Professional Documents
Culture Documents
KIMIA MANGAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM.
1. Tujuan :
Mempelajari pembuatan senyawa mangan VI, mangan III dan sifat-sifatnya
2. Hari, Tanggal :
Selasa, 27 Oktober 2009
3. Tempat :
Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas Mataram
B. LANDASAN TEORI.
Mangan relative berlimpah, dan terdapat dalam banyak deposit, terutama
oksida, oksida hidrat, atau karbonat. Logam dapat diperoleh dari padanya, atau dari
Mn3O4 yang didapat dengan memanggangnya, melalui reduksi dengan Al. Mangan
cukup elektropositif, dan mudah melarut dalam asam bukan pengoksidasi (Cotton,
2007: 459).
Sebagai unsure bebas mangan adalah industri yang penting dengan
menggunakan paduan logam, terutama dalam stainless steel. Senyawa dengan
oksidasi VI (hijau) adalah agen oksidator kuat dan sangat rentan terhadap
disproposionasi. Mangan adalah logam putih mirip besi. Ia adalah logam keras,
sangat rapuh, mudah teroksidasi. Mangan ion memiliki berbagai warna, tergantung
pada keadaan oksidasi mereka, dan dalam indistri digunakan sebagai pigmen. Logam
mangan bersifat feromagnetik setelah diberi perlakuan. Logam murninya terdapat
sebagai bentuk alotropik dengan 4 jenis. Irolusi dan rhodokhrosit adalah mineral
mangan yang paling banyak dijumpai. Logam mangan diperoleh dengan cara
mereduksi oksida mangan dengan Natrium, Magnesium, Aluminium, atau dengan
proses elektrolisis (Anonim, 2008).
Mangan dioksida, MnO2, sekalipun bukan dioksida yang stabil karena dapat
terurai menjadi MnO3 pada ~530oC, merupakan dioksida yang sangat penting karena
bermanfaat sebagai zat pengoksidasi. Asam sulfat dan asam hidroklorida pekat panas
akan mereduksi MnO2 menjadi Mn II.
2MnO2 s 2 H 2 SO4aq pekat 2MnSO4 aq O2 g 2 H 2 Ol
2MnO2 s 2 HClaq pekat 2MnCl 2 aq Cl 2 g 2 H 2 Ol
Mn3O4 adalah mineral berwarna hitam, yang dapat dibuat dari semua oksida mangan
dengan pemanasan hingga suhu ~1000oC di udara. Semua mangan dioksida dapat
mereduksi dengan hydrogen membentuk oksida dengan tingkat oksida terendah yang
berwarna abu-abu kehijauan. MnO2 juga bersifat anti feromagnetik dibawah temperature
92K, sedangkan Mn3O4 bersifat ferimagnetik dibawah temperature 43K (Sugiyarto,
2003).
Bahan-bahan
- KMnO4 0,1 M
- KMnO4 0,01 M
- NaOH 2M
- H2SO4 1M
- MnO2
- MnSO4
D. CARA KERJA.
Pembuatan senyawa mangan (VI)
10 ml KMnO4 0,01 M
Tabung I Tabung II
Hasil Hasil
Ke dalam tabung reaksi berisi larutan berwarna hijau ditambahkan 5 ml H2SO4
encer
Pembuatan senyawa mangan (III)
0,5 gr MnSO4
Hasil
Warna larutan?
+ 50 ml air
Apa yang terjadi?
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN.
Pembuatan senyawa mangan (VI)
Perlakuan Hasil
- KMnO4 + H2SO4 + MnO2 - Warna larutan ungu pekat, setelah
beberapa lama dikocok dan didiamkan
warna larutan tidak berubah
- KMnO4 + NaOH + MnO2 - Setelah beberapa lama dikocok, larutan
berubah warna menjadi hijau pekat
F. ANALISIS DATA
KMnO 4 3H 2SO 4 K MnO 3 H 3O 3HSO 4
H 2SO 4 MnO 2 s KMnO 4 MnO 4 MnO 2 2H 2 O
2KMnO 4 aq MnO 2 s 3NaOH 3MnO 24 aq 2H 2 O aq
G. PEMBAHASAN
Mangan pertama kali dikenal oleh Scheele, Bergman, dan ahli lainnya
sebagai unsur. Mangan diisolasi oleh Gahn pada tahun 1774. dengan mereduksi
mangan dioksida dengan karbon
3MnO 2 Mn 3O 4 O 2
Mn 3O 4 4C 3Mn 4CO
Mangan berwarna putih dengan sifat yang keras tetapi rapuh. Mangan sangat reaktif
secara kimiawi dan terurai dengan air dingin secara perlahan-lahan. Mangan
digunakan untuk membentuk banyak alloy yang penting. Mangan dioksida banyak
digunakan sebagai depoliser dan sel kering baterai dan untuk menghilangkan warna
hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi. Mangan sendiri memberi warna
lembanyung pada kaca. Dioksidanya berguna untuk pembuatan klorin, dan dalam
pengeringan cat hitam. Senyawa permanganat adalah oksidator yang kuat dan
digunakan dalam analisis kuantitatif dan dalam pengobatan (Anonym, 2008).
Pada percobaan yang pertama yaitu pembuatan senyawa mangan VI
dilakukan dua kali perlakuan. Dimana KMnO4 ditambah H2SO4 dan MnO2
memberikan warna ungu pekat setelah lama dikocok. Setelah disaring larutan tersebut
tetap memberikan warna yang sama yaituungu pada kertas saringnya. Pada perlakuan
yang kedua, dimana KMnO4 ditambah NaOH dan MnO2 juga memberikan warna
ungu setelah lama dikocok dan didiamkan. Tetapi setelah disaring larutan ini
memberikan warna hijau pada kertas saringnya. Ini menandakan bahwa larutan
tersebut mengandung senyawa mangn VI.
Mangan VI dikenal sebagai senyawa ion manganat MnO 24 yang benar-benar hijau.
Ion manganat hanya stabil dalam larutan yang amat basa, ia mudah terdisproposionasi
manurut persamaan (Cotton, 461):
3MnO 24 4H 2MnO 4 MnO 2 s 2H 2 O K 1058
Mangan VI dengan bangun tetrahedron berwarna hijau gelap. Dalam larutannya, ion
manganat hanya stabil dalam suasana basa, sedangkan dalam air ataupun basa ion ini
akan mengalami disproposionasi menjadi ion permanganat dan MnO2 (Sugiyarto,
5.43).
Pada percobaan yang kedua yaitu pembuatan senyawa mangan III, MnSO4
ditambahkan H2SO4. Hanya sebagian MnSO4 yang larut dalam H2SO4 dan larutan
berubah warna menjadi agak hangat dan berwarna agak pink. Setelah ditambah
KMnO4 warna larutan berubah menjadi merah teh dan masih ada MnSO4 yang belum
larut. Kemudian dalam larutan tadi ditambahkan air dan didinginkan, dan akhirnya
larutan tadi berubah warna menjadi coklat keruh.
Mangan III di alam terdapat sebagai oksidatornya, yaitu Mn2O3 dan MnO(OH), tetapi
ion Mn3+ tidak stabil dalam air dan mudah tereduksi manjadi Mn2+ sebagaimana
dinyatakan oleh rendahnya nilai potensial reduksinya (Sugiyarto, 5.42).
Ion mangan III diperoleh dengan oksida elektrolitik atau oksidasi persulfat
Mn3+, atau dengan reduksi MnO 4 . Ia merupakan suatu spinel Mn II Mn III
2 O 4 . Ia juga