Professional Documents
Culture Documents
Tabel 2. Rumus Konversi dari K (fck atau bk) ke C (fc) atau Konversi Kubus ke
Silinder
Rumus
Keterangan dan Satuan
Referensi
10
fc = [0.76 + 0.2 log( fck ' / 15) f ' fck = kuat tekan karakteristik
SNI T-15-1991-03
beton Kubus (Mpa)
ck ]
K = kuat tekan karakteristik
PBBI71
C = 0.83 x K
2
SK SNI T-15-1991-03
beton Kubus (kg/cm )
Jika umur beton yang dikehendaki saat diuji belum mencapai 28 hari, maka
harus dikonversi juga dengan konstanta sebagai berikut :
Tabel 3. Nilai Perbandingan Kuat Tekan Beton Normal pada Berbagai Umur untuk
Benda Uji Silinder yang Dirawat di Laboratorium
Umur Beton (hari)
3
7
14
21
28
90 365
Referensi
Semen Portland Tipe I 0.46 0.70 0.88 0.96 1.00
- SNI T-15-1990-03
Semen Portland Biasa 0.40 0.65 0.88 0.95 1.00 1.20 1.35
PBBI71
Semen Portland dengan
0.55 0.75 0.90 0.95 1.00 1.15 1.20
Kuat Awal Tinggi
*Beton tidak menggunakan bahan tambahan ataupun agregat ringan
2. Menetapkan deviasi standar (SD)
a. Jika pelaksana mempunyai catatan data hasil pembuatan beton serupa pada masa
yang lalu. Deviasi standar yang didapat dari pengalaman lapangan selama
produksi beton harus dihitung menurut rumus:
Dimana :
SD
= deviasi standar
xi
= kuat tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji
xi
n = jumlah nilai hasil uji, yang harus diambil minimum 30 buah (satu hasil uji
adalah nilai uji rata-rata dari 2 buah benda uji)
Catatan : Contoh perhitungan dan detail tentang standar deviasi dapat dipelajari pada
Bab IV. Pengujian dan Evaluasi Pekerjaan Beton
Data hasil uji yang akan digunakan untuk menghitung standar deviasi harus :
Mewakili bahan-bahan, prosedur pengawasan mutu dan kondisi produksi yang
serupa dengan pekerjaan yang diusulkan
Mewakili kuat tekan beton yang disyaratkan, fc, yang nilainya dalam batas 7
MPa dari nilai fc yang ditentukan
Paling sedikit terdiri dari 30 hasil uji yang berurutan atau dua kelompok hasil uji
berurutan yang jumlahnya minimum 30 hasil uji diambil dalam produksi selama
jangka waktu tidak kurang dari 45 hari
Bila suatu produksi beton hanya memiliki data hasil uji yang memenuhi syarat
sebanyak 15-29 hasil uji yang berurutan, maka nilai deviasi standar adalah
perkalian
deviasi standar yang dihitung dari data hasil uji tersebut dengan faktor pengali dari
tabel dibawah ini :
Jumlah Data
Faktor Pengali
<15
Tidak boleh
b. Jika pelaksana tidak mempunyai catatan hasil pengujian beton serupa pada
masa yang lalu / bila data hasil uji kurang dari 15 buah, maka nilai tambah
(margin/M) langsung diambil sebesar 12 Mpa
III
IV
Syarat Penggunaan
Kondisi biasa, tidak memerlukan
persyaratan khusus
Serangan sulfat konsentrasi sedang
Catatan: semen jenis ini
menghasilkan panas hidrasi yang
lebih rendah daripada tipe I
Kekuatan awal tinggi
Catatan: semen tipe ini cepat
mengeras
dan
menghasilkan
kekuatan besar dalam waktu
singkat, kekuatan beton yang
dihasilkan semen tipe ini dalam 24
jam, sama dengan kekuatan beton
dengan semen biasa dalam 7 hari
Panas hidrasi rendah
Pemakaian
Perkerasan jalan, gedung, jembatan
biasa dan konstruksi tanpa serangan
sulfat
Bangunan tepi laut, dam, bendungan,
irigasi dan beton massa
Jenis Semen
* Kuat tekan silinder (dia.150 mm, h=300 mm) = 0.83 kuat tekan kubus
(150x150x150 mm3)
Gambar 1. Grafik Hubungan Antara Kuat Tekan dan Faktor Air Semen
(Benda Uji Berbentuk Silinder Dia. 150 mm Tinggi 300 mm)
0.55
0.60
0.55
Tabel 8
Tabel 9
<0.1
<0.3
280
300
350
0.5
290
330
380
0.5
270
310
360
0.55
Tipe II atau V
Tipe I dengan
Pozzolan
(15-40%) Atau
Semen Portland
Pozzolan
250
290
430
0.55
340
380
430
0.45
Tipe II atau V
330
370
420
0.45
330
370
420
0.45
Tipe I tanpa
Pozzolan
0.2-0.5
1.0-1.9
0.3-1.2
Tipe I dengan
Pozzolan
(15-40%) Atau
Semen Portland
Pozzolan
0.5-1.0
1.0-2.0
>2.0
1.9-3.1
3.1-5.6
>5.6
1.2-2.5
2.5-5.0
>5.0
Tipe II atau
V dan
lapisan
pelindung
Tabel 9. Kebutuhan
Berhubungan
dengan:
Air tawar
Air payau
Air laut
280
340
300
380
0.50
Tipe II atau V
290
330
0.45
Tipe II atau V
330
370
Maks
12.5
9.0
15.0
7.5
7.5
Min (cm)
5.0
2.5
7.5
5.0
2.5
Tabel 11. Perkiraan Kebutuhan Air (liter) Per Meter Kubik Beton
Besar Ukuran
Jenis
Slump
Maksimum
Batuan
(mm)
0-10
10-30
30-60
60-180
Agregat (mm)
Alami
150
180
205
225
10
Batu pecah
180
205
230
250
20
Alami
Batu pecah
135
170
160
190
180
210
195
225
40
Alami
Batu pecah
115
155
140
175
160
190
175
205
Catatan:
Koreksi suhu diatas 200C, setiap kenaikan 50C harus ditambah air 5 liter
per m3 adukan beton
Kondisi permukaan: untuk permukaan agregat yang kasar harus ditambah
air 10 liter per m3 adukan beton
b. Untuk agregat campuran (gabungan antara agregat tak dipecah dan agregat
dipecah), dihitung menurut rumus berikut :
A = 0.67Ah + 0.33 Ak
Dengan: A = Jumlah air yang dibutuhkan (lt/m3 beton)
Ah = Jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat halusnya
Ak
= Jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat kasarnya
12. Menghitung berat semen yang diperlukan
Dihitung dengan membagi jumlah air dari Langkah 11 dengan FAS yang
diperoleh pada Langkah 7 dan 8
13. Mempertimbangkan kadar semen maksimum
Dapat diabaikan jika tidak ditetapkan
14. Menghitung kebutuhan semen minimum
Ditetapkan dengan tabel-tabel dibawah ini. Kebutuhan semen minimum ini
ditetapkan untuk menghindari beton dari kerusakan akibat lingkungan khusus,
misalnya: lingkungan korosif, air payau dan air laut.
Tabel 12. Kebutuhan Semen Minimum untuk Berbagai Pembetonan dan
Lingkungan Khusus
Jenis
Semen Minimum
Pembetonan
(kg/m3 beton)
Beton didalam ruang bangunan:
a. Keadaan keliling non-korosif
275
b. Keadaan keliling korosif, disebabkan oleh kondensasi
atau uap korosif
325
325
275
325
Tabel 8
Tabel 9
Bj ag hls
Bj ag ksr
P
K
=
=
=
=
=
Berat jenis agregat ditentukan berdasarkan dengan data hasil uji laboratorium, bila
tidak tersedia dapat dipakai nilai dibawah ini :
Agregat tak dipecah / alami = 2.6 gr/cm3
Agregat dipecah
= 2.7 gr/cm3
Mutu Beton
K
f'c
Air (liter)
PCI (Kg) Pasir (Kg)
175
145
190
274
784
225
185
190
298
755
300
250
190
336
721
350
290
190
362
364
450
375
190
415
637
500
415
190
434
622
* Diambil dari www.semengresik.com
* Semen Gresik OPC
* Agregat dalam kondisi SSD dengan ukuran maks. 40 mm
* Proporsi tersebut mempunyai toleransi + 5 %
Kerikil (Kg)
1152
1157
1153
1164
1158
1154
Slump
terlalu
rendah
2. Perkiraan kebutuhan
air yang terlalu besar,
sebagai contoh: kerikil
yang permukaannya
halus memerlukan air
yang lebih sedikit
ketimbang batu pecah
yang kasar.
1. Perkiraan kadar air
pasir yang terlalu tinggi
atau perkiraan daya
serap
agregat
yang
terlalu rendah
2. Perkiraan kebutuhan
air yang terlalu kecil
Terlalu
banyak
pasir
Air
Kurangi
penambahan
air sebesar 5
kg untuk tiap
20 mm slump
Semen
Pasir
Tetap
Naikkan
Tetap
sebesar 5 kg
untuk setiap
perubahan
slump sebesar
20 mm
Naikkan
Tetap
penambahan
air sebesar 5
kg untuk tiap
20 mm slump
Air
dan
semen
ditambahkan
sebagaimana ditunjukkan
Tabel Koreksi Air, Semen
dan Agregat untuk Slump
Selain 80 mm
Turunkan
Tetap
sebesar 5 kg
untuk
setiap
perubahan
slump sebesar
20 mm
Pasir dan agregat kasar
dikurangi
sebagaimana
ditunjukkan Tabel Koreksi Air,
Semen dan Agregat untuk
Slump Selain 80 mm
Tetap
- 50 kg
2.
Specific
gravity Tetap
agrega kasar lebih besar
dari 2.65
Tetap
Tetap
Tatap
Tetap
Agrerat Kasar
+ 50 kg
SG(agr)
2.65
+ 50 kg
- 50 kg
Keras
Lengket
Fc terlalu
rendah
Fc terlalu
tinggi
2. Specific gravity
Tetap
agregat kasar lebih kecil
dari 2.65
Tetap
Tetap
2. Pelapisan
permukaan, agregat
lemah, masalah
organik, rongga,
lempung pada agregat,
semen kadaluarsa dan
1.
terlalu rendah
airFAS
tercemar
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
SG( pasir)
x
2.60
Tetap
SG(agr)
2.65
Tetap
a).
20mm50kg
40mm+50kg
b).
10mm-50kg
20mm+50kg
Tetap
Turunkan
10
kg setiap
turun
1 MPa
Tetap
Tetap
Tabel 18. Koreksi Air, Semen dan Agregat untuk Slump Selain 80 mm (untuk Agregat
max. 20 mm dan 40 mm *)
Perubahan
Water
Perubahan Semen (kg) untuk nilai FAS dibawah
Slump Change
Agregat (kg)
(kg or
0.35
0.4
0.5
0.55
0.6
0.7
Sand Coarse
20
-20
-57
-50
-40
-36
-33
-29
+40
+40
40
-12
-34
-30
-24
-22
-20
-17
+20
+20
60
-6
-17
-15
-12
-11
-10
-9
+10
+10
80
0
0
0
0
0
0
0
0
0
100
+5
+14
+12
+10
+9
+8
+7
-10
-10
120
+8
+23
+20
+16
+15
+13
+11
-15
-15
140
+10
+29
+25
+20
+18
+17
+14
-20
-20
* untuk beton dengan agregat 10 mm atau beton pasir, naikkan nilai numerik
perubahan semen diatas dengan 25%. Untuk mortar, gandakan angka perubahan
pasirnya.
Note : Kesalahan perhitungan sebesar 1% dalm perkiraan kadar air, baik pasir maupun
agregat kasar, akan menyebabkan 10 kg kesalahan (kira-kira) dalam penambahan air
dan berat agregat.
Beberapa tampilan beton yang mungkin didapat saat trial mix adalah :
Adukan yang Baik. Proporsi yang benar dari
pasta semen, pasir, dan agregat kasar
memberikan adukan beton yang secara
komparatif mudah untuk dikerjakan dan
dipadatkan. Pemadatan yang benar akan
menghasilkan permukaan tanpa cacat.
Sedikit trowelling (manual dan mekanis) akan
mampu menghasilkan permukaan beton yang
padat dan halus.
DAFTAR PUSTAKA
www.semengresik.com