Professional Documents
Culture Documents
PJB - Klasifikasi
Darah kaya O2 bocor,
beban jantung
bertambah
Asianot
ik
L-R
Shunt
Tanpa L-R
Shunt
PDA
ASD
VSD
AS
PS
CoA
Penyakit Jantung
Bawaan (PJB)
aliran
darah ke
paru
TGA
dgn
VSD
Truncus
Arteriosus
TAPVD
Darah kaya O2
tercampur dengan
miskin O2
Sianotik
Aliran
darah ke
paru N
TGA tanpa
PS
aliran
darah ke
paru
ToF
Atresia
Pulmoner
Atresia
Trikuspid
VSD
Left to right shunt
LA, LV, dan PA enlargement pulmonary
vascular obstructive disease pulmonary
hypertension (PH) eisenmenger
syndrome
PF: murmur pansistolik di sela iga ke 3
ASD
Left to right shunt
RA, RV, dan PA enlargement
pulmonary vascular obstructive
disease pulmonary hypertension
(PH) eisenmenger syndrome
Tidak bergejala s/d 20-30 th
PF: Fixed split S2, sistolik ejection
murmur (relative pulmonal stenosis
[PS]), mid diastolic murmur (relative
tricuspid stenosis [TS])
PDA
Left to right shunt
LA, LV, ascending Ao and PA
enlargement pulmonary
hypertension (PH) eisenmenger
syndrome
PF: continuous murmur
TOF
VSD, pulmonary stenosis, overriding
aorta and right ventricular hypertrophy
Cyanotic spell: biru jadi tambah biru
karena sistemik perifer resistance
(nangis). Dapat diperbaiki dengan cara
resistensi perifer (jongkok)
PF: single second heart sound (PS)
Foto thoraks: boot shape
Intrathor
ax
Extrathor
ax
Intrathor
ax
Volume
disorders
Extrathor
ax
Bronkiolitis - Pathogenesis
Invasi virus inflamasi akumulasi
mukus, debris dan edema
obstruksi bronkiolus pada fase
inspirasi dan ekspirasi ada
mekanisme klep yang
menyebabkan air trapping
overinflasi dada ventilasi turun
dan hipoksemia frekuensi napas
naik; pada keadaan berat dapat
terjadi hiperkapnia, obstruksi todal
Gejala Klinis
Diawali dengan demam
subfebris dan AURI
Kemudian terjadi batuk,
sesak, dan mengi
Jarang menjadi berat
Diagnosis
PF: demam, dyspnea
(expiratory effort), ekspirasi
memanjang, mengi,
hipersonor (air trapping)
PP: foto dada AP-lateral (air
trapping), AGD: hiperkarbia,
asidosis
metabolik/respiratorik
Tata laksana:
Oksigen
Bronkodilator (hanya kalau
menghasilkan perbaikan)
Antibiotik (hanya kalau ada
bukti infeksi bakterial)
dd/ Pneumonia
DIAGNOSIS
Gambaran klinis
Anamnesis
Demam, menggigil, >380C
Batuk dengan dahak mukoid
atau purulen
Sesak napas
Nyeri dada
Pemeriksaan fisik
Inspeksi : bagian yang sakit
tertinggal waktu bernapas
Palpasi : fremitus mengeras
Perkusi redup
Auskultasi : Bronkovesikulerbronkial, ronki basah halus-kasar
Pemeriksaan penunjang
Gambaran radiologis
Foto toraks (PA/lateral) untuk
menegakkan diagnosis infiltrat sampai
konsolidasi.
Pemeriksaan laboratorium
Leukosit >10.000/ul atau <4500/ul
Hitung jenis leukosit terdapat pergeseran
ke kiri
Peningkatan LED
Kultur sputum
Analisis gas darah: hipoksemia,
hiperkarbia, asidosis respiratorik.
TATA LAKSANA
Antibiotik tergantung etiologi. Empiris
biasanya digunakan beta-lactamase,
cephalosporin generasi 2/3, atau
fluorokuinolon respirai
Derajat
Asma
Bulanan
* Gejala < 1x/minggu
I.
* Tanpa gejala di luar
Intermiten serangan
* Serangan singkat
II.
Persisten
Ringan
III.
Persisten
Sedang
Gejala
malam
* 2 kali
sebulan
Mingguan
* Gejala > 1x/minggu, <
1x/ hari
*
Serangan
dapat * > 2 kali
mengganggu aktiviti dan sebulan
tidur
Harian
* Gejala setiap hari
* Serangan mengganggu
aktiviti dan tidur
* > 1x /
*Bronkodilator setiap hari seminggu
Faal paru
APE 80%
* VEP1 80% nilai
prediksi
APE 80% nilai
terbaik
* Variabiliti APE < 20%
APE > 80%
* VEP1 80% nilai
prediksi
APE 80% nilai
terbaik
* Variabiliti APE 20-30%
APE 60 80%
* VEP1
60-80% nilai
prediksi
APE 60-80% nilai
terbaik
* Variabiliti APE > 30%
Asma Tatalaksana
Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk
dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari.
Berat Asma Medikasi pengontrol
Alternatif / Pilihan lain
harian
Asma
Tidak perlu
-------Intermiten
Asma
Glukokortikosteroid
Teofilin lepas lambat
Persisten
inhalasi
Kromolin
Ringan
(200-400 ug BD/hari
Leukotriene modifiers
atau ekivalennya)
Asma
Kombinasi inhalasi
Glukokortikosteroid inhalasi (400-800
Persisten
glukokortikosteroid
ug BD atau ekivalennya) ditambah
Sedang
(400-800 ug BD/hari
Teofilin lepas lambat ,atau
atau ekivalennya) dan
Glukokortikosteroid inhalasi (400-800
agonis beta-2 kerja
ug BD atau ekivalennya) ditambah
lama
agonis beta-2 kerja lama oral, atau
Glukokortikosteroid inhalasi dosis
tinggi (>800 ug BD atau ekivalennya)
atau
Glukokortikosteroid inhalasi (400-800
ug BD atau ekivalennya) ditambah
leukotriene modifiers
Asma
Kombinasi inhalasi
Prednisolon/ metilprednisolon oral
Persisten
glukokortikosteroid
selang sehari 10 mg
Berat
(> 800 ug BD atau
ditambah agonis beta-2 kerja lama
ekivalennya) dan
oral, ditambah teofilin lepas lambat
agonis beta-2 kerja
lama, ditambah 1 di
bawah ini:
- teofilin lepas lambat
pelega bila
Alternatif lain
------------
Ditambah
agonis beta-2
kerja lama oral,
atau
Ditambah
teofilin lepas
lambat
Frekuensi
napas
Nadi
Pulsus
paradoksus
Otot Bantu
Napas dan
retraksi
suprasternal
Mengi
APE
Sedang
Berjalan
Berbicara
Dapat tidur
terlentang
Satu kalimat
Mungkin
gelisah
Keadaan
Berat
Mengancam
jiwa
Istirahat
Duduk
Duduk
membungkuk
Beberapa kata Kata demi kata
Gelisah
Gelisah
Mengantuk,
gelisah,
kesadaran
menurun
<20/ menit
20-30/ menit
> 30/menit
< 100
10 mmHg
-
100 120
+ / - 10 20
mmHg
+
> 120
+
> 25 mmHg
+
Bradikardia
Kelelahan otot
Torakoabdomi
nal
paradoksal
Akhir
ekspirasi
paksa
> 80%
Akhir
ekspirasi
Inspirasi dan
ekspirasi
Silent Chest
60 80%
< 60%
Class
Contact
TB Anak Klasifikasi
(ATS/CDC)
Infection
Disease
Management
1st proph.
II
2nd proph.
III
OAT thera.
TB Anak
Pencegahan/Kemoprofilaksis
Kemoprofilaksis
primer
Diberikan untuk
mencegah infeksi
Diberikan pada
anak dengan
kontak TB (+) tetapi
uji tuberkulin (-)
Obat: INH 5-10
mg/kgBB/hari
selama 6 bulan
Kemoprofilaksis
sekunder
Diberikan untuk
mencegah sakit TB
Diberikan pada
kontak TB (+), uji
mantoux (+), tetapi
klinis (-), Ro (-)
Obat: INH 5-10
mg/kgBB/hari
selama 6-9 bulan
Cretinism/congenital hypotiroidism
Symptom:
Decreased activity
Large anterior
fontanelle
Poor feeding and weight
gain
Small stature or poor
growth
Jaundice
Decreased stooling or
constipation
Hypotonia
Hoarse cry
Coarse facial
features
Macroglossia
Umbilical hernia
Mottled, cool,
and dry skin
Developmental
delay
Pallor
Myxedema
Kwashiokor
Perubahan mental sampai
apatis
Anemia
Perubahan warna dan
tekstur rambut, mudah
dicabut/rontok
Gangguan sistem
gastrointestinal
Pembesaran hati
(dermatosis)
Atrofi otot
Edema simetris pada kedua
punggung kaki, dapat
sampai seluruh tubuh
Marasmus
Penampilan wajah seperti orang
tua, terlihat sangat kurus
Perubahan mental, cengeng
Kulit kering, dingin dan
mengendor, keriput
Lemak subkutan menghilang
hingga turgor kulit berkurang
Otot atrofi sehingga kontur
tulang terlihat jelas
Kadang-kadang terdapat
bradikardia
Tekanan darah lebih rendah
dibandingkan anak sehat yang
sebaya
Diare
Vibrio cholera
Gram-negative curved bacillus
dengan flagela tunggal
Gejala khas: profuse secretory diarrhea, pada
kasus berat dehidrasi yang terjadi dapat
menyebabkan kematian. Umumnya tidak nyeri
dan tanpa demam
Merupakan organisme di air asin. Transmisi
sekunder melalui fecal oral, dapat dari makanan
yang terkontaminasi
Terapi: rehidrasi lalu AB pilihan: doksisiklin,
tetrasiklin, Trimethoprim sulfamethoxazole,
ciprofloxacin
Campylobacter jejuni
curved atau spiral, motil, batang gram negatif.
Anamnesis: riwayat minum susu yang belum
dipasteurisasi/air yang belum diolah
Gejala: diare dan keluhan sistemik (sakit kepala, panas),
seringkali diare berdarah
Tx: azythromycin
Shigella disentri
aerobic, nonmotil, batang gram negatif
Diare berdarah, nyeri, demam
Salmonella
rod-shapedflagellated, facultative anaerobic,Gramnegativebacterium
Yersenia enterocolitica
pleomorphic gram-negative bacillus
Keadaan
Umum
Rasa
Haus
Kelopak/
Air Mata
Mulut
Kulit
Urin
Tanpa
dehidrasi
(<5% BB)
Baik, CM
Minum
normal
Normal
Basah
Normal
Normal
Rewel,
gelisah
Minum
seperti
kehausan
Cekung,
produksi
kurang
Kering
Pucat,
CRT<2s,
turgor
lambat
Berkurang
Sangat
kering
Pucat,
CRT>2s,
turgor
sangat
lambat
Tidak ada
Dehidrasi
ringansedang
(5-10%
BB)
Dehidrasi
berat
(>10%
BB)
Letargis,
lemah,
penuruna
Malas
n
minum,
kesadaran tidak mau
, nadi &
minum
napas
cepat
Sangat
cekung,
tidak ada
Keadaan
Umum
Rasa
Haus
Kelopak/
Air Mata
Mulut
Kulit
Urin
Tanpa
dehidrasi
(<5% BB)
Baik, CM
Minum
normal
Normal
Basah
Normal
Normal
Rewel,
gelisah
Minum
seperti
kehausan
Cekung,
produksi
kurang
Kering
Pucat,
CRT<2s,
turgor
lambat
Berkurang
Sangat
kering
Pucat,
CRT>2s,
turgor
sangat
lambat
Tidak ada
Dehidrasi
ringansedang
(5-10%
BB)
Dehidrasi
berat
(>10%
BB)
Letargis,
lemah,
penuruna
Malas
n
minum,
kesadaran tidak mau
, nadi &
minum
napas
cepat
Sangat
cekung,
tidak ada
b.DADRS
Rehidrasi oralit per oral 3 jam pertama 75
cc/kgBB
Evaluasi status hidrasi setelah 3 jam
c.DADB
+ cairan intravena (total 100 cc/kgBB,
NS/RL/RA, bukan D5)
Umur <1
dilanjutkan
Umur >1
dilanjutkan
2.Nutrisi
3.Zinc tab 10 hari
(<6 bulan 10 mg,
>6 bulan 20 mg)
4.Antibiotik
Kolera: tetrasikilin
Disentri e.c. Shigella:
kotrimoksazole
Amoebiasis:
metronidazole
Giardiasis:
metronidazole
5.Edukasi
Stage 2 Paroxysmal
phase
Paroxysms of intense
coughing lasting up to
several minutes,
occasionally followed by
a loud whoop
Posttussive vomiting and
turning red with
coughing
Pertusis
Stage 1 Catarrhal
phase
Indistinguishable from
common upper
respiratory infections.
Pertussis is most
infectious when
patients are in the
catarrhal phase
Stage 3 Convalescent
Nasal congestion
stage
Rhinorrhea
Chronic cough, which
Sneezing
may last for weeks
Low-grade fever
Tearing
Durasi
penyakit umumnya 6 minggu, dengan masing-masing
Conjunctival
faseberlangsung
2 suffusion
minggu.
Schistosomiasis
Keywords
S: diare, demam, perut sakit, feses coklat dan banyak
O: ditemukan telur dengan duri yang rudimenter
Schistosomiasis
Schistosoma
Terapi: Prazikuantel
Giardiasis
Keywords
S: BAB disertai lendir dan berbau sangat busuk, nyeri
perut
O: tinja berminyak tidak berdarah
Diagnosis dengan
sediaan tinja
langsung; 3 hari
Tinja encer: cari
trofozoit
Tinja padat: cari kista
Terapi:
Tinidazole 2g single
dose
Metronidazole 3x250
mg 7 hari
Thypoid
LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis adalah zoonosis yg disebabkan
L. Interrogans . Penyakit ini harus dicurigai
pada pasien yg berkontak dgn air, tanah, atau
lumpur yg terkontaminasi urin binatang.
Gejala klinis leptospirosis: demam, menggigil,
sakit kepala, mual, muntah, nyeri abdomen,
ikterus, hepatomegali, anoreksia, fotofobia,
gagal ginjal.
Tatalaksana : doksisiklin 2 x 100 mg. Berat :
injeksi penisilin G 1,5 juta unit/6 jam IV.
Herpes simpleks
Vesikel berkelompok di atas kulit yang eritematosa.
Lokalisasi di sekitar mulut dan hidung atau pada
genitalia eksterna.
Dx: tes Tzanck sel datia berinti banyak dan badan
inklusi intranuklear
Tx: asiklovir 5x200 mg (5 hari)
Rubella/campak jerman
Tanda dan gejala mirip morbili, tapi
lebih ringan dan berlangsung dalam
waktu lebih pendek (tiga hari)
Yang bahaya: rubella kongenital
Malaria
diagnosis malaria ditegakkan atas dasar
adanya trias : demam tinggi berulang,
splenomegali dan anemia. Ditambah lagi
adanya riwayat berpergian ke tempat endemis
malaria.
Diagnosis selain dari anamenesis, PF, juga dari
pemeriksaan laboratorium (Mikroskopik,Tes
diagnostik cepat) : Menemukan parasit malaria
pada sediaan darah tepi.
Sediaan dibuat sebaiknya pada waktu demam.
Plasmodium vivax
sel darah merah membesar, terdapat
titik schuffner pada sel darah merah dan
sitoplasma ameboid
Plasmodium malariae
Band form, basket-form
P. falciparum
P. malariae
Band
form
Basket
form
P. vivax
Vivax/ovale
Lini ke-1: klorokuin + primakuin
Lini ke-2: kina + primakuin
Malaria berat
Lini ke-1: artemeter IM
Lini ke-2: kina IV
Penyakit
P.falsiparum
P.vivax
Malaria
falsiparum/trop
ika/tersiana
maligna
Malaria
vivax/tersiana
Vektor
Distribusi
geografik di
Indonesia
P.ovale
P.malariae
Malaria ovale
Malaria
malariae/kuart
ana
Anopheles sp.
Seluruh
kepulauan di
Indonesia
Seluruh
kepulauan di
Indonesia
Irian Jaya,
Pulau Timor
Papua Barat,
NTT, Sumatera
Selatan
Daur eritrosit
Tiap 48 jam
Tiap 48 jam
Tiap 48 jam
Tiap 72 jam
Eritrosit yang
dihinggapi
Muda,
normosit, tua
Retikulosit,
normosit
Retikulosit,
normosit muda
Normosit
Pembesaran
eritrosit
++
Titik-titik di
eritrosit
Maurer
Schuffner
Schuffner
(James)
Ziemann
Cincin,
marginal,
accole (1/6
eritrosit)
Cincin ( /3
eritrosit)
Pisang
Bulat/lonjong
Hipnozoit
Bentuk
trofozoit intra
eritrosit
Bentuk
gametosit
Bulat/oval (1/3
eritrosit)
Bulat
Band/pita,
basket/keranja
ng, rossete,
bulat
Bulat
Toxoplasmosis
Infeksi toxoplasma yang terjadi baru :
Antibodi IgM yang sangat tinggi (dapat bertahan
hingga 1 tahun)
Antibodi IgG dan IgM yang tinggi di saat bersamaan
Peningkatan antibodi IgG sebesar 4 kali dalam waktu
2-3 minggu
Spiramycin diyakini mengurangi resiko terjadinya
infeksi terhadap janin
Apabila suspek toxoplasmosis : pyrimethamine dan
sulfonamides dapat diberikan untuk infeksi maternal
pada kehamilan akhir dengan hasil toxoplasma di cairan
amnion (-)
Jika infeksi terdiagnosis saat prenatal : pyrimethamine,
sulfonamides, dan asam folat diberikan untuk eradikasi
Nama
cacing
Obat
Ascaris
lumbricoide
s
Mebendazole,
pirantel pamoat
Taenia
solium
Albendazole,
prazikuantel,
bedah
Enterobius
vermiculari
s
Pirantel pamoat,
mebendazole,
albendazole
Ancylostom
a
duodenale
Necator
americanus
Mebendazole,
pirantel pamoat,
albendazole
Schistosom
a
haematobiu
m
Prazikuantel
Trichuris
Mebendazole,
trichiura
albendazole
ks GF. Jawetz, Melnick & Adelbergs medical microbiology, 23rd ed. McGraw-Hill;
Berdasarkan Penyakit
Anemia defisiensi Besi : Darah tepi anemia mikrositik hipokrom, Serum
Iron , Feritin, TIBC , sel pensil. Terapi : suplementasi besi.
Anemia hemolitik : Darah tepi anemia mikrositik hipokrom. Terdapat sel
target dan anisopoikilositosis (bentuk sel bermacam-macam karena
lisis), Bilirubin indirek . Ikterik, splenomegali. Biasanya karena
thalassemia. Pemeriksaan tambahan : elektroforesis Hb.
Anemia karena keganasan (Leukemia) : Pansitopenia, leukosit
meningkat namun abnormal. Blast +, hepatomegali. Pemeriksaan
tambahan : Bone Marrow Puncture (BMP). Tx : kemoterapi.
Anemia aplastik : Pansitopenia. Tidak ada organomegali. Pemeriksaan
tambahan : BMP gambaran hipoplastik.
Anemia karena penyakit kronis : Karena gangguan utilisasi besi. Anemia
normositik normokrom.
Anemia perdarahan : Normositik normokrom.
Anemia makrositik : karena defisiensi B12 (pada post-op
gastrointestinal), asam folat, liver disease
ITP
ITP akut sering mengikuti infeksi akut dan akan
mengalami resolusi spontan dalam dua bulan
walau pada 5-10% kasus menjadi kronik (>6
bulan).
Pada 75% kasus terjadi sesudah vaksinasi atau
infeksi
PF:
Nonpalpable petechiae
Purpura
Perdarahan
Limpa tidak teraba.
ITP
Pemeriksaan Lab:
Trombositopeni
Hitung leukosit dan hemoglobin biasanya normal
Sumsum tulang: megakariosit normal atau
meningkat.
Uji koagulasi normal, bleeding time bertambah, PT
dan PTT normal.
Tes untuk autoantibodi tidak tersedia secara luas
Diagnosis ITP hanya dilakukan sesudah
penyebab defisiensi trombosit lainnya telah
dieksklusi.
DIC
DIC sistem koagulasi dan atau fibrinolitik
teraktivasi secara sistemik, menyebabkan
koagulasi intravaskular luas dan melebihi
mekanisme antikoagulan alamiah. Menyebabkan:
mikrotrombus di berbagai organ gagal organ
Perdarahan hebat
Etiologi:
Respon inflamasi sistemik aktivasi sitokin dan
koagulasi (sepsis atau major trauma)
Pelepasan materi pro-koagulasi ke dalam darah
(cancer, obstetric cases)
DIC
Pemeriksaan Laboratorium
Trombositopenia
Kadar fibrinogen menurun.
Fibrin Degredation Products (FDP) meningkat
contoh: D-dimer
Thrombin time memanjang.
Prothrombin time, activated partial
thromboplastin time memanjang pada sindrom
akut.
Ditemukan shcistocytes (pecahan/ kepingan
eritrosit) pada pemeriksaan mikroskopik.
Hemofilia
Kekurangan faktor pembekuan darah
yang diturunkan secara sex-linked
recessive pada kromosom X
Hemofilia A (80-85%)
defisiensi/disfungsi faktor VIII
Hemofilia B defisiensi/disfungsi
faktor IX
Hemofilia C defisiensi/disfungsi
faktor XI
Hemofilia
Tanda perdarahan yang sering
dijumpai yaitu hemartrosis,
hematoma subkutan atau
intramuskular, perdarahan mukosa
mulut, perdarahan intrakranial,
epistaksis, dan hematuria.
Pemanjangan APTT dengan PT yang
normal menunjukkan adanya
gangguan pada jalur intrinsik sistem
pembekuan darah
Tata laksana
Gejala ringan:
NSAID
Hidroksiklorokuin
Steroid dosis rendah
Siklofosfamid
Pembengkak
an
ekstrakranial
Meningkat
setelah
lahir
Melintasi
garis
sutura
Kaput
suksadenum
Lunak,
lekukan
Tidak
Ya
Meningkat
kehilanga
n darah
akut
tidak
Sefal
hematoma
Padat, tegang Ya
Tidak
Tidak
Hematoma
subgaleal
Padat berair
ya
Ya
ya
Brachial Plexophaty
Lesi Atas
Tipe Erb Duchene:
Superior trunk (C5-C6)
Proximal
Lengan atas aduksi dan
endorotasi
Bawah lengan di ekstensi
dan pronasi
Porters trip
Kehilangan sensibilitas
di daerah bahu
Refleks biceps
menurun
Lesi Tengah
Medial trunk (C7)
Tanda gejala radiasi
nervus (Menurunnya
reflek triceps)
Kehilangan sensibilitas
(ekstensi area
bawah lengan dan
bagian radial
tangan)
Brachial Plexophaty
Lesi Bawah
GENETIKA
SINDROM DOWN
Trisomi 21
Ciri-ciri: retardasi mental,
dagu kecil, mongoloid face,
hidung pipih, lipatan palmar
tunggal, makroglosia, jarak
lebar antara ibu jari kaki
dan jari kedua
SINDROM JACOBS
47+XYY
Ciri: berwajah kriminal, suka
menusuk-nusuk mata
SINDROM MARFAN
Kelainan genetik pada jaringan
kolagen
Ciri: jangkung, ekstremitas panjang,
jari-jari tipis dan panjang
Komplikasi serius: aneurisma aorta
SINDROM KLINEFELTER
47+XXY (laki-laki)
Ciri-ciri: hipogonadisme (fitur seks
sekunder berkurang), fertilitas
berkurang
SINDROM TURNER
45+XO (perempuan)
Ciri-ciri: pendek, webbed neck,
amenorea, steril
Sepsis Neonatorum
Keywords:
S: malas minum, KPD 19 jam sebelum
lahir
O: merintih, letargi, hipotermi, leukosit
2500
Sepsis
Sepsis neonatal dibagi menjadi:
Awitan dini: ditemukan pada umur < tiga hari
Awitan lambat: terjadi setelah hari ke 3
Criteria
Hipoglikemi
Hipotermi
<36.5C
NEC
ENTEROKOLITIS
NEKROTIKANS
kegawatdaruratan GI paling
umum pada neonatus
Gejala dan tanda
Umumnya pada bayi
prematur di minggu ke-2
atau ke-3
Gejala GI non-spesifik
Distensi abdomen
Eritema dinding abdomen
Hematokezia
PF
Bising usus menurun
Penunjang
X-ray polos: pneumatosis
intestinalis (udara di dalam
dinding usus)
Tata laksana
NPO (nutrisi parenteral)
Dekompresi NGT
Antibiotik
Bedah jika ada perforasi atau
nekrosis
Ro thorax: retikulogranuler
gambaran hyaline membrane disease
Congenital pneumonia
Pneumonia that presents within the
first 24 hours after birth.
Clinical manifestations are often
nonspecific
Radiographic and laboratory findings
have limited predictive value.
Therapy: antimicrobial therapy and
respiratory support.
Neonatal Jaundice
Keywords:
S: Bayi umur 30 jam, kuning pada
wajah, dada, dan ekstremitas
O: Bilirubin total 18,5 mg/dL dan
Bilirubin direk 1 mg/dL.
Fototerapi
Ikterik neonatorum
Ikterus fisiologis :
Timbul setelah 24 jam, berlangsung
kurang dari 7-14 hari,
Terutama terdiri dari bilirubin
indirek,
Kadar tertinggi bilirubin total kurang dari
15 mg%
Bilirubin direk kurang dari 2mg%,
dan tidak ada keadaan patologis lain.
Krammer
Cephalhematoma
Benjolan di occiput, tidak melewati
garis tengah sefal hematom
cukup diobservasi karena akan
mengalami resorpsi dengan
sendirinya. Observasi terjadinya
ikterik akibat hematom (perhatikan
apakah sampai perlu dilakukan
fototerapi atau tidak)
Kaput suksadenum
Sefal hematoma
Hematoma
subgaleal
Pembengkaka
n
ekstrakranial
Meningkat
setelah
lahir
Melintasi
garis
sutura
Meningkat
kehilangan
darah akut
Lunak,
lekukan
Padat, tegang
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Padat berair
ya
ya
Ya
Konjungtivitis Gonore
Keywords: bayi usia 3 hari, bengkak
pada palpebra, sekret purulen,
riwayat infeksi pada jalan lahir ibu
(+) gambaran pada gonore
Konjungtivitis gonore
Gonore
Pada bayi: konjungtivitis bilateral
mata merah, nyeri, sekret purulen.
Dapat juga terjadi infeksi faring,
respirasi, atau rectal akibat
disseminated gonococcal infection
(DGI). Dapat terjadi kerusakan
permanen pada mata secara cepat
Gonore
Masa tunas Neisseria gonore sangat singkat, pada pria
umumnya berkisar antara 2-5 hari. Pada wanita masa tunas
sulit untuk ditentukan karena pada umumnya asimptomatik.
Pada pria keluhan dapat berupa rasa gatal, panas di bagian
distal uretra di sekitar OUE, disuria, polakisuria, keluar duh
tubuh mukopurulen, dan nyeri waktu ereksi.
Pemeriksaan penunjang berupa apusan gram ditemukan
diplokokus gram negatif di dalam/luar leukosit PMN. Bila
perlu, dilakukan biakan dengan media Thayer-Martin.
Tata laksana dewasa:
Penisilin G 4,8 juta unit + 1 g probenesid
Regimen baru: Ceftriaxone 250 mg intramuscular (IM) single dose
PLUS, Azithromycin 1 g PO single dose OR Doxycycline 100 mg PO
twice a day for 7 days
Toksoplasmosis
Pilihan diagnosis untuk
toksoplasmosis hanya akut atau
kronis
Peningkatan 4x titer IgG selang 2
minggu mengindikasikan pasien
menderita toksoplasmosis kronik.