You are on page 1of 17

I.

UNIT PENGHISAP (POMPA VACUM)

I. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara I Unit Penghisap (Pompa Vacum) ini
adalah :
a. Mempelajari unit penghisap (pompa vacum) yang menggunakan prinsip-
prinsip dinamika fluida.
b. Mengkaji karakteristik unit penghisap.

II. Tinjauan Pustaka


a. Tinjauan Bahan
Fluida adalah suatu zat yang terus menerus berubah bentuk apabila
mengalami laju geser. Fluida tidak mampu menahan laju geser tanpa
berubah bentuk. Pipa air saluran fluida yang bergerak mempunyai
viskositas untuk menyatakan hambatan fluida terhadap deformasi
(Wright, 1993).
Ada dua macam fluida yaitu fluida ideal dan fluida sejati. Saluran
air merupakan fluida ideal yaitu mempunyai sifat-sifat compresibel,
artinya tidak mengalami perubahan volume karena tekanan, tidak
mengalami gaya gesekan selama mengalir, serta alirannya stasioner
(Soetarmo, 1998).
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia,
hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kebutuhan air yang cukup banyak
seringkali menimbulkan permasalahan baru bagi manusia, khususnya
bagi masyarakat yang tinggal jauh dari sumber air atau berada di tempat
yang berada diatas sumber air. Masyarakat biasa menggunakan pompa
air untuk memompakan air dari sumber air ke tempat tinggal mereka.
Penggunaan pompa air ini juga masih mengalami kesulitan, antara lain
tidak tersedianya sumber tenaga listrik atau sulitnya mendapatkan bahan
bakar dan mahalnya biaya operasional pompa. Sehingga pompa
hidraulik ram dinilai cukup tepat untuk mengatasi permasalahan
tersebut, sebab mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan
dengan jenis pompa yang lain, yaitu tidak membutuhkan energi listrik
atau bahan bakar, tidak membutuhkan pelumasan, biaya pembuatan dan
pemeliharaannya relatif murah dan pembuatannnya cukup mudah
(Yosef, 2008)
Dalam dunia industri pengolahan bahan pangan dan hasil
pertanian, unit penghisap (pompa vacum) merupakan salah satu alat
yang sangat vital keberadaannya. Seiring dengan berkembangnya
teknologi, pompa vacum dapat dimodifikasi dalam bentuk yang
beraneka ragam. Akan tetapi, pada dasarnya prinsip kerja dari pompa
vacum yang beraneka ragam itu tidaklah jauh berbeda yaitu dengan
membuat tekanan pada suatu lokasi jauh lebih rendah dari tekanan
atmosfir (Hall, 1998).
Berbagai jenis peralatan diciptakan untuk mengukur tekanan yang
paling sederhana yaitu manometer tabung, tabung berbentuk U ini
sebagian diisi cairan, air raksa atau air. Tekanan (P) yang diukur
dihubungkan dengan perbedaan ketinggian kedua permukaan cairan
dengan hubungan P = P0 + ρ.g.h (Giancoli, 1997).
Manometer adalah alat ukur tekanan dan manometer tertua adalah
manometer kolom cairan. Alat ukur ini sangat sederhana, pengamatan
dapat dilakukan langsung dan cukup teliti pada beberapa daerah
pengukuran. Manometer kolom cairan biasanya digunakan untuk
pengukuran tekanan yang tidak terlalu tinggi (mendekati tekanan
atmosfir). Jenis manometer tertua adalah manometer kolom cairan.
Versi manometer sederhana kolom cairan adalah bentuk pipa U (lihat
Gambar 4-4) yang diisi cairan setengahnya (biasanya berisi minyak, air
atau air raksa) dimana pengukuran dilakukan pada satu sisi pipa,
sementara tekanan (yang mungkin terjadi karena atmosfir) diterapkan
pada tabung yang lainnya. Perbedaan ketinggian cairan memperlihatkan
tekanan yang diterapkan (Anonim, 2010).
Dalam sistem kerjanya sebuah unit penghisap sering menggunakan
prinsip-prinsip dinamika fluida sehingga perhitungan debit maupun
kecepatan aliran fluida dapat dihubungkan dengan unit penghisap.
Biasanya zat yang dihisap oleh pompa vacum berupa zat alir (fluida)
dengan viskositas tertentu. Dalam hal ini yang dimaksud dengan fluida
adalah zat yang dapat berubah bentuk secara kontinyu apabila terkena
tegangan geser, sehingga fluida dapat dikatakan sebagai zat yang dapat
mengalir dan menyesuaikan diri dengan tempatnya (Anonim, 2010).
Pompa Sentrifugal merupakan pompa yang sangat umum
digunakan untuk pemompaan air dalam berbagai penggunaan industri.
Biasanya lebih dari 75% pompa yang dipasang di sebuah industri adalah
pompa sentrifugal. Kedua Pompa dengan efek khusus terutama
digunakan untuk kondisi khusus di lokasi industri. Pada pompa
sentrifugal cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir,
atau dalam hal jet pump oleh tekanan buatan. Baling-baling impeler
meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga menyebabkan cairan
berputar. Cairan meninggalkan impeler pada kecepatan tinggi.Impeler
dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa turbin digunakan
cincin diffuser stasioner. Volute atau cincin diffuser stasioner mengubah
energi kinetik menjadi energi tekanan (Anonim, 2010).
b. Tinjauan Teori
Pengukuran debit dengan menggunakan pompa yang telah
mempunyai luas A persatuan waktu suatu jumlah zat cair, dimana
Q=A.V (m3/dt). Bila kecepatan dalam sebuah pipa dengan perkalian dari
penampang pipa dan panjang pipa yang bersangkutan, yang dilalui oleh
bagian zat cair yang mengalir akan sama dengan perkalian penampang
pipa dan panjang pipa yang bersangkutan, yang dilalui oleh bazat cair
persatuan waktu (Krist, 1999).
Aliran stasioner fluida yang kontinyu sering kali menerapkan
prinsip “Persamaan Bernoulli”. Persamaan tersebut dapat digunakan jika
terdapat dua buah titik yang berbeda pada kurva aliran. Misalkan titik I
berada pada ketinggian h1 sedangkan v1, ρ1 serta P1 adalah kecepatan,
rapat massa dan tekanan fluida di titik itu. Demikian pula h2 dan v2 serta
ρ2 serta P2 untuk titik kedua. Maka dapat mengandalkan fluida itu tidak
dapat dimampatkan dan tidak memiliki viskositas (Beiser, 1996).
Aliran air dari sumber masuk melalui pipa pemasukan atau pipa
penghubung dan keluar dari katup limbah. Gaya tekan air yang masuk ke
dalam pompa akan mendorong katup-katup tersebut sehingga memaksa
katup tersebut menutup dan menghentikan aliran di pipa pemasukan.
Kondisi ini menyebabkan adanya gaya tekan dari pipa pemasukan dan
memaksa air untuk mengalir ke pipa pengeluaran dengan tekanan tinggi
sehingga mampu dialirkan ke lokasi yang lebih tinggi. Tekanan tinggi
dalam pompa juga akan mengatasi tekanan dalam ruang udara pada katup
penghantar sehingga katup akan terbuka dan air akan terus mengalir lagi
dari pipa penghubung. Perputaran ini berlangsung berulang-ulang dengan
frekuensi yang sangat cepat (Imam, 2008)
Persamaan dasar dalam hidrodinamika telah dapat dirintis dan
dirumuskan oleh Bernoulli secara baik, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk menjelaskan gejala fisis yang berhubungan dengan dengan aliran
air. Persamaan dasar tersebut disebut sebagai persamaan Bernoulli yakni
persamaan yang menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan
kecepatan, tinggi permukaan zat cair dan tekanannya. Persamaan yang
telah dihasilkan oleh Bernoulli tersebut juga dapat disebut sebagai
Hukum Bernoulli, yakni suatu hukum yang dapat digunakan untuk
menjelaskan gejala yang berhubungan dengan gerakan zat alir melalui
suatu penampang pipa. Hukum tersebut diturunkan dari Hukum Newton
dengan berpangkal tolak pada teorema kerja-tenaga aliran zat cair
dengan beberapa persyaratan antara lain aliran yang terjadi merupakan
aliran steady (mantap,tunak),tak berolak (laminier, garis alir streamline),
tidak kental dan tidak termampatkan (Anonim, 2010)
Tekanan dapat diukur dengan berbagai alat. Semua peralatan
sedemikian pada dasarnya mengukur perbedaan diantara dua tekanan,
hanya jika salah satu dari tekanan itu vakum barulah alat itu mengukur
tekkanan yang sebenarnya. Sebagai contoh, manometer yang digunakan
untuk mengukur beda tekanan di tempat yang berbeda. Analisa tekanan
di dalam suatu fluida yang diam disebut hidrostatika dan tidak asing lagi
bagi kita yang telah mengikuti kuliah mekanika fluida. Hidrostatika
digunakan untuk menentukan berbagai hubungan di antara berbagai
perbedaan tekanan dan ketinggian suatu manometer (William dan Henry,
1996).
Penerapan prinsip unit penghisap dalam teknologi pengolahan
pangan dan hasil pertanian adalah proses pengisian produk dalam suatu
kemasan, misalnya pengisian kecap, sirup, saos, dll. Unit penghisap
yang hendak digunakan untuk mengisikan produk ke dalam kemasan
harus didesain sedemikian rupa serta perlu diperhitungkan mengenai
luas penampang, tekanan, debit dan kecepatan aliran sehingga proses
pengisian dapat berjalan dengan lancar dengan efektivitas yang tinggi
(Anonim, 2010).
Untuk membangun teori dasar tentang unjuk kerja pompa, kita
mengandalkan bahwa alirannya satu dimensi, dan kita gabungkan
vektor-vektor kecepatan fluida yang diperoleh dengan pengidelan ini
dalam bilah-bilah pendesak itu dengan teorema momentum sudut untuk
suatu volume kendali. Tujuan pokok perancangan-perancangan pompa
adalah membuat efisiensi setinggi mungkin untuk rentang debit Q yang
selebar-lebarnya. Pada dasarnya daya guna terdiri atas tiga bagian yaitu
volumetrik, hidrolik, dan mekanis (Frank, 1991).
Persamaan Bernoulli berlaku untuk aliran stasioner fluida yang
kontinyu. Jika ada dua buah titik yang berbeda pada kurva aliran,
persamaan ini dapat digunakan. Misalkan titik I berada pada ketinggian
h1 dan v1, ρ1 serta P1 adalah kecepatan, rapat massa dan tekanan fluida di
titik itu. Demikian pula h2 dan v2 serta ρ2 serta P2 untuk titik kedua.
Maka dapat mengandalkan fluida itu tidak dapat dimampatkan dan tidak
memiliki viskositas (Frederick, 1994).
III. Metode Percobaan
a. Alat dan Bahan

1. Satu set pompa airbeserta selang- 6. Gelas ukur


selangnya 7. Sumber listrik
2. Vacum unit 8. Jangka sorong
3. Ember (besar dan kecil) 9. Air
4. Alat pengukur tekanan (manometer
pipa terbuka)
5. Alat pengukur waktu (stopwatch)

1. mpa air
2. Keran
3. Pengukur volume
4. Peredam kecepatan air
5. Manometer pipa terbuka
6. Vacum unit
7. Penampung air

Gambar 1.1 Rangkaian Percobaan Unit Penghisap (Pompa Vacum)

Pipa 3
1 3
2

Luas penampang hisapan


Pipa 2
Luas penampang aliran
Gambar 1.2 Pipa Unit Penghisap

b. Cara Kerja
Diukur dimensi unit penghisap :Ǿ dalam pipa 2, Ǿ luar pipa 3, dan
Ǿ dalam pipa 3

Peralatan dan bahan disusun sesuai dengan susunan percobaan

Pompa air dihidupkan, kran dibuka mulai dari yang terendah

Diadakan pengukuran bila aliran sudah stabil (manometer stabil)

Diukur debit bersamaan dengan pengukuran tekanan

Diulangi hingga 8 pengukuran yang berbeda

Diplot dalam grafik, dicari nilai C


IV. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Debit dan Tekanan
P2 T Volume
No Q (lt/dt) v (m/s)
(cmHg) (detik) (m3)
1. 0,5 8,69 10-3 0,115.10-3 1,456
2. 1,8 5,13 10-3 0,195.10-3 2,468
3. 3,8 3,48 10-3 0,287.10-3 3,632
4. 5,3 3,00 10-3 0,333.10-3 4,215
5. 5,8 2,99 10-3 0,334.10-3 4,228
6. 6,2 2,84 10-3 0,352.10-3 4,456
7. 6,4 2,83 10-3 0,353.10-3 4,468
8. 6,5 2,79 10-3 0,358.10-3 4,531
Sumber : Laporan Sementara
b. Pembahasan
Pada percobaan Unit Penghisap atau Pompa vacum ini digunakan
alat yang berupa pompa air, manometer pipa terbuka, selang, penampung,
alat ukur waktu, dan alat ukur volume. Dalam percobaan ini akan
ditentukan hubungan antara tekanan, kecepatan dan besar debit aliran dari
unit penghisap dengan prinsip-prinsip dinamika fluida.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
penghisapan dapat terjadi apabila terjadi perbedaan tekanan di antara dua
lokasi. Apabila ada sebuah aliran fluida suatu melewati penampang yang
mengecil atau menciut, maka pada sisi penciutan akan terjadi tekanan
yang rendah atau bahkan lebih rendah dari tekanan atmosfir.
Pompa vakum merupakan suatu alat yang didesain sedemikian
rupa sehingga tekanan pada suatu lokasi lebih rendah dari tekanan
atmosfer. Dengan adanya perbedaan tekanan ini maka akan terjadi aliran
dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.
Dalam mekanisme kerjanya unit penghisap sering menggunakan prinsip-
prinsip dinamika fluida sehingga penghitungan debit maupun kecepatan
suatu aliran fluida dapat dihubungkan dengan unit penghisap. Debit,
kecepatan, penampang, dan tekanan merupakan dimensi yang saling
berhubungan.
Hubungan antara luas penampang, tekanan dan kecepatan adalah
bahwa semakin besar luas penampangnya maka tekanannya semakin kecil
sehingga kecepatan aliran yang melewatinya juga semakin kecil. Hal ini
berlaku sebaliknya yaitu jika luas penampangnya kecil atau menciut maka
pada sisi penciutan akan terjadi tekanan yang lebih tinggi sehingga
kecepatan alirannya menjadi besar.
Dalam percobaan ini dipergunakan bermacam-macam alat
meliputi, pompa air dengan selang-selangnya, vacum unit, ember besar
dan kecil, manometer pipa terbuka sebagai alat ukur tekanan, stopwatch
sebagai alat ukur waktu, dan alat ukur volume, jangka sorong, sumber
listrik, dan air. Percobaan kali ini dilakukan sebanyak 8 kali dengan posisi
putaran kran yang berbeda, semakin lama semakin membesar. Hal ini
bertujuan untuk membandingkan kecepatan aliran yang berbeda dan
tekanan pada debit.
Faktor yang mempengaruhi perbedaan tekanan adalah diameter
aliran, diameter penghisap, kecepatan aliran dan debit. Hubungan beda
tekanan dengan debit aliran adalah berbanding lurus, artinya semakin
besar debit dan kecepatan aliran yang digunakan maka semakin besar pula
tekanan yang dihisap. Sedangkan jika diameter pipa aliran dan diameter
penghisap diperbesar maka beda tekanannya akan lebih kecil.
Dari hasil perhitungan luas penampang diperoleh diameter aliran
(D2) sebesar 0,0105 m dan diameter penghisap (D3) sebesar 0,00031 m.
Dengan menggunakan rumus ¼.π.D2 diperoleh A (luas penampang)
sebesar 7,90.10-5 m2 dengan mengurangkan luas penampang aliran (D2)
dikurangi luas penampang hisapan (D3).
Nilai debit (Q) dari hasil bagi volume (V) dengan waktu (t) sebesar
0,115.10-3 m3/dt; 0,195.10-3 m3/dt; 0,287.10-3 m3/dt; 0,333.10-3 m3/dt;
0,334.10-3 m3/dt; 0,352.10-3 m3/dt; 0,353.10-3 m3/dt; dan 0,358.10-3 m3/dt.
Nilai debit berbanding terbalik dengan waktu, semakin besar waktu, debit
akan semakin kecil.
Diperoleh kecepatan aliran (v) dari hasil bagi debit (Q) dengan luas
penampang (A) sebesar 1,456 m/dt; 2,468 m/dt; 3,632 m/dt; 4,215 m/dt;
4,228 m/dt; 4,456 m/dt; 4,468 m/dt; dan 4,531m/dt. Kecepatan aliran
berbanding lurus dengan debit, semakin besar debit semakin besar pula
kecepatan alirannya. Dan sesuai dengan persamaan Bernoulli “semakin
besar kecepatan aliran fluida maka semakin kecil tekanan, dan semakin
kecil kecepatan aliran fluida
Dari hasil percobaan, diperoleh grafik hubungan antara tekanan
dengan debit dengan persamaan garisnya y = 25,25x – 2,808 dengan R2 =
0,973. Nilai konstanta debit aliran dengan tekanan (C1) adalah 25,25.
Sedangkan dari grafik hubungan tekanan dengan kecepatan aliran
diperoleh persamaan garisnya y = 1,995x – 2,808 dengan R2 = 0,973. Nilai
konstanta kecepatan aliran dengan tekanan (C2) adalah 1,995.
Grafik hubungan antara tekanan dengan debit dan tekanan dengan
kecepatan yang diperoleh dari percobaan ini tidak berupa garis linear yang
lurus, padahal seharusnya grafik yang tergambarkan berupa garis linear
yang lurus karena jika tekanannya diperbesar maka kecepatan aliran dan
debitnya juga akan bertambah besar dengan kenaikan yang konstan.
Kesalahan ini perlu di evaluasi agar dapat diperoleh grafik linear yang
lurus.
Beberapa hal yang berpengaruh pada penyimpangan percobaan ini
antara lain, kurang akuratnya praktikan dalam membaca perbedaan
tekanan pada manometer pipa terbuka, pemencetan tombol stopwatch
tidak bersamaan dengan membuka kran air dan terjadinya pusaran air
ketika air masuk ke dalam wadah. Sehingga hal ini akan berpengaruh pada
debit dan kecepatan aliran.

Gambar 1.3 Grafik hubungan antara Tekanan dengan Debit


Gambar 1.4 Grafik hubungan antara Tekanan dengan Kecepatan

V. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum acara I Unit Penghisap
(Pompa Vacum) ini adalah :
1. Besarnya luas penampang 7,90.10-5 m2 yang diperoleh dari selisih luas
penampang aliran sebesar 8,66.10-5 m2 dengan luas penampang hisapan
sebesar 7,55.10-6 m2.
2. Besarnya debit aliran :
Q1 = 0,115.10-3 m3/dt Q5 = 0,334.10-3 m3/dt
Q2 = 0,195.10-3 m3/dt Q6 = 0,352.10-3 m3/dt
Q3 = 0,287.10-3 m3/dt Q7 = 0,353.10-3 m3/dt
Q4 = 0,333.10-3 m3/dt Q8 = 0,358.10-3 m3/dt
Debit terbesar adalah 0,358.10-3 m3/dt
Debit terkecil adalah 0,115.10-3 m3/dt
3. Besarnya kecepatan aliran air :
v1 = 1,456 m/dt v5 = 4,228 m/dt
v2 = 2,468 m/dt v6 = 4,456 m/dt
v3 = 3,632 m/dt v7 = 4,468 m/dt
v4 = 4,215 m/dt v8 = 4,531 m/dt
Kecepatan terbesar adalah 4,531 m/s
Kecepatan terkecil adalah 1,456 m/s
4. Persamaan regresi pada grafik hubungan antara tekanan dengan debit
adalah y = 25,25x – 2,808 dengan R2 = 0,973, dengan nilai konstantanya
(C1) adalah sebesar 25,25.
Persamaan regresi pada grafik hubungan antara tekanan dengan
kecepatan adalah y = 1,995x – 2,808 dengan R2 = 0,973, dengan nilai
konstanta (C2) sebesar 1,995.
5. Tekanan yang diperoleh dari pengukuran manometer : 0,5 cmHg; 1,8
cmHg; 3,8 cmHg; 5,3 cmHg; 5,8 cmHg; 6,2 cmHg; 6,4 cmHg; dan 6,5
cmHg. Tekanan terbesar adalah 6,5 cmHg dan tekanan terkecil adalah
0,5 cmHg.
6. Prinsip kerja pompa penghisap adalah membuat tekanan pada suatu
lokasi lebih rendah dari tekanan atmosfer.
7. Debit berbanding lurus dengan volume dan berbanding terbalik dengan
waktu.
8. Kecepatan berbanding lurus dengan debit dan berbanding terbalik
dengan luas penampang
9. Penerapan prinsip unit penghisap dalam teknologi hasil pertanian
digunakan dalam proses pengisian suatu produk dalam kemasan,
contohnya pengisian kecap dan saos ke dalam botolnya dalam suatu
industri.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Pompa Sentrifugal. http//wikipedia.pompa_vacum.com. diakses


tanggal 11 Maret 2010. Pukul 15.30 WIB.

Anonim, 2010. Prinsip Kerja Pompa. http//chemistry.unit_penghisap.co.id.


diakses tanggal 11 Maret 2010. Pukul 17.00 WIB.

Anonim, 2010. http//chem-is-try.org. diakses tanggal 11 Maret 2010. Pukul 18.30


WIB.

Anonim, 2010. Hukum Bernoulli. http//smkmuhi.110mb.com. diakses tanggal 11


Maret 2010. Pukul 19.00 WIB.

Anonim, 2010. Manfaat pompa. http//google.co.id. Diakses tanggal 11 Mei 2008.


Pukul 20.00 WIB.

Beiser, Barowitz. 1996. Essentials of Physics. United States of America : Addison


Publishing Wesley Company Inc.

Bueche, Frederick, J. 1994. Seri Buku Schaum Teori dan Soal-Soal Fisika Edisi
Kedelapan. Erlangga. Jakarta.

Cahyanta, Yosef Agung. 2008. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol. 2 No.
2. Yogyakarta

Giancoli, Douglas. 1997. Fisika. Erlangga. Jakarta.

Hall, Jeffry. 1998. Pengantar Ilmu Elektronika. Gramedia. Jakarta.

Krist. 1999. Hidrolika Teknik. Erlangga. Jakarta


Reynolds, William dan Henry. 1996. Termodinamika Teknik. Erlangga. Jakarta.

Sears. 1996. Fisika Untuk Universitas I. Bandung. Binacipta.

Soetarmo. 1998. Sistem Dasar dari Pengukuran. Jakarta : Erlangga.


Tipler, A. Paul. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta.

Wahyud, S. Imam. 2008. Jurnal Sains danTeknologi II. Lampung

White, Frank M. 1986. Mekanika Fluida I Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.

Wright, S. 1993. Dasar-Dasar Mekanika Fluida Teknik. PT Gramedia Pustaka


Utama. Jakarta.
LAMPIRAN
Analisis Hasil Percobaan
a. Luas Penampang
D dalam pipa 2 = 0,0105 m ; D dalam pipa 3 = 0,0031 m
1
Luas penampang D2 = πD 2
4
1
= x 3,14 x 0,0105 x 0,0105 = 18,66.10 -5
m2
4
1
Luas penampang D3 = πD 2
4
1
= x 3,14 x 0,0031 x 0,0031 = 7,55.10 -6
m2
4
A = A aliran – A hisapan
= 18,66.10-5 m2 – 7,55.10-6 m2
= 7,90.10-5 m2
Volume (V)
b. Perhitungan debit, Q = Waktu (t)

10
1) Q1 = 8,69 =1,15 .10 m /s

10
2) Q2 = 5,13 = 1,95 .10 m /s

10
3) Q3 = 3,48 = 0,16 .10 m /s

10
4) Q4 = 3,00 = 3,33 .10 m /s

10
5) Q5 = 2,99 = 3,34 .10 m /s

10
6) Q6 = 2,84 = 3,52 .10 m /s

10
7) Q7 = 2,83 = 3,53 .10 m /s

01
8) Q8 = 2,79 = 3,58 .10 m /s
Q
c. Perhitungan kecepatan aliran, v =
A
1,95.10 m 3 /s
1) V1 = = 2,468 m/s
7,90 .10 −5

1,95.10 m3 /s
2) V2 = = 2,468 m/s
7,90 .10 −5

2,87.10 m3 /s
3) V3 = = 3,632 m/s
7,90 .10 −5

3,33.10 m 3 /s
4) V4 = = 4,215 m/s
7,90 .10 −5

3,34.10 m 3 /s
5) V5 = = 4,228 m/s
7,90 .10 −5

3,52.10 m 3 /s
6) V6 = = 4,456 m/s
7,90 .10 −5

3,53.10 m 3 /s
7) V7 = = 4,4684 m/s
7,90 .10 −5

3,58.10 m 3 /s
8) V8 = = 4,531 m/s
7,90 .10 −5

You might also like