Professional Documents
Culture Documents
2) Ispa bawah
3. Etiologi
1) Virus utama : Ispa atas : Rino virus, Corona virus, Adeno virus, Entero
virus.
Ispa bawah : RSV, Parainfluenza, 123 Corona virus, Adeno virus.
2) Bakteri utama : Streptococcus, Pnemonia, Haemophilus Influenza,
Staphylococcus Aureus.
3) Pada neonatus dan bayi muda : Chlamidia trachomatis
Pada usia sekolah : Mycoplasma pnemonia.
4. Patofisiologi
Perjalanan alamiah penyakit ISPA di bagi 4 tahap :
1) Tahap Patogenesis
mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya
tahan sebelumnya rendah.
timbul gejala demam dan batuk. Tahap lanjut penyakit dibagi menjadi
3 yaitu : dapat sembuh sempurna, sembuh dengan atelektasis menjadi
kronis, dan meninggal akibat pnemonia.
5. Faktor Resiko
Faktor dini ( host )
B. Proses Keperawatan
NO
1.
DATA
DIAGNOSA
TUJUAN
KEPERAWATAN
Hipertermia b/d Invasi Hipertermia
DS :
- Ibu
klien mikroorganisme.
mengatakan
INTERVENSI
RASIONAL
KEPERAWATAN
teratasi 1. Observasi tanda tanda 1. Pemantauan tanda vital yang
dengan kriteri :
vital.
anaknya panas
perkembangan
normal
DO :
- Klien tenang
perawatan
selanjutnya.
2. Anjurkan
keluarga
untuk 2. Dengan
memberikan
- KU lemah
- Klien gelisah
/ aksila.
proses
- Tonsil
tampak
kemerahan
bahan perantara.
3. Anjurkan
- Mukosa
hidung
tampak kemerahan
- TTV : S = 38,50C
N = 140 X/i
P = 40 X/i
dan
edema
konduksi
klien
tebal
keringat,
menyerap keringat.
seperti
pakaian
dan
tidak
akan
banyak
banyak
karena
penguapan
meningkat.
5. Tirah
5. Anjurkan
klien
untuk
pemberian
baring
mengurangi
untuk
metabolisme
dan panas.
6. Untuk mengontrol infeksi
pernapasan dan menurunkan
panas.
1. Kecepatan
2.
DS :
Pola napas tidak efektif b/d Pola napas efektif dengan 1. Kaji frekuensi, kedalaman
- Ibu
mengatakan
anaknya
batuk
kering.
pernapasan
dada.
dan
ekspansi
- Ku baik
dalam batads normal
- KU lemah
menggunakan
otot
peningkatan
kerja
- Klien
biasanya
napas.
DO :
otot
kriteri :
tubuh
adanya
nafas
terhadap
perdarahan.
Bunyi
tambahan
menunjukkan
adanya
obstruksi
nafas
nafas
jalan
kegagalan
pernapasan
pernapasan.
tambahan
- TTV : S = 38,50C
3. Memungkinkan
paru
N = 140 X/i
dan
ekspansi
memudahkan
pernafasan.
P = 40 X/i
4. Kongesti
alveoler
mengakibatkan
batuk
kering.
5. Anjurkan
klien
pernapasan.
batuk efektif.
3.
DS :
- Ibu
mengatakan
anaknya
anoreksia.
malas
makan.
- Ibu
kriteria :
- Porsi
makan
mengatakan
anaknya mengeluh
hari.
tujuan
di
habiskan
klien
BB
dan
evaluasi
menjamin
adekuat
hangat.
kalori total.
3. Berikan
diet
sesuai 3. Metode
nutrisi
meningkatkan
makan
dan
sakit tenggorokan
kebutuhan.
bila menelan,
DO :
nutrisi maksiaml.
dihabiskan.
- Tonsil
4. Nafsu
tampak
kemerahan
makan
dirangsang
dan
rileks
edema
dapat
pada
situasi
bersih
dan
menyenangkan.
- BB menurun
1. Identifikasi
4.
DS
- Ibu
klien pada
mengatakan
anaknya mengeluh
sakit
pada
tenggorokan.
DO :
- Tonsil
kemerahan
membran
mukosa kriteria :
Intensitas,
tingkat
nodus
Faktor
memperburuk
meredakan
nyeri,
nyeri,
yang
berhubungan
atau
lokasi
linfe
untuk
memilih
yang
cocok
mengevaluasi
servikalis
tampak
karakeristik
merupakan
intervensi
dan
untuk
keefektifan
2. Mengurangi
2. Anjurkan
klien
untuk
beratnya penyakit.
bertambah
linfe
servikalis
- Ekspresi
meringis.
wajah
rokok
dan
mengistirahatkan
untuk
air
hangat.
daerah
tenggorokan
mengurangi
nyeri
tenggorokan.
4. Kortikosteroid
4. Kolaborasi
serta
digunakan
pemberian
untuk
mencegah
alergi
analgetik.
inflamasi
reaksi
menghambat
pernafasan.
1. Menurunkan
potensi
5.
DS :
- Ibu
mengatakan
anaknya
tidak terjadi
indikasi.
batuk
- KU baik
- Klien nampak tenang.
klien
mengatakan
anaknya
terpajan
pada
penyakit
infeksikus.
kering
- Ibu
tinggi
2. Untuk
2. Pertahankan
mencegah
lingkungan
penyebaran
osokomial.
sesuai indikasi.
3. Jaga keseimbangan antara
istirahat dan aktivitas.
bersin bersin
3. Menurunkan
kebutuhan
o2
meningkatkan
- KU lemah
penyembuahn.
4. Untuk
/
dan
pertahanan
terhadap
DO :
konsumsi
memperbaiki
klien
- Klien gelisah
infeksi
infeksi,
mendukung
mengkonsumsi
makanan.
5. Kolaborasi pemberian anti
biotik.
5. Untuk
mencegah
mengatasi infeksi.
atau