You are on page 1of 4

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Waham adalah kepercayaan yang salah terhadap obyek dan tidak
konsisten dengan latar belakang intelektual dan budaya (Rawlin, 2005)
Waham adalah keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau
dibuktikan dengan realitas (Haber,2005).
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh
faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan,
kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya.
(Budi Anna Keliat,2005).
2.2 Klassifikasi
Waham dapat diklasifikasikan menjadi delapan macam:
a. Waham Agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara

berlebihan,

diungkapakan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan


b. Waham Kebesaran
Klien yakin bahwa ia memiliki kebesaran dan kekuasaan khusus,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
c. Waham Somatik
Klien yakin bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau
terserang penyakit, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
d. Waham Curiga
Klien yakin bahwa seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi
tidak sesuai kenyataan.
e. Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi/meninggal, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
f. Waham sisi pikir
Klien yakin bahwa ad aide atau pikiran orang lain yang disisipkan
kedalam pikirannya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
g. Waham kontrol pikir

Klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar, , diucapkan


berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
2.3 Etiologi
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu
Gangguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan
sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan
merasa gagal mencapai keinginan.
2.4 Manifestasi Klinis
1.
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

tetapi tidak sesuai kenyataan


Klien tampak tidak mempunyai orang lain
Curiga
Bermusuhan
Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
Takut, sangat waspada
Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
Ekspresi wajah tegang
Mudah tersinggung

2.5 Akibat Waham


Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri,
orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan
yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan
lingkungan
2.6 Proses Terjadinya Waham
1.
Perasaan di ancam oleh lingkungan, cemas, merasa sesuatu yang tidak
2.

menyenangkan terjadi
Mencoba mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek dari

3.

realitas dengan menyalahartikan kesan terhadap kejadian


Individu memproyeksikan pikiran dan perasaan internal pada
lingkungan sehingga perasaan, pikiran dan keinginan negative/ tidak
dapat diterima menjadi bagian eksternal

4.

Individu mencoba memberi pembenaran/ rasional/ alasan interprestasi


personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain

2.7 Prinsip Tindakan Pada Waham


1.
Tetapkan hubungan saling percaya
2.
Identifikasi isi dan jenis waham
3.
Kaji intensitas, frekuensi, dan lamanya waham
4.
Identifikasi stressor waham
5.
Identifikasi stressor terbesar yang dialami baru-baru ini
6.
Hubungan unsure waham dan onset stress
7.
Jika klien bertanya apakah anda percaya pada waham tersebut,
katakan bahwa itu merupakan pengalaman klien
Penuhi kebutuhan yang dipenuhi oleh waham
Sekali waham dimengerti, hindari dan jangan

8.
9.

mendukung

pembicaraan berulang tentang waham

2.8 Strategi Merawat Pasien Waham


1.
Tempatkan waham dalam kerangka waktu dan identifikasi pemicu
2.
Kaji intensitas, frekuensi, dan lamanya waham
3.
Identifikasi komponen emosional waham
4.
Amati adanya bukti pemikiran konktrit
5.
Amati pembicaraan yang menunjukan gejala gangguan pemikiran
6.
Amati kemampuan pasien untuk menggunakan pertimbangan
7.

sebab akibat secara akurat


Bedakan antara gambaran pengalaman dan kenyataan yang terjadi

8.

dan arti dari kenyataan tersebut


Secara cermat, tanyakan pada pasien tentang kenyataan yang

9.
10.

terjadi dan arti kenyataan tersebut


Diskusikan tentang waham dan konsekuensinya
Tingkatkan distraksi sebagai cara untuk menghentikan focus pada
waham

2.9 Prinsip Tindakan Pada Waham


1.
Tetapkan hubungan saling percaya
2.
Identifikasi isi dan jenis waham
3.
Kaji intensitas, frekuensi, dan lamanya waham
4.
Identifikasi stressor waham
5.
Identifikasi stressor terbesar yang dialami baru-baru ini
6.
Hubungan unsure waham dan onset stress

7.

Jika klien bertanya apakah anda percaya pada waham tersebut,

8.
9.

katakan bahwa itu merupakan pengalaman klien


Penuhi kebutuhan yang dipenuhi oleh waham
Sekali waham dimengerti, hindari dan jangan
pembicaraan berulang tentang waham

mendukung

You might also like