Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
a) Tubuh janin memanjang dengan cepat. Alis, bulu mata, dan rambut
terbentuk.
b) Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga
minyak pada kulit
c) Pertambahan berat mencapai 0,5 kg.
7) Janin usia 24 minggu
a) Kerangka berkembang dengan cepat karena aktifitas pembentukkan
tulang meningkat
b) Perkembangan pernapasan dimulai.
c) Kulit kemerahan dan keriput karena belum terbentuk jaringan ikat
subkutis
d) Berat janin 0,7 0,8 kg
8) Janin usia 28 minggu
a) Janin dapat bernapas, menelan, dan mengatur suhu.
b) Surfaktan terbentuk di dalam paru- paru
c) Mata mulai membuka dan menutup
d) Ukuran janin 2/3 pada saat lahir
9) Janin usia 32 minggu
a) Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan
pemisahan bayi setelah lahir
b) Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor
c) Bayi sudah tumbuh 38-43 cm dan panjang ubun-ubun-bokong sekitar
28 cm dan berat sekitar 1.800 g
10) Janin usia 36 minggu
a) Seluruh uterus terisi oleh bayi, sehingga ia tidak dapat bergerak dan
memutar banyak.
b) Pada bayi laki-laki,testis mulai turun ke tempatmya di dalam skrotum.
c) Antibodi ibu di transfer ke janin, yang akan memberikan kekebalan
selama 6 bulan pertama sampai sistem kekebalan bayi bekerja sendiri.
11) Janin usia 40 minggu
Penulangan ( osifikasi ) tulang tengkorak masih belum sempurna, tapi
keadaan ini memberikan keuntungan dan memudahkan lewatnya fetus
melalui jalan lahir, sekarang sudah terdapat cukup jaringan lemak subkutan
dan fetus mendapatkan tambahan berat badan hampir 1 kg pada minggu
trsebut
Saat lahir terjadi mekanisme adaptasi berbagai struktur janin. Di
antaranya, paru yang semula kolaps karena belum terisi udara, sejak lahir
11
12
14
persalinan terutama
Tujuan
dari
asuhan
antenatal
adalah
memantau
sebelum minggu
ke-14
16
Trimester 2
sebelum minggu ke
28
Trimester 3
c. Standar 14 T
Standar 14 T untuk pelayanan antenatal yaitu :
1) Timbang berat badan (T1)
Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat
badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.
2) Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 mmHg,- 140/90 mmHg, bila melebihi
dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
3) Ukur tinggi fundus uteri (T3)
Tabel 2.2 TFU menurut penambahan per tiga jari
Usia Kehamilan
(Minggu)
12
16
20
24
28
32
36
40
Interval
4 minggu setelah TT 1
6 bulan setelah TT 2
17
% Perlindungan
0%
80%
95%
Masa Perlindungan
3 tahun
5 tahun
TT 4
TT 5
1 tahun setelah TT 3
1 tahun setelah TT 4
99%
99%
10 tahun
Seumur hidup
6) Pemeriksaan Hb (T6)
Menurut teori Prawirohardjo (2011 ), kadar hb normal menurut WHO 11 gr
% dan menurut Depkes 10 gr%.
7) Pemeriksaan Veneral Diseases Research Laboratory (VDRL) tes
laboratorium untuk mendeteksi penyakit menular seksual HIV/AIDS,sifilis
(T7)
8) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)
10) Temu wicara (konseling) . Mencakup tentang komunikasi, informasi dan
edukasi yang dilakukan oleh bidan kepada ibu hamil yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan antenatal berkualitas untuk mendeteksi dini
komplikasi kehamilan.
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14).
(Dinkes,2011).
d. Tanda-Tanda Kehamilan
1. Tanda Pasti Kehamilan
a) Adanya gerakan janin sejak usia kehamilan 16 minggu.
b) Terdengar denyut jantung janin pada kehamilan 12 minggu dengan
fetal elektrocardiograph dan pada kehamilan 18-20 minggu dengan
stethoscope leannec.
c) Terabanya bagian-bagian janin
d) Terlihat kerangka janin bila dilakukan pemeriksaan rontgent
e) Terlihat kantong janin pada pemeriksaan USG
2. Tanda Tidak Pasti Kehamilan
a) Tanda Hedgar
Uterus segmen bawah rahim lebih lunak dari pada bagian lain.
b) Tanda Piscasek
Uterus membesar kesalah satu jurusan hingga menonjol jelas
kejurusan pembesaran perut.
c) Tanda Chadwick
Perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebiru-biruan.
d) Tanda Braxton-hicks
Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan di raba) akan mudah
berkontraksi.
18
20
g) Traktus urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil
tua, terjadi gangguan dalam bentuk sering BAK.
21
22
keterangan
dan
dukungan dari
suami,
keluarga
dan
b.
di pagi hari.
Makan sedikit-sedikit tapi sering.
Duduk tegak setiap kali selesai makan.
Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu.
Makan-makanan kering dengan minum diantara waktu makan.
Minum-minuman berkarbonat.
Bangun dari tidur secara perlahan-lahan dan jangan langsung
bergerak.
Hindari menggosok gigi setelah makan.
Istirahat sesuai kebutuhan
2. Sering buang air kecil Trimester I dan III.
a. Penyebab :
Tekanan uterus di atas kandung kemih.
b. Cara mengatasinya :
Penjelasan mengenai sebab terjadinya.
Kosongkan kandung kemih saat terasa ada dorongan untuk berkemih.
Perbanyak minum pada siang hari.
Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia ,kecuali jika
nokturia sangat
menganggu tidur dimalam hari.
Batasi minum teh,kopi dan soda.
Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi
tidur, yaitu
Berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah
diuresis.
3. Pusing/sinkop Trimester II dan III
a. Penyebab :
Kontraksi, ketegangan otot, dan kelelahan.
Pengaruh hormon dam ketegangan otot mata.
b. Cara mengatasinya :
Bangun secara perlahan dari posisi istirahat.
Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan sesak.
24
interkostial.
12. Kram pada kaki setelah usia kehamilan 24 minggu.
a.Penyebab :
Penurunan kalsium dam alkalosis terjadi akibat penurunan pada sistem
pernapasan, tekanan uterus pada saraf, keletihan, dan sirkulasi yang
b.
terdapat kontraindikasi.
Gunakan sebuah bantak untuk menopang uterus dan bantal lainnya
g.
menimbulkan nyeri.
b. Cara mengatasinya :
Gunakan posisi yang baik.
Gunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat.
Gunakan kasur yang keras.
Gunakan bantal ketika tidur untuk melurukan punggung.\
15. Varises pada kaki Trimester II dan III
a. Cara mengatasinya :
Tinggikan kaki sewaktu berbaring.
Jaga agar kaki tidak bersilangan.
Hindari berdiri atau duduk terlalu lama.
Senam untuk melancarkan peredaran darah.
Hindari pakaian atau korset yang ketat.
Komplikasi dan Penyulit pada Kehamilan
1) Kehamilan dengan hipertensi : hipertensi esensial, hipertensi karena
kehamilan, pre eklamsia, eklamsia
2) Perdarahan antepartum : solusio plasenta, plasenta previa, insertio
velamentosa, ruptur sinus marginalis, plasenta sirkumvalata
3) Kelainan dalam lamanya kehamilan : prematur, postmatur atau postdate,
intra uterin growth retardation (IUGR), intra uterin fetal death (IUFD)
4) Kehamilan ganda atau gemelli.
27
belakang
kepala,
tanpa
komplikasi
baik
ibu
maupun
janin.
(Sarwono,2011).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa di sertai adanya penyulit.
Persalinan di mulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap (Rukiyah dkk, 2009).
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus
yang menyebab terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi , dan
kelahiran plasenta dan proses tersebut meupakan proses alamiah. (Rohani dkk,
2010).
Ada 2 klasifikasi persalinan berdasarkan definisi/cara persalinan dan usia kehamilan
yaitu sebagai berikut:
28
2. Etiologi
Menurut Sulistyawati dkk, 2010:h 4-5 terjadinya persalinan belum dapat
diketahui. Besar kemungkinan semua faktor bekerja bersama-sama sehingga pemicu
29
Proses penuaan plasenta terjadi pada saat kehamilan 28 minggu karena terjadi
penimbunan jaringan ikat. Pembuluh darah mengalami penyempitan dan
buntu.Produksi progesteron mengalami penurunan sehigga otot rahim lebih
sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya,otot rahim mulai berkontraksi setelah
mencapai tingkat penurunan progesteron tertentu.
3. Teori Oksitosin
akibat
tuanya
kehamilan,
maka
oksitosin
dapat
meningkat aktivitas
4. Teori Prostalglandin
30
a. Patofisiologi
Perubahanperubahan pada uterus dan jalan lahir dalam persalinan.Sejak
kehamilan yang lanjut uterus dengan jelas terdiri dari 2 bagian, ialah segmen atas
rahim yang dibentuk oleh korpus uteri dan segmen bawah rahim yang terjadi dari
isthmus uteri. Dalam persalinan perbedaannya lebih jelas lagi.Segmen atas
berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan.
Sebaliknya, segmen bawah rahim dan serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi
menjadi saluran tipis dan teregang yang akan dilalui bayi.
Segmen atas makin lama makin mengecil, sedangkan segmen bawah makin
diregang dan makin tipis dan isi rahim sedikit demi sedikit pindah ke segmen bawah.
Karena segmen atas makin tebal dan segmen bawah makin tipis, maka batas antara
segmen atas dan segmen bawah menjadi jelas.Batas ini disebut lingkaran retraksi
yang fisiologis.Kalau segmen bawah sangat diregang maka lingkaran retraksi lebih
jelas lagi dan naik mendekati pusat dan disebut lingkaran retraksi yang patologis
(Lingkaran Bandl). Lingkaran Bandl adalah tanda ancaman robekan rahim dan
terjadi jika bagian depan tidak dapat maju misalnya panggul sempit.
1. Perubahan bentuk rahim
Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran
melintang maupun ukuran muka belakang berkurang.
2. Faal ligamentum rotundum dalam persalinan
31
32
Show ).
Kehamilan kurang bulan ( UK 37 minggu )
Ketuban pecah disertai mekonium yang kental
Ketuban pecah lama 24 jam
Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan ( UK 37 minggu )
Ikterus
Anemia berat
Tanda / infeksi :
Temperature tubuh 38C
Menggigil
33
Nyeri abdomen
Cairan ketuban yang berbau
10. Preeklamsia ( HT dalam kehamilan )
11. TFU 40 cm / lebih :
Makrosomia
Kehamilan kembar
Polihidramnion
12. Gawat janin dengan DJJ < 100 atau > 180 / menit
13. Primipara dalam fase aktif kala 1 persalinan dan kepala janin 5/5
14. Presentasi bukan belakang kepala (sungsang,lintang, dsb)
15. Presentasi ganda (majemuk)
16. Kehamilan ganda / gemeli
17. Tali pusat menumbung
18. Syok
19. Tanda dan gejala partus lama
20. Tanda dan gejala persalinan dengan Fase laten yang memajang (fase laten
> 8 jam,kontraksi teratur > 2 kali dalam 10 menit ) Partograf mengarah
garis waspada.
21. Penyakit kronis : kencing manis, jantung, asma berat, TBC, kesulitan
bernapas.
b. Penatalaksanaan
1) Lima Benang Merah dalam Asuhan Persalinan dan Kelahiran Bayi
a. Membuat Keputusan Klinik
Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk
menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh
pasien. Keputusan itu harus akurat, komprehensif dan aman,baik bagi
pasien
dan
keluarganya
maupun
petugas
yang
memberikan
dan
intervensi
berdasarkan
bukti
(evidence-based),
ii. Diagnosa
iii. Penatalaksanaan
iv. Evaluasi
b. Asuhan sayang ibu dan bayi. Beberapa prinsip dasar Asuhan Sayang
Ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses
persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian menunjukkan
bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama
persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik mengenai
proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan
mendapatkan rasa aman dan hasil yang lebih baik. Disebutkan pula
bahwa hal tersebut diatas dapat mengurangi terjadinya persalinan
dengan vakum, cunam, seksio sesar, dan persalinan berlangsung lebih
cepat.
c. Pencegahan infeksi
Tujuan tindakan pencegahan infeksi dalam pelayanan asuhan
kesehatan:
a. Minimalkan infeksi
b. Menentukan resiko penularan penyakit yang mengancam jiwa
seperti Hepatitis dan HIV/AIDS
d. Dokumentasi
Aspek - aspek penting dalam pencatatan termasuk :
1. Tanggal dan waktu asuhan kebidanan
2. Identitas penolong
3. Paraf atau TTD pada semua catatan
4. Informasi berkaitan harus ditulis tepat, jelas dan dapat di baca
5. Sistem pencatatan pasien harus terpelihara dan siap sedia
e. Rujukan
Rujukan dilakukan oleh bidan jika ada suatu hal yang sudah bukan
menjadi wewenang bidan. Biasanya, bidan akan memberi rujukan ke
dokter spesialis kandungan agar dapat di diagnosa lebih lanjut.
2) Tahapan Persalinan
a. Kala I (Kala pembukaan )
Kala I disebut juga kala pembukaan karena pada kala ini terjadi
pembukaan serviks dari 1 sampai 10 cm (pembukaan lengkap). Proses
35
36
37
38
2.
4.
5.
6.
7.
40
8.
Melakukan
pemeriksaan
dalam,
pastikan
10.
Memeriksa
denyut
jantung
janin
setelah
12.
13.
Melakukan
pimpinan
meneran
saat
ibu
41
15.
Meletakkan
handuk
bersih
(untuk
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
43
44
peregangan
dan
dorongan
dorsokranial
hingga
gerakkan
melingkar
dengan
lembut
hingga
uterus
dan perineum.
45
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
44. Setelah 1 jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes
mata antibiotik profilaksis dan vitamin K1 1 mg intramuskular di
paha kiri anterolateral
45. Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi
Hepatitis Hb0 di paha kanan anterolateral
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi .
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama 1
jam kedua pascapersalinan
50. Memeriksa kembali untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik
51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai ke dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi.
46
ketidakseimbangan
Disproportion).
c) Kelainan Passenger.
47
sefalopelvik
(Cefalopelviks
presentasi
belakang
kepala
oksiput
melintang,
48
3. Rupture perineum
1) Pengertian
2) Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum
sewaktu
persalinan.
Berdasarkan
tingkatan
dalam
ruptur
perineum.
2. Derajat 2
yaitu 6-8 minggu. Masa nifas ini dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Khumaira,2012;h 307)
Masa nifas atau puerperium adalah masa yang di mulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil yang berlangsung selama sekitar 6 minggu setelah persalinan (Sarwono,
2011).
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan yaitu :
a. Puerperium dini, masa pemulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan
berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial, masa pemulihan dari organ-organ genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
c. Remote puerperium, waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
2. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas
Selama masa nifas, alat-alat innterna maupun eksterna berangsur-angsur kembali
seperti keadaan sebelum hamil yang disebut dengan involusi. Perubahan fisiologi
yang terjadi pada masa nifas diantaranya adalah :
a. Uterus (Saleha, 2009)
Tabel 2.3 tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi
Involusi
TFU
Berat Uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gram
1 minggu
450-500
2 minggu
Tidak
6 minggu
simfisis
Normal
teraba
di
b. Lokhea.
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama
masa nifas (Saleha,2009;h 55). Berikut jenis lokhea yang terdapat pada wanita
selama masa nifas :
Macammacam Lochea
50
a) Lochea rubra (Cruenta ): berisi darah segar dan jaringan sisa-sisa plasenta,
sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari post
partum.
b) Lochea Sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari
3 7 post partum.
c) Lochea serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7
14 post partum.
d) Lochea alba : cairan putih, setelah 2 minggu.
e) Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
f) Locheastasis : lochia tidak lancar keluarnya.
c. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan,
ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu
persalinan serviks menutup
51
h. Sistem Gastrointestinal
Kerapkali diperlukan waktu 3 4 hari sebelum faal usus kembali normal.
Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan
makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh
berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan
diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi keinginan ke
belakang
i. Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen,
volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan
hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.
52
j. Sistem Endokrin
1.
melanin
umumnya
setelam
persalinan
keadaan stabil 2.
2) Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan), tujuannya untuk:
Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada
bau.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tandatanda penyulit.
53
Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
2) Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga biasa perlahanlahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
3) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal yaitu :
mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi
uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan
ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
3. Latihan
1) Mobilisasi dini yaitu kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing
parturient turun dari tempat tidurnya. Pada persalinan normal sebaiknya
dikerjakan 6 jam.
2) Senam nifas untuk mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali
normal. Otot perut menjadi kuat sehingga mengurangi rasa nyeri pada
punggung.
4. Gizi
Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari,
Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup, Minum 3 liter/hari, zat besi diminum 40 hari pasca
persalinan, minum kapsul vit A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin
A kepada bayinya melalui ASI.
5. Perawatan payudara
1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
55
56
metode
ini
dapat
mencegah
kehamilan
dan
Intrauterin
58
Ekstrauterin
Respirasi / Sirkulasi
Pernafasan volunter
Alveoli
Vaskularisasi paru
Resistensi paru
Intake oksigen
Pengeluaran CO2
Sirkulasi paru
Sirkulasi sistemik
Denyut jantung
Saluran cerna
Absorbsi nutrien
Kolonisasi kuman
Feses
Enzim pencernaan
Belum berfungsi
Kolaps
Belum aktif
Tinggi
Dari plasenta ibu
Di plasenta
Tidak berkembang
Resistensi perifer
Rendah, lebih cepat
Berfungsi
Berkembang
Aktif
Rendah
Dari paru bayi sendiri
Di paru
Berkembang banyak
Resistensi perifer
Tinggi, lebih lambat
Belum aktif
Belum
Mekonium
Belum aktif
Aktif
Segera
>hari ke- 4, feses biasa
Aktif
f. Infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk,
pernafasan sulit,
g. Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua,ada lendir atau darah
h.
pada tinja
Aktivitas menggigil, atau nangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas,
terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus
menerus.
5) Apabila suhu bayi kurang dari 36,5C, segera hangatkan bayi tersebut.
61
62
masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar
masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi
Langkah IV: Antisipasi/ Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan/untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses
penatalaksanaan kebidanan.
Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan
harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah
bidan
merumuskan
tindakan
yang
perlu
dilakukan
untuk
mengantisipasi
64
wanita
dan
pasangannya
untuk
memgembangkan
65
kondisi yang kita targetkan pada saat penyusunan perencanaan. Hasil pengkajian
ini dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan asuhan berikutnya.
3. Hasil Asuhan
Hasil asuhan adalah bentuk konkret dari perubahan kondisi pasien dan keluarga
yang meliputi pemulihan kondisi pasien, peningkatan kesejahteraan emosional,
peningkatan pengetahuan dan kemampuan pasien mengenai perawatan diri,serta
peningkatan kemandirian pasien dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan
kesehatannya.
66