Professional Documents
Culture Documents
DI KOTA MEDAN
N
o.
1.
Aspek
Pengelolaan
Sampah
Kelembagaan/
Pemerintah
Kondisi
Eksisting
Kondisi Ideal/Teori
Permasalahan
Rekomendasi
Teknis
pengelolaan
sampah
diserahkan
ke
masing-masing
kecamatan
dan
kelurahan
Menurut
Syarfudin
dan
Priyambada
(2001),
bentuk
kelembagaan
pengelola
sampah
disesuaikan dengan
kategori
kota.
Adapun
bentuk
kelembagaan
tersebut
adalah
sebagai berikut :
1. Kota raya dan
kota
besar
(jumlah penduduk
> 1.000.000 jiwa)
bentuk lembaga
pengelola
sampah
yang
dianjurkan berupa
perusahaan
daerah atau dinas
sendiri
2. Kota sedang 1
dengan
jumlah
penduduk
250.000 jiwa
500.000 jiwa atau
ibukota
provinsi
berupa
dinas
sendiri.
3. Kota sedang 2
dengan
jumlah
penduduk
Membuat
system
koordinasi yang terpusat
yaitu pengelolaan sampah
sepenuh
menjadi
wewenang daripada Dinas
Kebersihan Kota Medan
walaupun tetap diteruskan
kepada kecamatan dan
kelurahan.
Bekerjasama
dengan
pihak
swasta
dalam
melakukan
pengangkutan
dan
pengolahan sampah yang
ada.
100.000
250.000
jjiwa
atau kota berupa
dinas/suku dinas
atau UPTD DPU
atau seksi pada
DPU
2.
Hukum dan
Peraturan
Belum
terdapatnya
Peraturan
Daerah
yang
berkaitan
dengan persampahan
terutama Peraturan
Daerah
tentang
standar
retribusi,
Peraturan
Daerah
tentang pembuangan
sampah .
pengelolaan
5. Tarif
jasa
pelayanan
atau
retribusi
6. Kerjasama
dengan berbagai
pihak
terkait
,diantaranya
kerjasama antar
daerah
atau
swasta.
3.
Peran Serta
Masyarakat
Perilaku
masyarakat yang
masih melakukan
praktek-praktek
berikut:
- Membuang
sampah
di
sungai
- Membuang
sampah
dipinggir jalan
yang
sepi
penduduk
- Membuang
sampah
di
lahan-lahan
kosong
di
sekitar
pemukiman
- Membuat
tempat
sampah
permanen,
kemudian
Kesadaran
masyarakat
Kota
Medan yang masih
sangat kurang dalam
menjaga kebersihan
lingkungan
dan
pengelolaan sampah
dan masih adanya
persepsi bahwa yang
menjaga kebersihan
kota
adalah
tanggungjawab Dinas
Kebersihan
dan
belum
menjadi
tanggungjawab
bersama.
Melakukan
sosialisasi
terus menerus kepada
masyarakat
tentang
perlunya
menjaga
kebersihan lingkungan.
Memberi
pengarahan
dan
penyuluhan
ke
masing-masing
RT
tentang
bagaimana
melakukan
pemisahan/pengolahan
sampah yang dimulai
dari sampah rumah
tangga.
Memberikan
keahlian
kepada
kelompokkelompok masyarakat
tentang proses daur
ulang
sampah
sederhana yang dapat
mengurangi
produksi
sampah di TPA Dalam
mengurangi
produksi
sampah
RT
dapat
dibakar setelah
penuh dibuang
kelahan
kosong
sebagai
penimbun
tanah
Membuang
sampah
ke
parit
atau
selokan.
masyarakat
dalam
pengelolaan sampah
yang kurang baik
dan
factor-faktor
social , struktur dan
budaya setempat.
melakukan
tindakan
berupa
reduce
dan
reuse.
Pada tingkat rumah tangga
atau
pemukiman,
Ibu
rumah tangga mempunyai
peran
besar
dalam
mengurangi
produksi
sampah. Hal yang bisa
dilakukan adalah:
- Merubah
kebiasaan
para ibu rumah tangga
dalam berbelanja yakni
biasanya
tidak
membawa
tempat
belanjaan
menjadi
membawa
tempat
belanjaan
ketika
belanja.
- Membiasakan
menggunakan produk
isi ulang
- Menghindari
penggunaan
barang
sekali pakai
- Menggunakan barangbarang atau produk
yang tahan lama atau
masa pakainya lama
- Memberdayakan
barang-barang bekas
- Tempat belanjaan agar
dapat dipakai berulangulang
- Penggunaan
barang
elektronik diusahakan
menggunakan baterai
yang bisa diisi ulang
.
4.
a.
b.
Tingkat
pelayanan
pengelolaan sampah
kota dapat melayani
60%
dari
jumlah
penduduk kota
Pelayanan
perlu
ditingkatkan pada semua
kegiatan
komersil
dan
Rumah tangga.
Pewadahan sampah
yang bersumber dari
kegiatan
domestik
belum
sepenuhnya
dilakukan, dan bahan
untuk
pewadahan
tidak sesuai dengan
SNI yang ada.
Perlu
penambahan
pewadahan agar semua
sumber
sampah
dapat
terlayani.
Wadah yang lebih cocok
adalah terbuat dari plastik,
ringan, mudah dipindahpindah dan memiliki tutup
Pengadaan wadah pada
tahap awal dilakukan oleh
pemerintah kota
c.
Pemilahan dan
Pengolahan
Pemilahan
dilakukan
di
sumber timbulan
terutama
pada
musim
tertentu,
selebihnya
pemilahan
dilakukan setelah
sampai di TPA
dikosongkan.
Menurut
SNI
19- 2454-2002
yang
dimaksud
dengan
pemilahan
sampah
adalah
proses
pemisahan sampah
berdasarkan
jenis
sampah
yang
dilakukan sejak dari
sumbernya
sampai
dengan pembuangan
akhir.
Berdasarkan
PP
No.81 Tahun 2012,
Penyelenggaraan
pengelolaan sampah
meliputi:
a. pengurangan
sampah;
(pembatasan
timbulan,
daur
ulang,
pemanfaatan
kembali sampah)
dan
b. penanganan
sampah.
(pemilahan;
pengumpulan;
pengangkutan;
pengolahan; dan
pemrosesan akhir
sampah)
Pemilahan
dilakukan di TPA
hanya untuk jenis
sampah
yang
bernilai ekonomi,
sementara
sampah B3 (bekas
wadah obat anti
nyamuk, parfume
atau hair spray
dsb) tidak dipilah hal
ini
bisa
membahayakan
petugas
yang
melakukan
pembakaran
di
TPA.
Belum
ada
pengolahan yang
maksimal
untuk
sampah
organik
menjadi kompos
Pengolahan
sampah
masih
terbatas
pada
plastik fit hasil
pencacahan,
namun
potensi
sampah
plastik
jenis lain relatif
banyak
Pemilahan
dilakukan
mulai
dari
sumber
secara rutin oleh rumah
tangga Pemilahan di
TPA selain terhadap
sampah yang bernilai
ekonomis juga harus
dilakukan sampah yang
bersifat
berbahaya
(mudah meledak)
Membuat pilot project
konsep Bank Sampah
untuk
beberapa
kecamatan
sebagai
langkah awal
d.
Pengumpulan
Pengangkutan
e.
TPA
dan
Pengumpulan
dilakukan
sekaligus
ketika
mau
diangkut
ke
TPA,
dengan
pola individual
langsung
Pelaksananya
adalah
petugas
kebersihan
yang
dikoordinir
melalui
kecamatan
dan kelurahan
Periodisasi
pengangkutan
sampah
kegiatan
komersial
selain
pasar
tradisional
adalah 2 kali
sehari
dan
pasar
tradisional
1
kali sehari
Tempat
Pemrosesan Akhir
(TPA)
yang
beroperasi saat ini
hanya satu yakni
Sampah
basah
dianjurkan
untuk
diangkut setiap hari
sedangkan sampah
kering
dapat
dilakukan 1 atau 2
kali seminggu.
Periodesasi
pengangkutan
sampah
dipasar
tradisional
tidak
sesuai
dengan
komposisi
sampah
yang sebagian besar
sampah
organik
sehingga
menimbulkan
bau
busuk,
mengurangi
keindahan
dan
tempat
berkembangnya lalat
sebagai
pembawa
bibit penyakit
Jenis
pengolahan
sampah di TPA perlu
dipertimbangkan
sesuai
dengan
kondisi
lokasi,
Bertambahnya
jumlah
produksi
sampah
seiring
bertambahnya
jumlah penduduk
Periodesasi
pengangkutan
rutin
sehari
1
kali
baik
sampah basah maupun
sampah kering Agar
semua sumber dapat
dilayani.
Memberikan
reward
kepada
petugas
kebersihan
yang
produktif
dan
masa
kerja yang dianggap
lama
dalam
waktu
tertentu
Optimalisasi
lahan
TPA
yang ada dan mengubah
system
open
dumping
menjadi sanitary landfill.
TPA
Terjun pembiayaan,
Kecamatan Medan teknologi,
dan
Marelan
keamanannya.
Berbagai
cara
pengelolaan sampah
di TPA, diantaranya
dengan cara Open
Dumping, Controlled
Landfill dan Sanitary
Landfill.
1. Lahan
urug
terbuka
atau
open
dumping
(tidak
dianjurkan),
dalam
hal
pengelolaan
ini
sampah
hanya
dibuang
atau
ditimbun disuatu
tempat
tanpa
dilakukan
penutupan
dengan
tanah
sehingga
dapat
menimbulkan
gangguan
terhadap
lingkungan
seperti
perkembangan
vektor penyakit,
bau, pencemaran
air
permukaan
dan
air
tanah
serta
rentan
terhadap bahaya
kebakaran
dan
longsor.
Open
Dumping
menggunakan
pola
menghamparkan
sampah di lahan
terbuka
tanpa
dilakukan
penutupan
lagi
dengan
tanah.
Metoda
Open
Dumping
dapat
menimbulkan
keresahan
terhadap
masyarakat yang
ada di sekitarnya,
selain juga telah
mengganggu
keindahan kota.
2. Penimbunan
terkendali
(controlled
landfill),
merupakan
teknologi
peralihan antara
open
dumping
dengan sanitary
landfill.
Pada
metode
controlled landfill
dilakukan
penutupan
sampah dengan
lapisan
tanah
secara berkala.
3. Lahan
urug
saniter (sanitary
landfill),
pada
metode
ini
sampah di TPA
ditutup
dengan
lapisan
tanah
setiap
hari
sehingga
pengaruh sampah
terhadap
lingkungan akan
sangat
kecil.
Sanitary Landfill
Ini
merupakan
salah
satu
metoda
pengolahan
sampah
terkontrol dengan
sistem
sanitasi
yang
baik.
Sampah dibuang
ke TPA (Tempat
Pembuangan
Akhir). Kemudian
sampah
dipadatkan
dengan
traktor
dan
selanjutnya
di tutup tanah.
Cara
ini
akan
menghilangkan
polusi
udara.
Pada
bagian
dasar
tempat
tersebut
dilengkapi sistem
saluran leachate
yang
berfungsi
sebagai
saluran
limbah
cair
sampah
yang
harus
diolah
terlebih
dulu
sebelum dibuang
ke sungai atau ke
lingkungan.
Di
Sanitary Landfill
tersebut
juga
dipasang pipa gas
untuk
mengalirkan gas
hasil
aktivitas
penguraian
sampah.