You are on page 1of 18

ETIKA PENGEMBANGAN DAN

PENERAPAN IPTEKS DALAM


PANDANGAN ISLAM
Deya Heryani Putri (SR122060690)
Reski Andari (SR122060756)

Sub Pokok Bahasan


Sinergi dan pengintegrasiannya

Paradigma Ilmu tidak bebas nilai

Paradigma Ilmu bebas nilai


Perlunya akhlak islami dalam
penerapan IPTEKS

Apa itu ETIKA ?

Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika


berasal dari kata Latin Ethicos yang
berarti kebiasaan.
Etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan
masalah perbuatan atau tingkah laku
manusia, mana yang dapat dinilai baik dan
mana yang dapat dinilai tidak baik.

Sinergi Dan Pengitegrasianya


Dengan Nilai Dan Ajaran Islam
Agama dan ilmu sangatlah saling terkait.
Agama tidak hanya untuk agama,
melainkan untuk diterapkan dalam
kehidupan dengan segala aspeknya.
Kemajuan spritual manusia dapat diukur
dengan tinggi nilai yang tak terbatas yang
ia berikan kepada objek yang ia sembah.
Dalam sejarah manusia, ilmu dan agama
selalu tarik menarik dan berinteraksi satu
sama lain.

Filsafat dan agama merupakan pendekatan


mendasar menuju pada kebenaran.
Filsafat dapat digambarkan sebagai ilmu
tentang realitas yang didasarkan atas
metode demonstrasi yang meyakinkan,
suatu metode yang merupakan gabungan
dari intuisi intelektual dan putusan logis
yang pasti.

Ilmu Dan Nilai


Ilmu pengetahuan adalah suatu produk
pemikiran manusia yang sekaligus
menyesuaikan antara hukum-hukum
pemikiran dengan dunia luar.
Daoed Joesoef menunjukkan bahwa
pengertian ilmu mengacu pada tiga hal,
yakni

Produk-produk
Proses dan
Masyarakat

Teori nilai berfungsi mirip dengan agama


yang menjadi pedoman kehidupan manusia.
Dalam teori nilai terkandung tujuan
bagaimana manusia mengalami kehidupan
dan memberi makna terhadap kehidupan
ini.

Paradigma Ilmu Tidak Bebas


Nilai
Ilmu itu selalu terikat dengan nilai dan harus
dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai.
salah satu filsof yang mengerti teori value bond, yaitu
Jurgen Habermas membedakan ilmu menjadi 3 macam
sesuai dengan kepentingan masing-masing, yaitu :

Pengetahuan yang pertama, berupa ilmu-ilmu alam yang


bekerja secara empiris-analitis.
Pengetahuan yang kedua, berlawanan dengan pengetahuana
yang pertama, karena tidak menyelidiki sesuatu dan tidak
menghasilkan sesuatu, melainkan memahami manusia sebagai
sesamanya, memperlancar hubungan sosial.
Pengetahuan yang ketiga, teori kritis.

Paradigma Ilmu Bebas


Nilai
Dalam bahasa Inggris sering disebut
dengan value free.
Menyatakan bahwa ilmu dan teknologi
adalah bersifat otonom.
Bebas nilai berarti semua kegiatan terkait
dengan penyelidikan ilmiah harus
disandarkan pada hakikat ilmu itu sendiri.

Perlunya Akhlak Islami Dalam


Penerapan IPTEKS
Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni dalam
kehidupan umat manusia.
Martabat manusia disamping ditentukan oleh
peribadahannya kepada Allah, juga ditentukan
oleh kemampuannya mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
Islam sangat mendukung umatnya untuk
melakukan research dan bereksperimen
dalam hal apapun, termasuk dalam IPTEKS.

Bagi Islam, IPTEKS adalah termasuk ayatayat Allah yang perlu digali dan dicari
keberadaannya.
Artinya: Katakanlah (Muhammad):
lakukanlah nadzar (penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah) mengenai
apa yang ada di langit dan di bumi ...( QS.
Yunus ayat 101)

Peran pertama yang dimainkan Islam dalam


ipteks, yaitu aqidah Islam harus dijadikan
basis segala konsep dan aplikasi ipteks.
Peran kedua Islam dalam perkembangan
iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan ipteks.

Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada


banyak ayat dan juga hadits yang mewajibkan
umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk
menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum
Allah dan Rasul-Nya. Antara lain firman Allah:
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya)
tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap
putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya. (Qs. an-Nisaa` [4]: 65).

KESIMPULAN

IPTEKS yaitu Ilmu Teknologi dan Seni adalah suatu hal


yang sangat diperhatikan dalam Islam.
martabat manusia disamping ditentukan oleh
peribadahannya kepada Allah, juga ditentukan oleh
kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu Islam mewajibkan setiap umat muslim
untuk menuntut ilmu, karena manusia adalah makhluk
yang telah dikaruniai potensi akal yang sepatutnya
diperintahkan untuk berfikir dan berilmu.
Sejatinya, ilmu adalah amal jariyah maka IPTEK dan
Seni haruslah dijalankan sesuai dengan hukum dan
syara dan yang patut dipertimbangkah adalah
mengenai halal-haramnya, bukan manfaatnya saja.

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari


Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti
pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat
sedikitlah kamu mengambil pelajaran
(daripadanya). (Qs. Al-Araf ayat 3)

Sabda Rasulullah Saw :


Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang
tidak ada perintah kami atasnya, maka
perbuatan itu tertolak. [HR. Muslim].

Daftar Pustaka
Ahmad Baiquni. 1982. Islam Dan Ilmu
Pengetahuan Modern. Jakarta: Penerbit Pusaka
M. Dawam Rahardjo. 1996. Ensiklopedia AlQuran. Jakarta: Paramadina
M. Quraish Shihab. 2003. Wawasan Al-Quran
Edisi XIV. Bandung: Mizan
Asbar Salim. Etika Pengembangan Dan
Penerapan IPTEKS Dalam Pandangan Islam.
(2015). Diunduh dari
http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/03/
etika-pengembangan-dan-penerapan-ipteks.html
. Diakses pada tanggal 30 Maret 2015.

TERIMAKASIH
Assalamualaikum Wr. Wb

You might also like