Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Wanita hamil akan mengalami perubahan psikologis yang nyata sehingga
memerlukan adaptasi. Perubahan mood seperti sering menangis, lekas marah,
dan sering sedih atau cepat berubah menjadi senang merupakan manifestasi
dari emosi yang labil. Proses adaptasi berbeda-beda antara ibu yang satu
dengan ibu yang lainnya. Proses adaptasi psikologis sudah terjadi selama
kehamilan, menjelang proses kelahiran maupun proses persalinan.
Setelah melahirkan seorang ibu akan merasakan gejala-gejala psikiatrik,
demikian juga pada masa menyusui. Meskipun demikian adapun ibu tak
mengalami hal ini. Agar perubahan psikologi yang dialami tidak berlebihan,
ibu perlu mengetahui tentang hal yang lebih lanjut mengenai perubahan
psikologi. Banyak wanita mengalami perubahan emosi selama masa nifas
seperti ia menyesuaikan diri menjadi seorng ibu. Sehingga penting sekali
bidan untuk mengetahui tentang penyesuaian psikologis yang normal
sehingga ia dapat menilai apakah seorang ibu memerlukan asuhan khusus
dalam masa nifas.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses Adaptasi Psikologis Masa Nifas?
2. Apa macam-macam Adaptasi Psikologis Masa Nifas?
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui
yang membahas mengenai Proses Adaptasi Psikologi Masa Nifas.
2. Tujuan Khusus
a. Agar Mahasiswa mengetahui dan memahami bagaimana Proses
Adaptasi Psikologis Masa Nifas.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Adaptasi Psikologis Ibu dalam Masa Nifas
yang
baik
antara
pasien
dan
bidan.
Kemampuan
bayi. Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondi
fisiknya.
Hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas adalah sebagai berikut :
1. Fisik. Istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih.
2. Psikologi. Dukungan dari keluarga sangat diperlukan
3. Sosial. Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur Ibu saat sedih dan
menemani saat Ibu merasa kesepian.
4. Psikososial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa
menjadi orang tua pada saat post partum, antara lain :
a. Respon dan Dukungan Keluarga dan Teman
Bagi Ibu post partum, apalagi pada ibu yaang baru pertama kali
melahirkan akan sangat membutuhkan dukungan orang-orang
terdekatnya karena ia belum sepenuhnya berada pada kondisi stabil,
baik fisik maupun psikologisnya. Ia masih sangat asing dengan
perubahan peran barunya yang begitu fantastis terjadi dalam waktu
yang begitu cepat, yaitu beran sebagai seorang Ibu.
Dengan respon positif dari lingkungan, akan mempercepat proses
adaptasi peran ini sehingga akan memudahkan bagi bidan untuk
memberikan asuhan yang sehat.
b. Hubungan dari Pengalaman Melahirkan terhadap Harapan dan
Aspirasi
Hal yang dialami oleh ibu kaetika melahirkan akan sangat
mewarnai alam perasaannya terhada perannya sebagai Ibu. Ia akhirnya
menjadi tahu bahwa begitu beratnya ia harus berjuang untuk
melahirkan bayinya dan hal tersebut akan memperkaya pengalaman
hidupnya untuk lebih dewasa. Banyak kasus terjadi, setelah seorang
diberikan
lebih
kepada
support
dan
apresiasi
dari
disebut baby blues. Penyebabnya antara lain perubahan perasaan saat hamil,
perubahan fisik dan emosional, lingkungan temat melahirkan yang kurang
mendukung, perubahan hormon yang cepat, dan keraguan terhadap peran
yang baru. Post partum blues biasanya dimulai beberapa hari setelah
kelahiran dan berakhir setelah 10-14 hari.
Gejala baby blues antara lain :
1. Menangis
2. Perubahan perasaan
3. Cemas
4. Kesepian
5. Khawatir dengan bayinya
6. Penurunan libido
7. Kurang percaya diri
Pengalaman melahirkan digambarkan sebagai pengalaman puncak, Ibu
baru mungkin merasa perawatan dirinya tidak kuat atau ia tidak mendapatkan
perawatan yang tepat, jika bayangan melahirkan tidak sesuai dengan apa yang
ia alami. Ia mungkin juga merasa diabaikan jika perhatian keluarganya tibatiba terfokus pada bayi yang baru saja dilahirkannya.
Hal-hal yang disarankan pada ibu adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Kunci untuk mendukung wanita dalam fase ini adalah memberikan perhatian
dan dukungan yang baik baginya, serta yakinkan padanya bahwa ia adalah
orang yang berarti bagi keluarga dan suami. Hal yang terpenting, berikan
kesempatan untuk berisitirahat yang cukup. Selain itu, dukungan positif atas
keberhasilannya menjadi orang tua dari bayi yang baru lahir dapat membantu
memulihkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya.
D. Depresi Post Partum
Depresi post partum adalah depresi berat yag terjadi 7 hari setalah
melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapan pun bahkan
sampai 1 tahun kedepan. Ibu merasakan kesedihan karena kebebasan,
otonomi, interaksi sosial, kurang kemandirian. Hal ini akan mengakibatkan
depresi pasca persalinan ( depresi post partum ). Depresi masa nifas
merupakan gangguan afeksi yang sering terjadi pada masa nifas, dan tampak
dalam minggu pertama pasca persalinan. Insiden depresi post partum sekitar
10-15 persen. Adapun gejala dari depresi post partum adalah :
1. Sering menangis
2. Sulit tidur
3. Nafsu makan hilang
4. Gelisah
5. Perasaan tidak berdaya atau hilang kontrol
6. Cemas atau kurang perhatian pada bayi
7. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi.
8. Pikiran menakutkan mengenai bayi
9. Kurang perhatian terhadap penampilan dirinya sendiri.
10. Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless)
11. Penurunan atau peningkatan berat badan.
12. Gejala fisik, seperti sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar
Beberapa faktor prediposisi terjadinya depresi post partum sebagai berikut :
1. Perubahan hormonal yang cepat (yaitu hormon prolaktin, steroid,
progesteron dan esterogen)
2. Masalah medis dalam kehamilan (PIH, diabetes melitus, disfungi tiroid)
3. Karakter pribadi (harga diri, ketidakdewasaan)
4. Marital dysfunction atau ketidakmampuan membina hubungan dengan
orang lain.
5. Riwayat depresi, penyakit mental, dan alcoholic
6. Unwanted Pregnancy
7. Terisolasi
8. Kelemahan, gangguan tidur, ketakutan terhadap masalah keuangan
keluarga, kelahiran anak dengan kecacatan atau penyakit.
Jika Ibu mengalami gejala-gejala diatas, maka segeralah memberitahu suami,
bidan atau doker. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obta-obatan atau
konsultasi dengan psikiater, perawatan dirumah sakit akan diperlukan apabila
Ibu mengalami depresi berkepanjangan.
Beberapa intervensi yang dapat membantu Ibu terhindar dari depresi
berkepanjangan antara lain :
1. Pelajari diri sendiri
2. Tidur dan makan yang cukup
3. Olahraga
4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
5. Beritahukan perasaan Anda
6. Dukungan keluarga ddan orang lain
7. Perisapan diri yang baik
8. Lakukan perkerjaan rumah tangga
9. Dukungan emosional
10. Dukungan kelompok depresi post partum
11. Bersikap tulus ikhlas dalam menerima peran barunya
Depresi Berat
Depresi berat disebut juga dengan sindrom depresif non psikotik
pada kehamilan sampai beberapa minggu per bulan setelah kelahiran. Gejalagejala depresi berat antara lain :
1. Perubahan mood
2. Gangguan tidur dan pola makan.
3. Perubahan mental dan libido
4. Phobia, ketakutan menyakiti diri sendiri atau bayinya.
10
12
lain yang lebih bermakna dengan resolusi, serta perilaku orang tersebut telah
kembali menjadi pilihan yanh bebas, mengingat selama menderita perilaku
ditentukan oleh nilai-nilai sosial atau kegelisahan internal.
Manifestasi perilaku reaksi berduka abnormal atau patologis meliputi :
1. Menghindari dan distorsi pernyataan emosi berduka
2. Depresi agitasi, kondisi psikomatik, mengalami gejala penyakit menular
atau terakhir yang diderita orang yang meninggal.
3. Aktivitas yang merusak keberadaan sosial ekonomi individu
4. Mengalami kehilangan pola interaksi ekonomi.
Tanggung jawab utama bidan dalam peristiwa kehilangan adalah
membagi informasi tersebut dengan orang tua. Bidan juga harus mendorong
dan menciptakan lingkungan yang aman untuk peengungkapan emosi
berduka. Jika kehilangan terjadi pada awal kehamilan. Bidan dapat dipanggil
untuk berpartisipasi dalam perawatan. Kejujuran dan realitas akan jauh lebih
baik menghibur daripada keyakinan yang palsu atau kerahasiaan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melahirkan seorang ibu akan merasakan gejala-gejala
psikiatrik, demikian juga pada masa menyusui. Meskipun demikian adapun
ibu tak mengalami hal ini. Agar perubahan psikologi yang dialami tidak
berlebihan, ibu perlu mengetahui tentang hal yang lebih lanjut mengenai
perubahan psikologi. Banyak wanita mengalami perubahan emosi selama
masa nifas seperti ia menyesuaikan diri menjadi seorng ibu. Sehingga penting
sekali bidan untuk mengetahui tentang penyesuaian psikologis yang normal
sehingga ia dapat menilai apakah seorang ibu memerlukan asuhan khusus
dalam masa nifas.
Proses adaptasi psikologis masa nifas antara lain :
15
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Taking in
Taking on
Letting go
Post partum blues
Depresi post partum
Post partum psikosis
Kesedihan dan duka cita
DAFTAR PUSTAKA
Mansyur Nurliana dan Dahlan Kasrinda. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas.
Malang: Selaka Media
Nugroho Taufan, Nurrezki, Warnalisa Desi. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Wahyani SE, Purwoastuti Endang. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
16
17