Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi
Apendiccitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis. Jenis
yang akut apendiks juga didefinisi kan sebagai peradangan yang terjadi
di daerah apendiks yang terjadi secara mendadak. ( Buku Ajar Bedah,
1994 )
Macam-macam apendiccitis, antara lain :
1. Apendiccitis akut
Suatu peradangan apendiks yang terjadi secara akut atau
mendadak.
2. Apendiccitis infiltrat
Suatu peradangan apendiks yang terjadi dimana usus omentum
mengelompok sehingga membentuk ke suatu infiltrad apendiks.
3. Apendiksitis kronis
Suatu peradangan apendiks yang telah sembuh tetapi menimbulkan
sicatrik dan menimbulkan nyeri atau kolik. ( Kapita Selekta
Kedokteran, 2000 )
2. Anatomi dan Fisiologi
Sebagaimana diketahui kolon mulai sebagai kantong yang mekar
dan padanya terdapat apendiks vermiformis atau umbai cacing. Apendiks
juga terdiri atas keempat lapisan yang sama dengan lambung, dinding
lapisan luar adalah membran serosa yaitu peritonium yang membalut
usus dengan erat.
Dinding lapisan berotot terdiri atas dua lapisan serabut serabut
saja. Lapisan luar terdiri atas serabut longitudinal dan dibawah ini ada
lapisan tebal terdiri atas serabut sirkuler. Diantara kedua lapisan serabut
berotot ini terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe dan pleksus saraf.
( Buku Ajar Bedah, 1994 )
Dinding submukosa terdapat antara otot sirkuler, lapisan yang
merupakan perbatasannya. Dinding submukosa dan mukosa dipisahkan
oleh selapis otot diatas yang disebut mukosa muskularis. Dinding
mukosa dalam yang disebut valvulae koniventes yang memberi kesan
seperti anyaman halus. Lapisan submukosa pada apendiks berisi
sejumlah besar jaringan limfe. Yang dianggap menyerupai tonsil,
sebagian terletak dibawah sekum dan sebagian dibelakang sekum atau
disebut retro sekum. Dalam apendiksitis, apendiks meradang yang
umumnya menghendaki operasi apendiktomi. ( Anatomi dan Fisiologi
untuk Paramedis, 2000 )
3. Patofisiologi
Appendicitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen
apendiks oleh hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur
karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya atau neoplasma. ( Kapita
Selekta Kedokteran, 2000 )
1994 )
4. Etiologi
Apendiccitis akut disebabkan oleh :
a. Adanya biji bijian yang menimbulkan peradangan
b. Adanya tumor yang menyebabkan obstruksi
BAB II
TINJAUAN KASUS
A.
PENGKAJIAN
1. Identifikasi data
a. Identitas klien
Nama
Ny Y
Umur
35 tahun
Jenis kelamin
Perempuan
Status perkawinan
Sudah kawin
Pekerjaan
Agama
Islam
Alamat
Diagnos medis
Appendiccitis akut
No Med Reg
06/04/62
Ruangan
Dahlia
Tanggal masuk RS
15 April 2006
Tanggal pengkajian
Nama
16 April 2006
Tn
Umur
40 Tahun
Jenis kelamin
Laki laki
Pekerjaan
Wiraswasta
Pendidikan
SMU
Agama
Islam
Suami
Alamat
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Klien datang ke dengan keluhan perut terasa sakit pada
daerah kanan bawah. Sakit yang dirasakan seperti ditusuk
tusuk, klien tidak mampu berjalan dengan baik, sakit ini
dirasakan sejak lebih kurang tiga hari yang lalu.
b. Riwayat kesehatan sekarang
P : Klien mengatakan nyeri pada daerah post operasi
appendiks.
Q : Nyeri dirasakan bertambah jika klien bergerak dan
berkurang jika
Dirumah
1. Pola nutrisi
Makan
Minum
Nafsu makan
Klien
3 6 gelas perhari
menghabiskan
2. Pola Eliminasi
1 porsi
porsi
BAB
Selama di RS baru 1
1 x sehari, warna x
BAK
kuning
dan
warnanya
konsentrasi kuning
lunak
2 3 x sehari warna
3.Istirahat
Tidur siang
kuning jernih
1 2 jam sehari
Tidur malam
Klien
jarang
siang hari
(Jam 23.00-05.00)
6 8 jam / hari
(Jam 21.00-05.00)
2 x sehari dengan
menggunakan
lap
atau
5. Aktivitas
dengan keluarga
mencuci 1 x sehari
tampak
2 x sehari
bergerak
Klien
bebas,
oleh
Compos Mentis
Temperatur
370 C
Nadi
86 x / menit
Tekanan darah
120/ 80 mmHg
Respirate rate
24 x / menit
Bulat
b. Keadaan khusus
Kepala
Bentuk
Warna rambut :
Hitam panjang
Kebersihan
Ekspresi wajah
Mata
Bentuk
Simetris
Penglihatan
Pupil
Isokor
Sklera
Konjungtiva
Tidak anemis
Simetris
Telinga
Bentuk
Pendengaran :
Mancung
Penciuman
Gigi
Bibir
Kering
Bentuk
Gerakan
Turgor
Elastis
Warna kulit
Sawo matang
Mulut
Leher
Kulit
Peny kulit
Tidak ada
Kebersihan
Simetris
Dada
Bentuk
Frekuensi RR :
24 x / menit
Sesak nafas
Tidak ada
Bentuk
Simetris
Keadaan
Tegang
Nyeri
Abdomen
Tidak teraba
Luka operasi :
Masih basah
Sistem Saraf
Aktivitas motorik :
motorik
Ekstermitas bawah
: Baik
Sensorik
dari luar
7. Psikososial spiritual
Psikologis
: 12 gr%
Leukosit
: 6700/ml
Eosinopil
: 1%
Basofil
: 0%
Batang
: 3%
Segmen
: 76%
Limfosit
: 25%
Monosit
: 5%
Injeksi : Cefotaxim 2 x 1 gr
Sagestam 2 x 80 mg
Suppos :Pronalgest sup 3 x 1 / hari
10. Penatalaksanaan Keperawatan
post operasi.
post operasi.
B.
No
1.
ANALISA DATA
Data
Tanggal 16 April 2006
Data subjektif
- Klien mengatakan nyeri
pada
daerah
post
operasi
- Mengeluh
bila
digerakkan
Data obyektif
- Ekspresi wajah klien
meringis
- Klien gelisah
- Luka operasi masih
Kemungkinan
penyebab
Post operasi
apendiccitis
Luka operasi
Terputusnya jaringan
dan saraf
Ketegangan lapisan
otot
Merangsang saraf
sensorik
Masalah
Gangguan
rasa nyaman
nyeri
2.
basah
Tanda tanda vital
- Suhu : 37 0 C
- Nadi : 86 x / menit
- TD : 120 / 80 mmHg
- RR : 24x / menit
Medula spinalis
Otak
Nyeri
Gangguan
aktivitas
Data Subyektif
- Klien mengatakan nyeri
pada
daerah
luka
operasi bila digerakkan
Nyeri
Takut menggerakkan
Ekstrimitas bawah
Aktivitas terhambat
Data obyektif
- Klien hanya berbaring
saja ditempat tidur,
tidak bergerak, ke kiri,
ke kanan dan duduk.
- Adanya luka operasi
- Klien tampak meringis
bila bergerak
- Klien
dalam
beraktivitas
sering
dibantu keluarga
3.
Tanggal 17 April 2006
Data Subyektif
- Klien mengatakan mual
- Klien mengatakan tidak
Merangsang sistem
pencernaan
Gangguan
pemenuhan
nutrisi
pernah
4.
Data subyektif
- Klien mengatakan nyeri
pada
daerah
post
operasi berkurang
Data obyektif
- Klien post operasi
apendiktomi
- Adanya luka operasi
Temperatur : 36,40 C
Nadi
: 84 x / mnt
TD
: 120/80
mmHg
RR
: 20
x/menit
C.
Peningkatan asam
lambung
Mual
Anorexia
pemenuhan nutrisi
terhambat
Post operasi apendiks
Luka operasi
Invasi kuman
Potensial terjadinya
infeksi pada luka
operasi
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan rasa nyaman ; nyeri .
2. Gangguan pola aktivitas.
Resti
terjadinya
infeksi
D.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman ; nyeri berhubungan dengan luka post
operasi.
2. Gangguna pola aktivitas berhubungan dengan luka post operasi.
3. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anorexia
4. Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan invasi kuman.
Daftar Isi
BAB I TINJAUAN
TEORITIS
..
1. Defenisi
. 1
2. Anatomi
dan
Fisiologi
...
3. Patofisiologi
..
4. Etiologi
. 3
5. Komplikasi
...
6. Penatalaksanaan
BAB II TINJAUAN
KASUS
... 4
A.
PENGKAJIAN
. 4
1. Identifikasi
data
..
2. Riwayat
kesehatan
..
3. Aktivitas
sehari
hari
. 5
4. Pemeriksaan
fisik
post
operasi
5. Psikososial
6. Data
spiritual
9
penunjang
... 9
7. Penatalaksanaan
atau
.
B.
therapy
9
ANALISA
DATA
C.
PRIORITAS
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
12
D. ASUHAN
KEPERAWATAN.
13
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA
: LUSIANAH
NIM
: 20323 AK
Judul
gangguan Sistem
10
: III A
Pembimbing/CI
Penguji
DISUSUN OLEH
NAMA :
LUSIANAH
NIM
: 20323 AK
TINGKAT : III.A
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama
Umur
Ruangan
:
:
:
Tanggal
1
02 Mei 2006
Tn U
25 tahun
Cempaka
DIAGNOSA MEDIS
NOMOR REG
Perencanaan
Intervensi
Rasionalisasi
2
4
5
1. Gangguan
Kaji skala nyeri Dengan mengkaji
nyaman
skala
nyeri
berhubungan
diharapkan dapat
Rasa nyaman
dengan luka post terpenuhi
mengetahui
operasi
karakteristik tipe
dan lokasi nyeri
Data subjektif :
Tujuan jangka
Diagnosa keperawatan
Tujuan
3
rasa Tujuan jangka
nyeri panjang :
Klien mengatakan
nyeri pada daerah
post operasi
Data objektif :
Keadaan umum
Adanya luka
operasi.
pendek :
Dalam waktu
2-6jam Nyeri
berkurang
Keadaan umum
baik
Ekspresi wajah
tidak meringis
lagi
Atur
posisi
klien ditempat
tidur
(semifowler)
Dengan mengatur
posisi
klien
ditempat
tidur
yang
senyaman
mungkin
diharapkan nyeri
berkurang
: APENDICCITIS AKUT
: 085002
Implementasi
6
Mengkaji
skala
nyeri klien dengan
dapat mengetahui
lokasi nyeri dan
mengetahui
tipe
nyeri
serta
mengetahui
tindakan yang akan
dilakukan
7
Tanggal 04 Mei
2006
S
:
Klien
mengatakan nyeri
sedikit berkurang.
O : Klien tampak
lemah
A : Masalah dapat
teratasi
sebagian
Mengatur
posisi P : Therapi
klien pada posisi
dilanjutkan
tidur
klien
senyaman mungkin
Evaluasi
Temperatur : 370 C
Nadi
mnt
: 86 x /
RR
mnt
: 24 x /
2. Gangguan
pola Tujuan jangka
panjang :
aktivitas
Aktivitas
berhubungan
dengan luka post kembali normal
operasi.
Data subjektif :
Klien mengatakan
nyeri pada daerah
luka operasi bila
digerakkan
dan relaksasi
relaksasi
diharapkan dapat
mengurangi
persepsi
klien
terhadap nyeri.
relaksasi
dapat
berupa mengajak
klien untuk melatih
dan membaca serta
mendengar musik
Kolaborasi
Dengan kolaborasi
dengan
tim bersama
team
medis
medis
lainnya
diharapkan dapat
mengurangi rasa
nyeri
dengan
pemberian therapi
Melakukan
kolaborasi dengan
team medis dalam
memberi
obat
analgesik
yaitu
pronalges suppos 3
x sehari
Anjurkan pada
klien
untuk
beraktivitas
yang ringan
Tanggal 04 Mei
Menganjurkan
pada klien untuk 2006
melakukan
S : Klien dapat
aktivitas
ringan
mengubah
misalnya
posisi sendiri,
menggerakkan
namun masih
ekstrimitas
atas
sedikit
dan bawah
memerlukan
bantuan
keluarga
Dengan
menganjurkan
klien
untuk
beraktivitas yang
ringan diharapkan
tidak
terjadi
kekakuan sendi
Data objektif :
Klien hanya berbaring
saja ditempat tidur
tidak bergerak ke kiri
ke kanan dan bergerak
Adanya luka operasi
Klien takut
menggerakkan daerah
operasi
Dengan motivasi
klien
untuk
melakukan
aktivitas
sendiri
diharapkan dapat
mempercepat
proses
penyembuhan
Libatkan
keluarga dalam
membantu klien
malakukan
aktivitas
atau
bergerak
Dengan melibatkan
anggota keluarga
klien
dalam
membantu
klien
beraktivitas
diharapkan dapat
mempercepat
proses
penyembuhan dan
mengurangi nyeri
yang di timbulkan
Melibatkan
keluarga
dalam
membantu
klien
beraktivitas
atau
bergerak misalnya
membantu
klien
untuk
duduk,
makan, minum dan
mandi
Beri
makanan Dengan
yang hangat
memberikan
makanan
yang
Kebutuhan
hangat
diharapkan
nutrisi
dapat mengurangi
terpenuhi
rasa mual dan
merangsang pola
Tujuan jangka
nafsu makan klien
pendek :
Dalam waktu
Beri
makanan Dengan
1x24 jam
sedikit
tapi memberikan
Klien mampu
makanan
sedikit
menghabiskan sering
tapi
sering
makanannya
Memberi makanan
yang hangat yaitu
menyuruh
klien
makan pada saat
makanan
dihidangkan pada
waktunya
Klien dalam
beraktivitas dibantu
keluarga
03 Mei 2006
3. Gangguan
pemenuhan nutrisi
berhubungan
dengan anorexia
Data Subyektif
Klien mengatakan
mual
Klien mengatakan
tidak ada napsu
makan
Klien mengatakan
Tujuan jangka
panjang :
Tanggal 04 Mei
2006 Klien dapat
menghabiskan 1
porsi makanan
O : Klien tampak
baik
A : Masalah
teratasi
sebagian
Memberi makanan P : Therapy
dengan frekuensi
dilanjutkan
sedikit tapi sering
dengan
3 x
Data Objektif
Klien tidak pernah
menghabiskan
makananya
Beri
makanan Dengan
yang bervariasi
memberikan
makanan
yang
bervariasi
diharapkan nafsu
makan meningkat
Memberikan
makanan dengan
frekuensi
yang
berbeda 3 x sehari
sesuai diet
Kolaborasi
dengan team gizi
Dengan melakukan
kolaborasi dengan
team
gizi
diharapkan
kebutuhan
gizi
klien terpenuhi.
Melakukan
kolaborasi dengan
team gizi dalam
pemberian diit
Merawat
luka
operasi
dengan
tehnik aseptik dan
anti septik dalam
setiap
tindakan
yaitu
mencuci
tangan
sebelum
dan sesudah kerja
dan tetap menjaga
kesterilan alat
alat instrument.
Rawat
operasi.
4. Potensial
tinggi
terjadinya infeksi
berhubungan
dengan
invasi
kuman
Data subjektif :
Tujuan jangka
panjang :
Infeksi tidak
terjadi
Tanggal 04 Mei
2006
S : Klien mulai
dapat beraktivitas
O : Luka operasi
klien mulai
kering
A : Masalah dapat
teratasi
sebagian
P : Therapy
dilanjutkan
Klien mengatakan
nyeri pada daerah
post operasi
berkurang
Data Objektif :
Klien Post operasi
apendiktami
Adanya luka
operasi
Tem : 36.5 0C
Nadi : 84 x /mnt
T/D : 120/80
RR : 20 x/mnt
Tujuan jangka Monitor tanda Dengan
monitor
pendek :
tanda infeksi
tanda tanda
Dalam waktu
infeksi diharapkan
2 x 24 jam
dapat mengetahui
apakah
terdapat
Luka operasi
infeksi pada luka
kering
post operasi
Memonitor tanda
tanda
infeksi
apakah ada rubor,
kalor, dolor, tumor
dan funtci laesia.
Melakukan
kolaborasi dalam
pemberian
antibiotik
sesuai
Dengan pemberian
therapy diharapkan
dapat mengurangi
atau
membunuh
Memonitor
vital
sign tiap 8 jam
sekali.
Temperatur : 36,50
C
Nadi : 84 x / mnt
RR : 20 X / mnt
TD : 120 /70
mmHg