Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Disaster is a condition that causes casualties, damage, and loss. Indonesia is a country
that has kind of a complex disaster, so that disaster management should using the paradigm
of disaster risk reduction through mitigation programs. This research is a study of disaster
mitigation eruption of Mount Merapi in Cangkringan, Sleman. This study aims to determine
the implementation of structural and non-structural mitigation disaster eruption in Mount
Merapi by the government. This study used a qualitative research, the method is
descriptive. In the implementation of mitigation eruption of Mount Merapi in Sleman
Regency Cangkringan Sub District, government appears to coordinate with relevant agencies
and cooperate with the private/NGO. Many communities involved in mitigation activities that
arise in public understanding of the disaster, besides the ease of accessing information makes
the implementation of mitigation successfully.
The results of this study indicating that the implementation of structural and nonstructural mitigation is affected by the same factors. Factors that affecting the
implementation of mitigation disaster eruption in Mount Merapi is coordination, community
participation, cooperation between government and private / NGO, public initiatives, and
information.
Keywords: disaster management, mitigation, volcano
ABSTRAKSI
Bencana adalah suatu keadaan yang menyebabkan jatuhnya korban, kerusakan, dan
kerugian. Indonesia merupakan negara yang memiliki jenis bencana yang sangat kompleks,
sehingga penyelenggaraan penanggulangan bencana seharusnya menggunakan paradigma
pengurangan resiko bencana melalui program mitigasi. Penelitian ini merupakan kajian
mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan mitigasi bencana struktural dan non
struktural erupsi Gunung Merapi oleh pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.
PENDAHULUAN
preventif
A. LATAR BELAKANG
(pengurangan
penanggulangan
bencana
risiko
pada
dan
masa
peristiwa
itu,
Kabupaten
Sleman
banyak
masyarakat
menjadi
korban.
Berdasarkan
peristiwa
erupsi
penanggulangan
pelaksanaan
Gunung
cukup parah.
bencana
mitigasi
Merapi
saat
bencana
di
ini,
erupsi
Kecamatan
Pakem,
Kecamatan
Tempel,
Kecamatan
dan
Turi,
Kecamatan
Ngemplak.
Di
B. TUJUAN
Pada
hakekatnya,
Indonesia
paradigma
bertujuan untuk:
1. Mengetahui
struktural
tanggap
penelitian
darurat
dan
pemulihan)
ke
pelaksanaan
pada
bencana
mitigasi
erupsi
Gunung
Merapi
di
Kecamatan
pada
Gunung
Merapi
bencana
di
erupsi
Kecamatan
C. TEORI
Administrasi Publik
bencana
tidak
dapat
mengendalikan
ahli.
nyawa
Pendefinisian
dikarenakan
merupakan
yang
sulit
administrasi
konsep
ini
publik
yang
kompleks
telah
mengungkapkan
definis
atau
sumberdaya
fisik
dan
merupakan
karena
fenomena
yang
komponen-komponen
mengelola
(manage)
keputusan-
Manajemen Bencana
Manajemen
bencana
(disaster
Keban 2008:3).
satu
termasuk
definisi
manajemen
bencana
kegiatan-kegiatan
dan
setelah
sebelum
bencana
yang
dalam
aspek-aspek
umum
organisasi,
merupakan
gabungan
antara
dan
fungsi
Kusumasari,
2014:19).
Dalam
respon,
dan
pemulihan
(Alexander;
atau
lepas/gas
yang
Mitigasi Bencana
Mitigasi
magma/rempah
didefinisikan
sebagai
a)
Pemantauan, aktivitas
gunung
api
terhadap
masyarakat
dan
lingkungan
2014:22).
pengurangan
pengurangan
penerimaan
terpadu.
(King
dalam
Tujuan
Kusumasari,
mitigasi
kemungkinan
adalah
resiko,
resiko,
serta
transfer,
c)
Pemetaan, Peta
Bencana
(Kusumasari, 2014:22).
Kawasan
Gunung
Rawan
berapi
dapat
yaitu
arah
pengurangan
Ada
dua
jenis
resiko
mitigasi,
yang
dilakukan
dirancang.
Mitigasi
non
lokasi
d) Penyelidikan gunung
menggunakan
struktural
berapi
metoda
Geologi,
diri,
bencana.
penyelamatan
e)
Sosialisasi, petugas
melakukan
serta
bumi
terutama
yang
D. METODA
lainnya)
masyarakat
yang
penelitian
ini
adalah
metode
pihak
Kecamatan
Kabupaten
Cangkringan
Sleman
terletak
Daerah
di
Istimewa
yang
membantu,
swasta/NGO
Balai
Kabupaten
(BPPTK),
Sleman
(BPBD
Sleman),
Sabo,
Balai
dan
Badan
dan
Meteorologi
Klimatologi
Peranan
masyarakat
turut
dilibatkan
dengan
memberikan
saran
mengenai
terkumpul,
Geofisika
(BMKG).
desain sabo.
dan
Penelitian
mayoritas
disediakan
oleh
data,
penyajian
data
dan
penarikan
kesimpulan/verifikasi.
PEMBAHASAN
Pelaksanaan
A. HASIL PENELITIAN
barak
Mitigasi Struktural
Dalam
struktural,
pelaksanaan
BPBD
pembangunan
Sleman
rumah
mitigasi
pengungsian
pembuatan
dimulai
dengan
mitigasi
melakukan
sesuai
standar
pihak
dengan
dibawah
kondisi darurat.
Tim
REKOMPAK
swasta/NGO
dan
masyarakat.
menyiapkan
proses
yang
evakuasi.
BPBD
Sleman
tergabung
dalam
komunitas-
seperti
radio,
TNI
dan
Kepolisian
untuk
sehingga
biasa
disebut
radio
komunitas.
Dalam
kegiatan
mitigasi
kepada masyarakat.
Mitigasi
juga
dilakukan
dengan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
bencana.
dilibatkannya
aman
seperti
balai
desa
dan
barak
pengungsian.
Mitigasi Non Struktural
Hal
ini
dikarenakan
masyarakat
tidak
dalam
melakukan
sosialisasi
BPBD
Sleman
kondisi
yang
BPBD
dalam
Gunung
Sleman
Merapi
juga
dibantu
oleh
komunitas setempat.
Kegiatan
kehandalannya
melaksanakan
peningkatan
kapasitas
untuk
mengkoordinasikan
organisasi
(NGO)
mendukung
dan
masyarakat.
Dalam
yang
berbagai
memiliki
keahlian
pelaksanaan
mitigasi.
stakeholder
ini
Pengurangan
Resiko
membentuk
Tim
Bencana
(PRB)
swasta
untuk
dalam
(NGO)
menentukan
upaya
bermusyawarah
kegiatan-kegiatan
penguatan
kelembagaan
dan
top-down
seringkali
B. ANALISIS
Mitigasi merupakan tindakan yang
dilakukan
untuk
mencegah
atau
ikut
andil
penyelenggaraan
dalam
penanggulangan
kurang
penanggulangan
pelaksanaan
(Federal
Emergency
Agency/FEMA,
dalam
Management
Kusumasari
2014:22).
Pelaksanan
mitigasi
sangatlah
resiko
maksimalnya
penyelenggaraan
bencana.
mitigasi,
Dalam
BPBD
Sleman
bencana
berbasis
masyarakat,
sehingga
dalam
berbagai
hal
terkait
kegiatan
mitigasi,
masyarakat
selalu
menganggap
bahwa
Gunung
Merapi
akan
mengurangi
pada
gejolak
penolakan
kerjasama
dengan
perguruan
tinggi.
swasta/NGO
Bantuan
dan
diberikan
masyarakat,
pemerintah
seharusnya
mengikutsertakan
masyarakat
komunitas
berbagai
dalam
dan
kegiatan
dan
melengkapi
fasilitas
umum
dan
ikut
mitra
sehingga
terhadap
menjalankan
peningkatan
terjadi
penolakan
berpartisipasi
pemerintah
dalam
yang
rencana
membantu
program-program
kapasitas
masyarakat,
Gunung
Merapi.
Masyarakat
Dalam
penyelenggaraan
penanggulangan
bencana,
utamanya
menilai,
juga
berinisiasi
untuk
mamantau
memperoleh
penting
yang
akurat.
membuat
dan
masyarakat
untuk
dimiliki
sangatlah
pemerintah,
pengambilan
suatu
keputusan
atau
PENUTUP
A. KESIMPULAN
dengan swasta/NGO.
Berdasarkan
tentang
Erupsi
Kecamatan
Penanggulangan
dalam
pelaksanaan
Gunung
penelitian
mitigasi
bencana
Merapi
di
Bencana
Daerah
mengakses
informasi
juga
lancar.
B. SARAN
1. Koordinasi.
Koordinasi
instansi
akan
terkait
dengan
mendukung
diberikan
memaksimalkan
2. Partisipasi
masyarakat.
Partisipasi
masyarakat
akan
meningkatkan
antusiasme
masyarakat
berupa
keberhasilan
masukan
faktor-faktor
mitigasi,
baik
untuk
penentu
mitigasi
dalam
lebih optimal.
karena
mayarakat
memiliki
akan
kebijakan
merasa
telah
yang
dibuatnya bersama-sama.
adanya
pandangan
terhadap
masyarakat
dan
perubahan
bencana
pemahaman
dioptimalkan
sehingga
cara
lebih
di
swasta/NGO.
tenaga
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Prosedur
PT.ARSS Baru.
Bencana Mengancam Indonesia. (2011).
Jakarta:
PT.
Kompas
Media
Nusantara.
Jakarta.
Cangkringan.
Power
Dipresentasikan
pada
Workshop
Rencana
Kontigensi
Penyusunan
Point.
Yeremias
Dimensi
Dan
Keban,
Evakuasi
T.
(2008).
Strategis
Letusan
Gunung
Merapi
Enam
Administrasi
No.1: 17
Tukino,
dkk.
(2010).
Pengembangan
Yang
Istimewa
(2012).
Menjalin
Berbagi.
Yogyakarta.
Mitra
Daerah
Saling
Istimewa
Yogyakarta.
Nurjannah,
dkk.
Masyarakat.
(2012).
Manajemen
Jurnal
Integrasi
Dialog
Rencana
Mendukung
Lokal
dalam
penanggulangan bencana.
Kabupaten
C. Sumber Internet
(http://www.republika.co.id/berita/breakin
g-news/nasional/11/02/11/163686kerugian-sementara-erupsi-merapi-