Professional Documents
Culture Documents
EPINEFRIN HCL
Nomor Batch :007
DISUSUN OLEH
Aneu Nurdiana
(A 0121014)
(A0121037)
Rafian Dizar
(A 0121010)
(A 0121010)
Kode
Nama
Volume
Bentuk
Kemasan
WaktuP
Produk
007
Produk
Epin
Produk
5 ml
Larutan
Ampul
engolahan
08.0011.00
I.
II.
1.
2.
3.
4.
+ HCl
Epinefrin HCl ( Martindale hal 852)
Rumus Molekul : C9H13NO3 . HCl
BM : 219,7
Pemerian : serbuk kristal atau granul, putih atau praktis putih, sedikit
berbau, perlahan lahan warnanya menjadi gelap jika terpapar udara
dan cahaya.
5. Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam
alkohol, eter, dan chloroform.akan cepat mengalami perubahan warna
menjadi merah dengan adanya larutan Alkalis dan larutan netral
6. pH : 2.2 5.0
1
II.2
Zat tambahan
a. Chlorbutanolum Anhydrous (FI ed.IV Hal: 146)
1. Pemerian
: hablur; tidak brwarna; bau dan rasa khas apek dan
2.
3.
4.
5.
6.
terjadi .
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Konsentrasi : 1-2%
b. Natrium Bisulfit (FI ed.IV Hal: 69 dan HOPE Hal: 690)
1. Pemerian
: Hablur putih atau serbuk hablur
putih
3. Fungsi
4. Stabilitas
5. Inkompatibilitas
: Sebagai antioksidan.
: Stabil pada suhu dibawah 40oC.
:
Na.matabisulfit
bereaksi
dengan
simpatomimetik dan obat lain yang merupakan turunan orto dan para
hidroksibenzil alkohol.
6. Penyimpanan
: Dalam wadah yang terisi penuh, tertutup rapat
dan terhindar dari paans yang berlebihan.
7. Konsentrasi
: 0,1%-1%
c. Natrium Klorida (FI ed: IV Hal: dan HOPE Hal: 671)
1. Pemerian
: Hablur heksahedral, tidak berwarna atau
serbuk hablur putih, tidak berbau, dan rasa asin.
2. Kelarutan
: Mudah larut dalam air, sangat mudah larut
dalam air mendidih, dan sukar larut dalam etanol 95%.
3. Fungsi
: Sebagai pengisotonis dan pengisi pada tablet
dan kapsul.
4. Stabilitas
Formula
IV.
1 mg
9 mg
5 mg
2 mg
1
qs
5 mg
45 mg
10 mg
5
qs
melalui urine. Pada orang normal, jumlah Epinefrin yang utuh dalam urine
hanya sedikit. Pada penderita feokromositoma, urine mengandung Epinefrin
dan NE utuh dalam jumlah besar bersama metabolitnya.
4. Indikasi dan dosis :
- Indikasi :
1. Asma bronkhial, edema angioneurotik, biduran/kaligata, glaukoma, serum
sickness (sakit karena alergi serum) dan syok alergik.
2. Menghentikan perdarahan bila digunakan pada permukaan kulit dan
membran mukosa yang berdarah.
3. Menangani
terhentinya
detak
jantung
pada
kasus
syok,
4. Genitourinari
dobutamin,
dopamin,
isoproterenol,
metaproterenol,
0.52 tb .0.03
0.576
0,5135
0.576
tb
tb = Liso x
= 4.3 x
m. 1000
M .v
33.5 x 1000
219.7 x 33.5
= 43 x 4.552
= 19.573
5.3 Penimbangan
Ampul = (n + 2 ) C+ 6 ml
V = (3 + 2 ) 5.3 + 6 ml
V = 27.5 + 6 mL
V = 33.5 mL
Penimbangan bahan untuk 33.5 ml
Ephineprin
Nacl
Chlorobutanol Anhydrus 96%
Na Bisulfite
Api
Hydrochlorid Acid
VI.
33,5 x 1 mg = 33,5 mg
33,5 x 9 mg = 315 mg
33,5 x 5 mg = 167,5 mg
33,5 x 2 mg = 67 mg
ad 33,5 ml
Qs
Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
VII.
No
Jenis Evaluasi
Penilaian
1.
Penampilan fisik
Baik
2.
Jumlah sediaan
3 ampul
3.
Kejernihan
Larutan jernih
4.
Brosur
Lampiran
5.
Kemasan
Lampiran
6.
Kebocoran ampul
7.
Etiket
Lampiran
8.
Keseragaman volume
Volume seragam
VIII.
Pembahasan
Epinefrin HCl banyak digunakan untuk mengobati syok anafilaktik dan edema,
dalam percobaan kali ini ephineprin hcl dibuat dengan bentuk sediaan injeksi intra
muscular karena absorbsi intra muskular lebih cepat dibandingkan absorpsi secara oral,
subkutan, maupun inhalasi. Zat aktif yang digunakan adalah epinefrin, dipilih bentuk
garamnya karena lebih mudah larut dalm air dibanding bentuk garam bebasnya. Sediaan
dibuat dalam bentuk larutan intramuscular.
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan injeksi epinefrin HCl secara intra
muscular, pemberian epinefrin HCl secara intra musculasr ini memiliki onset of action
yang cepat. Pembuatan sediaan injeksi epinefrin HCl dibuat dengan menggunakan
pelarut air. Karena epinefrin HCl sendiri larut dalam air, sehingga pembuatanya juga
lebih stabil dengan pelarut air. Pembawa air yang digunakan adalah a.p.i (aqua pro
injeksi) yang telah dipanaskan/didihkan terlebih dahulu untuk menghilangkan O2 dari
a.p.i.
Dalam formulasi injeksi intramuscular ephineprin perlu penambahan zat
tambahan yang digunakan agar sediaan injeksi yang dihasilkan dapat stabil dan tidak
mudah rusak. Penambahan zat tambahan ini diantaranya yaitu penambahan Antioksidan
yatu Natrium bisulfit karena epinefrin mudah teroksidasi sehingga perlu digunakan
antioksidan untuk mencegah terjadinya oksidasi dan konsentrasi yang digunakan adalah
0,15%, namun saat praktikum antioksidan yang digunakan adalah Na metabisulfit
digunakan antioksidan Na metabisulfit karena memiliki potensial oksidasi lebih rendah
dibandingkan dengan epinefrin. Selain itu dipilih bentuk garamnya, karena bila
diberikan antioksidan bisulfit maka menyebabkan epinefrin menjadi inaktif..
Pada formulasinya ditambahakan zat prngisotonis yaitu Natrium Cloridum (NaCl)
sebanyak 0,89% karena larutan ephineprin HCl yang dibuat hipotonis. Penambahan
NaCl yang berfungsi sebagai isotonis supaya larutan injeksi yang dibuat bersifat isotonis
karena jika larutan injeksi dalam keadaan hipotonis disuntikan ke tubuh manusia akan
berbahaya karena menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Syarat injeksi volume kecil
adalah isohidris atau isotonik. Arti isotonik adalah tekanan yang dihasilkan injeksi
tersebut sama dengan tekanan dalam cairan tubuh. Tekanan dalam cairan tubuh
setimbang dengan 0,9 % NaCl, sehingga perlu penambahan NaCl. Zat yang telah
tercampur dengan pelarutnya kemudian di cek pH nya antara 2,2 5,0 bila perlu
dilakukan penambahan HCL, pengukuran pH ini dilakukan karena stabilitas ephineprin
berada pada rentang ph 2,2 5,0.
Dalam pembuatan sediaan injeksi intra muscular ephineprin ini dilakukan dengan
tehnik sterilisasi akhir hal ini dilakukan karena titik leleh dari ephinefrin hcl adalah 157 0
C, metoda sterilisasi ini dilakukan dengan menggunakan autoklaf dengan suhun 115
1160C selama 30 menit. namun suhu yang digunakan dalam praktikum ini yaitu 121 0C
selama 15 menit. seetelah sediaan di sterilisasi akhir menggunakan autoklaf didapatkan
ampul yang baik dan tidak pecah dengan kejernihan dan keseragaman volume yang
sama.
IX.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan yaitu pembuatan ephinefrin hcl yang dibuat
sediaan injeksi intramuscular 5 mg dalam 5 ml dengan penambahan antioksidan dan
pengisotonis metode sterilisai dilakukan dengan menggunakan metode sterilisasi akhir
dengan suhu 1210 C selama 15 menit, dan didapatkan 3 ampul dengan kejernihan
keseragaman volume yang sama tanpa ada kebocoran.
X.
Daftar pustaka
10
Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, fourth Edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association, London.
11