Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Dibuat dalam rangka perkuliahan Sistem Respirasi
Oleh:
Kelompok 2
Anisa Destriana
Muhamad Budiarto
Azizah Nuraeni
Divi Fahrizal
Sickha Ulfah
Dede Komariah
Dian Melasari
Tri Wulandari
Dwita Iriani
Yuli Yuliani
Guna Guntara
Yusuf Hamdani
A. PENGKAJIAN
Menurut (Doenges, 2000) pengkajian dari PPOK adalah:
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala:
a. Keletihan, kelelahan, malaise
b. Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas
c. Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi
d. Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan
Tanda:
a. Keletihan
b. Gelisah, insomnia
c. Kelemahan umum atau kehilangan massa otot
2. Sirkulasi
Gejala: pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda:
a. Peningkatan tekanan darah
b. Peningkatan frekuensi jantung/takikardi berat, disritmia
c. Distensi vena leher (penyakit berat)
d. Edema dependen, tidak berhubungan dengan penyakit jantung
e. Bunyi jantung redup (yang berhubungan dengan peningkatan diameter AP dada)
f. Warna kulit atau membran mukosa: normal atau abu-abu/sianosis perifer
g. Pucat dapat menunjukkan anemia
3. Integritas ego
Tanda:
a. Turgor kulit buruk
b. Edema dependen
c. Berkeringat
d. Penurunan berat badan, penurunan massa otot/lemak subkutan (emfisema)
e. Palpitasi abdominal dapat menyatakan hepatomegali (bronkitis)
4. Higiene
Gejala: Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivits
sehari-hari
Tanda: kebersihan buruk, bau badan
5. Pernafasan
Gejala:
a. Nafas pendek (timbulnya tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala menonjol
pada emfisema) khususnya pada kerja; cuaca atau episode berulangnya sulit
nafas (asma); rasa dada tertekan, ketidakmampuan untuk bernafas (asma)
b. Lapar udara kronis
c. Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari (terutama pada saat bangun)
selama minimum 3 bulan berturut-turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun. Produksi
sputum (hijau, putih atau kuning) dapat banyak sekali (bronkitis kronis)
d. Episode batuk hilang-timbul, biasanya tidak produktif pada tahap dini meskipun
dapat menjadi produktif (emfisema)
e. Riwayat pneumonia berulang, terpajan pada polusi kimia atau iritan pernafasan
dalam jangka panjang (misalnya rokok sigaret) atau debu atau asap (misalnya
asbes, debu batubara, rami katun, serbuk gergaji)
f. Faktor keluarga dan keturunan, misalnya defisiensi alfa-antitripsin (emfisema)
g. Penggunaan oksigen pada malam hari atau terus menerus
Tanda:
a. Pernafasan: Biasanya cepat, tidak lambat, fase ekspirasi memanjang dengan
mendengkur, nafas bibir (emfisema)
b. Lebih memilih posisi tiga sisi (tripot) untuk bernafas (khususnya dengan
eksaserbasi akut bronkitis kronis)
c. Penggunaan otot bantu pernafasan, misalnya meninggikan bahu, retraksi fosa
supraklafikula, melebarkan hidung
d. Dada: dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP (bentukbarrel);
gerakan diafragma minimal
e. Bunyi nafas: Mungkin redup dengan ekspirasi mengi (emfisema); menyebar,
lembut, atau krekels lembab kasar (bronkitis); ronki, mengi sepanjang are paru
pada ekspirasi dan kemungkinan selama inspirasi berlanjut sampai penurunan
atau tidak adanya bunyi nafas (asma)
f. Perkusi: Hiperesonan pada area paru (misalnya jebakan udara dengan
emfisema); bunyi pekak pada area paru (misalnya konsolidasi, cairan, mukosa)
g. Kesulitan bicara kalimat atau lebih dari 4 atau 5 kata sekaligus
h. Warna: pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku; abu-abu keseluruhan; warna
merah (bronchitis kronis, biru menggembung). Pasien dengan emfisema
sedang sering disebut pink puffer karena warna kulit normal meskipun
pertukaran gas tidak normal dan frekuensi pernafasan cepat
i. Tabuh pada jari-jari (emfisema)
6. Keamanan
Gejala:
a. Riwayat reaksi alergi atau sensitif terhadap zat atau faktor lingkungan
b. Adanya berulangnya infeksi
c. Kemerahan atau berkeringat (asma)
7. Seksualitas
Gejala: penurunan libido
8. Interaksi social
Gejala:
a. Hubungan ketergantungan
b. Kurang sistem pendukung
c. Kegagalan dukungan dari atau terhadap pasangan atau orang terdekat
d. Penyakit lama atau ketidakmampuan membaik
Tanda:
ANALISA DATA
NO
1. DS :
D ATA
ETIOLOGI
Faktor predisposisi
Perkusi hypersonor
pada area paru.
MASALAH
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
2.
DS:
Faktor predisposisi
dan
sulit
untuk
bernafas normal
Ketidakefektifan jalan
nafas
DO:
bronkiolus
1. Tampak
sesak
nafas
(Dyspneau)
2. RR: 30x permenit
3. Terdengar suara nafas
Obstruksi bronkiolus
awal fase ekspirasi
pendek
Ketidakefektifan jalan
nafas
DS :
Klien mengatakan sesak
3.
Faktor predisposisi
Edema, spasme bronkus,
peningkatan secret
bronkiolus
DO :
1
Warna
kulit
perifer
sianosis.
2
RR : 32 x /menit.
Nafas pendek.
Pengguanaan otot
Obstruksi bronkiolus
awal fase ekspirasi
Udara terperangkap
dalam alveolus
bantu pernafasan
5
Gangguan Pertukaran
gas
4.
DS :
Klien
Faktor predisposisi
mengeluh
sesak
mengeluh
nafsu
makan berkurang.
Gangguan perubahan
kebutuhan tubuh
peningkatan secret
bronkiolus
DO :
Klien
beberapa
hanya
sendok
makan
dari
Obstruksi bronkiolus
awal fase ekspirasi
DIAGNOSA
TUJUAN
KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tidak Tujuan:
INTERVENSI
1
RASIONAL
1
Memantau tingkat
meningkatkan kemampuan
lendir (secret)
efektif
membersihkan/membebask
an jalan nafas.
keperawatan selama
4x24 jam diharapkan
Klien dapat
meningkatkan bersihan
perlu untuk
jalan nafas
mengeluarkan sekret)
Kriteria hasil:
1
Bunyi nafas
bersih/Vesikuler
Lakukan fisioterapi
dada
Batuk (-)
Mampu
mendemonstrasikan
batuk efektif.
Intake cairan
adekuat
Memantau kemajuan
bersihan jalan nafas.
dan ronki.
3
Observasi karakteristik
batuk, misalnya menetap,
tindakan untuk
memperbaiki keefektifan
upaya batuk.
Hidrasi membantu
menurunkan kekentalan
toleransi jantung.
sekret, mempermudah
pengeluaran. Cairan
sebagai pengganti
meningkatkan distensi
makanan.
pernafasan dengan
menggunakan gravitasi.
tempat tidur.
Menghindarkan bahan
infeksi / stressor
a.
b.
(Brethine, Brethaire),
isoetarin (Brokosol,
Bronkometer).
2.
Tujuan:
1. Membantu pasien
nafas berhubungan
Setelah dilakukan
memperpanjang waktu
tindakan asuhan
bronkus, peningkatan
keperawatan selama
nafas dalam.
secret bronkiolus.
diafragmatik serta
menggunakannya
keputusan (mandi,
bercukur) tentang
perawatannya berdasarkan
aktivitas
2. Memperlihatkan
tanda-tanda
peningkatan upaya
bernapas dan
3. Berikan dorongan
penggunaan pelatihan otototot pernapasan jika
3. Menguatkan dan
mengkondisikan otot-otot
membuat jarak
diharuskan.
pernapasan.
dalam aktivitas.
3. Menggunakan
pelatihan otot-otot
inspirasi seperti
yang di haruskan.
3.
Setelah dilakukan
tindakan asuhan
Observasi status
pernafasan, hasil gas darah
fase ekspirasi.
oksimetri.
Awasi perkembangan
Memantau perkembangan
kegawatan pernafasan.
Gangguan Oksigenasi
menunjukkan perbaikan
oksigenasi.
(warna).
Kriteria hasil:
membaik (tidak
cianosis)
diagnosis sentral
RR : 12 24 x
mengindikasikan beratnya
/menit
hipoksemia.
2
3
Nafas panjang
Tidak
menggunakan otot
Menentukan status
pernafasan dan kesadaran.
bantu pernafasan.
5
6
Ketidaknyamanan
Mengurangi penggunaan
energi berlebihan yang
dada ()
membutuhkan banyak
Nadi 60 100
Okigen.
x/menit.
7
Berikan oksigenasi
Dyspnea ()
Memenuhi kebutuhan
oksiegen.
Meningkatkan kebebasan
suplay oksiegn.
Dorong mengeluarkan
diindikasikan
Dapat
Kolaborasi pemberian
memperbaiki/mencegah
memburuknya hipoksia
4.
Kolaborasi untuk
ekspektoransia akan
mengencerkan produksi
diresepkan.
1. Kaji status nutrisi dan
kebiasaan makan.
Setelah dilakukan
tindakan asuhan
keperawatan selama
dapat terpenuhi
adekuat.
Kriteria hasil :
Peningkatan nafsu
diprogramkan.
terjadinya
makan.
Peningkatan berat
badan.
Pasien mematuhi
dietnya.
hipoglikemia/hiperglikemia
3. Berikan perawatan oral
penampilan adalah
tissue
4. Membantu menurunkan
kesempatan untuk
sering.
meningkatkan masukan
kalori total.
5. Dapat menghasilkan
distensi abdomen yang
mengganggu nafas
abdomen dan gerakan
diafragma, dan dapat
meningkatkan dispnea
6. Mengetahui perkembangan
berat badan pasien (berat
badan merupakan salah
satu indikasi untuk
menentukan diet).
penyembuhan dan
mencegah komplikasi.
INTERVENSI
1.
Mengkaji kemampuan
EVALUASI (SOAP)
S : klien mengatakan batuk
tidak efektif
berhubungan dengan
berkurang
peningkatan produksi
a.Mengajarkan metode
batuk efektif
O:
1
Mengunakan
Batuk (-)
Mampu
b.
mengeluarkan sekret)
mendemonstrasikan
c.Melakukan fisioterapi
dada
batuk efektif
4
Intake cairan
adekuat
A : Tujuan Berhasil
P : Lanjutkan intervensi
diagnosa ke 2
b.
(Brokosol, Bronkometer).
1. Ajarkan pasien untuk teknik
nafas berhubungan
bronkus, peningkatan
nafas dalam.
secret bronkiolus.
tentang perawatannya
berdasarkan pada tingkat
toleran pasien.
3. Berikan dorongan
penggunaan pelatihan otototot pernapasan jika
diharuskan.
3. Gangguan pertukaran
1.
gas berhubungan
dengan Obstruksi
2.
ekspirasi.
3.
Awasi perkembangan
membaik (tidak
(warna).
cianosis)
status kesadaran.
4.
5.
Berikan oksigenasi.
6.
Ketidaknyamanan
dada ()
Nadi 60 100
x/menit.
Dyspnea ()
A : Tujuan Berhasil
P : Lanjutkan intervensi
RR : 12 24 x
/menit
7.
Kolaborasi pemberian
oksigen tambahan yang
sesuai dengan indikasi hasil
GDA dan toleransi pasien.
diagnose ke 4
9.
4. Gangguan perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
diprogramkan.
kurang.
S : klien mengatakan
sudah tidak mengalami
sesak nafas ketika
sedang makan
O : klien terlihat segar dan
nafsu makan
meningkat
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
Daftar Pustaka
HTTPS://WWW.SCRIBD.COM/DOC/204171505/ASKEP-PPOK#DOWNLOAD
https://www.scribd.com/doc/129660827/Asuhan-Keperawatan-Pada-PasienPpok-Fixxxxx
http://www.fileDPPOK%2022222jtptunimus-gdl-apriliawah-6762-2-babii.pdf
https://www.scribd.com/doc/87757713/TEORITIS-PPOK#download
https://www.scribd.com/doc/175576465/ASKEP-PPOK#download