik
> 50,00
Sangat Baik
PAD
APBD
Kontribusi
Kriteria
(%)
2008
391.514.558.081,44
1.806.373.003.151,57
21,67
Sedang
2009
368.564.026.365,41
1.870.374.442.328,41
19,70
Kurang
2010
588.941.453.691,54
2.069.833.895.802,54
28,45
Sedang
2011
995.072.572.141,34
2.747.359.034.421,34
36,21
Cukup
1.147.901.461.607,38 2.998.203.912.475,38
38,28
Cukup
2012
58
Berdasarkan
skala
interval
untuk
Pemerintah Kota Medan maka pada tahun 2008, PAD Kota Medan memberikan
kontribusi sebesar 21,67% dari APBD dengan kriteria sedang. sementara pada
tahun 2009 mengalami penurunan kontribusi menjadi 19,70% dengan kriteria
kurang, hal ini disebabkan karena terjadi penurunan pada pendapatan retribusi
daerah yaitu sebesar Rp. 80.760.379.948,75, dan juga penurunan pada pendapatan
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan yaitu sebesar Rp.
4.524.800.350,05, Namun pada tahun 2010 mengalami peningkatan kontribusi
menjadi 28,45% dengan kriteria sedang. Kemudian tahun 2011 mengalami
peningkatan kembali menjadi 36,21% dengan kriteria cukup dan untuk tahun 2012
PAD memberikan kontribusi terhadap APBD sebesar 38,28% dengan kriteria
cukup.
59
tahun
2009
mengalami
penurununan
menjadi
sebesar
Rp.
pada
tahun
2009
terjadi
penurunan
hinga
menjadi
Rp.
60
pada pada tahun 2012 kembali mengalami penurunan menjadi sebesar Rp.
9.780.305.586,00.
Perkembangan PAD dari segi lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
terus mengalami peningkatan yang signifikan, pada tahun 2008 diperoleh sebesar
Rp. 28.484.891.611,05, kemudian pada tahun 2009 Rp. 44.542.612.247,54, pada
tahun 2010 sebesar Rp. 59.132.739.238,11 pada tahun 2011 sebesar Rp.
137.271.000.720,78, pada tahun 2012 sebesar Rp. 117.607.258.270,11.
Berdasarkan keterangan diatas maka dapat diperoleh sektor-sektor PAD
yang perlu dikembangkan adalah pajak daerah dan retribusi daerah. Untuk dapat
meningkatkan PAD, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Intensifikasi
Dilakukan melalui upaya:
a.
2.
b.
c.
61
b.
c.
d.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai
beikut:
1.
peningkatan
untuk
setiap
tahunnya
walaupun
63
5.2
Saran
Saran yang dapat diajukan penulis berkaitan dengan hasil analisis ini
2.
maka
secara perlahan
harus
mengurangi
64
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi ketiga: Salemba Empat,
Jakarta, 2007.
Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah: Erlangga, Jakarta, 2010.
Nazir, Moh. Metode Penelitian, Cetakan keenam: Ghalia Indonesia, Bogor, 2005.
Darise Nurlan, Akuntansi Keuangan Daerah, Cetakan pertama: Erlangga,
Jakarta, 2008.
Darise Nurlan, Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Dan BLU, Cetakan pertama: Indeks, Jakarta, 2009
Padang, Riadi, Lancar, Analisis Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Dalam Memenuhi APBD Pada Pemerintah Kabupaten Pakpak Barat:
Skripsi, Universitas HKBP Nommensen, 2011.
Purba, Elvis, F. Metode Penelitian, Cetakan kedua: Universitas HKBP
Nommensen, Medan, 2008.
Siahaan, Marihot, P. Pajak Daerah & Retribusi Daerah: Raja grafindo, Jakarta,
2005.
Sihombing, L. V., Yonge, Manajemen APBD: Bina Media Perintis, Medan,
2011.
Sutedi, Andrian, Hukum Pajak dan Retribusi Daerah: Cetakan Pertama,Ghalia
Indonesia, Bogor, 2008.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah: www.djlpe.esdm.go.id/modules/UU/tahun /2004.pdf
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah: www.djlpe.esdm.go.id/modules/UU/tahun /2004.pdf
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah:
http://keuda.kemendagri.go.id/produkhukum/download/60/uuno28-tahun-2009
Undang-undang No.71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah:
http://keuda.kemendagri.go.id/produkhukum/download/60/uu-no71-tahun2010