You are on page 1of 8

Alasan :

Asetosal mempunyai daya alir yang baik dan mempunyai sifat didalam udara lembab secara
bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat maka pada proses pembuatan
tablet dibuat secara cetak langsung sehingga diperoleh bobot tablet yang seragam dan
kompak.

Bahan

Berat

Asetosal

100 mg

Avicel pH 102

66 mg

Starch 1500

20 mg

Asam stearat

4 mg

Talk

10 mg

Dibuat tablet 200mg


Asetosal = 100 mg
Asam Stearat

= 2 % x 200mg

Strach 1500 = 10 % x 200 mg


Talk

= 5 % x 200 mg

Avicel pH 102

= 4 mg

= 20 mg
= 10 mg

= 200 ( 100 + 4 + 20 + 10) = 66 mg

Prosedur
1. Semua bahan yang diperlukan dihaluskan terlebih dahulu, kemudian di timbang
sesuai kebutuhan
2. Ditimbang bahan-bahan sesuai kebutuhan.
3. Bahan-bahan formula 1 dicampur (kecuali mg stearat dan talk) selama 15 menit
hingga homogen, kemudian ditambahkan mg stearat dan talk, dicampur homogen.
4. Dilakukan evaluasi terhadap massa cetak, sebagaimana evaluasi yang dilakukan pada
granul.
5. Massa cetak dikempa dengan menggunakan punch 6-8 mm yang sesuai dengan bobot
tablet yang telah ditentukan.
6. Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh.

7.
EVALUASI

1.1. Evaluasi Massa Cetak


1.1.1. Bobot Jenis
1. Piknometer kosong dan kering ditimbang (W1).
2. Kemudian piknometer kosong diisi dengan Parafin sampai penuh dan ditimbang (W1).
Berat Parafin adalah W2 = W1 W1.
3. Ditimbang sejumlah tertentu zat padat misal 1 g (W3), kemudian dimasukkan kedalam
piknometer dan ditambahkan paraffin sampai penuh. Timbang piknometer tersebut (W3),
diperoleh W4 = W3 W1.
4. Massa jenisnya dapat dihitung dengan rumus :
1.1.2. Kadar Mampat
1. Granul diambil sebanyak 25 mg.
2. Granul tersebut dimasukkan kedalam gelas ukur 100 mL dan volumenya dicatat (V0)
3. Kemudian dilakukan pengetukan dengan alat 500.
4. Volume granul dicatat pada masing-masing pengetukan (V1)
1.1.3. Kecepatan Aliran
1. Granul ditimbang sebanyak 20 gram, kemudian dimasukkan kedalam corong yang
terdapat pada alat.
2. Tutup corong dibuka sehingga granul mengalir melewati corong.
3. Waktu yang diperlukan granul untuk mengalir dicatat.

1.2. Evaluasi Tablet


1.2.1. Organoleptis
Tablet asetosal yang telah dicetak diamati bau, rasa, dan warna.
1.2.2. Keseragaman Bobot
1. Ditimbang satu persatu sebanyak 20 tablet.
2. Ditentukan bobot rata-rata dan simpangan baku.
1.2.3. Uji kekerasan dan keseragaman ukuran
1. Diukur satu persatu menggunakan jangka sorong sebanyak 20 tablet untuk menentukan
ketebalan dan diameter tablet.
2. Kekerasan tablet diukur menggunakan Hardness tester sebanyak 20 tablet.
1.2.4. Uji Friabilitas
1. Ditimbang bobot 20 tablet, kemudian dimasukkan ke alat friability tester.
2. Diputar sebanyak 100 kali putaran.
3. Ditimbang kembali bobot 20 tablet tersebut.
1.2.5. Uji Waktu Hancur
1. Dimasukkan tablet sebanyak 6 buah ke dalam alat disintegrator tester yang telah berisi air
bersuhu 37 0,5 sebagai media.
2. Dilihat waktu tablet mula-mula hancur sampai hancur seluruhnya.
1.2.6. Uji Keragaman Bobot
1. Ditimbang sebanyak 10 tablet, kemudian dihitung bobot rata-ratanya.
2. Digerus 10 tablet tersebut.
3. Ditimbang sebanyak 3 kali setara bobot rata-rata tablet.
4. Dilarutkan dalam dapar asetat pH 4,5 sampai 100 mL.
5. Dipipet 7 mL dari larutan tersebut kemudian diencerkan dengan dapar asetat pH 4,5
sampai 50 mL.
6. Diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri Uv-Vis pada panjang gelombang
264,6 nm.

1.2.7. Uji Disolusi


1. Labu disolusi diisi dengan 500 mL larutan dapar asetat pH 4,5.
2. Sebanyak 6 tablet dimasukkan ke dalam 6 labu disolusi, masing-masing 1 tablet dengan
kecepatan 50 rpm.
3. Diambil sebanyak 5 mL pada waktu 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit.
4. Larutan yang diambil diukur absorbansinya menggunakan spekttrofotometri Uv-Vis pada
panjang gelombang 264,6 nm.

1.1.1. Asetosal

Gambar 1. Struktur Asetosal


a. Sifat Fisiko kimia
Asetosal memiliki nama lain Asam Asetilsalisilat mengandung tidak kurang dari 99,5%
C9H8O4 dengan bobot molekul 180,16. Berupa hablur putih, umumnya seperti jarum atau
lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih;tidak berbau atau berbau lemah. Stabil di
udara kering; di dalam udara lembab secara bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat
dan asam asetat. Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol; larut dalam kloroform,
dan dalam eter; agak sukar larut dalam eter mutlak.
b. Dosis
Dosis oral aspirin untuk memperoleh efek analgesik dan antipiretik pada manusia adalah
325 650 mg empat kali sehari,konsentrasi dalam plasmanya 100 300 mcg/ml. Untuk
memperoleh efek antiinflamasi adalah 4 6 gram secara oral per hari, dan untuk
mendapatkan efek anti agregasi platelet adalah 60 80 mg sacara oral per hari
c. Indikasi
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin adalah analgesik,
antipiretik, dan anti-inflamasi yang banyak digunakan sebagai golongan obat bebas.
d. Efek Samping
Efek samping dari Asetosal antara lain mual, muntah, hipertemia, hipersensitivitas berupa
urtikaria, bronkokonstriksi, edema dan depresi pernafasan pada dosis toksis

1.1.2. Avicel PH 102

Gambar 2. Struktur Avicel PH 102


Nama lain dari Microcrystaline cellulose. berfungsi sebagai absorben, suspending agent,
pengisi / pengikat tablet pada konsentrasi 20-90% dan disintegran tablet pada konsentrasi 515%. Kelarutan larut dalam 5% NaOH, praktis tidak larut dalam air dan banyak pelarut
organik. Stabil namun higroskopis, simpan dalam wadah tertutup rapat, dingin dan kering.
Tidak tercampurkan dengan agen oksidasi.
1.1.3. Laktosa

Gambar 3. Struktur Laktosa


Laktosa merupakan serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih krem. Tidak berbau dan
rasa sedikit manis. Stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau. Memiliki nama sinonim
saccharose, gula susu. Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam
air mendidih; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Berfungsi sebagai pengisi dan pengikat tablet.
1.1.4. Starch 1500
Starch 1500 berfungsi sebagai pengikat pada konsentrasi 5-20% untuk cetak langsung,
sebagai desintegran pada konsentrasi 5-10%. Kelarutan starch 1500 praktis tidak larut dalam
pelarut organik, larut dalam air dingin. Stabilitas dan penyimpanan starch 1500 stabil namun
higroskopis, simpan dalam wadah tertutup rapat, dingin dan kering.
1.1.5. Amilum

Amilum merupakan serbuk sangat halus, putih praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol,
susut pengeringan tidak lebih dari 15,0 %, penetapan dilakukan menggunakan 1,0 g. Amilum
merupakan bahan penghancur tertua dan paling luas digunakan oleh industri farmasi.
Konsentrasi amilum sebagai bahan penghancur adalah 3-25%. Amilum mempunyai sifat
kompresibilitas yang buruk dengan sifat alirnya buruk tetapi merupakan penghancur paling
murah.
1.1.6. Talk
Talk merupakan serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah melekat
pada kulit dan bebas dari butiran. Sinonim magnesi osmanthus, powdered talc, purified
French chalk. Rumus Empiris Mg6(Si2O5)4(OH)4. Kelarutan praktis tidak larut dalam asam
encer dan alkali, pelarut organic dan air, tidak tercampurkan engan ammonium. Stabilitas dan
penyimpanan talk stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160 selama
lebih dari satu jam. Juga dapat disterilkan dengan diekspos pada etylen OH, atau irradiasi
sama. Talk harus disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang sejuk dan dingin.
Fungsi sebagai glidan dan lubrikan pada konsentrasi 1-10% dan bahan pengisi pada
konsentrasi 5-30%.
1.1.7. Asam Stearat

Gambar 4. Struktur Asam Stearat


Asam stearat merupakan senyawa asam-asam organik padat yang diperoleh dari lemak,
terutama terdiri dari asam oktadekanoat (C18H36O2) dan asam dekanoat (C16H32O2). Pemerian
zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur putih atau kuning pucat, mirip lemak
lilin. Kelarutan praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2
bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P. Untuk itu, asam stearat umumnya lebih
digunakan sebagai bahan pelicin/lubrikan dengan amilum pregelatinasi. Berfungsi sebagai
lubrikan pada konsentrasi 1-3%.

1.1.8. Magnesium Stearat

Gambar 5. Struktur Magnesium Stearat


Magnesium Stearat merupakan serbuk halus, putih dan voluminus; bau lemah khas; mudah
melekat di kulit; bebas dari butiran. Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter.
Digunakan di dalam formulasi farmasetika sebagai lubrikan dengan konsentrasi antara 0,255%. Kelarutan praktis tidak larut etanol, etanol 95%, eter, dan air. Sedikit larut dalam benzen
hangat dan etanol 95% hangat. Stabil dan disimpan di wadah yang kering dan tertutup rapat.
Tidak tercampurkan dengan asam kuat, alkali, dan garam besi. Hindari pencampuran dengan
bahan oksidator kuat.

You might also like