You are on page 1of 20

ASUHAN KEPERAWATAN PPOK

MAKALAH
Dibuat dalam rangka perkuliahan Sistem Respirasi

Oleh:
Kelompok 2
Anisa Destriana

Muhamad Budiarto

Azizah Nuraeni

Nunung Wiji T.R.P.P

Divi Fahrizal

Sickha Ulfah

Dede Komariah

Tasrif Hasan Basri

Dian Melasari

Tri Wulandari

Dwita Iriani

Yuli Yuliani

Guna Guntara

Yusuf Hamdani

Indra Permana Saputra

Jurusan Ilmu Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Bina Putera Banjar
2014

A. PENGKAJIAN
Menurut (Doenges, 2000) pengkajian dari PPOK adalah:
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala:
a. Keletihan, kelelahan, malaise
b. Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas
c. Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi
d. Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan
Tanda:
a. Keletihan
b. Gelisah, insomnia
c. Kelemahan umum atau kehilangan massa otot
2. Sirkulasi
Gejala: pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda:
a. Peningkatan tekanan darah
b. Peningkatan frekuensi jantung/takikardi berat, disritmia
c. Distensi vena leher (penyakit berat)
d. Edema dependen, tidak berhubungan dengan penyakit jantung
e. Bunyi jantung redup (yang berhubungan dengan peningkatan diameter AP dada)
f. Warna kulit atau membran mukosa: normal atau abu-abu/sianosis perifer
g. Pucat dapat menunjukkan anemia
3. Integritas ego
Tanda:
a. Turgor kulit buruk
b. Edema dependen
c. Berkeringat
d. Penurunan berat badan, penurunan massa otot/lemak subkutan (emfisema)
e. Palpitasi abdominal dapat menyatakan hepatomegali (bronkitis)
4. Higiene
Gejala: Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivits
sehari-hari
Tanda: kebersihan buruk, bau badan
5. Pernafasan
Gejala:
a. Nafas pendek (timbulnya tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala menonjol
pada emfisema) khususnya pada kerja; cuaca atau episode berulangnya sulit
nafas (asma); rasa dada tertekan, ketidakmampuan untuk bernafas (asma)
b. Lapar udara kronis
c. Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari (terutama pada saat bangun)
selama minimum 3 bulan berturut-turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun. Produksi
sputum (hijau, putih atau kuning) dapat banyak sekali (bronkitis kronis)
d. Episode batuk hilang-timbul, biasanya tidak produktif pada tahap dini meskipun
dapat menjadi produktif (emfisema)

e. Riwayat pneumonia berulang, terpajan pada polusi kimia atau iritan pernafasan
dalam jangka panjang (misalnya rokok sigaret) atau debu atau asap (misalnya
asbes, debu batubara, rami katun, serbuk gergaji)
f. Faktor keluarga dan keturunan, misalnya defisiensi alfa-antitripsin (emfisema)
g. Penggunaan oksigen pada malam hari atau terus menerus
Tanda:
a. Pernafasan: Biasanya cepat, tidak lambat, fase ekspirasi memanjang dengan
mendengkur, nafas bibir (emfisema)
b. Lebih memilih posisi tiga sisi (tripot) untuk bernafas (khususnya dengan
eksaserbasi akut bronkitis kronis)
c. Penggunaan otot bantu pernafasan, misalnya meninggikan bahu, retraksi fosa
supraklafikula, melebarkan hidung
d. Dada: dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP (bentukbarrel);
gerakan diafragma minimal
e. Bunyi nafas: Mungkin redup dengan ekspirasi mengi (emfisema); menyebar,
lembut, atau krekels lembab kasar (bronkitis); ronki, mengi sepanjang are paru
pada ekspirasi dan kemungkinan selama inspirasi berlanjut sampai penurunan
atau tidak adanya bunyi nafas (asma)
f. Perkusi: Hiperesonan pada area paru (misalnya jebakan udara dengan
emfisema); bunyi pekak pada area paru (misalnya konsolidasi, cairan, mukosa)
g. Kesulitan bicara kalimat atau lebih dari 4 atau 5 kata sekaligus
h. Warna: pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku; abu-abu keseluruhan; warna
merah (bronchitis kronis, biru menggembung). Pasien dengan emfisema
sedang sering disebut pink puffer karena warna kulit normal meskipun
pertukaran gas tidak normal dan frekuensi pernafasan cepat
i. Tabuh pada jari-jari (emfisema)
6. Keamanan
Gejala:
a. Riwayat reaksi alergi atau sensitif terhadap zat atau faktor lingkungan
b. Adanya berulangnya infeksi
c. Kemerahan atau berkeringat (asma)
7. Seksualitas
Gejala: penurunan libido
8. Interaksi social
Gejala:
a. Hubungan ketergantungan
b. Kurang sistem pendukung
c. Kegagalan dukungan dari atau terhadap pasangan atau orang terdekat
d. Penyakit lama atau ketidakmampuan membaik
Tanda:

a. Ketidakmampuan untuk membuat/mempertahankan suara karena distress


pernafasan
b. Keterbatasan mobilitas fisik
c. Kelalaian hubungan dengan anggota keluarga lain
9. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:
a. Penggunaan/penyalahgunaan obat pernafasan
b. Kesulitan menghentikan merokok
c. Penggunaan alkohol secara teratur
d. Kegagalan untuk membaik

ANALISA DATA
NO
1. DS :

D ATA

ETIOLOGI
Faktor predisposisi

Klien mengatakan selalu


ingin batuk.
Klien mengatakan
mempunyai kebiasaan
merokok.
DO :
1

Bunyi nafas : Ronki,


wheezing.

Perkusi hypersonor
pada area paru.

Batuk menetap dengan


produksi sputum (+)

Edema, spasme bronkus,


peningkatan secret
bronkiolus
Bersihan jalan nafas
tidak efektif

MASALAH
Bersihan jalan nafas
tidak efektif

2.

DS:

Faktor predisposisi

Klien mengatakan sesak


nafas

dan

sulit

untuk

bernafas normal

Ketidakefektifan jalan
nafas

Edema, spasme bronkus,


peningkatan secret

DO:

bronkiolus

1. Tampak

sesak

nafas

(Dyspneau)
2. RR: 30x permenit
3. Terdengar suara nafas

Obstruksi bronkiolus
awal fase ekspirasi

tambahan whezing (+)


Sesak napas, napas

dan ronchi (+)

pendek
Ketidakefektifan jalan
nafas

DS :
Klien mengatakan sesak

3.

nafas. rasa dada tertekan /


ketidak mampuan untuk
bernafas.

Faktor predisposisi
Edema, spasme bronkus,
peningkatan secret
bronkiolus

DO :
1

Warna

kulit

perifer

sianosis.
2

RR : 32 x /menit.

Nafas pendek.

Pengguanaan otot

Obstruksi bronkiolus
awal fase ekspirasi

Udara terperangkap
dalam alveolus

bantu pernafasan
5

Sianosis bibir dan dasar


kuku, jari tabuh.

PaO2 rendah PaCO2


tinggi

Gangguan pertukaran gas

Gangguan Pertukaran
gas

4.

DS :
Klien

Faktor predisposisi
mengeluh

sesak

nafas ketika makan.


Klien

mengeluh

nutrisi kurang dari


Edema, spasme bronkus,

nafsu

makan berkurang.

Gangguan perubahan
kebutuhan tubuh

peningkatan secret
bronkiolus

DO :
Klien
beberapa

hanya
sendok

makan
dari

Obstruksi bronkiolus
awal fase ekspirasi

makanan yang disajikan.


Udara terperangkap
dalam alveolus
Sesak nafas
Penurunan nafsu makan
Penurunan BB drastis
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekresi
lendir (secret).
2. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan Edema, spasme bronkus, peningkatan
secret bronkiolus.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Obstruksi bronkiolus awal fase ekspirasi.
4. Gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake
makanan yang kurang.

PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


NO
1.

DIAGNOSA

TUJUAN
KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tidak Tujuan:

INTERVENSI
1

Kaji kemampuan klien

RASIONAL
1

Memantau tingkat

efektif berhubungan dengan Setelah dilakukan

untuk memobilisasi sekresi,

kepatenan jalan nafas dan

peningkatan produksi sekresi tindakan asuhan

jika tidak mampu :

meningkatkan kemampuan

lendir (secret)

Ajarkan metode batuk

klien merawat diri /

efektif

membersihkan/membebask

Gunakan suction (jika

an jalan nafas.

keperawatan selama
4x24 jam diharapkan
Klien dapat

meningkatkan bersihan

perlu untuk

jalan nafas

mengeluarkan sekret)

Kriteria hasil:
1

Bunyi nafas
bersih/Vesikuler

Lakukan fisioterapi
dada

Secara rutin tiap 8 jam

Batuk (-)

lakukan auskultasi dada

Mampu

untuk mengetahui kualitas

mendemonstrasikan

suara nafas dan

batuk efektif.

kemajuannya dan catat

Intake cairan

adanya bunyi nafas

adekuat

misalnya: mengi, krekles

Memantau kemajuan
bersihan jalan nafas.

dan ronki.
3

Observasi karakteristik
batuk, misalnya menetap,

Batuk dapat menetap tetapi


tidak efektif, khususnya

batuk pendek, basah. Bantu

bila pasien lansia, sakit

tindakan untuk

akut, atau kelemahan.

memperbaiki keefektifan

Batuk paling efektif pada

upaya batuk.

posisi duduk tinggi atau


kepala di bawah setelah
perkusi dada.

Tingkatkan masukan cairan

Hidrasi membantu

sampai 3000 ml/hari sesuai

menurunkan kekentalan

toleransi jantung.

sekret, mempermudah

Memberikan air hangat.

pengeluaran. Cairan

Anjurkan masukan cairan,

selama makan dapat

sebagai pengganti

meningkatkan distensi

makanan.

gaster dan tekanan pada


diafragma.

Kaji pasien untuk posisi

Peninggian kepala tempat

yang nyaman, misalnya

tidur mempermudah fungsi

peninggian kepala tempat

pernafasan dengan

tidur, duduk pada sandaran

menggunakan gravitasi.

tempat tidur.

Namun, pasien dengan


distress berat dan mencari
posisi yang paling mudah
untuk bernafas. Sokongan

tangan/kaki dengan meja,


bantal, dan lain-lain
membantu menurunkan
kelemahan otot dan dapat
sebagai alat ekspansi dada.
6

Anjurkan klien mencegah

Menghindarkan bahan

infeksi / stressor

iritan yang menyebabkan

a.

kerusakan jalan nafas

Cegah ruangan yang


ramai pengunjung atau
kontak dengan
individu yang
menderita influenza

b.

Mencegah iritasi : asap


rokok

7. Kolaborasi pemberian obat


sesuai indikasi :
Bronkodilator, misalnya agonis: epinefrin
(Adrenalin, Vaponefrin),
albuterol (Proventil,
Ventolin), terbutalin

Merilekskan otot halus dan


menurunkan kongesti
lokal, menurunkan spasme
jalan nafas, mengi, dan
produksi mukosa. Obatobat mungkin per oral,
injeksi atau inhalasi.
.

(Brethine, Brethaire),
isoetarin (Brokosol,
Bronkometer).
2.

1. Ketidak efektifan jalan

Tujuan:

1. Ajarkan pasien untuk teknik

1. Membantu pasien

nafas berhubungan

Setelah dilakukan

distraksi dan relaksasi yaitu

memperpanjang waktu

dengan edema, spasme

tindakan asuhan

dengan batuk efektif dan

ekspirasi. Dengan teknik

bronkus, peningkatan

keperawatan selama

nafas dalam.

ini pasien akan bernapas

secret bronkiolus.

4x24 jam diharapkan

lebih efisien dan efektif.

pola napas efektif


Kriteria hasil:
1. Melatih pernapasan

2. Berikan dorongan untuk


menyelingi aktivitas dengan

2. Memberikan jeda aktivitas

bibir dirapatkan dan

periode istirahat. Biarkan

akan memungkinkan pasien

diafragmatik serta

pasien membuat beberapa

untuk melakukan aktivitas

menggunakannya

keputusan (mandi,

tanpa distress berlebih.

ketika sesak napas

bercukur) tentang

dan saat melakukan

perawatannya berdasarkan

aktivitas

pada tingkat toleran pasien.

2. Memperlihatkan
tanda-tanda
peningkatan upaya
bernapas dan

3. Berikan dorongan
penggunaan pelatihan otototot pernapasan jika

3. Menguatkan dan
mengkondisikan otot-otot

membuat jarak

diharuskan.

pernapasan.

dalam aktivitas.
3. Menggunakan
pelatihan otot-otot
inspirasi seperti
yang di haruskan.
3.

1. Gangguan pertukaran gas


berhubungan dengan

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

Observasi status
pernafasan, hasil gas darah

Obstruksi bronkiolus awal keperawatan dalam

arteri, nadi dan nilai

fase ekspirasi.

oksimetri.

4x24 jam diharapkan


Klien mampu

Awasi perkembangan

Memantau perkembangan
kegawatan pernafasan.

Gangguan Oksigenasi

menunjukkan perbaikan

membran mukosa / kulit

tampak Sianosis. Sianosis

oksigenasi.

(warna).

mungkin perifer (terlihat

Kriteria hasil:

pada kuku) atau sentral

Warna kulit perifer

(terlihat sekitar bibir/daun

membaik (tidak

telinga). Keabu-abuan dan

cianosis)

diagnosis sentral

RR : 12 24 x

mengindikasikan beratnya

/menit

hipoksemia.

2
3

Nafas panjang

Tidak
menggunakan otot

Observasi tanda vital dan


status kesadaran.

Menentukan status
pernafasan dan kesadaran.

bantu pernafasan.
5
6

Ketidaknyamanan

Evaluasi toleransi aktivitas

dan batasi aktivitas klien.

Mengurangi penggunaan
energi berlebihan yang

dada ()

membutuhkan banyak

Nadi 60 100

Okigen.

x/menit.
7

Berikan oksigenasi

Dyspnea ()

Memenuhi kebutuhan
oksiegen.

Pertahankan posisi fowler

dengan tangan abduksi dan

Meningkatkan kebebasan
suplay oksiegn.

disokong dengan bantal


atau duduk condong ke
depan dengan ditahan
meja.
7
7

Kental, tebal dan

Dorong mengeluarkan

banyaknya sekresi adalah

sputum, penghisapan bila

sumber utama gangguan

diindikasikan

pertukaran gas pada jalan


nafas. Penghisapan
dibutuhkan bila batuk tidak
efektif.
8

Dapat

Kolaborasi pemberian

memperbaiki/mencegah

oksigen tambahan yang

memburuknya hipoksia

sesuai dengan indikasi hasil


GDA dan toleransi pasien
9
9

4.

Obat mukolitik dan

Kolaborasi untuk

ekspektoransia akan

pemberian obat yang telah

mengencerkan produksi

diresepkan.
1. Kaji status nutrisi dan

mukus yang mengental.


1. Untuk mengetahui tentang

kebiasaan makan.

keadaan dan kebutuhan

Gangguan perubahan nutrisi

Setelah dilakukan

kurang dari kebutuhan tubuh

tindakan asuhan

berhubungan dengan Intake

keperawatan selama

nutrisi pasien sehingga

makanan yang kurang.

7x24 jam diharapkan

dapat diberikan tindakan

klien Kebutuhan nutrisi

dan pengaturan diet yang

dapat terpenuhi

adekuat.

Kriteria hasil :

2. Anjurkan pasien untuk

2. Kepatuhan terhadap diet

Peningkatan nafsu

mematuhi diet yang telah

dapat mencegah komplikasi

diprogramkan.

terjadinya

makan.
Peningkatan berat

badan.
Pasien mematuhi
dietnya.

hipoglikemia/hiperglikemia
3. Berikan perawatan oral

3. Rasa tidak enak, bau dan

sering, buang sekret,

penampilan adalah

berikan wadah khusus

pencegah utama terhadap

untuk sekali pakai dan

nafsu makan dan dapat

tissue

membuat mual dan muntah


dengan peningkatan
kesulitan nafas.

4. Dorong periode istirahat

4. Membantu menurunkan

selama 1 jam sebelum dan

kelemahan selama waktu

sesudah makan. Berikan

makan dan memberikan

makan porsi kecil tapi

kesempatan untuk

sering.

meningkatkan masukan
kalori total.

5. Hindari makanan penghasil


gas dan minuman karbonat

5. Dapat menghasilkan
distensi abdomen yang
mengganggu nafas
abdomen dan gerakan
diafragma, dan dapat
meningkatkan dispnea

6. Timbang berat badan


setiap seminggu sekali.

6. Mengetahui perkembangan
berat badan pasien (berat
badan merupakan salah
satu indikasi untuk
menentukan diet).

7. Identifikasi perubahan pola


makan.

7. Mengetahui apakah pasien


telah melaksanakan
program diet yang
ditetapkan.

8. Kerja sama dengan tim

8. Pemberian diet yang sesuai

kesehatan lain untuk

dapat mempercepat proses

pemberian diet Tinggi

penyembuhan dan

Kalori dan Tinggi Protein.

mencegah komplikasi.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas

INTERVENSI
1.

Mengkaji kemampuan

EVALUASI (SOAP)
S : klien mengatakan batuk

tidak efektif

klien untuk memobilisasi

berkurang dan secret

berhubungan dengan

sekresi, jika tidak mampu :

berkurang

peningkatan produksi

a.Mengajarkan metode

sekresi lendir (secret)

batuk efektif

O:
1

Bunyi nafas bersih

Mengunakan

Batuk (-)

suction (jika perlu untuk

Mampu

b.

mengeluarkan sekret)

mendemonstrasikan

c.Melakukan fisioterapi
dada

batuk efektif
4

Intake cairan

2. Melakukan auskultasi secara

adekuat

rutin tiap 8 jam lakukan

A : Tujuan Berhasil

untuk mengetahui kualitas

P : Lanjutkan intervensi

suara nafas dan kemajuannya


dan mencatat adanya bunyi
nafas misalnya: mengi,
krekles dan ronki.
3. Mengobservasi karakteristik
batuk, misalnya menetap,
batuk pendek, basah. Bantu
tindakan untuk memperbaiki
keefektifan upaya batuk.
4. Meningkatkan asupan cairan
sampai 3000 ml/hari sesuai
toleransi jantung.
Memberikan air hangat.
Anjurkan masukan cairan,
sebagai pengganti makanan.
5. Mengkaji pasien untuk posisi

diagnosa ke 2

yang nyaman, misalnya


peninggian kepala tempat
tidur, duduk pada sandaran
tempat tidur.
6. Menganjurkan klien
mencegah infeksi / stressor
a.

mencegah ruangan yang


ramai pengunjung atau
kontak dengan individu
yang menderita
influenza

b.

Mencegah iritasi : asap


rokok

7. Kolaborasi pemberian obat


sesuai indikasi :
Bronkodilator, misalnya agonis: epinefrin (Adrenalin,
Vaponefrin), albuterol
(Proventil, Ventolin),
terbutalin (Brethine,
Brethaire), isoetarin
2. Ketidakefektifan jalan

(Brokosol, Bronkometer).
1. Ajarkan pasien untuk teknik

nafas berhubungan

distraksi dan relaksasi yaitu

dengan Edema, spasme

dengan batuk efektif dan

bronkus, peningkatan

nafas dalam.

secret bronkiolus.

2. Berikan dorongan untuk


menyelingi aktivitas dengan
periode istirahat. Biarkan
pasien membuat beberapa
keputusan (mandi, bercukur)

S : klien mengatakan sesak


nafas berkurang
O : klien tampak nyaman
dan tenang
A : tujuan berhasil
P : lanjutkan intervensi
diagnosa ke 3

tentang perawatannya
berdasarkan pada tingkat
toleran pasien.
3. Berikan dorongan
penggunaan pelatihan otototot pernapasan jika
diharuskan.

3. Gangguan pertukaran

1.

Observasi status pernafasan,

gas berhubungan

hasil gas darah arteri, nadi

dengan Obstruksi

dan nilai oksimetri.

bronkiolus awal fase

2.

ekspirasi.
3.

Awasi perkembangan

S : klien mengatakan sesak


nafas teratasi
O:
1

membran mukosa / kulit

membaik (tidak

(warna).

cianosis)

Observasi tanda vital dan

status kesadaran.
4.

Evaluasi toleransi aktivitas

5.

Berikan oksigenasi.

6.

Pertahankan posisi fowler


dengan tangan abduksi dan

Ketidaknyamanan
dada ()

Nadi 60 100
x/menit.

Dyspnea ()

disokong dengan bantal atau

A : Tujuan Berhasil

duduk condong ke depan

P : Lanjutkan intervensi

dengan ditahan meja.


Dorong mengeluarkan
sputum, penghisapan bila
diindikasikan.
8.

RR : 12 24 x
/menit

dan batasi aktivitas klien.

7.

Warna kulit perifer

Kolaborasi pemberian
oksigen tambahan yang
sesuai dengan indikasi hasil
GDA dan toleransi pasien.

diagnose ke 4

9.
4. Gangguan perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Kolaborasi untuk pemberian

obat yang telah diresepkan.


1. Kaji status nutrisi dan
kebiasaan makan.
2. Anjurkan pasien untuk

berhubungan dengan

mematuhi diet yang telah

intake makanan yang

diprogramkan.

kurang.

3. Berikan perawatan oral


sering, buang sekret, berikan

S : klien mengatakan
sudah tidak mengalami
sesak nafas ketika
sedang makan
O : klien terlihat segar dan
nafsu makan
meningkat

wadah khusus untuk sekali

A : Tujuan tercapai

pakai dan tissue.

P : Intervensi dihentikan

4. Dorong periode istirahat


selama 1 jam sebelum dan
sesudah makan. Berikan
makan porsi kecil tapi sering.
5. Hindari makanan penghasil
gas dan minuman karbonat.
6. Timbang berat badan setiap
seminggu sekali.
7. Identifikasi perubahan pola
makan.
8. Kerja sama dengan tim
kesehatan lain untuk
pemberian diet Tinggi Kalori
dan Tinggi Protein.

Daftar Pustaka
HTTPS://WWW.SCRIBD.COM/DOC/204171505/ASKEP-PPOK#DOWNLOAD

https://www.scribd.com/doc/129660827/Asuhan-Keperawatan-Pada-PasienPpok-Fixxxxx
http://www.fileDPPOK%2022222jtptunimus-gdl-apriliawah-6762-2-babii.pdf
https://www.scribd.com/doc/87757713/TEORITIS-PPOK#download
https://www.scribd.com/doc/175576465/ASKEP-PPOK#download

You might also like